Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Rayhaan Firdaus

NIM : 1607565

AT - 349 Perumahan dan Permukiman

STUDI EVALUASI MODEL BENTUK ATAP DAN FENOMENA


KEBAKARAN PENYEBAB LISTRIK PADA RUMAH TINGGAL
MENENGAH KE BAWAH DI PEMUKIMAN PADAT

Bencana kebakaran yang terjadi pada bangunan perumahan selama ini


menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang nilainya tidak sedikit. Di
Indonesia, kejadian kebakaran termasuk cukup tinggi dibandingkan dengan negara -
negara Barat, yaitu kurang lebih 1.000 kebakaran pertahun. Kebakaran, merupakan
bencana yang penyebab kejadiannya tergolong sebagai bencana alam (natural
disaster) maupun bencana non-alam yang penyebab kejadiannya karena kelalaian
manusia (man-madedisaster). Biasanya, kebakaran yang penyebabnya karena
kelalaian manusia sering terjadi pada bangunan.

Dari data Dinas Pemadam Kebakaran (DISPEMKAR) diketahui untuk jenis


fbangunan yang sering terbakar adalah fungsi hunian (perumahan), bangunan industri
atau pabrik, pertokoan dan perkantoran (DISPEMKAR, n.d.). Berdasarkan hasil
pengamatan, kejadian kebakaran menurut data tersebut paling banyak yaitu pada
bangunan rumah tinggal menengah ke bawah yang berada di kawasan pemukiman
padat dan disebabkan oleh listrik sebagai pemicu tahap awal timbulnya nyala api
(Ignition). Hasil pengamatan mengenai kejadian kebakaran akibat listrik di lapangan
dan berdasarkan wawancara dengan dinas kebakaran yaitu terjadi pada masalah
sambungan kabel, perawatan serta pemakaian jenis kabel yang tidak standar,
pemakaian beban berlebih pada titik stopkontak dan peralatan elektronik.

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi dar beberapa kejadian kebakaran yang
berkaitan dengan penyebab kebakaran akibat korsletin listrik dan beberapa tipologi
bentuk atap dari rumah tinggal yang terbakar pada lokasi di pemukiman padat. Kondisi
saat ini sebanyak 53% Penduduk Indonesia telah menjadi masyarakat perkotaan dan
menetap di daerah perkotaan (Kementrian Umum dan Perumahan Rakyat, 2015).
Hampir sebagian besar penduduk daerah perkotaan menempati kawasan perumahan
padatdengan kondisi rumah tinggal yang tergolong rumah semi permanen dan banyak
memakai bahan bangunan yang mudah terbakar. Kebakaran merupakan bencana yang
lebih sering disebabkan oleh kelalaian manusia. Peristiwa kebakaran akibat korsleting
listrik tidak boleh dianggap sepele karena jika dibiarkan pertumbuhan api dapat
menjadi besar dan akan menuju kebakaran penuh. Dalam teori kebakaran disebutkan
bahwa proses kebakaran teerjadi karena adanya udara, panas, dan oksigen. Dan pada
puncaknya, kejadian pada kawasan permukiman padat sering terjadi selama bulan Juli,
Agustus, dan September karena pengaruh cuaca yang kering.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,
yaitu metode yang dilakukan untuk mengetahui tingkat antara dua variabel atau lebih
dalam mencari maupun yang diteliti, dimanat terdapat pengaruh atau tidak, berkorelasi
positif atau negatif. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dipakai data sekunder
yang didapatkan dari DISPEMKAR, Dinas Cipta Karya dan Perumahan, artikel
kebakaran, data google map (digital citra), dan beberapa jurnal yang terkait. Data-data
sebagai variabel yang menjadi kajian dalam penelitian ini antara lain data kepadatan
bangunan rumah tinggal dan jumlah rumah tinggal di pemukiman padat

yang terjadi kebakaran.

Dar hasil penelitian yang diperoleh dari beberapa data menyebutkan bahwa
penyebab kebakaran pada pemukiman padat diakibatkan oleh korsleting listrik,
kemudian api merambat melalui bahan bangunan yang mudah terbakar, contohnya atap
dengan konstruksi kayu. Bentuk atap dengan bentuk lansenar dan pelana dengan
penutup asbes dan seng gelombang merupakan bentuk atap yang paling mudah
merambatnya api dalam kejadian kebakaran pada pemukiman.

Anda mungkin juga menyukai