Perumahan
Perumahan
NIM : 1607565
Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi dar beberapa kejadian kebakaran yang
berkaitan dengan penyebab kebakaran akibat korsletin listrik dan beberapa tipologi
bentuk atap dari rumah tinggal yang terbakar pada lokasi di pemukiman padat. Kondisi
saat ini sebanyak 53% Penduduk Indonesia telah menjadi masyarakat perkotaan dan
menetap di daerah perkotaan (Kementrian Umum dan Perumahan Rakyat, 2015).
Hampir sebagian besar penduduk daerah perkotaan menempati kawasan perumahan
padatdengan kondisi rumah tinggal yang tergolong rumah semi permanen dan banyak
memakai bahan bangunan yang mudah terbakar. Kebakaran merupakan bencana yang
lebih sering disebabkan oleh kelalaian manusia. Peristiwa kebakaran akibat korsleting
listrik tidak boleh dianggap sepele karena jika dibiarkan pertumbuhan api dapat
menjadi besar dan akan menuju kebakaran penuh. Dalam teori kebakaran disebutkan
bahwa proses kebakaran teerjadi karena adanya udara, panas, dan oksigen. Dan pada
puncaknya, kejadian pada kawasan permukiman padat sering terjadi selama bulan Juli,
Agustus, dan September karena pengaruh cuaca yang kering.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,
yaitu metode yang dilakukan untuk mengetahui tingkat antara dua variabel atau lebih
dalam mencari maupun yang diteliti, dimanat terdapat pengaruh atau tidak, berkorelasi
positif atau negatif. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dipakai data sekunder
yang didapatkan dari DISPEMKAR, Dinas Cipta Karya dan Perumahan, artikel
kebakaran, data google map (digital citra), dan beberapa jurnal yang terkait. Data-data
sebagai variabel yang menjadi kajian dalam penelitian ini antara lain data kepadatan
bangunan rumah tinggal dan jumlah rumah tinggal di pemukiman padat
Dar hasil penelitian yang diperoleh dari beberapa data menyebutkan bahwa
penyebab kebakaran pada pemukiman padat diakibatkan oleh korsleting listrik,
kemudian api merambat melalui bahan bangunan yang mudah terbakar, contohnya atap
dengan konstruksi kayu. Bentuk atap dengan bentuk lansenar dan pelana dengan
penutup asbes dan seng gelombang merupakan bentuk atap yang paling mudah
merambatnya api dalam kejadian kebakaran pada pemukiman.