Anda di halaman 1dari 3

BABAD BENDESA GERIH

Adapun masalah sebutan dan nama warga Bendesa Gerih, kadang-kadang menimbulkan banyak

permasalahan maka perlu kiranya diberikan beberapa penjelasan agar Warga Bendesa Gerih

dimanapun berada memiliki satu pengertian yang utuh dan seragam. Nama ini muncul pada saat

Warga bertanya kepada “Paranormal”. Ada nama yang pas menurut mereka, ada pula yang

samar-samar, serta ada yang baru ditelinga mereka. Sedangkan nama yang di “wariskan” oleh

para leluhur mereka “beda” dengan sebutan sekarang. Sehingga para sentana menjadi bingung.

Banyak yang datang ke Prajuru Warga Pusat. Tak sedikit yang menterjemahkan pindah ke

Warga lain. Dan akhirnya “kesakitan”, gering lalu meninggal. Ke “balian” (paranormal) lagi, dan

mendapat “pewuwus” Bendesa Tangkas Kori Agung Gerih. Barulah mereka menemukan setelah

“kejadian” serupa.

Adapun Sebutan yang sering “muncul” tidak pas benar, untuk hal tersebut dipaparkan beberapa

“nama” sebagai berikut:

a.MENESHA GERIH

Nama Warga ini sering dipakai oleh Warga di Era Tahun Empat Puluhan. Nama ini cukup

termasyur ketika itu di masyarakat Bali. Ketika itu para Pengelingsir Warga mencari istilah yang

sebenarnya. Pada tanggal 21 Pebruari 1954 mengadakan konsultasi dengan Pengelingsir Warga

Tangkas di Klungkung. Beliau adalah Jro Nyoman Likub. Dapat penjelasan bahwa Menesha

Gerih adalah keturunan langsung dari sira pakulun Pangeran Sukahet keturunan Pangeran

Tangkas dengan I Gusti Ayu Manik Mas. I Gusti Ayu Manik Mas salah seoarang putri dari

keturunan Puri dari Bebandem Karangasem (Permaisuri kesayangan dari Ida Dalem Sagening).
Tepatnya Putri dari Puri Sukahet (Buletin dari Gedong Kertya Tahun 1951, Babad Bendesa

Gerih) Dan Babad I Gusti Ngurah Mambal di Jro Ngurah Sibangkaja)

b.BENDESA TANGKAS KORI AGUNG

Setelah mendapat penjelasan dari Jro Nyoman Likub, maka Pengelingsir Warga yang terdiri dari

: (1) I Gde Tunas, (2) I Gde Tangkas , (3) I Made Mawa, atas petunjuk Jro agar menanyakan

langsung ke Puri Agung Klungkung. Maka bertiga tangkil ke Puri yang diantar langsung oleh Jro

4 Mei 1954. Dan mendapat penjelasan dari Puri. Bahwa keturunan Pengeran Tangkas yang ke

Badung (Gerih), adalah putra yang berasal dari bobot Dalem yang diberikan kepada Pangeran

Tangkas, yang diberi nama ketika dibesarkan di Puri Pangeran Sukahet. Pangeran Sukahet

inilah yang ke Badung (Gerih) bersama I Gusti Ngurah Mambal. Penjelasan Beliau Anak

Agung Gede Agung ketika itu, keturunan Pangeran Sukahet inilah yang disebut Bendesa

Tangkas Kori Agung yang berpusat di Gerih. Bendesa artinya “bandadesa”(desaningdesa,

Bendesa Gerih), Tangkas mengambil garis keturunan Tangkas karena dibesarkan oleh Pangeran

Tangkas, Kori Agung artinya “kawori” (berasal dari warih Puri anake Agung). Menurut Beliau

keturunan Pangeran Sukahet mengambil garis keturunan “Bendesa Tangkas Kori Agung” karena

berpusat di Gerih maka lengkapnya “Bendesa Tangkas Kori Agung Pusat Gerih” dan

seterusnya di samping sebutan “Bendesa Gerih” mengingat tugas beliau sebagai Regend di

Tegal Lumbung, Sisilah Ki Gusti Gede Bendesa yang diterbitkan di Leiden diberikan Oleh Guru

Besar Robert Howard ,Universitas Belgia).

c. Bendesa Manik Mas di Gerih

Berdasarkan Prasasti Bendesa Tangkas Kori Agung, koleksi Lembaga Penelitian Bahasa

Singaraja (Ibid,Ip.26), …”bahwa keturunan I Gusti Ayu Manik Mas bersabda kepada putranya
Ki Pangeran Sukahet, ketika panit kepada beliau akan mengemban tugas ke tepi siring kerajaan

Klungkung, beliau berpesan “Uduh anak mami kita, tan pepada olas arepkuring sira, nging tan

napa, apan pakon nira Sang Amawang rat, wenang ta sira megawe preker sining gumi. Maka

pala anemu kasubagian ta muang keturunan ta kawekas-wekas. Mapan mangkana maka palining

dadi. Kewala ana piteketku lawan kita, yen ana keturunanta ta kayan kawekas-wekas apanga

nganggo aran Bendesa Manik Mas. Mapan ibu ingaran Manik Mas, apang prasida nglun,

anglelingin se preti santanan ri wus amoring sadioh…” (Ibid,LP.26) Berdasarkan kutipan di atas

selain nama keturunan di atas agar memakai tereh, Bendesa Manik Mas. Hal ini sering terjadi

ketika warga “nunas bawaos di Baspipis” muncul nama keturunan ini. Sehingga para preti

sentanan Bendesa Gerih pindah ke Bendesa Manik Mas Gianyar. Apa yang terjadi kemudian,

mereka datang lagi karena kesakitan setelah 3 samapi 5 tahun berada “disitu”.

Demikianlah sekelumit tulisan ini ditujukan kepada para Preti Sentana Sira Ki Gusti Gde

Bendesa, yang berpusat di Gerih. Sekarang ini Warga Bendesa Gerih = Bendesa Tangkas Kori

Agung Pusat Gerih = Bendesa Manik Mas di Gerih berjumlah 2500 KK, dan tersebar di seluruh

pelosok desa di Bali.

Sebagai keturunan Tangkas maka Pedarman warga Bendesa Gerih berpusat di:

1. Pura Agung Batu Madeg

Pura Pedarman Arya

Anda mungkin juga menyukai