Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) merupakan macam gigi
tiruan yang dipilih pada pasien yang ingin mengganti gigi depannya
dengan cepat, karena gigi aslinya yang sudah tidak dapat
dipertahankan lagi, disebabkan karena trauma, kelainan periodontal
atau kerusakan gigi yang parah tanpa melalui masa ompong
(Immediate Denture). Tujuan dari pembuatan Immediate Denture
adalah untuk mempertahankan estetik, sehingga pasien tidak
kehilangan rasa percaya dirinya. Keuntungan dari pemasangan
Immediate Denture adalah penyembuhan luka cabut yang lebih
cepat, kerugiannya tidak ada tahapan pasang coba, sehingga untuk
memperoleh GTSL yang diharapkan, perlu direncanakan lebih teliti
pada saat penyusunan gigi pada model studi, terutama pada area
sekitar gigi yang akan dicabut sehingga pemasangan gigi tiruan
tidak menyebabkan efek negatif pada pemakaian gigi tiruan dan
tujuan dari pembuatan GTSL untuk memperbaiki penampilan,
mengembalikan fungsi kunyah dan memelihara kesehatan mulut
dapat tercapai.

1.2 BATASAN TOPIK


1.2.1 Prosedur Diagnosa
1.2.1.1 Anamnesa
1.2.1.2 Pemeriksaan Klinis
1.2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
1.2.2 Diagnosa dan Prognosis
1.2.3 Rencana Perawatan Pendahuluan
1.2.4 Pembuatan GT (Immediate Denture)
1.2.4.1 Immediate Denture sebagai Transisional Denture
1.2.4.2 Definisi
1.2.4.3 Indikasi dan Kontraindikasi
1.2.4.4 Perbedaan
1.2.4.5 Sifat dan Bahan
1.2.4.6 Penatalaksanaan Immediate Denture
1.2.4.7 Macam Immediate Denture
1.2.4.8 Macam Konstruksi Immediate Denture
1.2.4.9 Kelebihan dan Kekurangan

1
1.2.4.10 Tujuan dari incisal grinding dan occlusal adjusment
1.2.5 Insersi dan After Care

1.3 PETA KONSEP

Keluhan
(Ingin mengganti gigi depan dengan cepat)

Anamnesa Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa
Prognosis Bidang BM

Rencana Perawatan Bidang Perio


Pendahuluan
Bidang Prosto

Pembuatan GT

Transisional Denture Immediate Denture

1. Definisi

2. Indikasi dan Kontraindikasi

3. Perbedaan Immediate dan Transisional Denture


BAB
4. SifatIIdan Bahan

5. Penatalaksanaan Immediate Denture

6. Macam-macam Immediate Denture

7. Macam-macam Konstruksi Immediate Denture

Insersi dan8.After
Kelebihan
Care dan Kekurangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prosedur Diagnosa


Identitas Pasien
- Nama penderita : Ny. Ani
- Alamat rumah : Jln. Arief Rachman Hakim 15
- Telepon : 031-7654321
- Pekerjaan : Cleaning service
- Alamat kantor : Jln. Arief Rachman Hakim 150
- Telepon kantor : 031-5945894
- Jenis kelamin : Perempuan
- Umur : 45 tahun

2.1.1 Anamnesa
 Keluhan / keinginan : Pasien datang ingin membuat gigi
tiruan terutama bagian depan atas yang goyang akibat jatuh
dan pasien tidak ingin terlihat ompong
 Riwayat geligi : Gigi 11 dan 21 protusif dan goyang 2’
akibat trauma
 Pengalaman dengan GT: Belum pernah memakai gigi tiruan
 Pembiayaan : Ditanggung kantor

3
 Lain-lain : Tidak mempunyai riwayat penyakit
sistemik

2.1.2 Pemeriksaan Klinis


Ekstra Oral
 Sendi TMJ : t.a.k
 Bentuk wajah : ovoid / oval
 Mata : t.a.k
 Hidung : t.a.k
 Bibir : t.a.k

Intra Oral
 Status umum : gigi goyang, supraposisi, sisa akar
 Jaringan lunak : kemerahan di anterior RB, resesi
gingiva

4
 Oklusi : ada
1. Oklusi Statik
a. Hubungan gigi posterior (cusp to marginal ridge)
- sisi kiri :-
- sisi kanan :-
b. Hubungan gigi posterior (cusp to fossa)
- sisi kiri : 25 & 35
- sisi kanan : 17 & 47
c. Hubungan gigi anterior (dalam nun)
- Overjet : 1 mm
- Overbite :-
2. Oklusi Dinamik : Unilateral Balance Occlusion (UBO)
 Gangguan oklusi :-
 Vestibulum : M P A P M
1. Dalam 2 - 1 - - RA
2. Dangkal 2 - - - 2 RB

 Bentuk insisif pertama atas :


1. Square
2. Ovoid 2

3. Tapering

5
 Bentuk ridge :
1. Square
- 2 - RA
2. Ovoid
- - - RB
3. Tapering
4. Flat

 Bentuk dalam palatum :


1. Square
2
2. Ovoid
3. Tapering

 Torus mandibularis :
1. Besar Ka Ki
2. Kecil 3 3
3. Flat

 Exostosis :
M P A P M
1. Ada
- - - - - RA
2. Tidak ada
- - - - - RB

 Frenulum :
Buc Lab Buc
1. Tinggi
- - - RA
2. Rendah
2 - - 2 RB

 Relasi ridge / gigi :


Transversa Depan
1. 80o 1. Normal
1 2
2. 80o 2. Pregeni
3. Prognati
 Torus palatinus :
1. Besar
2

6
2. Kecil
3. Flat

 Tuber maxilla :
Ka Ki
1. Besar
- -
2. Kecil

 Retromylohyoid:
Ka Ki
1. Dalam
- -
2. Dangkal

2.1.3 Pemeriksaan Penunjang


Gigi 11, 21 : periapikal radiolusen
Gigi 26 : resorbsi alveolar crest sampai bifurkasi / trifurkasi

2.2 Diagnosis dan Prognosis


Diagnosis :
 Gangren radix gigi 14, 24, 27, 38, 46, 48
 Goyang 2’ gigi 11, 21
 Gigi supraposisi gigi 15, 44, 45 di incisal grinding dan occlusal
adjustment
 Gigi goyang 2’ dan supraposisi gigi 26
 Edentulous ridge gigi 13, 16, 22, 36, 37
 Gingivitis marginalis kronis oleh karena kalkulus gigi 31, 32, 41, 42

Prognosis :
Baik karena usia antara 20-55 tahun, tidak mempunyai penyakit
sistemik

2.3 Rencana Perawatan Pendahuluan


1. Penetapan gigit pendahuluan : ada
Penetapan gigit pendahuluan adalah penetapan gigit yang
dilakukan sebelum pencabutan sehingga tidak menyebabkan
kehilangan dimensi vertikal.
2. Bidang pengawet gigi : -
3. Bidang periodontologi : scalling gigi 31, 32, 41, 42

7
4. Bidang bedah mulut : ekstraksi sisa akar gigi 14, 24, 27, 38, 46, 48
ekstraksi gigi 11, 21 (didahulukan)
5. Bidang orthodonsia : -
6, Penyesuaian oklusi I-II : incisal grinding gigi 15 (untuk memperbaiki
estetik) serta occlusal adjusment (untuk mendapatkan oklusi yang
ideal) gigi 26, 44, 45
7. Perawatan lain : -
Macam gigi tiruan : GTSL RA dan RB

Rencana perawatan pendahuluan di bidang bedah mulut : ekstraksi


Tahapan ekstraksi :
1. Lakukan anastesi lokal pada daerah gigi yang akan diekstraksi,
pada kasus utamanya di daerah gigi 11, 21. Asepsis daerah yang
akan dilakukan penyuntikan
2. Pilih forceps yang dibutuhkan, pada gigi 11, 21 menggunakan
maxillary anterior forceps (yang beaknya terbuka)
3. Kemudian luksasi gigi ke arah lateral sehingga gigi dirasa mudah
untuk dicabut
4. Waktu mencabut, usahakan trauma sekecil mungkin
5. Apabila gigi sudah tercabut, periksa soket untuk memastikan tidak
ada sisa gigi / fragmen tulang
6. Kompresi soket, lalu gigit tampon kurang lebih 30 menit sampai
dengan 1 jam
7. Apabila ada bagian yang perlu dijahit, dilakukan proses suturing.
Jahitan dilepas kurang lebih 7 hari pasca ekstraksi
8. Saat ekstraksi hindari trauma pada penderita karena akan
mempengaruhi daripada proses pemasangan gigi tiruan
9. Instruksi pasca pencabutan pada penderita :
 Tidak makan sebelum efek anastesi hilang, dengan tujuan agar
penderita tidak tergigit

8
 Untuk penderita perokok dianjurkan untuk tidak merokok dalam
waktu 24 jam
 Untuk mengunyah mempergunakan sisi yang tidak dicabut
 Tidak diperkenankan menghisap-hisap daerah bekas
pencabutan
 Meminum obat yang telah diresepkan dokter (seperti analgesik,
antiinflamasi serta anti koagulan)
 Menjelaskan manfaat dari instruksi dan akibat bila penderita
tidak mematuhi instruksi
 Kontrol pasca pencabutan
Setelah 24 jam pasca ekstraksi, protesa bisa dipasang pada penderita
adalah kontrol 24 jam.
(Anderson, 2001)

2.4 Pembuatan Gigi Tiruan (Immediate Denture)


2.4.1 Immediate Denture sebagai Transisional Denture
Immediate denture sebagai transitional denture :
Pada kasus, dilakukan ekstraksi pada gigi 11 dan 21 lalu dibuatkan
immediate denture tipe IID pada kedua gigi tersebut karena pasien tidak
ingin terlihat ompong (membutuhkan estetik). Immediate denture pada
kasus ini dapat direlining dan rebasing setelah terjadi resorbsi tulang
alveolar dan setelah semua perawatan pendahuluan selesai dilakukan.
Bahan yang digunakan adalah cold cure (self cure) acrylic karena proses
pembuatannya lebih cepat dibandingkan heat cured acrylic, hal ini sesuai
dengan keinginan pasien yang membutuhkan gigi tiruannya segera.

2.4.2 Definisi
Definisi immediate denture:
 Pembuatan gigi tiruan yang dilakukan sebelum pencabutan dan
segera dipasang setelah pencabutan yang sangat membantu
estetik tetapi menimbulkan ketidaknyamanan karena tidak ada
pasang coba

9
 Gigi tiruan lengkap atau gigi tiruan sebagian lepasan yang dibuat
untuk menggantikan gigi yang dicabut sesegera mungkin (Osborne,
1989)

2.4.3 Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi :
 Karies gigi yang parah
 Kelainan periodontal
 Kelainan dalam posisi dan susunan gigi anterior (dapat disertai
dengan kelainan bentuk rahang)
 Gigi yang mengalami perubahan warna
 Pada usia dewasa muda dan madya
 Gigi depan tanggal
 Gigi goyang karena trauma
(Prof Iskandar, 2001)

Kontraindikasi :
 Pasien dengan multiple periapikal / abses periodontal
 Pasien yang mempunyai penyakit sistemik yanng tidak terkontrol
seperti diabet
 Pasien dengan hemofili / penyakit christmas
 Pasien dengan gross oral neglect
 Pasien setelah pasca radiasi
 Kista / gigi impaksi
 Pasien yang tidak kooperatif
 OH yang buruk
(Anderson, 2001)

2.4.4 Perbedaan
CID (Conventional Immediate Denture) IID (Interim Immediate Denture)
1. Digunakan sebagai protesa jangka Digunakan sebagai protesa
panjang jangka pendek

10
2. Hanya gigi anterior yang tersisa Gigi anterior dan posterior yang
tersisa
3. Retensi dan stabilitas lebih baik Retensi dan stabilitas jelek
4. Harganya lebih murah Harganya jauh lebih mahal
5. Prosesnya lebih lama Prosesnya lebih cepat
6. Diindikasikan ketika gigi anterior yang Diindikasikan ketika gigi anterior
tersisa dan posterior masih ada
7. Diindikasi ketika px dapat berfungsi tanpa Diindikasi ketika px tidak dapat
gigi posterior berfungsi tanpa gigi posterior
8. Hanya gigi anterior yang dicabut Gigi anterior dan posterior yang
dicabut
9. Estetik tidak dapat dirubah Bisa mengalami perubahan
estetik
10 Pasien mempunyai 1 gigi tiruan Pasien mempunyai gigi tiruan
. lebih dari 1
11. Jika semua gigi posterior dihilangkan, Karena gigi posterior tidak perlu
maka oklusi dari dimensi vertikal tidak untuk dihilangkan sebelum
dapat terlihat pembuatan IID, maka dimensi
vertikalnya masih terlihat
12 Kontraindikasi pada pasien yang Diindikasikan ketika pasien
. mempunyai rencana terapi yang mempunyai prosedur yang
kompleks (perawatan perio, crown, fixed kompleks yang akan mengubah
partial denture) yang akan mempengaruhi dimensi vertikal. Misalnya
dari dimensi vertikal transisional RB dibuat, setelah
prosedurnya selesai dilakukan
bisa dibuatkan protesa yang
baru
(Zarb, 2002)

2.4.5 Sifat dan Bahan


Bahan : self cured / heat cured
 Kontrol resorbsi direlining (akrilik self cured)
 Berat molekul self cured lebih rendah dibanding heat cured
 Distorsi self cured lebih tinggi daripada heat cured
 Warna lebih jelek yang self cured

11
 Kekuatan lebih baik yang heat cured
Cold cured tidak seefisien heat cured karena menghasilkan bahan yang
mempunyai berat molekul yang lebih rendah sehingga mempengaruhi
kekuatan resin akrilik dan meningkatkan monomer sisa. Cold cured adalah
weaker, softer, lebih porus, warna tidak stabil, setelah proses polimerisasi
kandungan monomer sisa dapat lebih dari 5%. Pada kasus ini, bahan
yang digunakan adalah cold cure (self cure) acrylic karena proses
pembuatannya lebih cepat dibandingkan heat cured acrylic, hal ini sesuai
dengan keinginan pasien yang membutuhkan gigi tiruannya cepat /
segera.
(Craig, 2002)

2.4.6 Penatalaksanaan Immediate Denture


Penatalaksanaan Immediate Denture

1. Rekaman pra ekstraksi


Data – data gigi yang akan dicabut dan perlu dicantumkan dalam
rekaman ini, antara lain warna, bentuk, dan ukuran serta posisi /
inklinasi gigi
2. Model studi
Model studi yang dibuat sebelum geligi dicabut, sangat membantu
penelaahan segala sesuatu mengenai gigi yang akan diganti
3. Persiapan gigi : incisal grinding untuk gigi rahang bawah anterior dan
oklusal adjusment untuk gigi rahang bawah posterior
4. Preparasi pendahuluan dalam mulut
Hal ini dilaksanakan sebelum pencetakan kedua dilaksanakan untuk
memperoleh model kerja yang lebih akurat. Preparasi ini biasanya
meliputi :
 Tempat sandaran oklusal
 Permukaan oklusal, maupun axial bidang bimbing, sehingga
pemasangan dan pengeluaran protesa menjadi lebih mudah
 Bidang proximal gigi yang akan dicabut sehingga batas antara gigi
yang akan dicabut dengan tetangganya lebih jelas. Dengan cara ini
pembuatan jadi lebih tepat

12
5. Model kerja
Model kerja didapat dengan pengecoran cetakan kedua yang dibuat
setelah semua preparasi pendahuluan selesai dilaksanakan
6. Gigi 11, 21 dipotong atau di radir
7. Menyusun anasir gigi anterior pada model kerja dengan malam merah
8. Prosesing akrilik
9. Anastesi lokal selanjutnya gigi 11, 21 diekstraksi
10. Diberi obat analgesik, antibiotik, anti perdarahan
11. Suturing pada gigi 11, 21
12. Insersi gigi tiruan (IID)
13. Px pulang diberi instruksi (tidak melepas gigi tiruan selama 24 jam dan
besoknya kontrol)
(Gunadi dkk, 2000)

Untuk RA termasuk kelas 2 modifikasi 5


Untuk RB termasuk kelas 2 modifikasi 1
Gigi 25 menggunakan klamer 2 jari karena kasus yang mukosa borne
Gigi 23 menggunakan klamer gillet
Gigi 12 menggunakan klamer gillet
Gigi 15 menggunakan oklusal rest dan gigi 17 menggunakan klamer 3 jari
Gigi 35 menggunakan klamer 2 jari
Gigi 45 dan 47 menggunakan klamer 3 jari

2.4.7 Macam Immediate Denture


Macam intermediate denture:
1. Konvensional / Classic Immediate Denture (CID)
adalah setelah immediate denture ditempatkan dan proses
penyembuhan telah selesai maka gigi tiruan tersebut direlining yang
nantinya akan digunakan sebagai proses jangka panjang.
2. Transisional / Non Tradisional / Interim Immediate Denture (IID)
adalah setelah immediate denture ditempatkan dan proses
penyembuhan telah selesai maka akan dibuat gigi tiruan baru yang
nantinya akan digunakan sebagai protesa jangka panjang.
(Zarb, 2002)

13
2.4.8 Macam konstruksi Immediate Denture
Ada 2 macam konstruksi immediate denture:
1. Open Face Denture / Socketing / tanpa sayap labial
 Merupakan bentukan yang simple dari immediate denture
 Gigi buatan didekatkan pada soket dan tidak menggunakan sayap
 Digunakan jika retensi cukup didapatkan dari rest prosesus alveolaris
 Lebih banyak digunakan di rahang atas daripada di rahang bawah
 Digunakan jika bentuk ridgenya masih bagus dan dapat digunakan
sebagai retensi

2. Closed Face Denture / Flanged Denture / dengan sayap labial


 Dibagi menjadi dua, yaitu bisa sebagian sayap / keseluruhan sayap.
 Digunakan jika bentuk ridgenya tidak bagus dan tidak dapat
digunakan sebagai retensi.
Pada kasus digunakan yang flanged denture / menggunakan sayap
karena gigi 11 dan 21 protusi (Anderson, 2001)

2.4.9 Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan:

Kebutuhan akan perbaikan estetik dapat segera teratasi

14
Tidak mengalami masa ompong

Susunan dan posisi gigi-gigi anterior dapat sesuai dengan kondisi


gigi-gigi aslinya atau mungkin lebih baik

Kontur fasial tidak berubah

Gangguan kerja profesinya relatif tidak terganggu

Adaptasi dengan immediate denture cepat

Kekurangan:

Dana relatif banyak

Tidak adanya pasang percobaan malam

Lebih sering dan teratur -> relining -> protesa baru

Dipergunakan kunjungan ke dokter gigi setelah pemasangan

(Prof Iskandar, 2001)

2.4.10 Tujuan dari insisal grinding dan occlusal adjusment


Tujuan insisal grinding adalah untuk mendapatkan estetik sehingga
memudahkan penyusunan gigi anterior. Tujuan occlusal adjusment
adalah untuk mendapatkan oklusi dan artikulasi yang ideal.

2.5 Insersi dan After Care


Insersi:
- Protesa dipasang segera setelah tindakan bedah
- Perbaikan kesalahan oklusi setelah 24 jam
- Tes fonetik
- Oklusal rest tepat / tidak boleh miring
- Basis gigi tiruan fit / tidak
- Cek oklusi
- Instruksi:

o Tidak melepas gigi tiruan selama 24 jam. Hari kedua dilepas


untuk pembersihan dengan sikat halus dan sabun

o Diet lunak untuk menghindari trauma pada daerah pencabutan

15
o Hindari makan minum panas untuk mencegah perdarahan

o Bila perlu, kompres dengan es

o Setelah makan lalu kumur-kumur (kumur-kumur jangan terlalu


keras untuk mencegah lepasnya bekuan darah)

o Analgetika untuk mengurangi rasa sakit

Aftercare
1. Kontrol pertama
Pasien harus kembali untuk kontrol sehari (24 jam) setelah
pemasangan atau pembedahan. Geligi tiruan dibuka, luka diperiksa
dengan cermat dan daerah operasi diirigasi lagi dengan larutan saline
normal. Adanya tekanan pada jaringan lunak mulut terlihat dari adanya
pembengkakan. Jika masih ada pembengkakan, oklusi belum dapat
diperbaiki. Namun bagian protesa yang menyebabkan penekanan
berlebih dapat langsung dikurangi. Pada kunjungan ini pasien
diberitahu cara-cara pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan. Selain
itu diinstruksikan pula untuk memakai protesa ini siang dan malam hari
dalam minggu pertama. Penderita disarankan untuk tidak mengunyah
makanan yang terlalu keras. Cara ini akan meningkatkan peredaran
dan suplai darah, sehingga mempercepat kesembuhan. Pemakaian
obat kumur yang paling murah tetapi efisien adalah larutan saline
normal hangat, satu setengah sendok teh garam dapur dalam segelas
penuh air hangat. Jika setelah 24 jam daerah operasi sudah bersih dan
koreksi yang dibutuhkan sedikit saja, kontrol tahap kedua dilakukan 7
hari setelah pencabutan. Sebaliknya, untuk kasus di mana banyak
dilakukan koreksi, kontrol berikut disarankan 3 hari sesudahnya.

2. Kontrol kedua
7 hari setelah operasi, koreksi lanjutan dapat dilaksanakan dan benang
jahitan dapat dibuang. Koreksi ini biasanya berupa penghilangan
gangguan oklusi dan artikulasi. Penderita diinstruksikan berlatih
memanjangkan bibir atasnya setiap hari. Bila pada saat ini sudah

16
terlihat adanya resorbsi, pelapisan kembali mungkin diperlukan.
Selanjutnya kontrol dilakukan sebulan kemudian, lalu secara rutin
sekali dalam 6 bulan. Kontrol periodik bagi pemakai gigi tiruan
immediate maupun konvensional sama pentingnya.
(Gunadi, 2000)

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

17
Dari kasus jabaran pemicu dapat disimpulkan bahwa :

 Klasifkasi Kennedy:
 Rahang atas  klas II modifikasi 5
 Rahang bawah  klas II modifikasi 1
 Terapi GTSL pada kasus ini :
menggunakan bahan akrilik self cured karena proses
pembuatannya lebih cepat dibandingkan heat cured acrylic, hal ini
sesuai dengan keinginan pasien yang membutuhkan gigi tiruannya
segera.

 Konstruksi GTSL :
 Rahang atas
Direct retainer: klamer 2 jari pada gigi 25; klamer 3 jari pada
gigi 17, klamer gillet pada gigi 12 dan 23, oklusal rest pada
gigi 15
 Rahang bawah
Direct retainer: klamer 2 jari pada gigi 35, klamer 3 jari pada
gigi 45 dan 47
 Setelah insersi selesai dilakukan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
 Oklusi Sentrik dan Eksentrik
 Estetik dan Appearance (penampilan) penderita
 Tes Phonetik
 Untuk tindakan after care, hal-hal yang harus dilakukan adalah :
 Dilakukan kontrol 24 jam, 3 hari, 7 hari, dan 1 bulan
 Pasien diberi instruksi khusus, yaitu :
- Tidak melepas gigi tiruan selama 24 jam, hindari makan
minum panas untuk mencegah perdarahan
- Tidak membandingkan gigi tiruan miliknya dengan milik
orang lain  kemampuan adaptasi tiap individu tidak sama /
berbeda
 Perlu dilakukan periodic recall atau kontrol secara periodic

18
 Harus ada kerja sama yang baik antara tekniker, operator dan
pasien

DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson, J, Storer,R. 2001. Immediate and Replacement
Dentures. Blackwell Scientific Publications.
2. Cardash, 2007. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1532-
849X.2008.00370.x/full
3. Craig RG and Powers, 2002. Restorative Dental Material,
11thedition. St.Louis: The Mosby
4. Gunadi, HA dkk, 2000. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian
Lepasan Jilid II, Jakarta, Hipokrates, hal.367-377
5. Henderson.D. & Steffel. V. L , 1987. Mc.Cracken’s Removable
Partial Prosthodontic

19
6. Iskandar Prof. 2001. Immediate Denture. Indikasi dan
Kontraindikasi
7. Miller. E. L 1987 : Removable Practical Prosthetic
8. Osborne, J & Lammie,GA, 1989 Partial Denture
9. Watt and MacGregor AR, 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan
Lengkap. Jakarta: Hipokrates
10. Widaningsih 2010 : Hand Out Immediate Denture
11. Zarb-Bolender, 2011. Mc.Cracken, Removable Fixed
Prosthodontics 12th ed, Mosby Company
12. Zarb, et al, 2002 ; Boucher’s Prostodontic Trreatment for
Edentulous Patient

20

Anda mungkin juga menyukai