Perpindahan Panas
Perpindahan Panas
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak musnah yaitu seperti hukum
asas yang
lain, contohnya hukum kekekalan masa dan momentum, ini artinya kalor tidak hilang. Energi
hanya berubah bentuk dari bentuk yang pertama ke bentuk yang ke dua. Bila diperhatikan
misalnya jumlah energi kalor api unggun kayu yang ditumpukkan, semua ini .menyimpan
sejum1ah energi dalam yang ditandai dengan kuantitas yang lazim disebut muatan kalor bahan.
Apabila api dinyalakan, energi terma yang tersimpan di dalam bahan tadi akan bertukar menjadi
energi kalor yang dapat kita rasakan. Energi kalor ini mengalir jika terdapat suatu perbedaan
suhu. Bila diperhatikan sebatang logam yang dicelupkan ke dalam suatu tangki yang berisi air
kalor. Karena suhu awal logam ialah T1 dan suhu air ialah T2, dengan T2 >> T1, maka logam
dikatakan lebih dingin daripada air. Ha1 yang penting dalam sistem yang terdiri dari air dan
logam ialah adanya suatu perbedaan suhu yang nyata yaitu (T2- T1).
Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ia1ah perpindahan ka1or mela1ui gelombang dari
suatu zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan ka1or. Keadaan ini baru terbukti setelah
suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan ka1or radiasi terjadi dengan perantaraan
foton dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua teori yang berbeda untuk menerangkan
bagaimana proses radiasi itu terjadi. Semua bahan pada suhu mutlak tertentu akan menyinari
sejumlah energi ka1or tertentu. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin tinggi pula energi
ka1or yang disinarkan. Proses radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi tidak terjadi
pada bagian da1am bahan. Tetapi suatu bahan apabila menerima sinar, maka banyak ha1 yang
boleh terjadi. Apabila sejumlah energi ka1or menimpa suatu permukaan, sebahagian akan
dipantulkan, sebahagian akan diserap ke da1am bahan, dan sebagian akan menembusi bahan dan
terus ke luar. Jadi da1am mempelajari perpindahan ka1or radiasi akan dilibatkan suatu fisik
permukaan.
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/01%20Bab%201%20Pendahuluan.html (2
of 7)5/8/2007 3:24:05 PM
PERPINDAHAN PANAS
Bahan yang dianggap mempunyai ciri yang sempurna ada1ah jasad hitam. Disamping itu, sama
seperti cahaya lampu, adaka1anya tidak semua sinar mengenai permukaan yang dituju. Jadi
da1am masalah ini kita mengena1 satu faktor pandangan yang lazimnya dinamakan faktor
bentuk. Maka jumlah ka1or yang diterima dari satu sumber akan berbanding langsung
sebahagiannya terhadap faktor bentuk ini. Dalam pada itu, sifat terma permukaan bahan juga
penting. Berbeda dengan proses konveksi, medan a1iran fluida disekeliling permukaan tidak
penting, yang penting ialah sifat terma saja. Dengan demikian, untuk memahami proses radiasi
dari satu permukaan kita perlu memahami juga keadaan fisik permukaan bahan yang terlibat
Proses perpindahan kalor sering terjadi secara serentak. Misa1nya sekeping plat yang dicat
hitam.
La1u dikenakan dengan sinar matahari. Plat akan menyerap sebahagian energi matahari. Suhu
plat akan naik ke satu tahap tertentu. Oleh karena suhu permukaan atas naik maka kalor akan
berkonduksi dari permukaan atas ke permukaan bawah. Da1am pada itu, permukaan bagian atas
kini mempunyai suhu yang lebih tinggi dari suhu udara sekeliling, maka jumlah kalor akan
disebarkan secara konveksi. Tetapi energi kalor juga disebarkan secara radiasi. Dalam hal ini dua
hal terjadi, ada kalor yang dipantulkan dan ada kalor yang dipindahkan ke sekeliling.
Berdasarkan kepada keadaan terma permukaan, bahan yang di pindahkan dan dipantulkan ini
dapat berbeda. Proses radiasi tidak melibatkan perbedaan suhu. Keterlibatan suhu hanya terjadi
jika terdapat dua permukaan yang mempunyai suhu yang berbeda. Dalam hal ini, setiap
permukaan akan menyinarkan energi kalor secara radiasi jika permukaan itu bersuhu T dalam
unit suhu mutlak. Lazimnya jika terdapat satu permukaan lain yang saling berhadapan, dan jika
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/01%20Bab%201%20Pendahuluan.html (3
of 7)5/8/2007 3:24:05 PM
PERPINDAHAN PANAS
permukaan pertama mempunyai suhu T1 mutlak sedangkan permukaan kedua mempunyai suhu
2. Untuk perambatan itu tidak diperlukan medium (misalnya zat cair atau gas)
Yang dimaksud dengan hantaran ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga
perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses
perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor, adalah dari titik
Gambar 1.2. Perpindahan panas konduksi dan difusi energi akibat aktivitas molekul
Sudah diketahui bahwa tidak semua bahan dapat menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan
demikian, umpamanya seorang tukang hembus kaca dapat memegang suatu barang kaca, yang
beberapa cm lebih jauh dari tempat pegangan itu adalah demikian panasnya, sehingga bentuknya
dapat berubah. Akan tetapi seorang pandai tempa harus memegang benda yang akan ditempa
dengan sebuah tang. Bahan yang dapat menghantar ka1or dengan baik dinamakan konduktor.
Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/01%20Bab%201%20Pendahuluan.html (4
of 7)5/8/2007 3:24:05 PM
PERPINDAHAN PANAS
bahan tersebut merupakan suatu isolator atau konduktor ialah koefisien konduksi terma. Apabila
nilai koefisien ini tinggi, maka bahan mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat.
Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan sempurna (logam) merupakan
penghantar yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya bila diandaikan sebatang besi
atau sembarang jenis logam dan salah satu ujungnya diulurkan ke dalam nyala api. Dapat
diperhatikan bagaimana kalor dipindahkan dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Apabila
ujung batang logam tadi menerima energi kalor dari api, energi ini akan memindahkan
sebahagian energi kepada molekul dan elektron yang membangun bahan tersebut. Moleku1 dan
elektron merupakan alat pengangkut kalor di dalam bahan menurut proses perpindahan kalor
konduksi. Dengan demikian dalam proses pengangkutan kalor di dalam bahan, aliran elektron
Persoalan yang patut diajukan pada pengamatan ini ialah mengapa kadar alir energi kalor adalah
berbeda. Hal ini disebabkan karena susunan molekul dan juga atom di dalam setiap bahan adalah
berbeda. Untuk satu bahan berfasa padat molekulnya tersusun rapat, berbeda dengan satu bahan
berfasa gas seperti udara. Molekul udara adalalah renggang seka1i. Tetapi dibandingkan dengan
bahan padat seperti kayu, dan besi , maka molekul besi adalah lebih rapat susunannya daripada
molekul kayu. Bahan kayu terdiri dari gabungan bahan kimia seperti karbon, uap air, dan udara
yang terperangkat. Besi adalah besi. Kalaupun ada bahan asing, bahan kimia unsur besi adalah
lebih banyak.
Yang dimaksud dengan aliran ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat yang dipanaskan.
Proses perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu fenomena permukaan. Proses
konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan
kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu
adalah yang utama. Lazimnya, keadaan keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat
proses konduksi, suhu permukaan bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini
dikatakan suhu permukaan adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/01%20Bab%201%20Pendahuluan.html (5
of 7)5/8/2007 3:24:05 PM
PERPINDAHAN PANAS
terdapat keadaan suhu tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.
Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara pengangkutan kalor
yang paling banyak dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir,
maka bentuk pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Pada pemanasan zat
ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama
tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh
masa jenis yang lebih kecil daripada bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjadi
Gambar 1.3. Perpindahan panas konveksi. (a) konveksi paksa, (b) konveksi alamiah,
Pada perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor ini akan dipindahkan ke sekelilingnya
dengan perantaraan aliran fluida. Oleh karena pengaliran fluida melibatkan pengangkutan masa,
maka selama pengaliran fluida bersentuhan dengan permukaan bahan yang panas, suhu fluida
akan naik. Gerakan fluida melibatkan kecepatan yang seterusnya akan menghasilkan aliran
momentum. Jadi masa fluida yang mempunyai energi terma yang lebih tinggi akan mempunyai
momentum yang juga tinggi. Peningkatan momentum ini bukan disebabkan masanya akan
bertambah. Malahan masa fluida menjadi berkurang karena kini fluida menerima energi kalor.
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/01%20Bab%201%20Pendahuluan.html (6
of 7)5/8/2007 3:24:05 PM
PERPINDAHAN PANAS
Fluida yang panas karena menerima kalor dari permukaan bahan akan naik ke atas. Kekosongan
tempat masa bendalir yang telah naik itu diisi pula oleh masa fluida yang bersuhu rendah.
Setelah
masa ini juga menerima energi kalor dari permukan bahan yang kalor dasi, masa ini juga akan
naik ke atas permukaan meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi pula oleh masa
fluida
bersuhu renah yang lain. Proses ini akan berlangsung berulang-ulang. Dalam kedua proses
konduksi dan konveksi, faktor yang paling penting yang menjadi penyebab dan pendorong
proses
tersebut adalah perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu .terjadi maka keadaan tidak stabil terma
akan terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu diselesaikan melalui proses perpindahan kalor.
Dalam pengamatan proses perpindahan kalor konveksi, masalah yang utama terletak pada cara
mencari metode penentuan nilai h dengan tepat. Nilai koefisien ini tergantung kepada banyak
faktor. Jumlah kalor yang dipindahkan, bergantung pada nilai h. Jika cepatan medan tetap,
artinya
tidak ada pengaruh luar yang mendoromg fluida bergerak, maka proses perpindahan ka1or
berlaku. Sedangkan bila kecepatan medan dipengaruhi oleh unsur luar seperti kipas atau peniup,
maka proses konveksi yang akan terjadi merupakan proses perpindahan kalor konveksi paksa.
Yang membedakan kedua proses ini adalah dari nilai koefisien h-nya.
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/01%20Bab%201%20Pendahuluan.html (7
of 7)5/8/2007 3:24:05 PM
BAB II
BAB II
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/02%20Perpindahan%20panas
%20konduksi.html (1 of 7)5/8/2007 3:24:06 PM
Pada perpindahan panas secara konduksi, kalor/panas mengalir tanpa disertai gerakan zat, tetapi
melaui satu jenis zat. Arah aliran energi kalor dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuh rendah.
§ sifat bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan suatu
kkonduktor>kisolator
Konduksi panas mengikuti Hukum Fourier yang dapat dinyatakan dengan persamaan yang
berikut:
atau:
Dalam persamaan di atas Hukum Fourier telah dinyatakan dalam bentuk persamaan laju alir,
BAB II
Dengan demikian persamaan konduksi panas mendefinisikan tahanan terhadap konduksi panas k
adalah konduktiviti panas suatu zat, yang besarnya tergantung pada temperatur zat itu. Biasanya
Energi masuk :
Energi keluar =
Pada keadaan steady, distribusi suhu konstan, suhu hanya merupakan fungsi posisi dan
akumulasi
= 0, sehingga:
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/02%20Perpindahan%20panas
%20konduksi.html (2 of 7)5/8/2007 3:24:06 PM
BAB II
2.1.1.Dinding Datar
Sistem dengan lebih dari satu macam bahan, seperti dinding lapis rangkap, analisisnya akan
Aliran panas pada setiap bagian adalah sama. Jika ketiga persamaan akan diselesaikan
Analogi listrik dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang lebih rumit.
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/02%20Perpindahan%20panas
%20konduksi.html (3 of 7)5/8/2007 3:24:06 PM
BAB II
Sehingga:
Aliran kalor melalui beberapa tahanan dalam susunan seri mempunyai analogi dengan arus listrik
r0=jari-jari luar
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/02%20Perpindahan%20panas
%20konduksi.html (4 of 7)5/8/2007 3:24:06 PM
BAB II
L=panjang
Ti-To=beda suhu
Laju perpindahan panas dapat ditentukan dari Hukum Fourier dengan penyesuaian rumus luas
menjadi:
Konsep tahanan termal dapat juga digunakan untuk dinding lapis rangkap seperti gambar di atas:
Tabung silinder berdinding tipis dari karet dengan ID 5 mm dan OD 20 mm digunakan sebagai
koil pendingin. Air pendingin dalam tabung mengalir pada suhu 274,9 K. Sebanyak 14,65 W
panas harus dipindahkan dengan pendinginan ini. Hitung panjang tabung yang diperlukan, jika
Penyelesaian:
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/02%20Perpindahan%20panas
%20konduksi.html (5 of 7)5/8/2007 3:24:06 PM
BAB II
Ambil L= 1 m.
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah aliran panas adalah dari r2, dinding luar ke r1, dinding
dalam.
Contoh 4.3-1 (Geankoplis, 1987). Aliran panas melalui dinding isolasi ruang pendingin
Ruang pendingin dilapisi dengan 12,7 mm kayu pine; 101,6 mm cork board dan lapisan terluar
76,2 mm concrete.
Temperatur permukaan luar 255,4 K (ruang pendingin) dan permukaan luar concrete 297,1 K.
Hitung panas yang hilang (dalam W) untuk 1 m2, dan temperatur antara pine dan cork board.
Penyelesaian:
T1 = 255,4 K; T4= 297,1 K;
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/02%20Perpindahan%20panas
%20konduksi.html (6 of 7)5/8/2007 3:24:06 PM
BAB II
Contoh 4.3-2 (Geankoplis, 1987). Panas yang hilang dari isolasi pipa.
Pipa stainless stell berdinding tipis (A) mempunyai k= 21,63 W/m.K dengan ID=0,0254 m dan
OD = 0,0508 m. Pipa dilapisi asbestos (B) sebagai isolasi setebal 0,0254 m dengan k=0,2433 W/
m.K.
Temperatur permukaan dalam pipa 811 K dan permukaan luar isolasi 310,8 K. Untuk pipa 0,305
m panjang, hitung:
Penyelesaian:
Tahanan masing-masing:
Laju perpindahan panas:
Hanya terjadi penurunan T yang kecil melintasi pipa, karena nilai k yang tinggi.
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/02%20Perpindahan%20panas
%20konduksi.html (7 of 7)5/8/2007 3:24:06 PM
BAB III
BAB III
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (1 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
Perpindahan panas antara suatu permukaan padat dan suatu fluida berlangsung secara konveksi.
…(3.1)
Persamaan (3.1) mendefinisikan tahanan panas terhadap konveksi. Koefisien pindah panas
permukaan h, bukanlah suatu sifat zat, akan tetapi menyatakan besarnya laju pindah panas di
Fluks Kalor:
Adalah laju perpindahan panas persatuan luas (q/A). Fluks kalor boleh didasarkan atas luas
Adalah suhu yang dicapai apabila keseluruhan fluida yang mengalir melalui penampang itu
BAB III
dan •T
Jika A = Ao, luas permukaan luar tabung, maka U = Uo, koefisien yang didasarkan atas luas
permukaan luar.
BAB III
Koefisien pindah panas permukaan dapat diperkirakan dari fungsi-fungsi empiris, yang tersusun
dimana
K = bilangan tetap.
Nu = angka Nusselt, rasio antara diameter tabung terhadap tebal ekivalen lapisan laminar
h =koefisien konveksi
k =konduktivitas panas
D =diameter tabung
§ Perbedaan temperatur
§ Geometri sistem
1. Konveksi bebas/alamiah
§ Contohnya adalah pemanasan aliran udara yang melalui radiator, pemanasan air
dalam ketel.
§ Fluida panas yang menerima panas akan naik ke atas, kekosongan tempat massa
fluida yang telah naik diisi oleh massa fluida yang bersuhu rendah.
§ Aliran fluida terjadi akibat perbedaan densitas, dan perbedaan densitas akibat
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (3 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
2. Konveksi paksa
§ Jika aliran fluida digerakkan oleh piranti mekanik seperti pompa dan pengaduk.
Pada perbatasan suatu permukaan dan suatu fluida akan terjadi perpindahan panas secara
konduksi dan konveksi. Biasanya temperatur permukaan itu cukup tinggi untuk menimbulkan
pula radiasi. Tanpa adanya aliran yang dipaksakan terhadap fluida, maka sekitar permukaan akan
terjadi konveksi secara alamiah. Perbedaan temperatur antara bagian-bagian fluida menyebabkan
perbedaan densiti dan karena itu timbul gerakan dan aliran dalam fluida. Aliran alamiah ini
memperbesar perpindahan panas yang semula sampai tercapai keadaan yang tecap. Cara
perpindahan panas semacam ini disebut konveksi alamiah atau konveksi bebas.
Besarnya koefisien perpindahan panas harus didapat dari hasil percobaan. Banyak penyelidikan
telah dilakukan untuk menentukan koefisien pindah panas itu. Jika berbagai hasil penyelidikan
itu
dimensi, salah satu di antaranya adalah bilangan Grashof, yang dibuat untuk menunjukkan
sifatsifat
konveksi bebas .
Bentuk umum:
Dimana:
L =panjang pipa
• =viskositas fluida
r =densitas fluida
g =percepatan gravitasi
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (4 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Cp =kapasitas panas
hc =koefisien konveksi
k =konduktivitas termal
Hasil percobaan itu sering juga dinyatakan sebagai nomogram (alignment chart) atau grafik.
Persamaan empiris dan nomogram itu dapat dipakai guna memperkirakan koefisien perpindahan
panas untuk konveksi bebas. Karena terdapat berbagai persamaan dan nomogram, maka haruslah
dicari yang keadaan sistemnya sama dengan sistem yang sedang ditinjau.
bawah ini.
Aliran bergolak:
Aliran berlapis:
Untuk lempeng mendatar yang dipanaskan, menghadap ke atas, atau lempeng mendatar, yang
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (5 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Untuk lempeng mendatar yang dipanaskan, menghadap ke bawah atau lempeng mendatar, yang
Seperti telah diketahui fluida sekitar benda, yang seluruhnya diliputi oleh fluida itu, mengalami
dua macam hambatan, yaitu hambatan gesekan dan hambatan bentuk. Dalam bilangan Reynolds
yang sangat rendah hanya hambatan gesekan yang berpengaruh. Jika bilangan Reynolds
bertambah besar, baik hambatan gesekan maupun hambatan bentuk berpengaruh, akan tetapi
pengaruh hambatan gesekan makin lama makin berkurang dan hambatan bentuk lebih
berpengaruh.
Pengaruh aliran ini juga terlihat pada perpindahan panas antara fluida dan benda-benda yang
terendam. Persamaan-persamaan empiris tentang koefisien pindah panas antara benda dan fluida
hanya berlaku untuk benda dengan bentuk tertentu. Jika dalam alat dikehendaki pertukaran
panas,
maka perpindahan panas selalu terjadi secara konveksi paksa; karena laju panas yang
dipindahkan naik dengan adanya aliran atau pengadukan. Juga di sini pada waktu yang sama
berlangsung perpindahan panas secara konduksi, konveksi dan radiasi. Dalam hal ini radiasi
biasanya terjadi pada permukaan luar yang berhubungan dengan lingkungan yang tetap
temperaturnya.
Seringkali salah satu fluida dalam sebuah penukar-panas mengalir dalam pipa, sedang fluida
yang
lain mengalir dalam ruang anulus sebuah pipa yang lebih besar atau dalam ruang sebuah shell
yang memuat banyak pipa, Perpindahan panas berlangsung secara radial terhadap pipa. Antara
fluida di dalam pipa dan permukaan dinding pipa sebelah dalam, panas dipertukarkan secara
konveksi, kemudian panas menjalar secara konduksi melalui logam dinding pipa. Di luar pipa
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (6 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Kalau persamaan di atas diterapkan di satu tempat, maka U adalah koefisien perpindahan panas
keseluruhan setempat dan DT adalah selisih temperatur fluida di dalam pipa dan fluida di luar
pipa di tempat itu. Luas permukaan perpindahan panas A, harus dihitung sesuai dengan keadaan
sistem. Begitu juga koefisien perpindahan panas keseluruhan harus dihitung melalui
penjumlahan
masing-masing tahanan panas, sesuai dengan persoalannya.
Karena terjadi perpindahan panas, maka sepanjang pipa fluida yang panas berkurang
Pada ujung keluar pipa itu akan terdapat selisih temperatur yang berbeda dengan pada ujung
awal. Begitu juga besarnya koefisien perpindahan panas konveksi akan berubah, karena
temperatur fluida berbeda. Untuk menerapkan persamaan pindah panas pada satu alat, maka
haruslah ada harga yang dirata-ratakan. Biasanya selisih temperatur dirata-ratakan secara
Dalam hal ini U dianggap tidak berubah banyak antara kedua ujung alat itu. Kalau U sangat
berbeda di kedua tempat itu, maka dilakukan rata-rata dengan persamaan yang berikut:
U dihitung dari jumlah tahanan panas keseluruhan. Besarnya koefisien pindah panas secara
Untuk konveksi dalam pipa sudah tentu persamaan empirisnya lain daripada untuk konveksi luar
pipa. Banyak buku yang memuat keterangan tentang koefisien pindah panas, baik dalam bentuk
Dalam mencari persamaan-persamaan empiris itu harus diperhatikan sifat fluida, sifat aliran,
jenis
perpindahan panas (pemanasan atau pendinginan), letak pipa dan lain sebagainya. Sebab untuk
keadaan yang berlainan mungkin berlaku persamaan yang lain pula, dan haruslah ditemukan
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (7 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Koefisien pindah panas sebuah alat penukar panas mengalami perubahan selama pemakaian.
Sewaktu masih baru permukaan logam pipa-pipa itu bersih. Selama pemakaian pada permukaan
itu akan tertentuk lapisan kotoran atau kerak. Biarpun tipis lapisan itu merupakan tahanan
tambahan terhadap perpindahan panas. Lapisan ini terutama timbul pada permukaan yang
berhubungan dengan air. Besarnya tahanan karena pengotoran itu dapat dihitung dari persamaan
yang berikut:
di mana Ud adalah koefisien pindah panas keseluruhan untuk alat yang kotor dan untuk alat yang
bersih, sedang hd koefisien pindah panas untuk lapisan kotoran atau kerak.
Menurut teori "dua lapisan" pada permukaan yang berhubungan dengan fluida terdapat, suatu
lapisan tipis fluida, yang keadaan alirannya berlapis, biarpun agak berjauhan dari permukaan
fluidanya mengalir secara bergolak. Pada dinding pipa yang kedua belah permukaannya terdapat
fluida, didapati dua lapisan batas itu. Karena keadaan dalam lapisan batas itu berlapis, maka
tahanan terhadap perpindahan panas di 1apisan lebih besar daripada di daerah yang bergolak.
Selisih temperaturpun lebih besar. Karena itu untuk perhitungan-perhitungan, seluruh tahanan
pindah panas dianggap berada dalam lapisan batas. Untuk perhitungan selisih temperatur selalu
Pada dasarnya rumus empiris untuk konveksi paksa meliputi benda mempunyai bentuk umum
yang sama dengan rumus empiris untuk konveksi dalam pipa, yaitu:
Persamaan-persamaan itu dapat juga disajikan dalam bentuk grafik. Dalam menggunakan
persamaan-persamaan itu, arah perpindahan panas perlu terus diingat. Persamaan empiris hanya
memberikan cara untuk memperkirakan besarnya koefisien pindah panas. Tahanan panas
konveksi digambarkan sebagai terpusat dalam lapisan batas fluida pada permukaan padat.
Karena
itu dalam menggunakan persamaan empiris semua sifat fisis fluida dinilai sesuai dengan
Karena persamaan empiris itu dinyatakan dengan bilangan tanpa dimensi maka sistem satuan
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (8 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
mana yang digunakan tidak menjadi soal, asalkan tetap hanya satu sistem satuan yang dipakai.
Banyak data telah diperoleh dalam percobaan-percobaan untuk menentukan koefisien pindah
panas h. Data dapat disajikan dalam grafik atau sebagai persamaan. Di bawah ini akan diberikan
berbagai contoh persamaan empiris yang sering dijumpai dengan batas-batas berlakunya.
Aliran laminar
Untuk aliran berlapis (laminar) dalam pipa tegak atau datar, di mana konveksi bebas dapat
Re <>
Dimana:
d =diameter pipa; m
Faktor (•/• w) digunakan sebagai koreksi, jika viskositas fluida di dekat dinding dan di tengah
Untuk fluida masuk dan keluar pada T berbeda, T rata-rata secara aritmetik:
Aliran turbulen
Untuk aliran bergolak (turbulen) dalam pipa yang bersih berlaku persamaan:
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (9 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Merupakan selisih suhu rata-rata secara logaritma pada kedua ujung peralatan.
Bilangan Grashof tidak ada dalam persamaan di atas, karena nilai bilangan Reynolds terlalu
Sifat-sifat fluida harus dinilai pada temperatur rata-rata antara temperatur masuk dan keluar.
Persamaan-persamaan empiris yang ada pada waktu ini belum mencakup semua keadaan yang
dijumpai dalam praktek. Banyak hal yang tidak dapat di hitung koefisiep pindah panasnya.
Dalam hal ini h harus diperkirakan dari data empiris, yang biasanya dalam buku-buku referensi
diberikan sebagai batas-batas nilai. Data yang dilaporkan dalam buku maupun dalam majalah
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (10 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Sebuah bola yang akan dipanaskan atau didinginkan oleh fluida yang mengalir tegak lurus
1 <>
0,6 <>
Nilai h aliran udara yang mengalir tegak lurus terhadap silinder tunggal dan udara yang mengalir
Re n K Nu
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (11 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Koefisien perpindahan panas menyeluruh, U, gabungan konduksi dan konveksi, dihitung melalui
U dalam W/m2.K
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (12 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Udara pada 206,8 kPa dan temperatur rata-rata 477,6 K akan dipanaskan melalui pipa dengan ID
25,4 mm dan kecepatan 7,62 m/dt. Sebagai media pemanas digunakan steam pada 488,7 K diluar
pipa. Karena koefisien konveksi steam besar sedangkan tahanan dinding pipa sangat kecil,
dianggap temperatur dinding pipa yang kontak dengan udara juga 488,7 K.
Hitung :
Penyelesaian:
mb = 2,6.10-5 Pa.s
k = 0,03894 W/m
Pr = 0,686
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (13 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
(b)
Contoh soal 4.5-2 (Geankoplis, 1987). Pemanasan air menggunakan steam dan penyelesaian
Air mengalir melalui pipa horizontal 1” sch 40, pipa baja pada temperatur rata-rata 65,6 oC dan
kecepatan 2,44 m/dt. Air akan dipanaskan dengan steam pada 107,8 oC diluar dinding pipa.
pipa.
Penyelesaian:
k = 0,633 W/m.K
μ = 4,32.10-4 Pa.S
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (14 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
TRIAL I
Temperatur dinding pipa diperlukan, dan diasumsikan berada diantara 65,6oC dan 107,8 oC,
diambil 80 oC = Tw.
Tahanan menjadi:
Penurunan temperatur melalui lapisan air:
=16,1oC
Sehingga Tw=65,5+16,1=81,7oC
Ini sangat dekat dengan nilai Trial I yaitu 80oC. Sifat fisika yang berubah adalah mw jika
Tetapi efeknya terhadap hi cukup kecil dan dapat diabaikan, sehingga tidak diperlukan trial ke-2.
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (15 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
(c)
Soal latihan.
Suatu aliran minyak bumi, sebanyak 1 kg/detik, dipanaskan dalam tungku dan keluar tungku
pada
temperatur 300oC melalui pipa baja 4 inci sch. 40, yang terpasang dalam udara terbuka. Pipa ini
hendak diinsulasi dengan lapisan asbes. Berapa tebal lapisan asbes, agar temperatur permukaan
asbes dapat mencapai 50oC, dan penurunan temperatur minyak bumi besarnya 0,1 oC/m panjang
pipa.
Analisa
Dimana:
BAB III
Untuk menghitung besarnya tahanan panas, perlu dikumpulkan keterangan dan data dari pustaka
sbb:
ID = 102 mm
OD = 114 mm
Tf diambil 35 oC = 308 K
b= koefisien ekspansi termal = 1/Tf = 1/308
K = 0,138 W/m.K
Pada permukaan luar insulasi asbes terjadi konveksi bebas. Untuk perhitungan pertama tahanan
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (17 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
konveksi bebas tidak perlu diikut sertakan, karena temperatur permukaan diketahui yaitu 50 oC.
Rencana:
Yang ditanyakan adalah tebal insulasi. Besaran ini terdapat dalam tahanan panas R. Jadi q dan
DT
DT = 0,1 oC
Dari keempat tahanan panas R1 dan R2 dapat dihitung, karena semua keterangan diketahui, R4
untuk sementara tidak diperlukan. Substitusi harga besaran-besaran di atas ke dalam persamaan
perpindahan panas, memberikan harga untuk R3, yang kemudian menghasilkan tebal insulasi.
Penyelesaian:
Untuk dapat memilih persamaan empiris untuk menghitung h, maka bilangan Reynold harus
G = 1 kg/dt
D = 0,102 m
Nre = 46.200
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (18 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Kp=43 W/m.K
R = R1 + R2 + R3
1,27=0,0109+0,0004+R3
d = 0,08/0,3 = 0,267 m
Penilaian:
Hasil perhitungan diatas perlu diperiksa dengan tahanan konveksi bebas. Kalau dimisalkan
temperatur udara 20 oC, maka temperatur lapisan batas udara Tf pada permukaan insulasi dapat
diambil Tf = ½ (50+20) = 35 oC
b= 0,647 m
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (19 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Perbedaan sebesar 3 oC atau lebih kurang 6% masih baik untuk perhitungan rancangan seperti
ini.
Kalau temperatur udara bukan 20 oC, akan tetapi lebih tinggi maka temperatur permukaan
insulasi akan lebih tinggi dari 50 oC. Untuk mempertahankannya pada 50 oC, harus diadakan
Soal Latihan
Gas karbondioksida kering sebanyak 8,0 .10-3 m3/detik, pada tekanan mutlak 2 bar dan
temperatur 60 oC, hendak didinginkan menjadi 40 oC. Gas berada dalam pipa tembaga ukuran
1”
dengan dinding BWG no.16. Setiap pipa berada dalam pipa tembaga yang lain dengan ukuran
1,5” dan dinding BWG no.14. Air mengalir melalui ruang anulus antara kedua pipa dengan
kecepatan 0,3 m/detik. Air mengalir berlawanan arah dengan gas dan masuk pada 25 oC. Gas
masuk dengan kecepatan 5,7 m/detik. Berapakah banyaknya dan panjang pipa yang diperlukan?.
Analisa:
n Perhitungan dilakukan dengan persamaan
n Faktor lain harus dihitung. Jika ada faktor yang tidak dapat dihitung, lakukan trial (cobacoba).
n Q dapat dihitung dari laju alir dan penurunan temperatur gas CO2.
n •Tm dapat dihitung dari kenaikan temperatur ini dan laju alirnya, berdasarkan anggapan
Rencana:
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (20 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Penyelesaian:
T1 = 273,15 K
N1 = 1 kgmol
Kondisi 2:
P2 = 2 bar
V2 = 1 m3/n2 kgmol
T2 = 273+60 = 333 K
N2 = kgmol
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (21 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
2. Selisih temperatur
Luas total penampang anulus menjadi 4 (3,96 .10-4) = 15,8 . 10-4 m2.
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (22 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Untuk dapat memilih persamaan empiris yang akan digunakan, selalu perlu diketahui apakah
Untuk CO2:
Cp=874 J/kg.oC
μ= 1,6.10-5 N/dt.m2
De=4(0,5.10-2)meter=2,0.10-2 m
Dengan menggunakan grafik, untuk L/d = 60 (perkiraan) terbaca dari grafik untuk absis Nre =
6300:
d=de=2.10-2 m
k= 0,606 W/m.K
m = 0,967.10-3 N.dtk/m2
Cp = 4,180 J/kg.K
file:///D|/E-Learning/Perpindahan%20Panas/Textbook/03%20perpindahan%20panas
%20konveksi.html (23 of 24)5/8/2007 3:24:08 PM
BAB III
Tahanan keseluruhan :
Tahanan air:
Tahanan gas:
A=0,1587 m2