PROPOSAL TESIS
Oleh:
TRY HIKMAWAN
1802750
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya dalam penyusunan proposal tesis yang berjudul Penerapan
Penilaian Kinerja Serta Pemberian Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung. Proposal tesis
ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen.
Akhir kata, mengingat keterbatasan dan kemampuan penulis, maka penulis
menyadari bahwa masih adanya kekurangan penulis dalam menjabarkan masalah
ini. Penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran agar
kesalahan yang sama tidak terulang kembali, serta sebagai bahan koreksi bagi
penulis dalam penyusunan tesis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.5.1. Teknik analisis data deskriptif ........................................................ 68
3.5.2. Teknik Analisis Data Parametris..................................................... 69
3.5 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Prioritas Bidang 2 adalah Fokus ke-4 yaitu Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Kebumian.
Struktur organisasi Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung terdiri
dari 2 (dua) bidang. Dua bidang tersebut adalah: (i) Bidang Pengelolaan dan
Diseminasi Hasil Penelitian (PDHP) dan (ii) Bidang/Bagian Tata Usaha. Bidang
Tata Usaha bertanggungjawab dalam penyelenggaraan pengelolaan administrasi
organisasi. Bagian ini dalam melaksanakan pekerjaannya dibantu oleh Kepala
Subbagian Keuangan, Kepala Subbagian Kepegawaian dan Kepala Subbagian
Sarana dan Umum. Sementara itu, Bidang PDHP dibantu dengan dua Kepala
Subbidang, yaitu Kepala Subbidang Diseminasi dan Kerja Sama serta Kepala
Subbidang Pengelolaan Hasil Penelitian.
Adapun identifikasi awal yang didapatkan oleh peneliti bahwa rendahnya
produktivitas kerja di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung yang
dinamakan SKU (Sasaran Kerja Unit), pada gambar di bawah ini:
Gambar 1.1
Presentase Pencapaian Target Program Kerja
Berdasarkan SKU (Sasaran Kerja Unit)
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung Tahun 2015-2018
100.0%
98.0%
96.0%
94.0%
92.0% Target
90.0%
88.0% Realisasi
86.0%
84.0%
82.0%
2015 2016 2017 2018
2
program kerja pada tahun 2015 realisasi program kerja hanya mencapai 98,5%,
lalu pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi sebesar 94,90%. Kemudian
pada tahun 2017 realisasi program kerja mengalami penurunan menjadi 91,49%.
Pada tahun 2018 realisasi program kerja mengalami penurunan kembali yaitu
menjadi 88,71%. Menurunnya tingkat pencapaian target program kerja tersebut
menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat produktivitas kerja di Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung.
Selanjutnya produktivitas kerja Pegawai juga dapat terlihat dari hasil
penilaian kinerja individu. Penilaian kinerja ini dilakukan setiap setahun sekali.
Adapun mengenai unsur penilaian kinerja Pegawai dapat di lihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.1
Unsur Penilaian Kinerja Karyawan
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung
No. Unsur yang dinilai Bobot
1. Prestasi Kerja 70%
2. a. Perilaku
Integrity 2%
Networking 2%
Trust 2%
Teamwork 2%
Innovative 2%
b. Patronage 10%
3. Kepatuhan 10%
Jumlah 100%
Sumber: Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung
Dengan adanya penilaian kinerja dalam perusahaan tersebut maka
perusahaan dapat mengetahui bagaimana kinerja seorang Pegawai dan bagaimana
kualitas Pegawai yang dimilikinya serta Pegawai juga dapat mengetahui secara
tepat target apa yang harus dicapainya.
Veithzal Rivai (2008:309) berpendapat bahwa “penilaian kinerja adalah
mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran”.
3
Dibawah adalah ini data laporan hasil kerja individu pegawai di Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung melalui data SKI (Sasaran Kerja Individu)
dalam lima tahun terakhir sebagai berikut:
Gambar 1.2
Presentase Sasaran Kerja Individu SKI (Sasaran Kerja Individu)
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung 2015-2018
100%
98%
96%
94% 94.07%
92% 92.01%
91.26%
90% 90.17%
88%
86%
84%
82%
2015 2016 2017 2018
4
dikemukakan oleh Henry Sinamora (2001:415), bahwa “penilaian kinerja adalah
suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para
karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan karyawan.
Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada diri seorang individu
sebagai rangsangan untuk melakukan suatu tindakan. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sedarmayanti (2008:233), bahwa “motivasi adalah kesediaan
mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan
oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual”.
Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan dan hasil wawancara yang
dilakukan oleh penulis yaitu dapat diketahui bahwasannya penilaian kinerja
Pegawai dapat memberikan motivasi bagia Pegawai untuk bekerja lebih baik
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya dan mendapat imbalan dari
perusahaan berupa kompensasi. Semakin baik hasil penilaian prestasi kerja
seorang Pegawai maka semakin besar kompensasi yang akan didapatnya dari
perusahaan karena pencapaian target kerjanya tercapai. Penilaian kinerja juga
dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk promosi jabatan seorang
karyawan.
Motivasi kerja Pegawai dapat diketahui dari tingkat kedisiplinan Pegawai
tersebut dalam kehadirannya ditempat kerja. Tingkat kedisiplinan Pegawai dapat
ditunjukkan pada persentase data kehadiran Pegawai berikut ini:
5
Gambar 1.3
Persentase Kehadiran Pegawai
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung
100%
90%
91%
6
Gambar 1.4
Persentase Keterlambatan Pegawai Divisi MSDM
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung
Pertriwulan Tahun 2017-2018
100%
90%
80%
70%
60%
50%
Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul Triwul
an 1 an 2 an 3 an 4 an 5 an 6 an 7 an 8
Tingkat Keterlambatan 63% 61% 66% 71% 61% 60% 68% 73%
Target 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7
2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi kerja pegawai di Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI Bandung?
3. Bagaimana gambaran tingkat produktivitas kerja pegawai di Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung?
4. Seberapa besar pengaruh penilaian kinerja terhadap motivasi kerja
pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung?
5. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja pegawai terhadap produktivitas
kerja pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, penelitian ini secara umum
bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh penilaian
kinerja pegawai dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai oleh penulis melalui penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas penilaian kinerja pegawai di
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi kerja pegawai di Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung.
3. Untuk mengetahui gambaran tingkat produktivitas kerja pegawai di Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penilaian kinerja pegawai
terhadap motivasi kerja pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Bandung.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan secara akademik
maupun implementasinya. Berikut adalah harapan yang dihasilkan dari penelitian
ini:
8
1. Secara akademik penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
dalam aspek teoritis (keilmuan) bagi perkembangan ilmu manajemen
sumber daya manusia khususnya dalam meningkatkan kinerja pegawai.
Selain itu, penelitian ini bisa menjadi rujukan penelitian selanjutnya
khususnya dalam penerapan sistem arsip elektronik.
2. Secara praktik dalam implementasinya, penelitian ini diharapkan
mampu memberikan sumbangan pemikiran kepada Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI Bandung, dalam peningkatan produktivitas kerja
pegawai.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang individu
didalam organisasi untuk menetapkan atau mencapai hasil kerja yang telah
10
ditetapkan dan diminta oleh perusahaan. Pengertian tersebut senada dengan
pengertian kinerja menurut Stolovitch, Keeps dalam Lijan Poltak Sinambela
(2012:7) bahwa kinerja adalah “seperangkat hasil yang dicapai dalam merujuk
pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta”. Dan
Schermerhorn, Hunt dan Osborn dalam Lijan Poltak Sinambela (2012:8)
berpendapat bahwa “kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-
tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan.
Kinerja tidak lepas kaitannya mengenai tujuan, baik tujuan individu
didalam sebuah organisasi atau tujuan organisasi itu sendiri. Senada dengan
pendapat Mondy, Premeaux dalam Lijan Poltak Sinambela (2012:7) bahwa
“kinerja dipengaruhi oleh tujuan”. Casio dalam Lijan Poltak Sinambela (2012:8)
juga mengemukakan bahwa “kinerja merujuk pada pencapaian tujuan pegawai
atas tugas yang diberikan kepadanya”. Menurut Kasawan (2012:212) kinerja
adalah “kemampuan Pegawai untuk melakukan pekerjaan mungkin ditingkatkan
dengan menekankan pada kelebihannya dan pemahaman terhadap perubahan-
perubahan apa yang dibutuhkan”.
Hersey, Blanchard dalam Lijan Poltak Sinambela (2012:7) juga
menyatakan bahwasannya kinerja merupakan:
“suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas
dan pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat
kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimanan mengerjakannya”.
Menurut Griffin dalam Sule dan Saefullah (2005: 235) bahwa kinerja
terbaik ditentukan oleh 3 faktor yaitu (1) Motivasi (Motivation) yaitu yang terkait
dengan keinginan untuk melakukan pekerjaan; (2) Kemampuan (ability) yaitu
kapabilitas dari tenaga kerja atau SDM untuk melakukan pekerjaan; dan (3)
Lingkungan pekerjaan (the work environment) yaitu sumber daya dan situasi yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Commented [MOU1]: TULIS SENDIRI
11
ditentukan tolak ukurnya oleh organisasi sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
organisasi itu sendiri.
12
yang berorientasi ke masa depan, (e) implikasi proses penilaian, dan (f)
umpan balik bagi satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia
dalam organisasi”.
13
7. Member konsultasi kepada Pegawai mengenai peluang karier.
8. Menentukan taraf kinerja Pegawai untuk maksud peninjauan gaji.
9. Mendorong pimpinan untuk berfikir cermat mengenai kinerja staf pada
umumnya dan faktor yang mempengaruhinya, termasuk gaya
kepemimpinan dan perilaku mereka sendiri.
14
7. Penilaian merupakan wahana komunikasi, sebagai dasar diskusi tentang
hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan antara atasan dan bawahan.
8. Penilaian dapat berfungsi sebagai dasar untuk perencanaan SDM dan
pekerjaan.
9. Penilaian dapat dijadikan dasara untuk penelitian MSDM.
15
8. Tantangan dari luar.
9. Umpan balik terhadap sumber daya manusia.
16
Dengan demikian, penilaian kinerja bukan hanya bermanfaat bagi sebuah
organisasi, tetapi juga bermanfaat bagi atasan dan bagi Pegawai itu sendiri. Bagi
organisasi, manfaat penilaian kinerja adalah untuk menyesuaikan tujuan
organisasi dan individu karyawan, memperbaiki kinerja, memotivasi pekerja,
meningkatkan kulaitas dan kuantitas hasil kerja organisasi dan lain-lain. Manfaat
penilaian kinerja bagi atasan adalah mengusahakan dasar untuk membantu pekerja
yang kinerjanya rendah, memperbaiki kinerja individual, mempermudah penilaian
promosi jabatan kepada bawahan, dan menjadi pertimbangan untuk memberikan
reward dan punishment kepada bawahan mengenai hasil kerja yang dicapainya.
Dan manfaat penilaian kinerja untuk Pegawai itu sendiri adalah memperjelas
ketercapaian tujuan kinerja, memotivasi untuk bekerja lebih baik, mengetahui
hasil kerja yang dicapainya, peluang untuk melakukan promosi jabatan dan
sebagai dasar pertimbangan untuk memperoleh kompensasi.
Dengan memahami berbagai kegunaaan dan manfaat penilaian kinerja, jelas
terlihat bahwa tidak ada pilihan lain bagi organisasi kecuali melaksanakan
penilaian kinerja dengan sebaik mungkin.
17
Dalam penelitian ini, menurut analisis penulis, penilaian kinerja pada
perusahaan yang diteliti oleh penulis menggunakan metode penilaian
tujuan/perilaku, yaitu penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan
pendekatan penilaian dan management by objective.
Selain kategori diatas, penilaian kinerja dapat dikelompokkan menjadi
lima pendekatan, yaitu: komparatif, atribut, perilaku, hasil dan kualitas, seperti
yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Pendekatan Metode Penilaian Kinerja
NO PENDEKATAN TEKNIK
1 Komparatif Pemberian peringkat, distribusi yang dipaksakan, dan
perbandingan berpasangan.
2 Atribut Skala penilaian grafik dan skala standar campuran.
3 Perilaku Kejadian kritis, behaviourlly-anchored scales (BARS),
behavior observation scales (BOS), organizational
behavior modification (OBM), dan assessment centres.
4 Hasil Management by objective (MBO), productivity
measurement and evaluation system (ProMES).
5 Kualitas Umpan balik subjektif dan umpan balik objektif.
Tabel 2.2
Metode Penilaian Kinerja
NO METODE TEKNIK
1 Orientasi Masa Skala penilaian, daftar pustaka, pilihan yang
Lalu dipaksakan, kejadian kritis, behaviourally-anchored
rating scales (BARS), peninjauan lapangan, tes dan
observasi kinerja, metode evaluasi komparatif
(peringkat, distribusi yang dipaksakan), alokasi point,
perbandingan berpasangan.
2 Orientasi Masa Penilaian diri, manajemen berdasarkan tujuan
Depan (MBO), penilaian psikologis, dan pusat penilaian.
18
2.1.2.6 Indikator Penilaian Kinerja
Menurut Malayu S.P Hasibuan (2013: 95) indikator dari penilaian kinerja
antara lain adalah:
1. Kesetiaan
Penilai mengukur kesetiaan Pegawai tehadap pekerjaannya, jabatan dan
organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan Pegawai menjaga
dan membela organisasi didalam maupun diluar pekerjaan dari orang yang
tidak bertanggung jawab.
2. Prestasi Kerja
Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat
dihasilkan Pegawai tersebut dari urusan pekerjaan.
3. Kejujuran
Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi
perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain seperti
kepada bawahannya.
4. Kedisiplinan
Penilai menilai disiplin Pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan
yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan
kepadanya.
5. Kreativitas
Penilai menilai kemampuan Pegawai dalam mengembangkan
kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih
berdaya guna dan berhasil guna.
6. Kerjasama
Penilai menilai kesediaan Pegawai berpartisipasi dan bekerja sama dengan
Pegawai lainnya secara vertikal atau horizontal didalam maupun diluar
pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik.
7. Kepemimpinan
Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, berpengaruh, mempunyai
pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa dan dapat memotivasi orang lain
atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.
8. Kepribadian
Penilai menilai Pegawai dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai,
memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik serta
berpenampilan simpatik dan wajar.
9. Prakarsa
Penilai menilai kemampuan berpikir yang orisinil dan berdasarkan inisiatif
sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan alasan,
mendapatkan kesimpulan dan membuat keputusan penyelesaian masalah
yang dihadapinya.
10. Kecakapan
Penilai menilai kecakapan Pegawai dalam menyatukan dan menyelaraskan
bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan
kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen.
11. Tanggung Jawab
19
Penilai menilai kesediaan Pegawai dalam mempertanggungjawabkan
kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, saran dan prasarana yang
dipergunakannya serta perilaku kerjanya.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwasannya untuk mengetahui
baik atau buruknya kinerja seorang Pegawai diperlukan sebuah indikator penilaian
kinerja yang digunakan untuk menilai kinerja karyawan. Berdasarkan pendapat
Malayu Hasibuan diatas indikator penilaian kinerja antara lain adalah kesetiaan,
prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan,
kepribadian, prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab.
20
2.1.2 Konsep Motivasi Kerja
2.1.2.1 Pengertian Motivasi Kerja
French dan Raven dalam Sule dan Saefullah (2005:235) mengemukakan:
“Motivation is the set of forces that cause people to behave in certain
ways”
Maksudnya bahwa Motivasi merupakan sesuatu yang mendorong
seseorang untuk menunjukkan perilak tertentu. Commented [MOU2]: TULIS SENDIRI
21
Kemudian Robert Dubin dalam Sudarwan Danim (2004:15) mengartikan motivasi
sebagai “kekuatan kompleks yang membuat seseorang berkeinginan memulai dan
menjaga kondisi kerja dalam organisasi”. Sedangkan Sudarwan Danim (2004:15)
mengartikan motivasi sebagai “setiap kekuatan yang muncul dari dalam diri
individu untuk mencapai tujuan atau keuntungan tertentu dilingkungan dunia kerja
atau di pelataran kehidupan pada umumnya”.
Dengan adanya motivasi, seseorang rela melakukan sesuatu meskipun
sebenarnya kadang kala apa yang sesuatu yang dilakukannya itu bukanlah hal
yang diinginkannya. Sebagaimana pendapat Richard M. Steers dalam
Sedarmayanti (2009:233) menyatakan bahwa motivasi adalah:
“kekuatan kecenderungan seorang individu melibatkan diri dalam kegiatan
yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan, ini bukan perasaan senang yang
relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan,
tetapi lebih merupakan perasaaan sedia/rela bekerja untuk mencapai tujuan
pekerjaan”.
22
memperbanyak mesin, namun tetap saja, sumber daya manusia menjadi salah satu
bagian terpenting didalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu, supaya suatu
perusahaan dapat mengjhasilkan output dan outcome secara maksimal, tentu saja
perusahaan harus juga memaksimalkan kinerja para karyawannya yang nantinya
akan menciptakan suatu produktivitas kerja Pegawai secara maksimal. Untuk
mendapatkan hal itu, perushaan sangat perlu memperhatikan bagaiamana supaya
motivasi kerja Pegawai dapat diciptakan didalam diri karayawan itu sendiri.
Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Sindu Mulianto (2006:188)
yang menyatakan bahwa motivasi kerja adalah “dorongan kehendak yang
mempengaruhi perilaku tenaga kerja untuk dapat meningkatkan produktivitas
kerja karena adanya keyakinan bahwa peningkatan produktivitas mempunyai
manfaat bagi dirinya”. Dan Ernest J. Mc. Cormick dalam Anwar Prabu
Mangkunegara (2005) menyatakan bahwasannya “motivasi kerja didefinisikan
sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.
23
3) Kondisi kerja yang aman dan nyaman.
2) Keinginan untuk dapat memiliki.
Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang
untuk mau melakukan pekerjaan.
3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan.
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan diakui,
dihormati oleh orang lain.
4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan.
Bila kita perinci, maka keinginan untuk memperoleh pengakuan itu
dapat meliputi hal-hal:
Adanya penghargaan terhadap prestasi.
Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak.
Pimpinan yang adil dan bijaksana; dan
Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat.
5) Keinginan untuk berkuasa.
Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk
bekerja.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi
kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern itu adalah:
a) Kondisi lingkungan kerja.
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana
kerja yang ada disekitar Pegawai yang sedang melakukan
pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
b) Kompensasi yang memadai.
Kompensasi yang memadai merupakan merupakan alat motivasi
yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para
Pegawai bekerja dengan baik.
c) Supervisi yang baik.
24
Bila supervise yang dekat dengan para Pegawai ini menguasai liku-
liku pekerjaan dan penuh dengan sifat-sifat kepemimpinan, maka
suasana kerja akan bergairah dan bersemangat.
d) Adanya jaminan pekerjaan.
Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa
yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan
merasa ada jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan.
e) Status dan tanggung jawab.
Status dan kedudukan merupakan dorongan untuk memenuhi
kebutuhan sense of achievement dalam tugas sehari hari.
f) Peraturan yang fleksibel.
Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan
prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Sistem
dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan peraturan yang
berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi para karyawan.
25
2. Sikap individu.
Ada individu yang bermotivasi kerja tinggi dan ada pula yang
bermotivasi kerja rendah. Situasi dan kondisi yang ada di luar diri individu
member pengaruh terhadap motivasi. Akan tetapi yang paling menentukan
adalah individu itu sendiri. Karakteristik individu yang mendukung
menurunnya motivasi adalah:
a) sikap tidak mau meraih prestasi baru;
b) rasa cepat puas;
c) cincong atau usil; dan
d) lemah fisik.
3. Situasi kerja.
Lingkungan kerja, jarak tempuh dan fasilitas yang tersedia
membangkitkan motivasi, jika persyaratan terpenuhi. Tetapi apabila
persyaratan tidak terpenuhi maka dapat menekan motivasi. Orang akan
bekerja dengan baik jika faktor pendukungnya terpenuhi.
26
5) Aktualisasi diri : dorongan untuk menjadi seseorang sesuai
kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi
seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
27
4) Sebagian Pegawai menempatkan keamanan diatas semua
faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit
ambisi.
Menurut teori Y, empat asumsi positif adalah:
1) Pegawai menganggap kerja sebagai hal yang
menyenangkan, seperti halnya istirahat dan bermain.
2) Pegawai akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk
mencapai berbagai tujuan.
3) Pegawai bersedia belajar untuk menerima bahkan mencari
tanggung jawab.
4) Pegawai mampu membuat berbagai keputusan inovatif
yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi
mereka yang menduduki posisi manajemen.
28
atasan dan bawahan, teknik supervise, kebijakan administratif, kondisi kerja, dan
kehidupan pribadi.
4. Teori Kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland yang disebut juga teori motivasi prestasi ini
dikembangkan oleh David McClellland dan rekan-rekannya. Teori tersebut
berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu pencapaian, kekuatan dan hubungan. Hal-hal
tersebut dalam Edy Sutrisno (2010:128) didefinisikan sebagai berikut:
a. Need for achievement
Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur
berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan
ini, berhubungan erat dengan pekerjaan, dan mengarahkan tingkah
laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu.
b. Need for affiliation
Merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam
hubungannya dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah
laku untuk mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain.
c. Need for power
Kebutuhan untuk memnguasai dan mempengaruhi terhadap orang lain.
Kebutuhan ini, menyebabkan orang yang bersangkutan tidak atau
kurang mempedulikan orang lain.
29
8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab Pegawai terhadap tugas-tugasnya.
10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
30
(2014:257) bahwa: ... performance apraisalsare crucial to the effectivity
management of an organization’s human resources is a critical variable affecting
an organization’s productivity”. “Produktivitas individu dapat dinilai dari apa
yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Dengan kata lain,
produktivitas individu adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya
atau unjuk kerja”.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa pengertian produktivitasyaitu
sebagai berikut:
Menurut Aigner (dalam Edy Sutrisno, 2009:100) mengenai filsafat
produktivitas yang mengatakan bahwa:
Filsafat mengenai produktivitas sudah ada sejak awal peradaban
manusia, karena makna produktivitas adalah keinginan dan upaya
manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan
penghidupan di segala bidang. Dengan kata lain, filsafat
produktivitas adalah keinginan manusia untuk membuat hari ini
lebih baik dari hari kemarin dan membuat hari esok lebih baik dari
hari ini.
31
Sedarmayanti (2014:223) mengemukakan perwujudan dari sikap mental, dalam
berbagai kegiatan antara lain:
1. Yang berkaitan dengan diri sendiri, yaitu dengan meningkatkan:
a. Pengetahuan
b. Keterampilan
c. Disiplin
d. Upaya pribadi
e. Kekuatan
2. Yang berkaitan dengan pekerjaan, yang dapat dilakukan melalui:
a. Manajemen dan metode kerja yang lebih baik
b. Penghematan biaya
c. Ketepatan waktu
d. Sistem dan teknologi yang lebih baik
Dalam suatu perusahaan, peningkatan produktivitas pegawai sangat perlu
untuk dilakukan, dampak yang akan ditimbulkan tidak hanya pada perkembangan
dan keuntungan perusahaan saja melainkan juga berdampak pada pegawai itu
sendiri.
Dari beberapa pendekatan produktivitas yang telah dijelaskan di atas,
penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa produktivitas adalah suatu sikap
mental yang selalu melakukan perbaikan hari demi hari dalam pekerjaannya.
Dengan tidak hanya melihat hasil yang dicapai saja melainkan melihat faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan hasil. Selain itu,
timbulnyakesadaran Pegawai untuk terus melakukan perbaikan kerja, agar
pekerjaan hari ini bisa lebih baik dari hari sebelumnya.
Dengan adanya kesadaran dari Pegawai untuk melakukan perbaikan kerja
dari waktu ke waktu akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas
karyawannya dan bisa dikatakan kinerja Pegawai tersebut sangat tinggi atau baik.
32
Seperti menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (dalam
Sedarmayanti 2014:249) terdapat 6 faktor yang dapat menentukan produktivitas
tenaga kerja, yaitu:
1. Sikap kerja, seperti ketersedian untuk bekerja secara bergiliran (Shift
Work), dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam suatu shift.
2. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam
manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri.
3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi. Tercermin dalam
usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk
meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu dan
panitia mengenai kinerja unggul.
4. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber
dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.
5. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan
tugas.
6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas
dalam berusaha, dan berada pada jalur benar dalam berusaha.
Menurut Simanjuntak (dalam Edy Sutrisno, 2009:103) ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:
a. Pelatihan
b. Mental dan kemampuan fisik Pegawai
c. Hubungan antara atasan dan bawahan
Sedangkan menurut Sutermeister (dalam Mulyasa, 2002:117) faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas adalah yang diperagakan dalam Tabel 2.2
berikut:
Tabel 2. 1
Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja
1. Technological development, raw material, job layout, methods
2. Employee job performance
3. Ability
33
4. Education,exprience,training,interest,knowledge
5. Aptitude, personality, skill
6. Motivation
7. Lighting, temperature, ventilayion, rest periode, safety, music, phsycal
condition
8. On job and off job activities, perspection of situasion, level of
aspiration, reference group, male-female, cultrul background,
education, and experience.
9. Point in time, general economic conditions, individual personal
conditions.
10. Social education
11. Formal organization
12. Organizational structure
13. Leadership climate
14. Organizational efficiency
15. Personel policy, job content, selection, placement, introduction on job,
standard incentive, job evaluation, performance rating
16. Communication
17. Specific environment of company plant time
18. Informal organization or group
19. Size
20. Cohesiveness
21. Goals
22. Leaderds
23. Relationship with superior
24. Planning skill and technical knowledge
25. Type of leadership
26. Laisezz-faire
27. Autocratic: close supervision, production centered
28. Democration: general supervision, employee centered
34
29. Participation
30. Combination
31. Union
35
5. Mutu
6. Efisiensi
Selain itu, Gilmore dan Erich Fromm (dalam Sedarmayanti, 2001: 79-82)
mengemukakan bahwa indikator produktivitas adalah:
1. Disiplin, meliputi tingkat kehadiran, tingkat ketaatan melaksanakan tugas,
tingkat ketaatan pada peraturan organisasi.
2. Tanggung jawab, meliputi tingkat kesanggupan melaksanakan tugas tepat
waktu, tingkat pencapaian tujuan organisasi dan tingkat pemeriksaan hasil
kerja.
3. Kreatif, meliputi kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Percaya diri, meliputi tingkat kemampuan melaksanakan tugas.
A Dale Timpe (dalam Sedarmayanti, 2014:260)mengungkapan tentang ciri
umum pegawai yang produktif adalah sebagai berikut:
1. Cerdas dan dapat belajar dengan cepat
2. Kompeten secara profesional/teknis selalu memperdalam pengetahuan
dalam bidangnya.
3. Kreatif dan inovatif, memperlihatkan kecerdikan dan keanekaragaman.
4. Memahami pekerjaan.
5. Belajar dengan “cerdik”, menggunakan logika, mengorganisasikan
pekerjaan dengan efisiensi,selalu mempertahankan kinerja rancangan,
mutu, kehandalan, produktivitas, biaya dan jadwal.
6. Selalu mencari perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti
menyempurnakan.
7. Dianggap bernilai oleh pengawasnya.
8. Memiliki catatan prestasi yang berhasil.
9. Selalu meningkatkan diri.
Pribadi yang produktif akan lebih kreatif dalam berhubungan dengan dunia
sekitarnya dengan cara menghasilkan suatu karya melalui kemampuan yang
dimilikinya. Selain itu, pribadi yang produktif senantiasa selalu mengasah dan
memperbaiki kemampuannya, mampu menyesuaikan dengan keadaan lingkungan
dan sekitarnya.
36
2.1.3.4 Pengukuran Produktivitas Kerja
Pengukuran produktivitas kerja merupakan alat manajemen yang penting
disemua tingkatan ekonomi. Secara sektoral manupun nasional, produktivitas
kerja menunjukkan kegunaannya dalam membantu mengevaluasi
penampilan,perencanaan,kebijakanpendapatan, membandingkan sektor-sektor
ekonomi yang berbedauntuk menentukan tingkat pertumbuhan suatu sektor atau
ekonomi.
Menurut Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2009:162) mengemukakan bahwa
Produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu:
1. Produktivitas fisik
Secara fisik produktivitas diukur secara kuantitatif, seperti banyaknya
keluaran (panjang, berat, lamanya waktu, jumlah).
2. Produktivitas nilai
Produktivitas nilai diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap,
perilaku, disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan/tugas.
Paul Mali (dalam Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, 2009:162) mengatakan
bahwa: Dalam mengukur produktivitas berdasarkan antara efektivitas dan
efisiensi. Efektivitas dikaitkan dengan Performance, dan efisiensi dikaitkan
dengan penggunaan sumber-sumber. Indeks produktivitas diukur berdasarkan
perbandingan antara performance dengan sumber-sumber yang dialokasikan.
Selain diukur dengan dua standar utama yaitu produktivitas fisik dan produktivitas
nilai. Menurut Sedarmayanti (2014:232) pengukuran produktivitas juga dapat
dilakukan dalam bentuk perbandingan yang dibedakan dalam:
a. Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara
historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini
memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau
berkurang serta tingkatannya.
b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (tugas perorangan, seksi,
proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian
relatif.
37
c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan target, dan ini yang terbaik
untuk memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan. Dalam menyusun
perbandingan ini, perlu mempertimbangkan tingkat daftar susunan dan
perbandingan pengukuran produktivitas.
Produktivitas pada dasarnya dibedakan antara organisasi yang bergerak dalam
kegiatan bisnis dan organisasi yang melakukan kegiatan pelayanan bagi
kepentingan masyarakat. Organisasi yang melakukan kegiatan pelayanan bagi
kepentingan masyarakat, konsep produktivitas di sektor publik tidak sama dengan
konsep produktivitas di sektor bisnis karena ada perbedaan mendasar, yaitu
ukuran kualitas yang diberikan kepada masayarakat. Produktivitas dalam
organisasi pemerintah harus diukur dari segi kualitas hasil yang diberikannya
kepada masyarakat, yaitu sampai seberapa jauh hasil tersebut sesuai dengan
standar yang diinginkan. Standar meliputi ciri dari keluaran, misalnya berapa unit
yang dihasilkan, bagaimana jadwal penyelesaian, seberapa jauh kepuasan dari
klien/masyarakat yang dilayani. (Balk dan Kasim, dalam Sedarmayanti, 2014:
227-228).
38
dikarenakan untuk peningkatan produktivitas yang dihasilkan semakin
baik.
2. Peningkatan mutu hasil kerja
Dengan diadakannya perbaikan terus-menerus, maka akan terjamin pula
peningkatan mutu hasil kerjanya. Pada peningkatan mutu hasil kerja ini
akan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitasnya.
3. Pemberdayaan sumber daya manusia
Untuk dapat mencapai target produktivitasnya, maka pimpinan harus
memperhatikan bawahannya yaitu sumber daya manusia. Dengan
memperhatikan bawahannya yaitu sumber daya manusia dengan
memperhatikan atau pemberdayaan sumber daya manusia, maka pegawai
akan bersemangat dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan
produktivitasnya.
Menurut Sedarmayanti (2014:235) peningkatan produktivitas berkaitan
dengan tiga jenis sumber yaitu:
1. Modal (Perlengkapan, material, energi, tanah dan bangunan)
2. Tenaga kerja
3. Manajemen dan Organisasi.
2.1. Kajian Penelitian Terdahulu
Menurut Uep Tatang Sontani & Sambas Ali Muhidin (2011:53) menyatakan
bahwa “Penelitian sebelumnya bertujuan untuk menentukan originalitas penelitian
yang hendak dibuat”. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh penulis tidak akan
terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang sudah dilakukan dan digunakan
sebagai bahan referensi.
Berikut ini adalah tabel tentang penelitian terdahulu yang meneliti
mengenai penilaian kinerja, motivasi kerja dan produktivitas kerja.
No Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil
Penelitian Penelitian
1. Rika Solihah Pengaruh Metode survey Pengaruh
Magister Motivasi dan dengan teknik motivasi dan
Manajemen Bisnis Kompetensi pengambilan kompetensi
UPI 2012 Individu sampel secara individu
Terhadap Kinerja proportionate terhadap
39
Pada Bagian PPC random kinerja adalah
PT. Victory sampling dan sebesar 0,3901.
Garmintex menggunakan
Bandung metode analisis
data deskriptif
& kuantitatif
2. Siti Sundari Pengaruh Metode Pengaruh
Magister Penilaian Kinerja explanatory penilaian
Manajemen Bisnis dan Kompetensi survey dan kinerja dan
UPI 2010 Pegawai verificative kompetensi
Terhadap Kinerja explanation. pegawai
Pegawai (studi terhadap
pada badan kinerja
kepegawaian pegawai adalah
daerah kab. sebesar
Lamongan) 35,52%.
3. Widhi Handani Adji Pengaruh Metode Pengaruh
Magister Penilaiann deskriptif penilaian
Manajemen Bisnis Kinerja dan survey dan kinerja dan
UPI 2010 Motivasi Kerja explanatory motivasi kerja
Terhadap survey. terhadap
Analisis analisis
Kebutuhan kebutuhan
Pelatihan (studi pelatihan
terhadap pegawai adalah sebesar
tingkat 98,01%
supervisor dan
manajer di kantor
PT. PLN P3B
Jawa Bali
regional Jawa
Barat)
4. Reissa Maretha Pengaruh Bersifat Pengaruh
Magister Pelatihan dan deskriptif pelatihan dan
Manajemen Bisnis Motivasi Kerja dengan metode motivasi kerja
UPI 2010 Terhadap Kinerja survey. terhadap
Pegawai Pada kinerja
PT. Sugih Pegawai adalah
Intromendo sebesar 74,9%.
Abadi.
5. Rifqy Nur Alhaqi Pengaruh Bersifat Motivasi kerja
Prodi Manajemen Pelaksanaan deskriptif dipengaruhi
UPI 2013 Penilaian Kinerja dengan metode oleh penilaian
Terhadap explanatory kinerja sebesar
Motivasi Kerja survey. 30,8 %
(studi
40
persepsional pada
Pegawai PT.
ASKES (Persero)
KCU Bandung)
6. Sri Novi Agustini Pengaruh Explanatory Pengaruh
Prodi Manajemen Motivasi survey. motivasi
UPI 2013 Terhadap terhadap
Produktivitas produktivitas
Kerja Pegawai kerja Pegawai
PT. INTI divisi MSDM
(Persero) PT. INTI
Bandung (Persero)
Bandung yaitu
sebesar 61,9 %
41
Gambar 2.3
Lingkaran Produktivitas
Dari teori di atas, dapat dijelaskan bahwa suatu penilaian kinerja seorang
tenaga kerja mempengaruhi motivasi kerja Pegawai melalui kondisi sosial
didalam organisasi formal perusahaan, kemudian motivasi mempengaruhi
produktivitas kerja seorang Pegawai melalui hasil kinerjanya.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ravianto dalam Edy Sutrisno (2010:99)
bahwa “dibidang industri, produktivitas mempunyai arti ukuran yang relative nilai
atau ukuran yang ditampilkan oleh daya produksi; yaitu sebagai campuran dari
produksi dan aktivitas; sebagai ukuran yaitu seberapa baik kita menggunakan
sumber daya dalam mencapai hasil yang diinginkan”.
Sebagian masyarakat mempunyai pengertian bahwasannya produktivitas
dengan produksi itu sama, sehingga perbedaan produktivitas dan produksi sulit
42
dipahami secara jelas. Produksi atau hasil produksi dinyatakan sebagai bilangan
yang bukan rasio atau berdimensi satu. Produksi atau hasil produksi itu sama
dengan pembilang di dalam rumus produktivitas kerja. Pada umumnya dengan
menambah masukan akan meningkatkan produksi, dan dengan mengurangi
masukan maka akan menurunkan produksi. Peningkatan produksi berarti
menununjukkan jumlah hasil yang dicapai. Perbedaan produksi dengan
produktivitas adalah dimana produksi tidak selalu disebabkan peningkatan
produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau
menurun.
Inti dalam penelitian ini adalah membahas mengenai penilaian kinerja dan
motivasi kerja Pegawai terhadap produktivitas kerja karyawan. Produktivitas
disini yang dimaksud adalah jenis produktivitas satu faktor atau disebut dengan
istilah single factor productivity. Menurut Sri Haryani (2002:98) menyatakan
bahwa “produktivitas satu faktor adalah produktivitas yang diukur dari salah satu
faktor penyusunnya”. Menurut Sri Haryani (2002:97) “faktor penyusun
produktivitas adalah tanah, modal, teknologi, tenaga kerja dan bahan baku”.
Didalam penelitian ini, yang penulis maksud adalah mengenai produktivitas
tenaga kerja. Jadi, penelitian ini hanya fokus mengukur produktivitas dari faktor
tenaga kerja saja, tanpa memperhatikan faktor lain didalam produktivitas seperti
tanah, modal, teknologi dan bahan baku.
Produktivitas tenaga kerja atau produktivitas Pegawai di sebuah
perusahaan dapat dilihat dari kinerja. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sri
Haryani (2002:98) bahwa “seorang Pegawai atau sekelompok Pegawai dinilai
produktif atau tidaknya dari kinerjanya”. Hasil kinerja atau prestasi kerja seorang
Pegawai dapat diketahui dari hasil penilaian kinerja. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Sondan P. Siagian (2009:168) bahwa “penilaian kinerja
merupakan proses dimana organisasi berupaya memperoleh informasi yang
seakurat mungkin tentang kinerja para anggotanya”. Selain itu, penilaian kinerja
yang dilakukan disebuah perusahaan juga dilakukan untuk mengevaluasi kinerja
karyawan. Sebagiamana dijelaskan oleh Mondy dan Noe (1993:394) bahwa
“penilaian kinerja merupakan suatu sistem formal yang secara berkala digunakan
untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas-tugasnya”.
43
Penilaian kinerja Pegawai disebuah perusahaan biasanya telah ditentukan
indikator penilaiannya yang sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan
sebelumnya. Indikator sistem penilaian kinerja yang efektif juga harus
diperhatikan dalam sebuah penilaian kinerja di perusahaan supaya penilaian
kinerja yang dilakukan dapat sepenuhnya menghasilkan penilaian yang akurat dan
dapat berguna bagi Pegawai dan perusahaan itu sendiri. Menurtu Cascio
(2003:336) penilaian kinerja yang efektif adalah :
1. Keterkaitan (Relevance)
2. Kepekaan (Sensitivity)
3. Dapat dipercaya (Reliability)
4. Dapat diterima (Acceptability)
5. Praktis (Practicality)
44
perjuangan Pegawai untuk menuju keberhasilan”. Jadi, seorang Pegawai
menginginkan atau membutuhkan suatu standar di perusahaan. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan standar adalah standar kinerja yang diketahui dari adanya
penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan motivasi Pegawai yang pada akhirnya akan berpengaruh langsung
kepada produktivitas kerja karyawan.
Motivasi pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja karyawan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sedarmayanti
(2001:12) yang mengatakan bahwa produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain:
1. Pendidikan.
2. Keterampilan.
3. Etika kerja.
4. Sikap atau perilaku.
5. Tingkat penghasilan.
6. Jaminan social.
7. Lingkungan kerja.
8. Manajemen.
9. Sarana produksi.
10. Motivasi.
45
Kemudian berdasarkan penjelasan diatas, maka paradigma kerangka
berfikir digambarkan sebagai berikut:
X1 X2 Y
Gambar 2.5
Paradigma Kerangka Berfikir
Keterangan :
X1 = Penilaian Kinerja Karyawan
X2 = Motivasi Kerja Karyawan
Y = Produktivitas Kerja Karyawan
= Lambang yang menggambarkan pengaruh
46
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
47
suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.”
Adapun mengenai tujuan dari penelitian deskriptif menurut Moh. Nazir
(1999:63) adalah “memuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena-fenomena yang diselidiki.”
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian dengan mengamati
dan memperoleh data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mendeskrepsikan penilaian kinerja, motivasi kerja, dan produktivitas kerja
Pegawai serta untuk mengukur seberapa besar pengaruh penilain kinerja dan
motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Pusat Penelitian
Geoteknologi LIPI Bandung.
48
pada variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Penilaian
Kinerja (X1) dan Motivasi Kerja Pegawai (X2).
Penilaian Kinerja (X1) adalah alat yang digunakan untuk mengendalikan
perilaku karyawan, mengevaluasi kerja karyawan, mengetahui hasil kinerja
karyawan, dan mengembangkan karyawan. Menurut Cascio (2003:336-337)
menyatakan bahwa indikator penilaian kinerja yang efektif adalah :
1. Keterkaitan (Relevance)
Unsur-unsur yang dinilai relevan dengan uraian pekerjaan.
2. Kepekaan (Sensitivity)
Sistem penilaian mempunyai kepekaan dalam membedakan kinerja
karyawan.
3. Dapat dipercaya (Reliability)
Sistem yang digunakan harus dapat diandalkan dan dipercaya serta
menggunakan alat ukur yang konsisten.
4. Dapat diterima (Acceptability)
Sistem yang digunakan dapat dimengerti dan dapat diterima oleh penilai
dan yang dinilai.
5. Praktis (Practicality)
Semua instrument, seperti formulir penilaian mudah digunakan dan
dilaksanakan.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penilaian Kinerja Karyawan
Variabel Indikator Ukuran Skala No. Item
49
,2009:168). dalam membedakan
pemberian
gaji/insentif
Tingkat kepekaan
dalam memotivasi
kerja karyawan
Tingkat kepekaan
dalam mengevaluasi
kemajuan kinerja
karyawan
Variabel bebas yang selanjutnya dalam penelitian ini adalah motivasi kerja
karayawan (X2). Motivasi kerja karayawan adalah suatu kebutuhan yang muncul
dari dalam diri seseorang Pegawai yang dipengaruhi faktor internal maupun
eksternal untuk melalukan pekerjaan dengan baik di perusahaan. Teori kebutuhan
yang berguna untuk memotivasi Pegawai dalam bekerja menurut McClelland
dalam Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2009:230) yang dimaksud
adalah “kebutuhan pencapaian (need for achievement), kebutuhan kekuatan (need
for power), dan kebutuhan hubungan (need for affiliation)”.
50
Tabel 3.2
Operasional Variabel Motivasi Kerja Karyawan
Variabel Indikator Ukuran Skala No. Item
51
maupun kuantitas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
yang nantinya berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan.
Untuk mengukur produktivitas kerja karyawan, diperlukan suatu indikator,
Edy Sutrisno (2010:1004-1005) mengemukakan bahwa indikator produktivitas
adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang
Pegawai sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk
meneyelesaikan tugas yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah
satuyang dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati
hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas
kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indicator ini dapat
dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri
Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan
dengan apa yang akan dihadapi. Sebab, semakin kuat tantangannya,
pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi
lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan Pegawai
untuk meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu.
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerj
aseorag pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan
hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi
perusahaan dan dirinya sendiri.
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya
yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas
yang memebrikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
52
Tabel 3.3
Operasional Variabel Produktivitas Kerja Pegawai
53
penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998:108) mengemukakan pengertian
populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Studi atau penelitiannya disebut studi populasi atau studi
sensus”.
Berdasarkan pendapat diatas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah Pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung yang berjumlah
42 orang dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 3.4
Rekapitulasi Pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung
No. Bagian Jumlah Karyawan
Total 42
54
2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung dan tidak langsung, secara formal
maupun tidak formal terhadap pihak terkait yang dapat memberikan jawaban yang
relevan sebagai bukti didalam penelitian.
3. Teknik Kuesioner
Teknik kuesioner yaitu mengumpulkan data dengan cara menyiapkan
daftar pertanyaan untuk responden yang jawabannya diisi oleh responden itu
sendiri. Bentuk kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner berstruktur.
Kuesioner berstruktur adalah kuesioner yang dilakukan dengan cara menyiapkan
pilihan jawaban yang nantinya akan responden pilih, dengan cara hanya memberi
tanda pada jawaban yang dipilih. Dalam penelitian ini kuesioner akan diberikan
kepada Pegawai yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
4. Studi Kepustakaan
Penulis memperoleh data dan informasi dari para ahli di dalam bidangnya
yang bersangkutan dengan masalah yang penulis bahas dalam penelitian ini.
Teori-teori yang berhubungan dengan penelitian dikumpulkan oleh penulis untuk
selanjutnya digunakan sebagai bahan yang dapat menunjang proses pembahasan
kajian teori. Teknik yang dilakukan dengan studi kepustakaan dilakukan penulis
dengan cara membaca buku-buku, jurnal, serta sumber-sumber lainnya yang dapat
menunjang.
55
valid dan reliabel, maka instrumen tersebut dapat digunakan dalam pengumpulan
data di lapangan.
Uji coba angket dalam pengujian instrumen penelitian ini dilakukan
terhadap 20 orang responden. Data yang terkumpul kemudian penulis hitung
secara statistik validitas dan reliabilitasnya. Angket yang akan diuji cobakan
terdiri dari angket untuk mengukur pengaruh penilaian kinerja dan motivasi kerja
Pegawai terhadap produktivitas kerja karyawan. Angket yang akan diuji cobakan
dapat dilihat pada tabel sebgai berikut:
Tabel 3.5
Jumlah Item Angket Untuk Uji Coba
Total 33
56
rxy = korelasi antara variabel X dan Y
Y = jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba
N 2
tr
1 r 2
Dimana :
t = Nilai Tabel t Student
r = Koefisien Korelasi
57
N = Ukuran Sampel
Distribusi (tabel t) untuk α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) dan derajat
kebebasan (dk = n – 2)
Kaidah keputusan = jika, t hitung > t tabel berarti valid
58
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel X1, X2, dan Y
59
Selanjutnya pengujian terhadap 10 angket untuk variabel produktivitas
kerja Pegawai (Y) menunjukkan sebanyak 9 item dinyatakan valid dan sebanyak 1
item dinyatakan tidak valid. Sehingga angket yang digunakan untuk
mengumpulkan data variabel produktivitas kerja Pegawai sebanyak 9 item.
Item angket yang tidak valid terletak pada indikator yang berbeda,
sehingga walaupun item angket ini dihapuskan atau ditiadakan, item yang lain
dianggap representative untuk mengukur indikator yang dimaksud.
k i
2
r11 1 2
k 1 t
Dimana :
X 2
X2 N
Rumus varians = 2
N
i
2
= jumlah varians bulir
t2 = varians total
N = Jumlah responden
60
1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada
responden yang bukan responden sesungguhnya
2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen
3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan kelengkapan data
yang terkumpul.
4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor pada item yang
diperoleh
5) Menempatkan skor terhadap item-item yang sudah diisi responden
pada tabel pembantu
6) Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total
7) Menghitung nilai koefisien alfa
8) Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) =
n-2.
9) Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung r dan
nilai tabel r
Berdasarkan langkah uji reliabilitas tersebut, dengan menggunakan Microsoft
Excel 2007 diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2, dan Y
No. Variabel rtabel rhitung Keterangan
1 Penilaian Kinerja 0.444 0.719 Reliabel
2 Motivasi Kerja 0.444 0.743 Reliabel
3 Produktivitas Kerja 0.444 0.839 Reliabel
Karyawan
61
Pada variabel motivasi kerja diperoleh rHitung sebesar 0,743 dan rTabel
sebesar 0,444 sehingga rHitung lebih besar dari rTabel. Dengan demikian angket
untuk variabel motivasi kerja dinyatakan reliabel.
Selanjutnya pada variabel produktivitas kerja Pegawai diperoleh rHitung
sebesar 0,839 dan rTabel sebesar 0,444 sehingga rHitung lebih besar dari rTabel.
Dengan demikian angket untuk variabel produktivitas kerja Pegawai dinyatakan
reliabel.
( Xi)
2
n Xi 2
dimana X =
Xi dan S = n
n n 1
62
7. bandingkan emprical proportion dengan theotrical proportion, kemudian
carilah selisih terbesar titik observasinya
8. buat kesimpulan, dengan kriteria uji tolah H0 jika D > D(n,α)
9. memasukkan besaran seluruh langkah tersebut ke dalam tabel distribusi
sebagai berikut
Tabel 3.8
Contoh Format Tabel Distribusi Liliefors Test
X F FK Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi)-Fo (Xi) Sn (X1)-Fo (Xi)
JK reg a =
Y 2
n
3. menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JK reg b/a) dengan rumus :
JK reg b / a b. XY
X . Y
n
4. menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus :
JK res Y 2 JK reg b / a JK reg a
6. menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan rumus
63
7. menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus :
JK res
RJK res
n2
8. menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :
Y 2
JK E Y 2
k n
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai
data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
9. menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus :
JK TC JK Re s JK E
10. menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus :
JK TC
RJK TC
k 2
11. menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
JK E
RJK E
nk
12. mencari nilai uji F dengan rumus :
RJK TC
F
RJK E
13. menentukan kriteria pengukuran: jika nilai uji F < nilai tabel F, maka
distribusi berpola linear
14. mencari nilai Ftabel pada taraf signifikasi 95% atau α =5% menggunakan
rumus: Ftabel =F(1-α)(db TC,db E) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k
15. membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat
kesimpulan
64
perbedaan varians kelompoknya. Pengujian homogenitas varians ini
mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Uji statistika yang akan digunakan adalah uji barlett dengan menggunakan
bantuan software SPSS dan Microsoft Excel. Kriteria yang di gunakan adalah
nilai hitung X 2 nilai tabel, maka H0 menyatakan skor homogen ditolak.
Rumus : X 2 ( In10) B db.LogS i
2
Dimana :
2
Si = varians tiap kelompok data
Dbi = n-1 = derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett = (Log S 2 gab )( dbi )
db.S
2
db
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian
homogenitas varians adalah sebagai berikut :
1. menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap
kelompok tersebut
2. membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan
model tabel sebagai berikut :
Tabel 3.9
Model Tabel Uji Bartlett
Sampel db n 1 Si
2
LogSi
2
db.LogS i
2
db.S i
2
........
........
.........
65
Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010 : 97)
66
Tabel 3.10
Pola Pembobotan Kuesioner Rating Scale
4. Tahap tabulasi data, mencatat atau entri data kedalam tabel induk
penelitian.
Tabel 3.11
Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Skor Item
5. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan
kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk
masing-masing variabel X1,X2 dan Y. Dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan
rumus : skor kriterium = skor tertinggi x jumlah butir x jumlah
responden
SK = ST X JB X JR
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor
kriterium, untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus
xi = x1 x2 x3..... xn
67
Keterangan :
Xi = jumlah skor hasil angket variabel X
X 1 – Xn = Jumlah skor angket masing-masing responden
Bandung. Penyajian data ini melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi,
responden yaitu :
68
Panjang Kelas Interval = Rentang
Banyak Kelas Interval
Tabel 3.12
Kriteria Penafsiran Deskripsi
Penafsiran
Rentang
X1 X2 Y
1 – 1,7 Sangat tidak efektif Sangat rendah Sangat rendah
1,8 – 2,5 Tidak efektif Rendah Rendah
2,6 – 3,3 Cukup efektif Cukup Cukup
3,4 – 4,1 Efektif Tinggi Tinggi
4,2 – 5 Sangat efektif Sangat tinggi Sangat tinggi
69
3.5 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini pada dasarnya merupakan uji koefisien
korelasi product moment dengan menggunakan uji statistik. Analisa ini digunakan
untuk menguji derajat keterkaitan antara variabel X1, X2 dan variabel Y.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang
dihasilkan signifikan atau tidak. Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali Muhidin
(2011 : 78) menyatakan bahwa hipotesis merupakan “pernyataan (jawaban)
sementara yang masih perlu diuji kebenarannya. Jawaban sementara yang
dimaksud adalah jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.
Oleh kaena itu hipotesis yang dirumuskan harus bias menjawab masalah
penelitian. Sehingga antara hipotesis dan rumusan masalah terlihat
keterkaintannya secara konsisten”.
Menurut Sugiyono (2004 : 184) langkah-langkah pengujian hipotesis
adalah :
1. Menentukan H0 dan H1
a. H0 : ρ = 0 ; “Tidak terdapat pengaruh dan signifikasi antara penilaian
kinerja dan motivasi kerja Pegawai terhadap produktivitas kerja
Pegawai di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung”.
b. H1 : ρ ≠ 0 ; “Terdapat pengaruh dan signifikasi antara penilaian kinerja
dan motivasi kerja Pegawai terhadap produktivitas kerja Pegawai di
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Bandung”.
2. Analisis regresi
Analisis regresi digunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel
atau lebih. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
analisis regresi sederhana. Perhitungan analisis regresi sederhana
menggunakan aplikasi program Microsof Excel 2007. Langkah-langkah
yang dilakukan menurut Sambas Ali Muhidin (2010:107) adalah sebagai
berikut:
a. Temapatkan skor hasil tabulasi dalam sebuah tabel pembantu,
untuk membantu memudahkan proses perhitungan.
70
b. Menghitung rata-rata skor variabel X dan rata-rata skor variabel Y.
∑𝑋𝑖
Xi =
𝑛
∑𝑌𝑖
Yi =
𝑛
𝑁.(∑𝑋𝑌)− ∑𝑋∑𝑌
b=
𝑁.∑𝑋 2 − (∑𝑋)²
d. Menghitung nilai b.
a=Y–bX
f. Membuat interpretasi.
𝑆12
2. Menentukan nilai uji F melalui F =
𝑠22
Y 2
JK Re s Y 2 JK Re g
n
JK Re g
Fhitung K
JK Re s
n K 1
71
3. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan dk untuk db1 = k
dan db2 = n – k – 1
4. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria
pengujian :
Jika Nilai Uji F ≥ nilai tabel F, maka H0 dan H1 diterima
5. Membuat kesimpulan.
4. Koefisien Determinasi
Langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien determinasi. Koefisien
determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh penilaian
kinerja (X1) dan motivasi kerja Pegawai (X2) terhadap produktivitas kerja
Pegawai (Y). Rumus koefisien determinasi adalah :
R = Koefisien Korelasi
72
DAFTAR PUSTAKA
73