Anda di halaman 1dari 15

Beberapa Sikap Akhlaq Yang Baik

1. Amanah.
2. Sidqu. ( benar/jujur )
3. Wafa’ . ( menepati janji )
4. Adil.
5. Ifafah. ( memelihara kesucian diri )
6. Haya’. ( malu )
7. Arief/Bijaksana.
8. Syajayah. ( berani karena benar)
9. Sehat dan Kuat (Al-Quwwah.)
10. Sabar , Lemah – lembut , Kasih-sayang.
11. Hemat.
12. Ikhlas.
13. Pemaaf.
14. Khusyuk.
15. Syakha’. ( murah hati )
16. Berilmu.
17. Tawaddu’. ( rendah hati )
18. Syukur Nikmat.
19. Tawakal Allah.
20.Zuhud. ( tidak diperbudak dunia / harta )
21. Dll

BERKASIH – SAYANG DAN LEMAH – LEMBUT ANTAR SESAMA , KHUSUSNYA


ANTAR SAUDARA SEIMAN.

1.. “ BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM “ , “ Dengan menyebut nama ALLAH Yang


Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. ( Al Faatihah , 1 : 1 ) , “ Dan Allah sangat Penyayang
kepada hamba-hamba-Nya.” ( Ali Imran , 3 : 30 ) , “ Sesungguhnya Allah sangat berbelas
kasihan dan suka kasih-sayang , lemah lembut dalam segala hal.” ( HR. Bukhari & Muslim )
, Walladziina aamanuu assyaddu hubban lillaah = “ Dan Orang – orang beriman itu sangat
cinta kepada Allah . “ ( Al baqarah , 2 : 165 , dibuktikannya dengan mengikuti Rasululloh
saw. baca Alii’imraan’ , 3 : 31 ! ! )

2. “ Allah adalah sebaik-baik penjaga dan DIA adalah Maha Penyayang diantara para
penyayang .” ( Yusuuf , 12 : 64 )

3. “ Sesungguhnya telah datang kepada-mu seorang Rasul dari kaum-mu sendiri , berat
terasa oleh-nya penderitaan-mu , sangat menginginkan ( keimanan dan keselamatan ) bagi-
mu , amat belas-kasihan lagi penyayang bagi orang-orang mu’min.” ( At Taubah , 9 :
128 ) , “ Sesungguhnya Ibrahim adalah sangat lembut hatinya lagi penyantun.” ( At taubah , 9
: 114 ) ,

4. Kemudian termasuk golongan orang-orang yang beriman dan nasehat – menasehati (


supaya ) sabar dan nasehat - menasehati supaya berkasih sayang. ( Al Balad , 90 : 17 )

5. Katakanlah : “ Aku tidak meminta kepada-mu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali
kasih-sayang dalam kekeluargaan. “ ( Asy Syuura , 42 : 23 )

6. “ Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan beramal soleh , Yang Maha Pengasih
akan membuat kasih – sayang bagi mereka “ ( Maryam , 19 : 96 )

7. “ Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” ( Ali Imran , 3 : 30 ) , “


Dan Orang yang beriman sangat cinta kepada Allah “ ( Al Baqarah , 2 : 165 ) , Katakanlah ,
“ Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah , ikutilah aku ( Muhammad ) , niscaya Allah
mencintai-mu dan mengampuni dosa-dosa-mu .“ ( Aali ‘Imran , 3 : 31)

8. “ DAN SEDERHANAKANLAH DALAM BERJALAN DAN LUNAKKAN


SUARAMU SESUNGGUHNYA SEBURUK – BURUK SUARA ADALAH SUARA
KELEDAI.” (Lukman , 31 : 19 )

9. “ Maka karena rahmat dari Allah , engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka ,
sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar , tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitar-mu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka , dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan. Maka apabila kamu telah
membulatkan tekad bertawakallah kepada Allah. Sesung -guhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal.”( Aali ‘Imraan , 3 : 159 )

10. “ Dan berilah peringatan kepada kerabat-mu, dan lemah lembutlah terhadap orang-orang
yang mengikuti-mu dari orang-orang mukmin.” ( Asy Syu’araa’ , 26 : 214 – 217 )

11. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah ,
memasukkan kesenangan kedalam hati seorang muslim. ( Athabrani )

12. Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih
muda , dan tidak menghormati orang yang lebih tua , dan tidak beramar makruf dan nahi-
munkar.( HR. Attimidzi )

13. “ Barang siapa tidak mengasihi dan menyayangi manusia maka dia tidak dikasihi dan
tidak disayangi Allah “ ( HR. Al Bukhari )

14. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut
maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan meng - hormati-nya. ( HR.
Attirmidzi )

15. Diriwayatkan dari Abu Hamzah, Anas Bin Malik r.a. Sabda Nabi Muhammad SAW : “
Tiada sempurna Iman salah seorang dari kalian sehingga ia mencintai saudaranya seperti
cinta nya kepada dirinya sendiri. “ ( HR Bukhari & Muslim )

16. “ Sungguh berbahagialah orang yang mampu bergaul dengan orang-orang baik dan
berilmu , serta memberikan kasih-sayang kepada orang-orang yang hina dan miskin “
HR.Bukhari )

17. Berjama’ah Menjaga dan memelihara Dunia / Alam ( keseimbangannya ) dan


memanfaatkannya secara benar , Allah SWT. telah ciptakan dengan baik dan sempurna Alam
Dunia ini , dan wajjib dijaga dan dipelihara sebaik – mungkin , dijaga dari pengrusakan. Dll. (
Bekasih sayang dengan Alam )
18. DLL.

WALLAHU TA'ALA A'LAM BISH SHAWAB.


mas iman

Catatan :

Akhlakul Karimah dan Pengertiannya

Pengertian Akhlak

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia, akhlak diartikan sebagai budi


pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak (akhlaq) di
artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun
kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak
terdapat di dalam Al Qur'an. Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam
hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan semakna akhlak dalam al
Qur'an adalah bentuk tunggal, yaitu khuluq, tercantum dalam surat al
Qalam ayat 4: Wa innaka la'ala khuluqin 'adzim, yang artinya:
Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang
agung. Sedangkan hadis yang sangat populer menyebut akhlak adalah
hadis riwayat Malik, Innama bu'itstu liutammima makarima al akhlagi,
yang artinya: Bahwasanya aku (Muhammad) diutus menjadi Rasul tak lain
adalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.

Perjalanan keilmuan selanjutnya kemudian mengenal istilah-istilah


adab (tatakrama), etika, moral, karakter disamping kata akhlak itu
sendiri, dan masing-masing mempunyai definisi yang berbeda.

Menurut Imam Gazali, akhlak adalah keadaan yang bersifat batin dimana
dari sana lahir perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan tanpa
dihitung resikonya (al khuluqu haiatun rasikhotun tashduru 'anha al
afal bi suhulatin wa yusrin min ghoiri hqjatin act_ fikrin wa
ruwiyyatin. Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang berbicara tentang
baik dan buruk dari suatu perbuatan. Dari definisi itu maka dapat
difahami bahwa istilah 17 •

akhlak adalah netral, artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al
mahmudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika
berbicara tentang nilai baik buruk maka muncullah persoalan tentang
konsep baik buruk. Dari sinilah kemudian terjadi perbedaan konsep
antara akhlak dengan etika.

Etika (ethica) juga berbicara tentang baik buruk, tetapi konsep baik
buruk dalam ethika bersumber kepada kebudayaan, sementara konsep baik
buruk dalam ilmu akhlak bertumpu kepada konsep wahyu, meskipun akal
juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Dari segi ini maka
dalam ethica dikenal ada ethica Barat, ethika Timur dan sebagainya,
sementara al akhlaq al karimah tidak mengenal konsep regional,
meskipun perbedaan pendapat juga tak dapat dihindarkan. Etika juga
sering diartikan sebagai norma-norma kepantasan (etiket), yakni apa
yang dalam bahasa Arab disebut adab atau tatakrama.

Sedangkan kata moral meski sering digunakan juga untuk menyebut


akhlak, atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap
nilai, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau
perilaku susila. Jika etika itu masih ada dalam tataran konsep maka
moral sudah ada pada tataran terapan.Melihat akhlak, etika atau moral
seseorang, harus dibedakan antara perbuatan yang bersifat tempe
ramental dengan perbuatan yang bersumber dari karakter kepriba
diannya. Temperamen merupakan corak reaksi seseorang terhadap
berbagai rangsang yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri
sendiri.

Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi


seseorang, oleh karena itu sulit untuk berubah. Sedangkan karakter
berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkahlaku seseorang
didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat.
Karakter seseorang terbentuk melalui perjalanan hidupnya, oleh karena
itu ia bisa berubah. dan pengendalinya adalah ber AKHALQUL KARIMAH karena
ALLAH

PENTING NYA AKHLAKUL KARIMAH

Oleh Hannani, M. Ag

Mengamalkan akhlaqul karimah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah secara
horizontal kepada sesama manusia, lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara ( Ibadah
ghoiru mahdloh).

I. Pengertian Akhlaqul Karimah

Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa arab ( ‫ )أخالق‬dalam bentuk jama’, sedang
mufradnya adalah khuluq ( ‫) خلق‬, yang dalam Kamus Munjid berarti budi pekerti atau
perangai atau tingkah laku. Akhlak bersinonim dengan etika dan moral. Etika dan moral
berasal dari bahasa latin, yakni etos dan mores yang memiliki arti sama: kebiasaan. Sedang
budi pekerti dalam bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti.
Kata budi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti yang sadar, pekerti berasal dari bahasa
Indonesia sendiri yang berarti kelakuan (Djatnika, t.t.: 25). Secara terminologis, budi pekerti
merupakan perilaku manusia yang didasari oleh kesadaran berbuat baik yang didorong
keinginan hati dan selaras dengan pertimbangan akal.

Dari pengertian di atas timbul pertanyaan, siapakah objek akhlaqul karimah? Yang menjadi
objek aklaqul karimah adalah seluruh lapisan masyarakat baik kelembagaan maupun
peorangan, pejabat maupun masyarakat biasa, keluarga maupun bukan keluarga, kalangan
muslim maupun non muslim, lingkungan, alam semesta dan semua yang berinteraksi sosial
dengan kita.
Melakukan akhlaqul karimah tidak hanya mengikuti agama aturan agama, tapi juga menetapi
aturan perundangan dan norma etika yang berlaku dalam masyarakat.
Substansi misi Rasulullah itu sendiri adalah untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat
manusia agar dapat mencapai akhlak yang mulia. Yang menjadi persoalan di sini adalah
bagaimana substansi akhlak Rasulullah itu. Dalam hal ini, para sahabat pernah bertanya
kepada isteri Rasulullah, yakni Aisyah r.a. yang dipandang lebih mengetahui akhlak rasul
dalam kehidupan sehari-hari, maka Aisyah menjawab:

‫ْالقُ ْرآن‬ َ‫َكان‬ ‫سلَّ َم‬


َ ‫َو‬ ‫َعلَ ْي ِه‬ ُ‫هللا‬ ‫صلَّى‬
َ ِ‫هللا‬ ‫س ْو ِل‬
ُ ‫َر‬ َ‫ُخلُق‬ ‫فَإ ِ َّن‬

Artinya: “Akhlak Rasulullah itu adalah al-qur’an”

II. Tujuan

Tujuan akhlak adalah mencapai kebahagiaan hidup umat manusia dalam kehidupannya, baik
di dunia maupun akhirat. Jika seseorang dapat menjaga kualitas mu’amalah ma’allah (
Hubungan dengan Allah) dan mu’amallah ma’annas ( Hubungan dengan sesame manusia) ,
insya Allah akan memperoleh rida-Nya. Orang yang mendapat rida Allah niscaya akan
memperoleh jaminan kebahagiaan hidup baik duniawi maupun ukhrawi.

III. Akhlakul Karimah dalam kehidupan modern

Saat ini kita berada di tengah pusaran hegemoni media, revolusi iptek tidak hanya mampu
menghadirkan sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, melainkan
juga mengundang serentetan permasalahan dan kekhawatiran. Teknologi multimedia
misalnya, yang berubah begitu cepat sehingga mampu membuat informasi cepat didapat,
kaya isi, tak terbatas ragamnya, serta lebih mudah dan enak untuk dinikmati. Namun, di balik
semua itu, sangat potensial untuk mengubah cara hidup seseorang, bahkan dengan mudah
dapat merambah ke bilik-bilik keluarga yang semula sarat dengan norma susila .

Urgensi akhlak semakin terasa jika dikaitkan dengan maraknya aksi perampokan,
penjambretan, penodongan, korupsi, manipulasi, dan berbagai upaya untuk cepat kaya tanpa
kerja keras. Untuk mengatasi semua kenyataan tersebut tidak cukup hanya dilakukan
tindakan represif akan tetapi harus melalui penanaman akhlakul karimah. Tanpa upaya
prefentif, segala bentuk upaya represif tidak akan mampu menyelesaikan masalah, karena
semua pelaku kejahatan selalu patah tumbuh hilang berganti.
Di dalam menyongsong kemajuan zaman, bangsa Indonesia harus memiliki moral kualitas
unggul. Bangsa yang unggul dalam perspektif Islam adalah bangsa yang berakhlakul
karimah. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah:

َ ْ‫أَح‬
‫سنُ ُه ْم ُ ُخلُقًا‬ ‫إِ ْي َمانًا‬ َ‫ْال ُمؤْ ِمنِيْن‬ ‫أ َ ْك َم ُل‬

Artinya: “Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah orang yang paling baik
akhlaknya” (H.R. Bukhari).

IV. Akhlaqul Karimah Sebagai Ajaran Agama Islam.

Seiring dengan kemajuan zaman, khususnya terkait dengan globalisasi telah terjadi
pergeseran nilai-nilai budi pekerti di masyarakat. Sesuatu sikap/perbuatan yang tadinya
dipandang tabu seperti berpakaian seronok(sexy), karena dampak globalisasi telah menjadi
sesuatu yang biasa, yang tadinya dipandang sebagai hal yang memalukan seperti kawin di
luar nikah, karena iblis pandainya mengemas godaannya sekarang telah menjadi hal yang
biasa, dll. Akan tetapi kita sebagai orang iman harus memahami bahwa akhlaqul karimah,
bukanlah kultur yang bisa berubah karena kondisi, waktu dan tempat. Akhlaqul karimah
harus dipandang dan difahami sebagai ibadah yang menjadi perintah Allah dan Rasulullah,
saw. Firman Allah:

(٤) ‫َع ِظ ٍيم‬ ٍ ُ‫ُخل‬


‫ق‬ ‫لَ َعلى‬ َ‫َو ِإنَّك‬

Terjemahnya:
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) niscaya di atas budi pekerti yang agung /Akhlaqul
karimah” (QS: Alqolam:4)

V. Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Keluarga

Beberapa contoh akhlaqul karimah anak kepada kedua orang tua:

1. Bertutur kata dengan bahasa yang halus.


2. Mohon ijin ketika akan bepergian dan pamitan dengan mencium tangan sewrta memohon
doa mereka.
3. Bila disuruh segera melaksanakan, selama tidak maksiat.
4. Bila dinasehati, anak mendengarkan dengan baik dan tidak memotong pembicaraan.
5. Bila berbicara supaya dengan nada yang rendah dari orang tua/ tidak membentak, atau
mengeluarkan kalimat yang kasar.
6. Senang membantu pekerjaan orang tua di rumah
7. Mendahulukan kepentingan/ perintah orang tuanya dari pada kepentingan diri sendiri.
8. Apabila makan bersama orang tuanya / keluarga orang tua diutamakan/didahulukan atau
orang tuanya diambilkan dulu dan tidak meninggalkan tempat sebelum orang tuanya selesai
makan.
9. Jujur dan amanah, tidak bohong dan tidak berkhianat kepada orang tua.
10. Apabila berselisih pendapat dengan orang tuanya anak tetap menghargai pendapat orang
tuanya.
11. Selalu mendoakan baik kepada orang tuanya.
12. Merawat orang tuanya ketika sedang sakit.
13. Meramut orang tuanya, utamanya ketika sudah tua.
14. Bila dipanggil segera memenuhi panggilannya sambil mendekat.

VI. Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Masyarakat

Berikut beberapa contoh akhlaqul karimah dalam masyarakat:

1. Apabila bertemu dengan tetangga menyapanya.


2. Apabila melewati sekelompok masyarakat menyapa dengan sopan dan permisi.
3. Apabila naik kendaraan di dalam kampung dengan kecepatan rendah dan tidak
menggeberkan gasnya atau melepas sarangan knalpotnya.
4. Melayar warga yang meninggal dan memberikan sumbangan.
5. Membantu dan menjenguk warga yang sakit.
6. Memberikan sumbangan untuk pembangunan/ perbaikan rumah ibadah, pos kamling, jalan,
jembatan dll yang bersifat kepentingan umum.
7. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong/ kerja bakti.
8. Membantu warga yang terkena musibah.
9. Mengikuti pertemua RT dan aktif memberikan ide-ide yang baik.
10. Menjaga keamanan lingkungan misalnya ronda.
11. Minta ijin apabila tidak dapat mendatangi undangan pada acara yang sudah rutin.
12. Berusaha menjadi penengah dalam masyarakat dan tidak memihak.
13. Apabila memiliki rezki yang lebih memberikan santunan kepada tetangga yang
memerlukan.
14. Menyadari kekurangan kita dan mudah memaafkan orang lain.

AKHLAQUL KARIMAH/AKHLAQUL

Bismillahirrohamanirrohiim,

Allah telah mengangkat derajat seseorang manusia, yang mana mereka itu suka
mengendalikanHAWA NAFSU, sehingga Nabi pun memandang orang itu orang-orang yang
melakukan"Jihadul Akbar" perang besar, hal ini disabdakan oleh Nabi dikala perang di
TabukArtinya:"Marilah kita kembali dari perang kecil menuju perang besar, yaitu perang
dengan nafsu yang benar-benar musuhmu, yang selalu terisi didalam dadamu"Adapun
maksudnya supaya umat-umat berAkhlaqul Karimah/Budi yang
mulia/AkhlaqulMahmudah/Alhlaq yang terpuji hingga menyingkirkan Akhlaq Madzmumah,
ya'ni akhlaq yangtercela dan bina. Orang-orang cerdik pandai berpendapat, terutama Ulama
Ulama sufi,

sungguhmulia manusia yang selalu boleh mengendalikan hawa nafsunya. Sebab manusia
yang demikian benar-benar tangguh, kuat iamnnya,.Ulet menghadapi musuhnya yang jadi
penyakit didalam hatinya, dimana Allah swt. Berfirman:Artinya: Adapun manusia yang diisi
penyakitpenyakit batin (hati) ya ni bujukan nafsu, godaansyetan sepertui takabur, iri, dengki,
jahat dendam, serakah, memfitnah dsb, Berakibat amal lakuyang kotor (yang dapat
menimbulkan bencana kepada keluarga dan masyarakat) begitulahmemuncak menjadi amal
laku yang keji (dapat menimbulkan mala petaka terhadap masyarakatdan Negara) bahkan
huru hara kepada seluruhummat manusia.

Mereka itu matinya tergolong orang-orang kafir"Begitulah gambaran yang telah dijelaskan
Al Quran Kalam Qodim Allah swt. Yang tidak bolehdirubah dan diragukan lagi. Demikianlah
terjadinya peperangan fisik yang membunuh ribuan jiwa, sehingga kehidupan manusia
menjadi sengsara, ini dikarnakan tidak dapat mengendalikanhawa nafsu, juga kezaliman
kecuranganpun akibat manusia yang dijajah oleh hawa nafsunyaatau penyakit hati.
Seandainya keadaan penyakit batin (hati) itu dibiarkan berjalan dan berkembang terus, maka
pembangunan umat manusia, khususnya pembangunan Bangsa kita pasti akanterganggu
bahkan mungkin akan gagal, terutama tujuan pembangunan bangsa kita adalah
untuk mencapai kesejahteraan hidup yang seimbang antara kemakmuran dazhiriyah dan
kebahagiaan batinniyah, alias dengan kata lain sifat pembangunan Negara kita adalah
pembangunan yangseimbang antara jasmani dan rohani, antara kehidupan dunia dan akhirat.
Tentu saja disampingitupun boleh merembet terhadap para remaja sendiri sebagai calon
penerus kita, sehingga bagimereka merasa hari depannya kabur, kacau, suram, kadang-
kadang mereka ingin juga mengatasi

perasaan yang tidak menyenangkan itu dengan jalan berbahaya dipandang Agama dan
Negara, berbuat yang menyesatkan yang akibatnyamerugikan Bangsa dan Negara,
disebabkan orang-orang tuanya, seperti halnya Nabi

kitamenjelaskanArtinya: "Setiap manusia yang dilahirkan adalah fitrah suci, akan tetapi ayah
bundanya(pemimpin) yang mewarnai anak itu, hingga jadi Yahudi atau Nasrani dan Majusi.
Dengan katalain ayah bunda (pemimpin) itu yang membawa dan memberi contoh baik
buruknya sang putra.Oleh kerana itu kita arahkan dengan ajaran agama yang tepat boleh
meluruskan arah batin yangtelah rusak itu.Kerana agama itu merupakan fitrah yang sudah
melekat pada manusia semenjak ia dilahirkan,dan telah berurat berakar yang sangat dalam
pada jiwanya; sebagaimana firman Allah swt.:Artinya: "Hadapkanlah dirimu dengan keadaan
lurus kepada Agama Allah swt. Atas kesucianAgama Allah yang telah mewujudkan manusia
menurut Fitrah itu".Jadi agama Islam itu (Fitrah) merupakan pedoman Illahi bagi umat
manusia untuk membinatentanghidup dan kehidupannya didunia dan diakhirat; bahkan
dimana aqal fikiran dan perasaanseseorang bebas dari segala macam khurufat dan tahayal-
tahayul (penyakit batin), juga kehendak dan kegiatan tiap pribadi terlepas dari
segala belenggu nafsu, dan dari rintangan godaan syetan. Maka daripada itu ia menjadi
manusia yangtidak mau menggantangkan dirinya kepada yang lain, kecuali hanya kepada
Allag swt. Yangdengan istilah sekarang disebut "WIRASWASTA", yaitu orang yang percaya
terhadap diri sendiri yang penuh rasa tanggung jawab atas memanfaatkansegala anugerah
Illahi, yang serba lengkap bagi kepentingan sesame manusia dan alamsekitarnya.Di bumi ini
ada tanda-tanda, sebagaimana digamabarkan Allah dalam Al Quran surat Adz-
Dzariyat:Artinya: "Kebesaran Allah swt. Yang serba lengkap bagi orang-orang yang yakin,
dan begitu juga didalam diri kamu sendiri, kenapakah kamu tidak mau memperhatikan.

Padahal segala anggota dan amal laku yang dianugerahkan Allah swt. Akan meminta
pertanggung jawabnya:firman Allah swt. :Artinya: “Sesungguhnya pendengaran dan
penglihatan hati begitu juga pandangan perasaannya,semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya”.Seseorang yang berani bertanggung jawab, baik kepada Allah
Khooliqul Alam maupun kepadasesame manusia, itu dikarenakan kuat imannya teguh
tauhidnya. Iman inilah yang telahmensucikan jiwa-jiwa para muminin, bersih dari sifat-sifat
dengki, iri hati, sombong,membanggakan diri, maksiat, kekejaman, kezaliman dan lain
sebagainya. Dan iman inilah yangtelahy mensucikan jiwa-jiwa para muminin, bersih dari
sifat-sifat dengki, iri hati, sombong, membanggakan diri, maksiat, kekejaman, kedholiman
dan lain sebagainya. Dan imanini pulalah yang telah mempertinggi cita-cita manusia
sehingga dapat memperbaiki kehidupanyang akan membawa kemakmuran,
kebahagiaan,kebajikan dan kemajuan zahir batin serta keadilan yang merata dan juga dapat
memberikenikmatan dan kebahagiaan kepada seseorang sebagai pribadi khususnya dan
kepadamasyarakat padaumumnya; sebagai Firman Allah swt.

Dalam Al Quran surat Al-Maidah ayat 2 :-Artinya: "Kamu orang-orang yang beriman harus
menjadi manusia yang saling tolong menolongdiatas kebenaran dan ketaqwaan.

"Firman Allah swt. Dalam Al Quran surat Al Imran ayat 134 :-Artinya: “Mereka orang-orang
beriman yang memberikan harta bendanya (menolong) baik diwaktu lapang maupun diwaktu
sempit dan kuat menahan amarah juga suka memaafkankesalahan orang lain, bahwa Allah
kasih kepada orang yang berbuat baik.

”Firman Allah swt. Dalam surat Al-Khafi :-Artinya: “Adapun orang-orang beriman dan
mengerjakan amal saleh, maka ia akan mendapat pembalasan yang baik. Dan kami akan
sampaikan kepadanya segala sesuatu dengan mudahdaripada urusan kami ini.”Unsur-unsur
yang menjadi syarat bagi kemajuan lahir batin dunia dan akhirat hanya bolehdidapat dibawah
naungan hati yang tenteram, tenang, yang dijiwai oleh iman kepada Allah swt.Yang murni,
dimana manusia-manusianya mendapat Inayah dan karunianya, boleh mencapaitingkat
kesempurnaan lahir batin yang dicitacitakan,. Jadi hati timan itulah yang kita harus
pupuk benar-benar jangan sekali-kali disusupi sikap keragu-raguan, kemunafikan,
kesombongan yang jadi pokok utama merajalelanya penyakit hati: baik dalam mengatur
rumah tangganya, maupundalam mengatur masyarakatnya/umatnya. Alhamdulillah
bagaimanapun besarnya dosadosadan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh manusia yang
hatinya berpenyakit namun TuhanMaha Pemurah,pengampun telah menjadikan obat yang
mustajab untuk menyembuhkan penyakithati itu,

sebagaimana Sabda Nabi Muhammad saw.:-Artinya:

“Ingat kepada Allah itu menjadi obat yang mustajab guna menyembuhkan segala penyakit
hati”.Dan disediakan pula resep untuk membersihkannya, seperti sabda Rasulullah saw. :

Artinya: “Sesungguhnya untuk segala perkara itu ada alat pencucinya, sedangkan pencuci
hati ituadalah zikir kepada Allah swt.”Jelaslah bahwa sebab dari segala penyakit hati itu
adalah Ghaflatun Iallah atau lupa kepadaAllah, lupa hati, lupa ingatannya kepada Tuhan,
sebab hati dan ingatannya telah ditimbunimelulu oleh yang lain selain Allah. Hati dan
ingatannya terisi oleh pamrih lainnya seperti hartakekayaan, kemuliaan, pengkat serta
jabatan/kedudukan, pujian sanjungan dan lain-lain

Sepintas lalu ini merupakan perintah-perintah sederhana dan remeh. Namun pada
hakikatnyamempunyai tujuan yang jauh, berpengaruh sangat kuat dan nyata, yang dapat
dirinci sbb:

1. Tujuan pemberian peringatan agar siapapun yang menyalahi keridhoan Allah di dunia
inidiberi perngiatan tentang akibatnya yang pedih di kemudian hari, dan yang pasti
akanmendatangkan kegelisahan dan ketakutan di dalam hatinya.

2. Tujuan mengagung kan rob, agar siapapun yang menyombongkan diri di dunia tidak
dibiarkan begitu saja melainkan kekuatannya akan dipunahkan dan keadaannya akan dibalik
total, sehinggatidak ada kebesaran yang menyisa di dunia selain kebesaran Allah.

3. Tujuan membersihkan pakaian dan meninggalkan perbuatan dosa, agar perbuatan lahir
dan batin benar-benar tercapai, begitu pula dalam membersihkan jiwa dari segala noda dan
kotoran bisa mencapai titik kesempurnaan agar jiwa manusia berada di bawah lindungan
rahmat Allah, penjagaan, pemeliharaan, hidayah dan cahaya Nya, sehingga ia menjadi sosok
ideal di tengahmasyarakat manusia, mengundang pesona semua hati dan decak kekaguman.

4. Tujuan larangan mengharap yang lebih banyak dari apa yang diberikan, agar seseorang
tidak mengangap perbuatan dan usahanya sesuatu yang besar lagi hebat, agar dioa senantiasa
berbuatdan berbuat, lebih banyak berusaha dan berkorban, lalu melupakannya. Bahkan
dengan perasaannya di hadapan Allah, dia tidak merasa telah berbuat dan berkorban.

5. dalam ayat yang terakhir terdapat isyarat tentang gangguan, siksaan, ejekan dan olok-olok
yng bakal dilancarkan orang-orang orang yang menentang, dan bahkan mereka akan
berusahamembunuh beliau dan membunuh para sahabat serta menekan setiap orang yang
beriman disekitar beliau. Allah memerintahkan agar beliau bersabar dalam menghadapi
semua itu, denganmodal kekuatan dan ketabahan hati, bukan dengan tujuan untuk
kepentingan pribadi, tapi karenakeridhoan Allah semata.”

d. Hubungan dakwah Rosul SAW dalam pembentukan akhlaqul karimah

Setelah membaca dari awal tulisan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa tujuan diutusnya
RosulSAW adalah menjadikan manusia bertauhid. Bertauhid artinya ia mengesakan Allah
dalamsegala bentuk ibadah.Allah Ta’ala berfirman:(( “Artinya: Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya”.(An-Nisaa: 36)Sementara
ibadah adalah segala macam perbuatan yang dicintai Allah SWT meliputi Islam(Syahadat,
Shalat, Puasa, Zakat dan Haji), Iman, Ihsan, Do’a, Khauf (takut), Raja’(pengharapan),
Tawakkal, Raghbah (penuh minat), Rahbah (cemas), Khusyu’ (tunduk),Khasyyah (takut),
Inabah (kembali kepada Allah), Isti’anah (memohon pertolongan), Isti’adzah(meminta
perlindungan), Istighatsah (meminta pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan),
Dzabh (penyembelihan), Nadzar dan macam-macam ibadah lainnya
yangdiperintahkan.Seluruh bentuk ibadah itu kaitannya adalah dengan Allah SWT dan
manusia seluruhnya. Maka barang siapa memiliki tauhid yang paling lurus maka dialah yang
paling bertaqwa.

Barangsiapayang paling bertaqwa maka dialah yang paling baik akhlaqnya. Insan yang
berakhlaq mulia(Akhlaqul Karimah) adalah ia yang memiliki pakaian taqwa. Jika taqwa itu
adalah mematuhi perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya, maka manusia yang paling
bertaqwa adalah iayang paling memiliki kemuliaan akhlaq. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
palingtaqwa di antara kamu” (Qs. Al Hujuroot: 13)Rasululloh SAW ditanya tentang sesuatu
yang paling banyak memasukan orang ke syurga, maka beliau SAW bersabda, “Bertakwa
kepada Allah dan Akhlak yang baik” (Diriwayatkan At Tirmidzi yang
menshahihkannya).Islam yang dibawa oleh Rosul SAW adalah peraturan yang membina
akhlaq. Atau dengan katalain pembinaan akhlaqul karimah adalah tujuan diutusnya Rosul
SAW di atas muka ini. Iniadalah inti dari pada seruan dakwah Rosul SAW.Karena hanya
Islamlah yang akan menuntun manusia dan jin sehingga menjadi makhluk yangmulia dan
pantas ditinggikan derajatnya. Dia, manusia itu, akan menjadi sesosok figur yangmampu
mempertanggung-jawabkan hak dan kewajiban dirinya sendiri kepada Allah, dalamkeluarga
dan bahkan dalam tatanan masyarakat yang lebih luas. Sebab figur akhlaq tertinggiadalah dia,
manusia mulia, pilihan sang Rabb pemilik langit dan bumi beserta segala yang ada diantara
keduaannya, sebagai mana firman Allah yang ditujukan kepada nabi “Dan
sesungguhnyakamu

Muhammad SAW: benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Qs. Al Qolam: 04Realisasi dari
semua ini adalah ittiba’ur Rosul SAW, sebaik baik suri tauladan bagi umatnya,figur akhlaq
paling ideal, dan idola paling mulia di kolong langit ini.Mengikuti Rosul SAW berarti
mengikuti pula seluruh jalan para shahabatnya, para manusia yang berakhlaq mulia dan
generasi terbaik yang kemudian diikuti oleh para tabiiinya. Mereka adalahgenerasi-generasi
awal Islam yang berhasil merubah kebrobrokan aqidah, kebejadan akhlaq,kekotoran
muammalah dan hinanya masa manusia jahiliyah menjadi masyarakat muslim yang berkibar
peradabannya denagn aqidah lurus dan akhlaq yang luhur.Walhasil, akhlaq bangsa ini bisa
diselamatkan hanya jika kita mengikuti pola dakwah generasigenerasi awal terdahulu,
generasi-generasi yang shalih, yang sulit dicari tandingannya.Maka satu-satunya jalan untuk
mengembalikan kemuliaan kaum muslimin adalah dengan meniti jalan yang telah di tempuh
oleh para pendahulunya.

Berkata Imam Malik dalam kitabnya, Al Muwattho’: “Tidak akan menjadi baik urusan
ummat ini kecuali dengan apa-apa yang telah membuaturusan ummat ini baik pada awal
mulanya”Fenomena wahn, lemah dan kebobrokan akhlaq manusia terutama generasi muda di
masyarakatkita pada saat ini, terutama realita kehidupan keseharian mereka, maka hal itu
disebabkan karena jauhnya mereka dari cahaya Islam.Melesatnya era globalisasi dan
kemajuan tekhnologi telah membuat manusia tidak mengimbangidengan percepatan tatanan
moral yang semakin tinggi dan luhur. Namun akhlaq sebaliknya, semakin melesat mundur
dengan cepatnya.

Dan kaum muslimin sesungguhnya telah kalah danakan hancur eksistensinya kecuali mereka
kembali kepada ajaran Islam, kembali mengikuti fitrohmereka, kembali kepada ajaran tauhid
yang bersih dari syirik.Adapun metode dakwah yang tepat pada saat ini adalah pola dakwah
yang mengikuti pola RosulSAW. Dan jalan dakwah Rosul sesunguhnya berada di atas pola
tasfiyah (pembersihan dan pemurnian) ummat dari akhlaq jahiliyah berupa kemusryikan,
kebathilan dan kejahilan,kemudian di bina dan di tarbiyahnya ummat itu dengan ahkhlaq
Islam berupa tauhid.Harapan penulis, semoga risalah kecil ini dapat bermanfaat bagi bagi kita
semua, menjadi pelengkap perpustakaan Islam, dan menjadi amal sholih bagi penulis
kelak.Akhirnya, segala kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata, segala cacat dan
kekuranganitu hanyalah ada pada diri manusia, dan dikarenakan tiada gading yang retak,
penulis sangatmenyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan dan pembuatan paper
ini, karenanyakami membuka pintu selebar-lebarnya bagi sidang pembaca untuk memberikan
saran dan kritik yang membangun guna perbaikan dan muhasabah bagi penulis di masa yang
akan datang.Antara Garut – Karawang, Awal Muharrom 1425 H
Referensi:

1.Al Hilay, Abu Usamah Salim ‘Ied 2002 Mengapa Memilih Manhaj Salaf, Solo,
PustakaImam Bukhary
2.Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir 2003 Ensiklopedi Muslim, Jakarta, Darul Falah
3.Al Mubarrokfuri, Abdurrohman Tt Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Download Al Sofwah
4.Al Mubarrokfuri, Abdurrohman 1997 Sieroh Nabawiyah, Jakarta, Pustaka Al Kautsar
5.Al Utsaimin, Muhammad 2002 Panduan Kebangkitan Islam, Jakarta, Darul Haq
6.At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Kitab Tauhid, Jakarta, Darul Haq
7.At Tamimy, Syaikh Muhammad 2002 Tiga Landasan Utama, Solo, At Tibyan
8.Ashr, Syaikh Ibrohim Isma’il 2003 Manhaj Ibnu Taimiyah Beramar Ma’ruf NahiMunkar,
Jakarta, Darul Haq
9.Daeroby, Ahmad Drs, H., M. Ag 2001, Kesempurnaan Akhlaq, Majalah Risalah,Bandung
10.Poerwadarminta, W.J.S 2002 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
11.Ya’qub, Hamzah, Dr. H. 2002 Etika Islam Bandung, cv. Diponegoro
12.Zaidalah, Alwisral Imam, Drs 2002 Strategi Dakwah dalam membentuk da’i dan
khotib professional, Jakarta, Kalam Mulia

PENGERTIAN , PERSAMAAN , DAN PERBEDA ANANTARA AKHLAQ, ETIKA ,


MORAL, DAN SUSILA
1. A. PENGERTIAN AKHLAQ, ETIKA, MORAL, DAN SUSILA1.

1.Akhlaq

Akhlaq secara etimologi merupakan bentuk jamak dari khulq artinya perangai, tabiat,
pekerti. Sedang secara terminologi akhlak adalah kemampuan /kondisi jiwa yang merupakan
sumber dari segala kegiatanmanusia yang dilakukan secara spontan tanpa pemikiran. Akhlaq
terbentuk dari latihan dan praktek berulang (pembiasaan). Sehingga jika sudahmenjadi akhlaq
tidak mudah dihapus.

Akhlaq memiliki kedudukan utama,bahkan menjadi puncak kesempurnaan manusia.Ibn


Miskawaih mengatakan bahwa akhlaq adalah sifat yangtertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatantanpa memerluka pemikiran dan
pertimbangan.Imam Al Ghazali mendefinisikan akhlaq sebagai sifat yangtertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengangampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Mu’jam al Wasith, Ibrahim Anis mengatakan
bahwa akhlaq adalahsifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.

Dalam kitab Dairatul Ma’arif secara singkat akhlaq diartikan sifat-sifat manusia yang
terdidik.Akhlaq memiliki cakupan yang luas, yaitu mencakup hubungankepada Sang
Pencipta (Allah), sesama manusia, terhadap diri sendiri,maupun dengan lingkungan atau
sesama makhluk Tuhan yang lain.Akhlaq dalam Islam tidak lepas dan terkait erat dengan
aqidah dan syariah,ia merupakan buah dan sekaligus puncak dari keduanya.
Akhlaqmenekankan keutamaan, nilai-nilai, kemulian dan kesucian (hati dan perilaku),
Akhlaq Islami harus diupayakan agar menjadi sistem nilai(etika/moral) yang mendasari
budaya masyarakat.Akhlaq yang baik berpangkal dari ketaqwaan kepada Allah dimanapun
berada. Selain itu akhlaq yang baik merupakan manifestasi darikemampuan menahan hawa
nafsu dan adanya rasa malu. Agar kitasenantiasa berakhlaq baik maka harus selalu
menimbang perbuatandengan hati nurani yang bersih. Salah satu tanda atau ciri akhlaq yang
baik yaitu mendatangkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan pelakunya. Tapisebaliknya jika
mendatangkan keraguan, kecemasan dan “ingin tidak diketahui orang lain” merupakan
isyarat akhlaq yang buruk. Banyak sekali akhlaq mulia (akhlaqul karimah) yang harus
menjadi hiasan seorangmuslim, demikian juga banyak akhlaq buruk (akhlaqul madzmumah)
yangharus dihindari.

2.Etika

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yangberarti watak kesusilaan atau
adat. Dalam KBBI etika diartikan ilmupengetahuan tentang asas-asas akhlaq (moral).Secara
terminologi, etika mempunyai banyak ungkapan yangsemuanya itu tergantung pada sudut
pandang masing-masing ahli.Ahmad Amin mengartikan etika sebagai ilmu yang
menjelaskanarti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan olehmanusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya
diperbuat.Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai,kesusilaan tentang
baik-buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai danmerupakan juga nilai-nilai itu sendiri
Ki Hajar Dewantara menjelaskan etika merupakan ilmu yangmempelajari soal kebaikan (dan
keburukan) di dalam hidup manusiasemuanya, teristimewa yang mengenai gerak gerik
pikiran dan rasa yangdapat merupakan pertimbangan dan perasaan sdampai mengenai
tujuanyang dapat merupakan perbuatan.Austin Fogothey (seperti yang dikutip Ahmad Charris
Zubair)mengatakan bahwa etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuantentang
manusia dan masyarakat sebagi antropologi, psikologi, sosiologi,ekonomi, ilmu politik dan
hukum.
Frankena (seperti juga dikutip Ahmad Charris Zubair) menyatakanbahwa etika sebagi cabang
filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiranfilsafat tentang moralitas, problem moral, dan
pertimbangan moral.Dalam Encyclopedia Britanica , etika dinyatakan sebagai filsafatmoral,
yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dan konsep-konsepnilai baik, buruk, harus,
benar, salah dan sebagainya.Dari beberapa definisi tersebut, etika berhubungan erat dengan
empat hal:

a.Dilihat dari obyek formal (pembahasannya), etika berupaya membahasperbuatan yang


dilakukan manusia. Dan sebagai obyek materialnyaadalah manusia.

b.Dilihat dari sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.Sebagai hasil
pemikiran maka etika tidak bersifat mutlak, absolut, danuniversa. Akan tetapi terbatas, dapat
berubah, memiliki kekurangan,kelebihan, dan sebagainya.

c.Dilihat dari fungsinya, etika berfungsi sebagi penilai, penentu danpenetap terhadap suatu
perbuatan yang dilakukan manusia, yaituapakah perbuatan itu akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat, hina dan sebagainya. dengan demikian etika lebih berperan sebagikonseptor
terhadap sejumlah perilaku yang dilakukan manusia.

d.Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan
tuntutan zaman.Dengan ciri-cirinya yang demikian itu, etika lebih merupakan
ilmupengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yangdilakukan
manusia untuk dikatakan baik atau buruk.

Berbagai pemikiranyang dilakukan para filsof barat mengenai perbuatan yang baik atau
buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasilberpikir.
Dengan demikian etika bersifat humanistis dan anthropocentris,yakni berdasarkan pada
pemikiran manusia dan diarahkan pada manusia.Dengan kata lain etika adalah aturan atau
pola tingkah laku yangdihasilkan oleh akal manusia.

3.Moral
Dari segi bahasa moral berasal dari bahasa Latin, mores (jamak dari kata mos) yang berarti
adat kebiasaan. Dalam KBBI dikatakan bahwamoral adalah penentuan baik-buruk terhadap
perbuatan dan kelakuan.Secara istilah moral merupakan istilah yang digunakan
uantuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atauperbuatan yang
secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atauburuk.Di dalam buku The Advanced
Leaner's Dictionary of Current English moral mengandung pengertian:

a.Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan benar dan salah, baik danburuk.

b.Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah.

c.Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa moral adalahistilah yang digunakan
untuk memberikan batasan terhadap aktivitasmanusia dengan nilai (ketentuan) baik atau
buruk, benar atau salah. Jikadalam kehidupan sehari-hari dikatakan bahwa orang tersebut
bermoral,maka yang dimaksudkan adalah bahwa orang tersebut tingkah lakunyabaik.

4.Susila

Secara bahasa kesusilaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu sudan sila yang mendapat
tambahan ke-an. Su berarti baik, bagus dan silaberarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau
norma. Susila juga dapat berartisopan beradab, baik budi bahasanya. Sehingga kesusilaan
berartikesopanan. Dengan demikian kesusilaan lebih mengacu pada upayamembimbing,
memandu, mengarahkan, membiasakan danmemasyarakatkan hidup yang sesuai dengan
norma atau nilai-nilai yangberlaku dalam masyarakat. Kesusilaan menggambarkan keadaan
di mana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik.

B.PERSAMAAN-PERSAMAAN

Diantara akhlaq, etika, moral, dan susila memiliki obyek yang sama,yaitu sebagai obyek
materialnya adalah manusia dan sebagai obyek formalnyaadalah perbuatan manusia yang
kemudian ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.Dari segi fungsinya sama dalam
menentukan hukum atau nilai darisuatu perbuatan yang dilakukan manusia untuk ditentukan
baik-buruknya.5
Dari segi tujuannya sama-sama menghendaki terciptanya keadaanmasyarakat yang baik,
teratur, aman, damai, dan tenteram sehingga sejahterabatiniah dan lahiriah.

C.PERBEDAAN-PERBEDAAN

Dalam etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atauburuk menggunakan tolok
ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan dalammoral dan susila menggunakan tolok ukur
norma-norma yang tumbuh danberkembang dan berlangsung dalam masyarakat (adat
istiadat), dan dalamakhlaq menggunakan ukuran Al Qur’an dan Al Hadis untuk menentukan
baik-buruknya. Dalam hal ini etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan beradadalam dataran
konsep-konsep (bersifat teoretis), sedangkan moral beradadalam dataran realitas dan muncul
dalam tingkah laku yang berkembang dimasyarakat (bersifat praktis).Etika dipakai untuk
pengkajian system nilai yang ada, sedangkan moral dipakai untuk perbuatan yang sedang
dinilai.Etika memandang tingkah laku manusia secara umum, tapi moral dansusila lebih
bersifat local dan individual.

Akhlaq yang berdasarkan pada Al Qur’an dan Al Hadis maka akhlaq bersifat mutlak, absolut,
dan tidak dapat diubah. Sementara etika, moral, dansusila berdasar pada sesuatu yang berasal
dari manusia maka lebih bersifat terbatas dan dapat berubah sesuai tuntutan zaman.

Anda mungkin juga menyukai