Anda di halaman 1dari 26

IT-1 Pengantar Blok-NP  Dosis berulang  Disuntikan i.v.

1. Farmakologi o Steady state plasma concentration (Konsentrasi o Bioavailability 100%


2. Farmasi mantap) → plato: datar o Kadar obat ↑, setelah itu mengalami eliminasi,
3. Gizi o Obat yang kita minum atau intravenous (i.v.) kadar menjadi ↓
 Obat racikan o Dalam waktu paruh (kadar naik ketika  AUC: Area under curve
o Puyer (serbuk), salep, sirup ditambahkan) o Luas daerah yang dihitung
 Kuliah  First order kinetic: kapasitas↑; enzim hati ↑  Obat P.O.
o 24 IT o Besarnya eliminasi obat berdasarkan fraksi tetap/ o Kadar dalam plasma ↑ dulu, maksimal, lalu ↓
o 1 Tutorial satuan waktu (konstanta)  Bioavailability: Luas AUC oral/Luas AUC injected x 100 %
o 5 Praktikum o Semakin ↑ kadar obat/satuan waktu, maka semakin o 70% lumayan bagus, 30% jelek
o 2 Skill Lab ↑ eliminasi → dosis ↑, kadar plasma ↑  Dikerjakan di laboratorium (12/24 jam)
 Penilaian o Jumlah obat masuk yang akan datang, dengan obat  Obat yang sangat larut lipid → bioavailability ↑
o Tutorial 10% yang masih tersisa di tubuh, maka dapat  Model untuk mempermudah farmakokinetik
o OSPE 15% diperkirakan obat yang tersisa di tubuh sudah habis, o Vd → single well-stirred compartment
o OSCE 30% jadinya kadar plasma konstan  Obat dianggap homogen/merata
o MCQ 45%  Yang masuk = yang keluar  Konsentrasi dapat melebihi TBV/TBW
 Pretes: Online  Sebagian obat, saturation kinetic → obat larut lipid CNS
IT-2 Farmakokinetik Klinik-STZ o Kemampuan enzim-enzim metabolisme hati cepat o Vd = Berapa obat masuk/kadar plasma
 Farmakokinetik mengalami kejenuhan o ↓ kadar plasma, Vd ↑
o Proses obat di tubuh kita o Ditambahkan obatnya aktivitas enzim hati ↑ →  2 compartment farmakokinetik model
o Konsentrasi obat dengan waktu tidak bisa metabolisme hati o Central: sirkulasi darah
o Absorpsi: obat masuk sirkulasi darah  Therapeutic window: kadar obat dalam plasma paling rendah o Perifer: di luar sirkulasi darah
o Distribusi: ke seluruh tubuh yang memberi efek hingga kadar paling tinggi yang belum o Tidak dihitung adanya eliminasi
o Metabolisme: Hati → metabolit toksik o Suntik ↓, kadar normal (steady)
o Ekskresi: Ginjal → keluar bersama urine  Ada obat yang tidak diabsorpsi ketika makan/minum: harus o Fase distribusi: kadar obat plasma ↓, kesetimbangan
 Obat memberi efek pada tubuh : Farmakodinamik (Ruang dengan suntikan luar dalam, ↓ gara-gara eliminasi
lingkup ini tidak tercakup dalam farmakokinetik) o Karena obat tidak larut lipid, mudah terionisasi, o Fase eliminasi: kadar obat plasma ↓
 Obat tidak akan terakumulasi (jika iya, toksisitas) polar → tidak dapat menembus sel  Waktu paruh (t ½)
 Kebanyakan obat → hilangnya obat menurut suatu pola: 2 o Antibiotik (Gentamisin) golongan aminoglikosid o Dosis tinggi/rendah memiliki waktu paruh tetap
pola eliminasi (larut air, tidak larut lipid) sama untuk obat yang sama
o Exponential kinetic (first order kinetic) o Tidak bisa menembus epitel lambung, usus → tidak o Diberi obat secara berulang: infus
o Saturation kinetic (zero order kinetic) bisa masuk sirkulasi darah → tidak diabsorpsi  200 umol/hari infus
 Plasma half life: waktu paruh  Bioavailability (Ketersediaan hayati)  Injeksi 100 2x sehari
o Waktu yang dibutuhkan untuk membuat kadar obat o Berapa %/fraksi obat yang ditelan yang dapat  Injeksi 200 1x sehari
sekarang menjadi 50% dari yang sekarang mencapai sirkulasi sistemik  First order kinetic
o Waktu paruh: 8 jam, dalam 8 jam menjadi 50% nya o Kalau tidak mencapai sirkulasi sistemik → tidak o Fraksi tetap/satuan waktu
 Menentukan interval pemberian memberi efek ke tempat kerja obat o Semakin ↑ kadar obat semakin ↑ eliminasi
o Waktu paruh: 12-15 jam, (1/2 hari)  Contoh: SOAL CBT o Diberi x mg, diberi lagi x mg obat yang dikeluarkan
 2x sehari o Mengapa nitrogliserin (gliseril trinitrat) diberi x mg selama interval waktu
o Waktu paruh: 20 jam pada pasien serangan Angina pectoris pada o Steady state concentration
 Anti-hypertension drugs (1 tablet/hari): penyakit jantung koroner? o Bisa dicapai setelah 3-5x waktu paruh
tidak toksik o Penyempitan pembuluh darah koroner → darah  Penurunan tekanan darah (waktu paruh 1 hari)
 Toksik jika 5 tablet yang masuk ke jaringan berkurang → iskemia o Theraupetic window 5 hari kemudian
 Konsentrasi mantap (steady state concentration) → nyeri → diberi tablet gliseril trinitrat o Periode mencuci (washing period) harus > 5x
 Vd (Volume distribusi) (sublingual) waktu paruh
o Berapa besar volume darah keluar dari sirkulasi o Alasan: Bioavailability ↓ → ditelan masuk usus,  Obat antihipertensi
o Obat larut lipid → Vd ↑ zat nutrisi dan obat masuk vena porta → first o Dinilai efektif/tidak dalam 2-4 minggu karena ada
o Karena obat larut lipid mudah keluar dari plasma pass metabolism/presystemic metabolism → faktor lain
darah, lipid banyak di intraseluler sehingga mudah excretion ratio tinggi karena dihancurkan hati o Jangan diberi 3 hari, kasih minimal 20 hari, setiap
menembus membran sel (lipid-soluble) → sampai di sirkulasi < 10% → tidak berefek hari, dalam 2 minggu diukur tensi adakah
o Kadar plasma obat ↓ karena banyak keluar dari jika ditelan penurunan tekanan darah?
plasma darah menuju membran sel  Obat sebelum ke vena porta, di usus, lambung → ada enzim o Efek samping → hipotensi
 Vd = Jumlah obat masuk/Kadar plasma (metabolisme) pemecah → bioavailability ↓ → first pass  Farmakokinetik dan Farmakodinamik penting
o Semakin kecil kadar plasma, Vd ↑ effect
 Obat rematik o Menggunakan carrier (sistem transport aktif yang o Khasiat → farmakoterapi
o 2 minggu (efek stabil) sama) o Bergerak secara dinamis → riset
o Obat inflamasi non steroid o Carrier harus menyebrangkan furosemide dan uric  Farmasi
o Bisa gangguan jika dosis > obat sebelum acid (inhibitor kompetitif) → terhambat transport o Menyiapkan sediaan obat untuk manusia di
 Saturation kinetic (zero-order kinetic) → maka hiperuricemia dalam sirkulasi darah RS/rawat jalan
o Jumlah obat dieliminasi waktu = konstan, tidak o Antacid + NSAIDs (meloxicam, diclofenak → anti- o DOEN: Daftar Obat Esensial Nasional
peduli berapa kadarnya inflamasi) → kurang efeknya yang diabsorpsi < o MESO: Monitoring efek samping obat
o Karena kemampuan metabolisme hati → kejenuhan  Hepatic decompensation (sirosis hepatis)  Biomedik
pada kadar plasma ↓ o Perubahan farmakokinetik obat → terjadinya o Kajian menitikberatkan ilmu dasar kedokteran +
o Ethanol, fenitoin, salisilat decompensasi hepar ilmu umum (masyarakat) untuk menyelesaikan
o Alkohol → jenuh dengan kadar plasma ↓ → setelah o Kelainan parenkim hati (hepatoseluler) → aktivitas masalah kedokteran
enzim hati jenuh → dengan penambahan alkohol → enzim dalam metabolisme obat > o Contoh: TB merupakan penyakit infeksi, mudah
mabuk → tidak mencapai konsentrasi mantap o Gangguan kolestatik (aliran empedu) tidak terlalu menular, obat mudah sekali resisten lini 1, lini 2
o Fenitoin (obat anti epilepsi) → tidak bisa berpengaruh terhadap metabolisme obat o Dikaji lingkungan, orang sendiri, teknologi lain →
menambah dosis obat epilepsi → jika iya toksisitas o Karena kerusakan sel hati → ↓ aktivitas enzim kajian penemuan obat baru
(asistole), obat golongan Na channel blocking agent metabolisme hati → ↓ clearance plasma obat o Radiasi mempengaruhi tingkat kesuburan wanita →
→ mirip obat antiaritmia → tidak akan terbentuk metabolisme obat dalam eliminasinya obat larut kapan masa subur
aksi potensial → membran tidak mengalami lipid → eliminasi ↓ (sirosis) → ↑ kadar obat dalam o Kanker merupakan sel/jaringan tubuh yang
depolarisasi (normalnya: pembukaan Na channel → darah → ↑ resistensi ke vena porta/ intrahepatic bermultiplikasi tak terkendali. Oleh tekanan-
depolarisasi membran) shunt → mengurangi masuknya obat ke sel hati → tekanan mental (depresi): faal multiplikasi sel;
 Antasida + tetrasiklin (antibiotik) atau tetrasiklin + susu ↑ jumlah obat masuk ke sirkulasi sistemik mental harus dikendalikan
(karena banyak Ca) → mengalami ikatan (interaksi deletion)  Perubahan kinetik obat o Small cell lung carcinoma: perokok berat orangnya
o Sifat sangat solid o ↑ sistemik availability sederhana, easy going tidak terkena cancer
o Efek anti-infeksi tetrasiklin ↓ (gagal) o Efek obat ↑ sedangkan perokok berat orangnya mantan pejabat
o Karena tetrasiklin tidak terabsorpsi o Dosis obat harus dikurangi kena cancer
 Gentamisin (obat golongan aminoglikosid) + gangguan ginjal o Waktu paruh obat dengan metabolisme jelek, waktu o Epidemiologi, Bukti, Manajemen
o Suntik baru masuk karena obat larut dalam air, menjadi lama, maka frekuensi pemberian dikurangi  Farmakologi: Farmakokinetik, Farmakodinamik,
polar → sangat sedikit dimetabolisme hati → tidak o Sintesis albumin ↓ karena sirosis hepatis Farmakoterapi
masuk hepatosit → eliminasi ginjal → maka (hipoalbuminemia) Disiplin Ilmu:
penggunaan gentamisin harus dikurangi o Obat 90% terikat albumin plasma → free ↑ contoh  Farmakognosi → penemuan obat baru
 Rifampicin (obat anti TB) + kontrasepsi oral (warfarin: antikoagulan oral; heparin: antikoagulan  Farmaekonomi → jangka panjang, biaya obat
o Rifampicin (enzyme inducer) → ↑ enzim hati → ↓ injected) → efek obat ↑ → risiko bleeding o Contoh: obat epilepsi
hormon steroid pil KB dalam darah → metabolisme (cerebral, intraabdominal) o Diberi seumur hidup
hormon steroid ↑ sedangkan dalam plasma darah ↓  Varises oesophagus, perdarahan lambung o Ternyata kejang tidak mengganggu kecerdasan
→ efek pencegahan hamil ↓ → bisa hamil maka  Cek hipoalbuminemi, INR, hepatik ensefalopati (sakit kepala o Obat generik ≠ obat asli
dari itu diganti cara kontrasepsinya berat), retensi cairan/gangguan ginjal  Etnofarmakologi
 Furosemide + hiperuricemia dan HCT + hiperuricemia  Obat tergantung metabolisme hati 25-50% dikurangi o Pengguna obat masyarakat tertentu
o Furosemide dan HCT meningkatkan kadar asam o Obat sedatif (diazepam), opiat (petidin), o Kota beda dengan desa (ada kampung, masyarakat
urat darah antiepilepsi harus dihindari/digunakan dengan hati- tertinggal)
 Pada ginjal hati → penyakit hati > lanjut o Curare (panah India)
o Filtrasi glomeruli o Opioid (analgesik) → hepatik ensefalopati  Panah diolesi dengan curare yang berasal
o Sekresi aktif tubuli proksimal o Codein (antitusif) → hepatik ensefalopati, dari tanaman ditancap ke babi → lumpuh
o Reabsorpsi pasif obat larut lemak konstipasi, gangguan ginjal  Memblok reseptor
 Difusi pasif ke sirkulasi o Aspirin/NSAID (meloxicam, piroxicam)  Anestesi lokal/general
 Obat larut lemak waktu paruh panjang o Kekambuhan fungsi ginjal dan retensi cairan,  Farmakologi: Interaksi zat kimia
sehingga lama di tubuh perdarahan gastrointestinal  Farmakokinetik: tubuh bereaksi terhadap obat (Absorpsi,
 Tubuli proksimal (sekresi aktif) o Antasid → retensi cairan dan asites Distribusi, Metabolisme/ Biotransformasi, Eliminasi)
o Sistem transport aktif o Antimotilitas → konstipasi dan hepatik ensefalopati  Farmakodinamik: zat kimia memberi efek (fisiologi,
o Sistem carrier  Alergi obat → genetik biokimia, molekuler)
o Dari epitel → lumen o Respon imun yang menyimpang o Pasien sesak napas
o 2 macam o Steven Johnson syndrome: kulit lepuh semua  Aliran udara terhambat
 Asam lemah IT-3 Pengantar Farmakologi dan Pengembangan Obat Baru-MTK (bronkokonstriksi) → obat yang
 Basa lemah  Farmakologi melonggarkan (bronkodilatasi)
o Menjelaskan mekanisme kerja obat o TD meninggi
 Kemampuan jantung memompa darah o i.m. → segera masuk sirkulasi sistemik > cepat  Paling bagus: Ia → meta analisis, paling tidak valid IV →
seluruh tubuh → ke aliran darah seluruh dibanding P.O. pakar yang disegani
tubuh → kalau pompa ↑ atau TPR ↑ →  Farmakokinetik dan Farmakodinamik obat bekerja secara  Reumato
maka diberi obat yang menurunkan simultan o Tidak diterima dokter untuk mengobati reumatik
kemampuan pompa jantung/TPR (Obat  Posologi: ilmu yang mengkaji besaran dosis  Produksi obat anti DM (Penelitian Prof. Kamal → tingkat III/
vasodilator/ negatif inotropik) o Dosis: jumlah/kuantitas obat yang benar-benar ada IIb)
o Rematik (nyeri sendi) di tubuh kita → menimbulkan efek o Kayu Manis
 Komponennya?  i.m. → suntik epinefrin → asma bronkitis o Cimes
 Zat-zat yang menghasilkan inflamasi o Usual recommended dose → dosis yang biasa  Sejarah Farmakologi
 Sitokin, leukosit, neuurotransmitter, PG ditemukan, sudah diteliti National Formulary o Awal: botani/ bagian hewan (etnofarmakologi) →
(molekuler) o Unusual curare dari tumbuhan
 Farmakogenetik (dulu tidak penting) o Minimum dose: dosis minimum masih memiliki o Perkembangan: penelitian lebih lanjut, produksi
o TD meninggi, tropis → dikasih propranolol TD ↓ efek massal penicilin
o Kutub utara, selatan → dikasih propranolol TD o Maximum dose: dosis maximum masih aman o Advanced: DNA rekombinan (rekayasa genetika),
tidak turun → ada perubahan genetik → karena gen o Toxic dose: racun gleevec STI-571 berfusi dengan Bcr-Abl
yang mengatur metabolisme propranolol lumpuh  Lethal dose: mati  Sumber obat
o Omeprazole (obat asam lambung): berperan pada o Dosis 1x sehari/hari o Tumbuhan
populasi tertentu  Maintenance dose: memperkecil dosis masih memberi o Hewan
 Poor metabolizer: (-) pengendalian gejala obat o Alami: Tar → Norit (obat sakit perut dari batu bara)
 Slow metabolizer: (+) o Asma bronkiale (Teofilin 150 mg/hari, 2 minggu) o Kimia sintetis → kontrasepsi oral
 Toxicology → khawatir penumpukkan → 50 mg/hari (masih  Obat herbal
o Dosis sangat besar → tidak mampu memetabolisme terkendali/ maintenance dose) → 49 mg/hari → o Promotif, preventif: Atherom tidak menempel →
obat → toksik sesak jahe merah → mampu mencegah agregasi platelet
o Dosis kecil → ada obat yang bersifat toksik (Arsen)  Loading dose: dosis terbesar diberi sekaligus → dosis 5 mg/kgBB jika > tidak ada efek
 Farmasi: menyediakan, meracik obat  Fungsi Obat o Kuratif, rehabilitasi: Plak ruptur, tambah pembuluh
Istilah o Memelihara kesehatan → dinamis darah yang > elastis
 Profilaktif: mencegah o Mengembalikan proses penyakit  Farmakokinetik
 Paliatif: untuk meredakan simptom o Menghilangkan gejala penyerta (Analgesik → sakit o 25% lemak
 Kondisi terminal (Insomnia) → fungsi organ terganggu → kepala), DM o 30-50% jaringan lain (otak, tulang, ginjal)
terapi paliatif o Mencegah penyakit → vaksin, toksoid o 2% jaringan target (dalam bentuk bebas)
 Teraupetik: mengobati penyakit o Mencegah kehamilan o 10% plasma (central-hati)
 Tolerance: ↓ kemampuan efek obat yang menurun Kelas obat o 13% terikat plasma protein
dibanding efek obat sebelumnya  Nama kimia: Asam asetilsalisilat  Farmakodinamik
 Aspirin dulu sembuh (1 tablet saja, 5 tahun yang lalu),  Nama generik: Aspirin o Teraupetik index
sekarang 2 tablet  Nama dagang: Bayer, Aspirin, Bufferin, Empirin, Excedrin,  Dosis kecil-besar masih aman
 Effective dose: obat cukup berperan/ampuh dari 50% Vanquish o Reseptor: protein makromolekul yang fungsional
populasi  Famili o G-protein: memacu/menghambat fungsi sel
 Efficacy: memberi efek terbaik obat yang diinginkan o Obat → bersifat kausal  Sel otot polos
o Faktor lain: orang A kemampuan pompa jantung o Propranolol → anti-hipertensi bukan analgesik o Memacu: kontraksi
bagus, vasodilatasi bagus sedangkan orang B karena sudah menurunkan TD otomatis gejala  Sirkuler (vasokonstriksi)
kemampuan pompa bagus tetapi vasodilatasi penyerta ikut sembuh  Longitudinal (vasodilatasi)
kurang bagus, jadi orang A yang efficacious  DOEN o Homeopati
 Potency: membandingkan obat pada orang yang sama o Obat terpilih untuk diagnosis, profilaksis, terapi dan  Agonis: obat yang dapat berikatan dengan reseptor dan
o Obat TD pada orang yang sama: rehabilitasi mengaktifkan reseptor tersebut
 Obat A bagus o Risiko dan manfaat  Antagonis: obat yang berikatan dengan reseptor dan tidak
 Obat B kurang o Penyakit terbanyak mengaktifkan
 Obat: zat kimia yang mempengaruhi jaringan, sel, organ,  Jarang di pantai → Malaria, tapi kasus  X, Y= agonis, Z = antagonis
pencegahan, diagnosis, atau penanganan penyakit, mencegah DBD, diare tinggi  Agonis → downregulation: jumlah reseptor ↓ →
kehamilan, menambah estetik  Pegunungan, bukit → Malaria tinggi, tapi tachyphylaxis, tolerance → jenuh efek ↓
 Bioavailability (Ketersediaan hayati) kasus diare rendah  Antagonis → upregulation: jenuh efek ↑
o P.O. → masuk sirkulasi sistemik (kadar ↓) 100 mg  Banyuasin, Desa Mainan → Kaki gajah  HAFALKAN TABEL DRUG TARGETING
→ 100 ug  Obat pembunuh vektor nyamuk
o i.v. → 100 mg → 100 mg 100%  Obat kaki gajah
 Di Barat misal anak Hb < 10, di
bawah 10 jam, cacat langsung
diperbaiki, sehingga ibu tidak
syok
 X: kontraindikasi mutlak wanita hamil
menyusui → intrauterine fetal death
o TPR ↓
o Vasodilatasi kulit muka
o Dilatasi a. Karotis, pulmonalis
o ↑ otomatisitas atrium dan ventrikel
 H1 → 2 tahun bisa resisten maka dari itu
ditambahkan juga obat antagonis H2
 Obat: bisa indikasi bisa induksi
 ACE inhibitor: menginduksi NCI
o Efek krono dan inotropik
o Bronkodilatasi
o Relaksasi uterus dan ileum
 Adverse Drug Reaction
o Menghambat “IgE” dependent granulation
o Efek samping
 Aktivasi H3
o Idiosinkrasi: efek aneh, minum kopi tapi tidur?  Aktivasi H1 o Menghambat saraf eksitasi kolinergik dan non-
o Interaksi obat o TPR ↓ kolinergik
o Hipersensitif o ↑ Venula pasca kapiler o Menghambat “feedback”
 Obat tradisional o Vasokonstriksi a. Koroner, basiler
 Aktivasi H4: reaksi imun
o Ephderin, digoxin digitalis  Hipertensi + Flu (Histamin)
o Riskesdas: Riset Kesehatan Dasar  Histamin
 Rokok → CV disease
o HDI: Human Developmental Ideal o Amin endogen BM rendah
 DM → berhenti rokok
o Sel mast dan basofil
o Morbidity: angka kesakitan  Melindungi CV
 Mekanisme Kerja
IT-4 Obat Histamin dan Antihistamin-TEO  BB tetap naik → orang
 HISTAMIN (Reaksi alergi)  Aktivasi H1
merokok karena untuk
 Segala sesuatu yang masuk tubuh dikatakan benda asing → o ↑ Ca intrasel
menurunkan nafsu makan
o Fosfolipase
respon imun (termasuk herbal, makanan) o Bronkospasme
o EDRF (Endothelial derived releasing factor)
 Peanut allergic → aspirasi → death  Asma
melebarkan pembuluh darah → NO (nitric oxide)
 Histamin o Kontraksi otot polos ileum
→ vasodilatasi → cGMP
o Perkembangan lambat → karena manusia tidak mau o Rasa sakit, gatal di ujung saraf kulit
 CTM: obat gatal  Aktivasi H2
menjadi kelinci percobaan
o ↑ cAMP lambung, jantung dan sel imun
o Autakoid “self-remedy”  Aktivasi H2
o Angiotensin → pengontrol TD o Sekresi asam lambung dan pepsin  Aktivasi H3
 ACE inhibitor  Gastritis o ↓ histamin → ↑ influks Ca
 ARB (angiotensin receptor blocker)  Tidak teratur makan  Aktivasi H4
o ↑ Ca
o H3 dan H4 masih dalam percobaan hewan  Pola makan salah
 Perkembangan lambat, biaya o Kebarat-baratan  Indikasi
o Toxoplasmosis: prevalensi rendah o Mie o Uji sekresi asam lambung
 o Diagnosis feokromositoma
Perusahaan malas membuat obat  Vitamin C → kebutuhan sehari
 Neglected disease “WHO” o Uji faal paru
100 mg
o Uji pembedaan Anemia pernisiosa dengan anemia
o Kaki gajah  >> → tidak disimpan, dibuang
o Leprae lain
bersama tinja
o YOU  ANTAGONIS HISTAMIN
 Brasserie → makan
 TDR → Tropical disease research o Dibagi menjadi 3 H1, H2 (Indonesia), H3 (belum
roti/pengembang
sampai)
 Kandidat obat menjadi obat dibutuhkan waktu 10 tahun, $ 10  Kategori C → obat-obat pada janin
o H1 → antihistamin
juta  A o Sedatif
o EBM → penelitian  B o CTM → ngantuk (ESO)
o Profesor ngomong → bukti terendah  C o Bius → orang yang tak punya uang, punya uang
 HAFALKAN TABEL  D: bersifat curable (psikotropika: diazepam, nitrazepam)
(labiopalatoskizis) o Menembus sawar darah otak
o Sedatif dan antimuskarinik (+) o 2 minggu sembuh kalau terapi baik o Wanita hamil dan menyusui kecuali prometazin,
o Ingus meler → obat memampetkan ingus,  Rinitis alergika: doksilamin dan terfenadin
kontraindikasi untuk pasien BPH karena takut - Akut : Alkilamin (Klorfeniramin) o Asma terutama anak-anak
kencing tak keluar - Kronis : Piperidin (terfenadin/fekso) o Pengemudi atau orang yang menjalankan mesin
o Steroid → ↑ nafsu makan → misoprostol (obat  Alergi terutama generasi 1
lupus) → aborsi (ESO) o Terapi simptomatik: tidak menghilangkan penyebab o Glaukoma dan hipertrofi prostat
o Etiket: aturan main obat o Terapi kausatif: menghilangkan penyebab o Gangguan kardiovaskuler dan hepatik terutama
 Kontraindikasi vs ESO o Makan udang tidak bisa sebelumnya makan terfenadin dan aztemizol
o Kontraindikasi: tidak boleh diberi pada penyakit itu antihistamin karena obat hanya menangkap granul  EFEK SAMPING
(jika diberi mati) yang pecah saja  Generasi 1 yang sering terjadi yaitu sedasi
o ESO: seberat apapun, dapat diatasi jika diterapi o Beetle: seluruh mukosa tebal hingga ke alat o Gejala SSP lain: pusing, lesu, insomnia, tremor
dengan benar jika tidak mati juga → anafilaktik kelamin o Saluran cerna: hilangnya nafsu makan, mual-
syok → diinjeksi epinefrin o Kombinasi steroid muntah, nyeri epigastrium dan diare
 Ayan: > 20 obat kontraindikasi → tidak boleh dikasih obat o Alergen ditangkap IgE mediator lalu granul pecah o Efek muskarinik: kering mulut dan jalan nafas,
mual  Asma: Antihistamin kurang bermanfaat terutama pada anak- retensi urin dan disuria, gangguan penglihatan
 Anak: tidak suka stomatik (pahit) anak  Generasi 2 dapat menyebabkan “TORSADES DE
 Non-sedatif: Generasi II o Asma jangan pergi ke daerah dingin POINTES”, perpanjangan QT interval (terfenadin &
o Aman, tapi ditarik  Konjungtivitis alergika: aztemizol) mungkin dikarenakan dosis besar atau adanya
o Post marketing surveillance - Levokabastin dan antazolin gangguan hepatik
o 1 saja kegagalan → obat ditarik  Dermatitis alergika:  Generasi 3: minimal drowsiness
o Klorofil (darun) - mengurangi rasa gatal, edema, eritema → fexofenadine >  HAFALKAN TABEL
o Ekstrak manggis terfenadin > klorfeniramin terhadap urtikaria kronik idiopatik
o Antibisa ular (snake venom) → stroke - urtikaria fisik (misal: dingin): cetirizin
o Tetanus → vaksin dari kuda o Mobil kalau buka AC ditutup semua
o Luka bakar → sisik ikan (piperazin)  Dingin AC+ knalpot
o Perbedaan herbal dengan obat modern: derivat  Muka: cherry red
harus didapat dari zat asli yang obat herbal  Tidur maka mati
o By pass jantung (John Efclar) o Klorfeniramin (sanaflu, benadril) obat yang
 Cangkok hewan berhasil menyebabkan kantuk
 Manusia? 6 bulan saja → sekarang o Obat yang tidak bikin ngantuk diberi pada pilot
berhasil o PEMILIHAN H1 berdasarkan:
o Pacemaker → bahan elektronik, sub development o Efektivitas
 Gen II: Aztemizol, terfenadin (tidak dipakai karena life o Efek sedasi minimal
threatening disease jantung) → fexofenadine (generasi III o Aktivitas penderita
Telfast) → kulit THT → dermatitis, rhinitis alergika  Generasi I: Efek sedasi ngantuk; Generasi
 Gen III: Desloratadin, fexofenadine, levocetirizin: ESO ↓ III: tidak ngantuk
 Mekanisme kerja o Efek sedasi kadang-kadang tidak terjadi pada anak-
o Mengantagonis H1, tapi tidak memblok pelepasan anak, justru eksitasi yg terjadi
histamin → simptomatik o Pada dosis tinggi dapat terjadi agitasi, kejang, koma
 Farmakokinetik dan bahkan kematian
o Absorpsinya baik, kadar puncak plasma 2-3 jam  Antiemetik:
o Efeknya 4-6 jam (Aztemizol > 24 jam) o Fenotiazin (prometazin) dng cara menghambat
 INTERAKSI OBAT:
o Difenhidramin (G1): distribusinya luas, dijumpai di reseptor D2 di saluran cerna
o Etanolamin (doksilamin): hiperemesis gravidarum o Terfenadin, dan aztemizol ditambah anti jamur
urin dalam bentuk metabolit. Eliminasinya cepat
(itrakonazol, flukonazol dan mikonazol) →
pada anak-anak dan menginduksi enzim  Motion sickness:
perpanjangan QT interval
mikrosomal hati o Skopolamin merupakan drug of choice
o Prometazin: motion sickness dng mual-muntah  Efek sedasi meningkat bila generasi 1 diberikan bersama
o Aztemizol, terfenadin, loratadin dan feksofenadin
o Dimenhidrinat & meklizin: gangguan vestibuler alkohol dan diazepam
(G2): absorpsinya cepat dan dimetabolisme di hati
melalui sitokrom P-450  Anestesi lokal: prometazin dan difenhidramin dalam dosis  Minuman oplosan: methanol, minuman bar: ethanol (tidak
mematikan)
 Indikasi besar
 Antagonis H2
 Reaksi alergi o Hilangkan rasa nyeri
o Di puskesmas sediakan es untuk luka kecil, jika o Mengontrol asam lambung secara fisiologis
 Generasi 1: alergi akut utk rinitis, urtikaria dan konjungtivitis
o Famotidin
 Anafilaktik syok: tetap epinefrin (adrenalin) diberi kopi berhenti juga tapi luka menjadi kotor
o Oral: Steven Johnson Syndrome  KONTRAINDIKASI
o Simetidin (ditarik) untuk LGBT bisa ESO o Nutrien: esensi untuk makhluk hidup jadi tidak ada  Pola pengolahan, penyimpanan,
ginekomastia komplikasi pengadaan, pengawetan
 Mekanisme kerja o Obat + nutrien: ada yang kontraindikatif  Cuaca paceklik → panen berikutnya
 Mengurangi sekresi asam lambung, histamin gastrin,  Interaksi obat  Sumber pertanian susah → makanan
kolinomimetik (AINS: obat anti inflamasi non steroid, obat o Menganggu absorpsi nutrien kemasan (diawetkan) diperhatikan cara
seluruh nyeri jangan diberi pada saat perut kosong) o Nutrien (Serat) menganggu absorpsi obat pengawetan
 Mengurangi sekresi asam nokturnal dan basal  Fisiologi: olahraga rutin  Dapat menyebabkan penyakit karena
o Asam basal meningkat pada saat gosok gigi pagi o Asupan=keluaran kalori merubah pola makanan dan esensial
hari ada rasa asam o Penurunan BB drastis tidak baik nutrien yang didapat
 Indikasi o Normal 2-2.5 kg/bulan  Teknologi: disimpan di kulkas
o Ulkus lambung dan duodenal  Fungsi makan o Kemajuan tekonologi
o Tidak dalam waktu singkat  Fungsi fisiologi  Panen terlalu lama → kemasan
 Lambung: laper pedih o Suplai kalori  Nutrien → kapsul
 Duodenal: makan sedikit mudah kenyang o Membangun dan memelihara sel tubuh  Dikemas → berisiko
 Bulbus duodenal o Proses dalam tubuh diatur  Merubah bentuk makanan → saluran
o Sendawa o Mekanisme pertahanan tubuh pencernaan
 Banyak siul, flatus  Fungsi sosial  Jus → memanjakan saluran pencernaan
o GERD (GORD) o Keakraban, kekeluargaan, persaudaraan dengan → jadi baguslah buah yang utuh → kalau
o Minum pakai air panas makanan baru bisa turun mengajak makan dimanja dapat menjadi diverticulosis
 ESO simetidin  Fungsi psikologi  Sembelit → seratnya tidak alami
o Ginekomastia untuk LGBT o Ada yang banyak makan karena stress, ada juga (peristaltik <, daya serap <)
o Roksatidin kategori C yang stress tapi tidak makan o Daya beli
o Ethambutol tidak boleh dikasih untuk balita karena  Kebutuhan kalori sehat/patologis  Edukasi balita nutrien yang murah
 Tahu berformalin → cancer meningkat →
merusak retina pembeda mata o Dicapai optimal dan tepat
o Quinolon dapat merusak pertumbuhan tulang < 22 predisposisi
o Sehat: tidak tercukupi kebutuhan kalori jadinya
tahun o Kultur setempat
memecah cadangan tubuh lemak dan protein
o Ranitidin: Renata o Tubuh kurang kalori → adaptasi memecah seluruh  Orang minang: banyak lemak, rendang
o Nizatidin  Orang palembang: pempek, celimpungan,
cadangan kalori → BB turun, gangguan tumbuh
lakso, mak suba
IT-5 Zat Gizi dan Kebiasaan Makan-SHP o Terjadi pada anak (lahir, tumbuh 5 tahun → jangan
 Kebiasaan makan: promotif, preventif  Orang sunda: lalapan (geografi)
kekurangan kalori)
1. Gizi adalah zat nutrien yang diperlukan untuk hidup o Asupan nutrien kurang → KH, lemak, protein  Pantangan benar pada orang tertentu
2. Keberadaan nutrien baik jenis jumlah untuk  Gout (Asam urat) → makan
dipecah mengakibatkan
kangkung/sawi bisa kumat ada yang tidak
memelihara kesehatan  Kecerdasan
kumat
3. Nutrien baik jumlah/komposisi untuk supporting  Daya kekabalan tidak tercapai karena
terapi kurang kalori  ↑ gula: karies gigi (silent sugar) sikat gigi harus tepat jadinya
 DM: diet, taat pengaturan makanan hidup menjadi lama, tidak o Ibu hamil  ↑ alkohol: sirosis
taat komplikasi dan mati o Zaman sekarang anak  ↑ garam: HTN, orang Jepang makan banyak penyedap di
 Sakit berasal kebanyakan dari perut  Stunting (gangguan tumbuh kembang) dalam negeri jadi angka HTN tinggi, tapi orang Jepang yang
o Keturunan: HTN, DM, Obese banyak faktor yang harus dikontrol keluar dari negaranya angka HTN rendah
 Menjaga diet : Pencegahan dini  Tidak sesuai kartu tumbuh → pendek  ↑ kalori: obesitas, DM, kurangi konsumsi gula=olahraga
o Ada riwayat DM  Angka kejadian infeksi meningkat (ISPA, o Balita obese gara-gara susu kaleng bukan diberi
 Konseling genetika: jangan menikah diare) karena protein diambil alih ASI
dengan orang yang punya trait DM  Fase o Remaja obese gara-gara banyak makan
 Bisa diubah dengan gizi o Ibu hamil: jangan < kalori  ↑ lemak dan kolestrol jenuh: jantung koroner
 Ubah pola makan, kurangi jumlah gula o Pertumbuhan anak o Margarin: tak jenuh
 Rutin olahraga o Lansia → daya imun sel sudah menurun o Mentega: jenuh (hewan)
 Jika terkena DM juga batasi gula dan kkal  Pola makanan nasional ditentukan oleh:  ↓ serat: normal (30 g sehari) diverticulosis dan Ca colon
 Esensial: masuk tubuh lalu metabolisme o Sumber-sumber pertanian o Larut: mengikat kelebihan kolestrol
o Pengaturan itu dijaga bukan dipantang  Daerah tandus (teknologi pertanian tidak o Tidak larut: membantu mencegah sembelit
 Obat: sesaat ada juga yang tahunan untuk DM, HTN ada) pola konsumsi menjadi berbeda  ↑ lemak: Ca payudara, prostat
o Obat + Diet: prognosa baik (bonam) jadinya tidak  Daerah gunung: sayur mayur banyak o Lemak tidak boleh > 30% total kalori
terpaku dengan obat o Teknologi pertanian o 30/100 x 2100/9= 70 gram
o Obat ada risiko tahunan  Vitamin C dalam buah dan sayur → o 1 gram lemak= 9 kkal
perubahan cuaca tidak mudah rusak o Orang barat 50% lemak= 116.66 gram
o KH 55% total kalori  Larutan dalam air
o Protein 15-20%  Terdispersi molekuler
 Angka DM tinggi  Absorpsi baik sangat cepat melalui
o Negara berkembang KH: 80-90% dinding saluran cerna masuk sirkulasi
o Disakarida dan monosakarida >> bukan sistemik
polisakarida yang banyak  Onset aksi relatif cepat (larut dalam lipid
o Kalau polisakarida 80-90%: protein nabati gulanya > cepat daripada air)
sedikit  Emulsi: fase air dan minyak
 Jadi pilih mono dan disakarida yang rendah  Kecepatan absorpsi < dari solutio
IT-6 Cara dan Waktu Pemberian Obat-KSH  Kepindahan fase minyak → air
 Pendahuluan (emulgator)
o Obat diberikan dalam bentuk sediaan tertentu  Onset aksi < lambat dari solutio
(serbuk, tablet)  Suspensi: fase air dan padat (suspending
o Formulasi obat tepat penting untuk efek terapi agent)
optimal  Kecepatan absorpsi < dari solutio, karena
o Bentuk sediaan mempengaruhi absorpsi obat adanya partikel dalam air
o Obat bekerja sistemik memberi efek terapeutik  Total obat yang diabsorpsi=solutio
sesudah diabsorpsi  Onset aksi > lama dari solutio
 Nasib obat: masuk-keluar fase: o Rusak fisik
o Disintegrasi: obat hancur menjadi partikel kecil →  Cara pemberian obat mempertimbangkan  Suspensi tidak mau homogen lagi ketika
bahan obat terbebas dari bentuk sediaanya (padat, o Tujuan terapi dikocok
suspensi, emulsi) o Sifat-sifat obat  Meski tanggal kadaluarsa masih lama
o Disolusi: melarutnya obat dalam cairan tubuh, obat o Kondisi penderita: tidak bisa makan diberi o Padat
PO larut dalam cairan GIT, oabt rektal larut dalam supositoria (lewat anus)  Pulvis dan pulveres (Serbuk):
cairan rektum (suspensi, pulveres, tablet, kapsul, o Efek apa yang dikehendaki sistemik (mensupport kecepatan absorpsi dipengaruhi:
supositoria, tablet implantasi dan suspensi, injeksi yang lokal jika sakit berat)/lokal (Telinga, mata)  Fase disolusi GIT
i.m.) o Mulai kerja obat (onset aksi)  (+)/(-) zat tambahan
o Absorpsi o Lama kerja obat (durasi)  Bsr/kcl uk partikel
o Distribusi o Keamanan relatif dari rute pemberian yang  Kelarutan bahan obat
o Metabolisme bermacam  Kapsul
o Ekskresi o Rute mana yang paling menyenangkan  Kecepatan absorpsi < dari serbuk (ada
 Bahan tambahan untuk pembentukan sediaan obat  Injeksi (i.v, i.m.), supositori, oral cangkang yang harus dihancurkan)
berpengaruh terhadap: o Kondisi penderita: susah telan, bentuk sediaan  Setelah isi lepas, faktor mempengaruhi =
o Kecepatan disintegrasi obat? pulveres
o Kecepatan disolusi  Cara  Kapsul enteric coated = tablet enteric
o Absorpsi obat melalui membran/mukosa saluran  Oral coated
cerna masuk ke peredaran sistemik (GI → hepar o Mudah dan tidak merusak jaringan  BAB masih keluar coated tapi obat habis,
(first pass effect: pertama kali obat dimetabolisme) o Keuntungan: 3 tablet nifedipin (30 mg) (pagi, siang,
→ pembuluh darah sistemik)  paling aman malam) khasiat 24 jam
 Cara/rute berpengaruh terhadap:  Murah  Tablet
o Cepat/lambatnya obat mulai bekerja (onset aksi)  Kesalahan segera diatasi →  Kecepatan absorpsi > lama dari serbuk
o Lamanya obat bekerja (durasi aksi) mengeluarkan isi perut  Kecepatan absorpsi dipengaruhi
o Intensitas kerja obat  Menghindarkan bahaya pemberian pembuatan tablet, kekerasan, bahan
o Respon farmakologik yang dicapai parenteral tambahan (didaftar halal/tidak), ukuran
o Bioavailabilitas obat (ketersediaan hayati): o Kerugian partikel, disintegrasi dan disolusi
ketersediaan obat dalam darah  Kecepatan absorpsi bervariasi →  Untuk tablet sublingual
o Dosis yang tepat untuk memberi respon tertentu bioavailability obat  Efek cepat
 Fraksi serap < 100%  Tidak mengalami first pass effect
 First pass effect (hati, GI, saluran darah)  (-) penurunan bioavailabilitas (karena
 Onset lambat tidak melalui GIT)
 Durasi > lama  Tablet long acting
o Bentuk sediaan oral  Tablet sustained release, prolonged aksi,
o Cair repeat aksi: tablet oral yang daya kerja
 Solutio
lama, bahan obat diabsorpsi sebagian-  Diserap kornea  Saat pemberian
sebagian o Telinga: efek lokal, obat tetes  Pagi hari: mane (m.), obat pencahar onset cepat
 Absorpsi awal: cukup memberi respon o Hidung: efek lokal, tetes R/ Laxadine syr. 60 ml
farmakologis kadar dalam darah o Vagina: lokal, ovula S s dd CC I m
meningkat, dosis minimum efektif o Rektum Keterangan:
 Absorpsi selanjutnya, kecepatan absorpsi  Efek lokal R/= Recipe (superscriptio)
berbanding lurus kecepatan eliminasi  Padat (suppositoria disingkat sup.: Laxadine syr. 60 ml= Laxadine dalam bentuk sirup 60 ml
 Kadar dalam plasma (efektivitas obat) minyak coklat (berbau coklat)/ (inscriptio)
dapat dipertahankan 12-24 jam hemorroid) S s dd CC I m= signa seme de die cochlear cibarum unum
o Parenteral (injeksi)  Cair enema (ngosongke usus besar/ tes mane: tandailah 1x sehari 1 sendok makan diberi pagi hari
 Injeksi diagnostik dengan bubur BaSO4) b (bis) = 2x
 Intravena  Efek sistemik t (ter) = 3x
o Obat masuk vena o Bila PO tidak mungkin misal: c.c = sendok makan 15 ml, orang Indo sendoknya 5 ml maka
o Onset segera o Penderita (-) dapat menelan/ (-) kooperatif dikali 3: cochlear cibarum
o (-) absorpsi o Obat rusak karena asam lambung/ enzim dalam c.p = sendok bubur 8 ml: cochlear parvum
o Bioavailabilitas 100% saluran cerna c.th = sendok teh 5 ml: cochlear thea
o Obat dengan pelarut o Kulit  Tiap pagi: omni mane, (o.m.), obat TBC
air o Absorpsi sistemik R/ Rifampicin mg 300
 Subkutan  Transdermal (plester penurun panas)/ mf pulv dtd XXX
o Onset: > cepat yang perkutan: sediaan S s dd p I o.m.
air daripada suspensi  Topikal kulit, dinding folikel rambut, Keterangan:
 Intramuskuler kelenjar keringat, sebum, menembus R/= recipe
o Onset: bervarasi stratum corneum mf pulv dtd XXX = misce fac pulveres da tales dosis
o Obat larut air > cepat  Rute quadraginta: campur dan buatlah serbuk terbagi berikan
dari minyak  Memberi pelepasan obat ke sistem tubuh dengan dosis sebanyak 30 masing-masing
(propilenglikol)/suspe melalui kulit S s dd p I o.m. = signa seme de die pulveres unum omni
nsi → bergantung bsr  Dapat melepas beberapa jam tanpa efek mane: tandailah 1x sehari 1 serbuk terbagi/bungkus tiap pagi
kcl uk partikel samping saluran cerna  Sebelum makan: ante coenam (a.c) obat antasida
tersuspensi  (-) first pass effect R/ Antasida tab no. X
 Tablet implantasi o Absorpsi lokal S t dd tab I ½ h.a.c
 Implan → ditanam subkutan  Pemilihan bentuk sediaan sebagian besar Keterangan:
 Efek obat lama → kec absorpsi tergantung R/= recipe
< 1%  Luka akut: lotion, krem Antasida tab no. X= antasida tablet no. 10
 Susuk KB  Sub akut kronis: salep S t dd tab I ½ h.a.c= signa ter de die tabletta unum ½ hora
 Inhalasi ante coenam: tandailah 3x sehari 1 tablet ½ jam sebelum
o Melalui rongga hidung/mulut makan
o Sistem pernapasan  Pada waktu makan/ selama makan: durante coenam (d.c) obat
o Efek sistemik yang membantu pencernaan
o Ukuran partikel dari suspensi menentukan tingkat R/ Vitazym kap. X
penetrasi S t dd kap I d.c
o Efek > cepat dari PO (tanpa first pass effect) Keterangan:
o Obat mudah menguap, pakai obat semprot mekanik R/=recipe
(obat asma) Vitazym kap. X= vitazym kapsul 10
 Membran mukosa S t dd kap I d.c= signa ter de die capsulae unum durante
o Mulut coenam: tandailah 3x sehari 1 kapsul selama makan
 Sublingual (di bawah lidah)  Sesudah makan: post coenam (p.c), obat yang mengiritasi
 Lozenges (tablet hisap) lambung
 Bukal (antara pipi dan gusi) R/ Asam mefenamat no. X
 Mula kerja > cepat dibanding oral S t dd kap 1 p.c
o Urogenital: efek lokal Keterangan:
 Bacilla, btk batang R/ Asam mefenamat no.X= Asam mefenamat 250 mg
o Mata (Ponstan) kalau mau yang 500 mg ditulis saja
 Efek lokal S t dd kap 1 p.c= signa ter de die capsulae unum post
 Salep, tetes  5 tepat: waktu, cara, dosis, bentuk sediaan, obat (WCDSO) coenam: tandailah 3x sehari 1 kapsul setelah makan
 Lama pemberian, tergantung dari o Pada konsumsi obat tertentu menimbulkan o Distribusi: terjadi persaingan binding site, mestinya
o Tujuan terapi gangguan pengecapan, sensasi rasa logam di mulut terikat dengan obat jadi asam lemak
o Indikasi penyakit sehingga nafsu makan seseorang turun o Metabolisme: perlemakan hati akan mengganggu
o Akibat yang ditimbulkan (resistensi, adiksi) o Gangguan saluran cerna, misal obat tertentu metabolisme obat, karena sebagian besar
 Diminum sepuasnya: ad libitum (ad lib), penderita diare menyebabkan mual muntah atau hipermotilitas usus metabolisme ada di hati
kehilangan banyak cairan sehingga obat sedikit yang diserap atau bahkan  Bagaimana cara mempelajarinya?
R/ Pedialyte btl III tidak diserap sama sekali  Sisi obat
S ad lib  Secara langsung o Lihat label, apakah obat tersebut memiliki interaksi
Keterangan: o Pengaruh makanan, zat gizi atau suplementasi zat dengan makanan tertentu atau mungkin jam
Pedialit mirip oralit (simptomatik: parasetamol) gizi terhadap obat misalnya secara langsung obat makannya
S ad lib: signa ad libitum: tandailah diminum sepuasnya bersaing dalam ikatan molekul dalam tubuh  Sisi makanan
 Jika perlu: pro renata (p.r.n), terapi simptomatik, jangka sehingga yang mestinya terikat dengan zat gizi o Apakah zat gizi tertentu mempengaruhi
pendek tertentu jadi tidak bisa terikat akhirnya zat gizi metabolisme obat
R/ Pondex cap no. X tersebut tidak diserap  Kesimpulan
S t dd cap I prn o Contoh lain obat-obatan tertentu yang o Harus mencari informasi dari obat yang diminum
Keterangan: menyebabkan pertumbuhan tulang menjadi pasien apakah ada pengaruhnya terhadap zat gizi/
S t dd cap I prn: signa ter de die capsulae unum pro renata: terhambat sehingga pada akhirnya akan status gizi pasien
tandailah 3x sehari 1 kapsul jika perlu mempengaruhi status gizi o Setelah mendapat informasi tersebut, beri tahu
 Dalam satu siklus secara kontinyu u/ memusnahkan kuman:  Contoh Interaksi Zat gizi-obat pasien, karena banyak pasien tak tahu
pemberian antibiotika (1 kuur, untuk infeksi tenggorokan  Efek tidak langsung makanan terhadap obat o Mempelajari literatur yang berhubungan dengan
selama 5 hari) o Makanan yang mempengaruhi pH lambung, misal interaksi zat gizi dan obat
R/ Cefadroxil tab no. X pH lambung jadi kurang asam seperti jeruk, kiwi, o Mencari mekanisme yang mungkin terjadi antar
S b dd tab I 1 h.a.c bila ditambah obat, sementara obat tersebut hanya berbagai kombinasi obat terutama yang diminum
Keterangan: bisa dimetabolisme optimal dalam pH yang lebih lansia dimana telah terjadi polifarmasi dan lebih
S b dd tab I 1 h.a.c= signa bis de die tabletta unum 1 hora rendah tentunya akan mempengaruhi jumlah obat rentan terkena interaksi
ante coenam: tandailah 2x sehari 1 tablet 1 jam sebelum yang diserap o Penelitian apakah memang benar ada interaksi/
makan o Konsistensi makanan memengaruhi kecepatan benar-benar mempengaruhi keadaan tubuhnya
IT-7 Interaksi Obat dan Makanan-RDC pengosongan lambung sehingga suatu obat menjadi  Jus grapefruit dapat menunda, menurunkan atau
Tujuan Pembelajaran lama efeknya karena penyerapannya tertunda meningkatkan absorpsi beberapa obat
 Definisi  Yang secara langsung  Grapefruit (limau gedang): buah berwarna kekuningan dan di
o Interaksi dalam bentuk fisik, kimiawi, fisiologi o Misalnya obat-obat terikat dengan zat gizi dalam dalamnya pink citrus kaya vitamin C, bila dicampur dengan
maupun patofisiologi antara obat dan zat gizi makanan, misalnya obat tertentu terikat dengan Ca diet seimbang → bisa berbahaya
tunggal, maupun banyak zat gizi atau makanan di dalam makanan sehingga obat tersebut tidak bisa  > 50 obat diidentifikasi bisa berbahaya jika dicampur jus
secara umum hingga interaksi dengan status gizi dimetabolisme yang ujung-ujungnya tidak bisa grapefruit
seseorang diserap  Grapefruit mengganggu enzim yang memecah beberapa obat
 Konsep Dasar  Bagaimana Hubungan dengan status gizi seseorang? pada sistem digestif → jadi lebih banyak obat yang ada di
o Konsumsi makanan dan obat dalam waktu yang o Orang yang memiliki malnutrisi protein, kalori atau tubuh → bisa mencapai kadar bahaya menyebabkan efek
bersamaan maupun tidak dapat menimbulkan kekurangan energi protein terjadi katabolisme otot samping
interaksi yang akan memengaruhi penyerapan, untuk memenuhi energi sehingga kemungkinan  Grapefruit juga menganggu transporter di usus yang
distribusi, metabolisme, atau eliminasi obat maupun banyak mineral yang hilang organ-organ membantu mengabsorpsi obat lain → jadi sedikit obat
zat gizi dalam tubuh mengalami penurunan fungsi diabsorpsi dan obat mungkin kurang efektif
o Hal ini tentunya akan menimbulkan efek baik pada  misalnya hati yang menjadi tempat  Ketika diminum dengan jus grapefruit obat kecemasan
orang secara umum sehat maupun pada kondisi metabolisme obat mungkin membuat seseorang menjadi mengantuk atau
khusus misalnya orang malnutrisi, menderita  CO, Denyut jantung dan TD turun tentu bahkan lebih cemas
penyakit tertentu atau pada golongan rentan (anak- mempengaruhi distribusi obat  Obat statin mungkin menyebabkan kerusakan otot jantung
anak, lansia, ibu hamil, ibu menyusui)  Sementara produksi enzim untuk
 Pasien transplantasi organ mungkin mengalami efek samping
 Mekanisme kondisi umum dan spesifik memetabolisme obat berkurang
seperti infeksi, atau kerusakan ginjal
o Obat yang dikonsumsi dapat mempengaruhi status o Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi obat dalam
 Ini memungkinkan bahwa 1 gelas jus/ 2 potong grapefruit
zat gizi di dalam tubuh sehingga dalam jangka tubuh tinggi akhirnya toksisitas
dapat merubah kerja obat
panjang mungkin dapat merubah status gizi o Orang overweight dan obese: aliran darah, CO
 Efek grapefruit mungkin bertahan hingga 24 jam
seseorang meningkat, massa organ besar dan massa lemak
 Jika dokter//farmasi berkata pantang jus grapefruit → lakukan
 Secara tidak langsung tinggi, kebalik sama underweight
 Dampak pada obat yang diminum sampai semua obat di tubuh hilang
o Absorpsi: mengganggu transit time
 FDA (US food and drug administration) mempertimbangkan o PGF  Sakit kepala
potensial untuk semua obat baru yang bisa berinteraksi o β blocker (antagonis, inhibitor)  Pucat
dengan jus grapefruit  Excitator/stimulator o Tranquilizer minor: penenang, mayor: gila
 Ilmuwan bekerja untuk menciptakan grapefruit hybrid yang  Coronary=cardiac, heart  Epinefrin: sediaan tetesan mata untuk glaukoma
aman jika dicampur dengan obat, tapi sampai sekarang  Kontraindikasi=asma (CBT) o Psikotropika: psiko (jiwa), tropika (obat): sleeping
bagilah apa yang kamu pelajari  Bronkodilator pills (diazepam)
 Selalu tanya dokter/farmasi tentang makanan apa yang aman o β-agonis (adrenalin, salbutamol) o Antianxiety including in breakfast: cemas saat
dicampur dengan obat dan cek label apakah berinteraksi o Adrenalin (obat dewa) → olahraga keras lukanya keluar rumah
dengan grapefruit langsung sembuh, kapas gigi langsung stop  Β2 agonis selektif
IT-8 Obat Saluran Napas-TEO darahnya karena vasokonstriksi → kontraindikasi  Stim β 2 di : - paru --- bronkodilatasi
 Farmakoekonomi pada pasien HTN - uterus ---- relaksasi
 Farmakovigilance: ESO pada masyarakat o Penghambat fosfodiesterase (teofilin) - pemb drh otot rangka - v dil.
 Antitusif: obat batuk o Atropin dan derivat (Ipratropium) Dosis kecil ---- efek β-2 >>> β -1
 Ekspektoran: mengeluarkan dahak o PGE Dosis ditingkatkan ---- selektivitas turun/hlg
 Personal drugs: sakit sama tapi obat mungkin berbeda o Antagonis leukotrien (montelukast baru 2017 E.S.: = gej.stim β -1 (palpitasi, takikardi, disritmia, hipertensi,
dipasaran)
 Penyakit penyerta mempengaruhi obat sakit kepala, mual, muntah, tremor).
 Asma >< HTN E.S., gej.stim β -2: Tremor, taki kardi, ansietas.
 Mukolitk: asma (kombinasi)
 Pengobatan asma Efek utama pd man: Brdil, Tremor, takikardi
o Dahak kental → sesak
 ↑ cAMP/ ↓ cGMP o Famotidin : kategori C
 Antitusif
 Agonis β2  Salbutamol: inhaler, oral, im, iv, beta 2 agonis paling kuat
o Narkotik: codein
o Non-spesifik: epinefrin, efderin (langsung kering  Fenoterol: mulai kerja cepat
o Susah pindah ke obat lain (adiktif)
ingus, dicampur antihistamin) 
 Definisi asma bronkiale: penyempitan → mengi Saat ashtma attack: 1) beri steroid, 2) fenoterol, 3) mukolitik
o Spesifik: terbutalin, salbutamol, fenoterol (barrel 
 Tanda klinik tank), prokaterol
Toksisitas:
o Trias: bersin, batuk, sesak o Tremor
 Mulut: meter dose inhaler, terukur (puff) o Peningkatan kontraksi dan frekuensi denyut jantung
o Preventif: pilek → asma  Hidung: turbuhaler
o Terapi  Teofilin
o Penghambatan enzim fosfodiesterase
o Kemoterapi: pengobatan  Farmakodinamik
 Antikolinergik: Ipratropium
o Kemoprofilaksis: pencegahan o Aman untuk HTN
 Antiinflamasi: kortikosteroid, kromolin (lebih baik) o Menghambat fosfodiesterase
 Asthma attack
 Penghambat pembebasan mediator: kromolin, kortikosteroid o Asmaso
 PA
 Agonis B2 non-selektif o Diafragma ↑ kontraksi
o Dahulu obat: antihistamin
o Merangsang reseptor B1-B2 o Kembung → susah obat asma maka dicampur
o Edema → reaksi inflamasi → jadi pakai steroid, β2
 ADRENALIN: dengan H2 antagonis (famotidin)
agonis, mukolitik
o Pemberian: Injeksi subkutan (m. Deltoideus: 1/3 o Waktu inspirasi: diafragma turun, ekspirasi: suara
 Patogenesis
proksimal) m. Gluteus ngukurnya dari SIAS wheezing
o Hiperaktivitas
(dewasa/bayi), intrakordial, intraorbita o Menghambat reaksi inflamasi tapi < kortikosteroid
 Serangan
o Toksisitas: vasokontriksi → tidak boleh untuk o Efek: diuresis
o Respon imunologik pasien hipertensi
o Respon parasimpatik: aktivitas berenang → capek o Inotropik dan kronotropik
o Aritmia jantung o Stimulasi SSP kadar T>20
(overactivity) → asma
 ISOPRENALIN : - Pemberian : Inhalasi  Farmakokinetik
 Farmakologi
- Toks.: Tremor, Aritmia o Absorpsi oral, rektal (pasien post operasi),
o Bronkospasme
 ORSIPRENALIN - Peroral abs. baik distribusi ke seluruh kompartemen
o Simpatomimetik
o Antikolinergik (parasimpatolitik)
- Toks.: Tremor, aritmia o T ½ 8 jam
 EFEDRIN : (aktivitas S.mimetik tak lsg). o Indeks terapi kecil: 7-10 ug/ml
o Memblok kerja histamin pada otot polos bronkus
 Yang berperan dalam bronkodilator/bronkokonstriksi
- Pemberian. : Peroral. o Tidak boleh dicampur dengan eritromisin
- Toks. :Insomniua, o > 20 toksik
o ↑ cAMP → vasodilatasi
takifilaksis, aritmia, retensi.urin o T ½ diperpendek pada perokok: maka dosis
o ↑ cGMP → vasokonstriksi
 Epinefrin: Perangsang >> reseptor a-1+B-2 ditinggikan
 Bronkokonstriksi
o Tremor o T ½ memanjang pada alkoholisme: maka dosis
o Ach
o Palpitasi direndahkan
o Histamin
o Takikardi  Operasi → obat anestesi → hitungan
o SRS-A (Leukotrien: autakoid)
o Ansietas harus pas (bisa-bisa bangun saat operasi
o Kinin
o Mata: midriasis, tekanan intraokuler meningkat berlangsung)
o 5 HT (hidroksitriptamin)
 Hang over lama (mabuk → ↓ eliminasi  Beklometasnaerosol  Interaksi: ↓ kadar asam urat plasma
teofilin  1 puff=... mg?  Antitusif narkotik (kodein)
 Toleransi (-) pada pemakaian menahun  Indikasi o Indikasi: iritasi kimia
 1 tahun obat A 2 mg, 2 tahun obat A jadi 5 mg dosisnya o Bronkospasme akut o Coniphron (sirup)
 Interaksi o Bronkospasme berat o Menekan pusat batuk medulla
 Obat-obat yg dpt menurunkan kadar T (memacu enzim  Kortikosteroid inhalasi o Nyeri > nyaman daripada AINS
Sitokrom P-450) adalah : o Menghambat produksi sitokin o Obat sirup batuk: 90% alkohol
*. Barbiturat *. Fenitoin o → asma → luka operasi → koma o Alkohol
*. Perokok o Terlalu banyak → cacat, otot ruptur  Luka → antiseptik
 Obat yg dpt menaikkan kadar T drh (menghambat enzim  Beklometason dipropionat  Persevatif → zat pembawa/carrier →
hepar) adalah : o Aerosol: metered dose asetil sistein harus pakai alkohol supaya
* Alopurinol * Propranolol o Dependent dose → BB meningkat terus bisa terbawa masuk ke tubuh
* Simetidin * Eritromisin o Infeksi kandida o Bentuk lain: meperidin (jarang), levorfanol,
* Vaksin Influenzae  Indikasi folkodin
 Propranolol: untuk hipertensi, sekarang untuk tiroid o “Severe steroid dependent asthma” → moonface  Non narkotik (DMP/ dektrometorfan)
(tirotoksikosis)  Natrium kronoglikat o Onset cepat
 Alopurinol: asam urat o Urtikaria fisik (dingin) → ceftrizine o Anak atopik (dermatitis)
 Pd penderita : payah jantung, ggn hepar, o Eksaserbasi: reda, muncul lagi (penyakit infeksi) o Kenapa obat frekuensi pemberian sedikit > cepat
yg menggunakan AB Makrolid (eritro, klaritro, roksitro,  Obat asma resisten?
azitromisin),  Controller: lama  1x 2x > mudah resisten → tergantung
yg menggunakan Antag.H2 (Simetidin) : * Kortikosteroid Inhalasi bioavailability waktu dan jumlah dosis
→ dosis Teofilin diberikan 1/2 nya. * Kortikosteroid sistemik o Dosis berdasarkan luas permukaan tubuh →
 Remaja & perokok berat → dpt memerlukan dosis Teofilin * Sodium kromolin pediatrik farmakologi
yg lebih besar. * Sodium medokromil  Usia 14 tahun, 15 tahun berat 100 kg
 Bioavailability → volume cairan tubuh
 1. Bronkodilator pd asma dan PPOM * Teofilin lepas lambat
2. Memperbaiki fungsi diafragma pd PPOM * Agonis B -2 kerja lama Inhalasi → CO= HR x SV
* Agonis B -2 kerja lama oral o Obat yang menimbulkan withdrawal effects jangan
3. Mengurangi apneu yang memanjang pd bayi preterm
diracik → akan timbul gejala seperti semula
 Bentuk kemasan obat berdasarkan teknologi * Ketotifen, dan Anti alergi lainnya.
  Obat
o MR: modified release Reliever: cepat
* Agonis β-2 kerja singkat (Inhaler). o Flat dose response drugs: dosis rendah saja
o SR: slow release (tidak bisa ditumbuk, holistic
* Kortikosteroid sistemik sudah berefek
care cukup 1x sehari)
o Dose dependent drugs: semakin tinggi dosis,
o CR: control release * Anti kolinergik Inhalasi
semakin berefek
 Ipratropium bromide * Golongan xantin
* Agonis β-2 oral  Contoh: PAS (paraaminosalisilat),
 Farmakodinamik
 Teofilin lepas lambat → MR warfarin
o Bekerja secara kompetitif menghambat efek Ach o Patches: penurunan denyut jantung, pemain tenis
reseptor otot polos bronkus muskarinik → o Disedot: obat yang di tangas (metered dose mulut)
o Serangan fisik asthma: Na kromoglikat (counterpain)
mengurangi bronkokonstriksi
 R/ Prednison tab no. IX (tap off)
o Profilaksis bukan terapi  Asma nokturnal → jangan ceker ayam wudhunya karena jam
3-4 rentan → jam 12 istirahatnya jantung bisa jet lag (irama o SLE: makan 2 tahun, 3 bulan pertama 4x4 lalu 4x3
 Farmakokinetik
dan 4x2
o Mulai kerja > lambat dari isoprenalin sirkardian)
o Tapering off → withdrawal effect  R/ salbutamol 250 mg (contoh tak baik)
 Indikasi: PPOM, kurang pada Asma
 Mukolitik (Asetilsistein) → disolven Prednison 250 mg
o Malaria → musim duren
Ambroksol 300 mg
 Kortikosteroid o Ikatan disulfida
Mf de pulv I XXX
 Tapering off → dosis turun berahap tidak boleh kejut karena  Indikasi: asma, emfisema, bronkhitis, TB
IT-9 Regulasi Obat-SDK
bisa balik gejalanya o Antidotum asetaminofen (parasetamol), negara
 Semua obat: racun
 3 jenis obat yang tidak boleh berhenti mendadak maju → panadol
o Sistenol → menghindari keracunan parasetamol  Sejarah
(withdrawal effect) o Sebelum 1700: empirik (coba-coba) apa
o Kortikosteroid → krisis adrenal, serangan o Yang baru: ambroksol, endorstein (2-3 tahun
terakhir), etaketrin, pektrin khasiatnya?
psikosis, kematian o Hipocrates: 200 jenis tanaman obat
o α-blocker → turun mendadak → hipertensi o Ambroksol, efeksol, lepiksol
 Ekspektoran Guaifenesin (gliserilguaikulat) o Claudius Galen: menghubungkan dengan teori
kembali naik lagi o Ibnu Sina: menggabungkan pengetahuan
o Psikotropika → nyebur ke bak mandi (stress)  ↑ keluaran cairan napas
 Pil (KB)
 Metilprednisolon  Bentuk non produksi/kering
 Suppositoria: pelor masuk rektal, kontak  Obat merk dagang: sama-sama mengandung parasetamol juga  Berdasarkan cara penyimpanan:
tubuh lumer yang diproduksi pabrik dia beri nama sesuai pabriknya o Di lemari terkunci: psikotropika dan narkotika
 Sirup: banyak gula tidak cocok untuk o Misal: dextrim: dotrimoksasol; dextamol >< o Di lemari tak terkunci: obat bebas, bebas terbatas,
bayi parasetamol keras dengan DM besar
o Johann Jacob: Penelitian farmakologi dan o Karena produksi dextamol di dexa sebenarnya  Obat bebas: logo hijau, lingkaran garis tepi hitam
toksikologi (racun) bedanya tidak ada secara khasiat, tetapi rasa, bau,  Sebenarnya obat keras tetapi bisa dibeli tanpa resep dokter
 Mencit → tikus → kuda → manusia? kemasan berbeda → biaya juga bertambah mahal dan diberi dengan brosur berbahasa Indonesia
 Berkhasiat: tepat dosis, diagnosis o Harga obat dagang > generik  Parasetamol (antipiretik, analgesik) 500 mg x 16=8 gram
penderita  Logo obat generik o Toksik 8 gram/hari dapat merusak ginjal
 Pengembangan obat o Warna hijau: lolos ujian (aman garis tebal/tipis: o ESO > ringan masih mudah diberi terapi
 Obat alami menyentuh semua lapisan masyarakat) o Tidak diberi pada manula, anak 2 tahun (semua
o Nabati: tanaman obat (banyak) o Bulat: perluas pelayanan obat obat keras)
 Hewan  Obat paten vs merk dagang o Tidak membantu tenaga kesehatan
 Mineral: dulu dari argentum (obat infeksi) o Obat paten → karena perusahaan yang punya hak  Bebas terbatas: biru
o AgNO3 sebelum ketemu betadine (tapi bahaya juga) paten  Keras: merah ada huruf K
 Menemukan bahan  Bau, rasa berbeda  Harus dari resep dokter
 Obat alami  Obat paten: inovator  Berdasarkan pemakaian
o Simplisia: daun, batang, buah yang diangin o 80% teratas impor obat (bahan baku impor) o Dalam → etiket putih (oral) → lewat TD
keringkan lalu dipecah o Obat impor harus ada izin dengan BPOM kecuali o Luar → etiket biru → lokal (kumur mulut, mata,
o Ekstrak: hasil ekstraksi → sediaan galenika hasil emergensi pada gempa palu telinga, vagina, salep, krim), injeksi
jadi murni  Definisi obat: menyelidiki fisiologi, keadaan patologi,  Berdasarkan bentuk sediaan
 Penyaring berupa pelarut polar pencegahan, kontrasepsi  Berdasarkan efek terapi
 o Accupressure? (-) menyelidiki fisiologi
Bahan hewani  Cairan
o Hati → bisa meningkatkan Hb o Jarum suntik → pencegahan ada? Menyelidiki o Solutio: larut semua (bening)
o Contoh: adrenalin dari adrenal cortex, insulin dari fisiologi (-) o Mixtura: dikasih pelarut (eter, kloroform tapi
pankreas tikus o Vitamin? → peningkatan kesehatan (+) tapi tidak
berbahaya)
 Berasal dari mineral menyelidiki fisiologi berarti bukan obat tapi
o Suspensi: dikocok kayak homogen, didiamkan
 Obat baru (simplisia) suplemen sebagai koenzim mengendap
o Diperoleh dari tanaman, hewan, sintetik  Obat baku (bahan obat): belum dijadikan apa-apa  Daftar W: Waarschuwing
 Asetaminofen (nama kimia): parasetamol: panadol
(farmaceutik)  Daftar F: Free
 Pengembangan obat baru (dextamol): parasetol
 Daftar G: Gevaarlijik (Bahasa Belanda)
o Tanaman (glikosida jantung) → digoxin digitalis o Asetaminofen=parasetamol (sinonim)
o Obat keras: daftar G/K → harus dibeli dengan resep
o Penisilin G → kultur mikroba o Parasetamol=dextamol (metoo)
dokter
o Urin manusia → choriogonadotropin  Obat nama paten: amoxil → pabrik Beechem
o Obat wajib: daftar G1/G2 → bisa dibeli di apotek
o Bioteknologi → human insulin  Obat dagang tanpa resep dokter tapi diserahkan langsung oleh
o Jamu pegal linu → isi parasetamol o Amoxan: Sanbe Farma (Bandung, Cimahi) apoteker dengan penjelasan (obat cacing, topikal,
o Obat kuat lelaki → viagra o Dexa: paling banyak perusahaan asing kontrasepsi) → memperluas masyarakat
o Stimuno o Kalbe Farma: Indonesia memperoleh obat
o Curcuma → bukan fitofarmaka  Obat asli: dari bahan alami o CTM → antialergi
 Obat baru → post marketing surveillance o Jamu: Obat Asli Indonesia ada logo jamu o DM, HTN → resep dokter
o Belum tau khasiat secara pasti o Obat tradisional: yang terdaftar/tidak (Cina,  Obat psikotropika (UU No. 5 Tahun 1997) 4 golongan
 Obat paten: lolos uji klinik IV, dapat nomor daftar, punya hak Pakistan) o Mempengaruhi SSP
paten 20 tahun tidak boleh diproduksi orang lain o Modern pasti terdaftar o Harus dengan resep dokter
o Yang pertama kali menemukan obat dapat o Obat tradisional yang sachet pasti terdaftar o Tiap bulan melapor ke BPOM
memproduksi obat selama 20 tahun untuk o TR 10 angka (tradisional) o Tiap 1 tahun sekali lapor ke Menkes
mengembalikan modal o TI 10 angka (tradisional impor) dengan kalimat  Narkotika 3 golongan
 Nama generik: parasetamol tablet bahasa Indonesia
 Psikotropika:
 Nama merk dagang: panadol  Obat baru
o Golongan 1: tidak boleh jual beli, hanya
 Nama obat paten: parasetol  Obat palsu: penyimpangan 20% zat khasiatnya pengetahuan → ganja
 Obat generik: yang menggunakan nama lazin, nama resmi o DM: dosis maksimal o Golongan 2: morfin (obat nyeri, bius) → apotek
sesuai farmakope Indonesia  Psikotropika: mempengaruhi SSP → mempengaruhi aktivitas tidak mau menyimpan
o Diproduksi oleh pabrik CBOB mental dan prilaku o Golongan 3
o Mutunya dijamin oleh pemerintah o Dosis yang sangat kecil (racun) → mematikan o Golongan 4: Golongan 2,3,4 boleh dijual beli
 Dulu polisi sejak UU RI No. 35 tahun 2009 jadi BNN  Sediaan farmasi: obat, bahan obat, tradisional, kosmetika  Efek lanjutan farmakologi normal → efek farmakodinamik
 Narkotika: penyimpanan tiap bulan buat laporan tidak termasuk alkes, makanan yg >
 Narkotika: menghilangkan rasa nyeri  Keahlian (pendidikan khusus berupa ijazah) dan kewenangan  Margin of safety sangat berdekatan
 Golongan 1 (65 jenis), 2 (86), 3 (14) (SIP, SIK): Apoteker
 Pemusnahan narkotika  Obat nama paten
 Berita acara  Tanggal kadaluwarsa (waktu paruh)
 TTD petugas o Di bawah masih aman
 Pimpinan RS, farmasi, apotek yang mengedarkan bukan o Di atas mutu tidak terjamin
golongan 2/3 bisa dipenjara 10 tahun dan 100 juta-1 milyar  Obat
 Paling kecil jalur pemerintah RS C, RS D (puskesmas rawat o Penilaian
inap) o Pengujian
 UPTF: Unit pelaksana teknis farmasi o Pendaftaran
 PBF: dealer obat dari pabrik  DBL: obat merk dagang golongan bebas dalam negeri
 KF: Kimia farma  GKL (I): obat dipasarkan dengan nama generik, obat keras,
 Gd tk II: gudang tingkat 2 farmasi lokal, kalau ujungnya I : impor
 BP: balai pengobatan  Floor stock: semua obat yang ada di ruangan, limited: yang
ada di ruangan tertentu
 TOB: toka obat berizin → menjual obat bebas/bebas terbatas
 Individual prescription: sentralisasi (instalasi farmasi) dan
 Dokter darimana dapat obat? Apotek bisa juga TOB
desentralisasi (unit)
 Unit dose: perawat ngasih obat pagi, siang di RS
o Pengelolaan
 Toksisitas
o Pengadaan PBF (bisa di 3-4 pabrik langsung)
o Manifestasi efek toksik terhadap suatu obat yang
o Penyimpanan
menimbulkan efek toksik
o Penyaluran
o Kerusakan ditentukan oleh jumlah zat kimia
o Pengawasan dan Pengendalian
(pemaparan)
 OSCE:
 Keracunan
o Menghitung dosis
o Seorang memperoleh dosis obat berlebihan
o Membuat resep
o Ditentukan dosis
o Edukasi
o Keracunan akut dan efek samping berdekatan
IT-10 Dasar Toksikologi-MIS
karena sama-sama dosis belebih, dianggap masih
 Bahasa Yunani (toxicom: racun panah), bahasa latin
batas dosis terapi
(toxcicum: racun)
o Efek samping: efek tambahan yang terjadi ikutan
 Ilmu yang mempelajari efek racun pada organisme hidup dengan treatment (adverse effect) dalam terapi
 Mencakup o Karena obat itu tidak pilih-pilih
o Obat terapi o β-agonis → salbutamol (bronkodilatasi) tetapi
o Kimia lingkungan (rumah tangga, pertanian, bekerja juga di bukan tempat kerja utama
industri) o Reseptor β di jantung → palpitasi (jantung
o Yang menimbulkan gangguan kesehatan dan
 Contoh obat berdebar)
keracunan o Pseudoephderine (nasal dekongestan → hidung
o Coditam → nahan batuk bentuk tablet Kimia Farma
o Pengaruhnya terhadap sosioekonomis, dan buntu karena edema nasal mukosa) → memacu
o Codipront → pencair dahak bentuk capsul Kimia
mencakup aspek pengaturan bahan berbahaya simpatis → jantung berdebar juga
Farma
o Pethidine → anestesi, susah didapat bentuk ampul  Istilah  Obat memiliki manfaat > ESO
Kimia Farma  Xenobiotik (xeno: asing): zat kimia asing masuk ke dalam  Tidak semua obat adalah obat
o Fentanil → anestesi ampul tubuh (obat, zat aditif)  ESO > manfaat misal penurunan TD tapi
 Psikotropika → psikoaktif  Bahan berbahaya/ kimia berbahaya/ zat toksik/ racun/ toxican menginduksi glaukoma
o Golongan 1 Menemfetamin → mengurangi nafsu o Zat kimia → menghasilkan efek rugi pada  IIIa → uji klinik manusia (aman pada
makan organisme hewan)
o St: stapblan  Bahan kimia penyimpanan/penggunaan dapat timbul iritasi,  Uji toksiksitas → LD50 → 100 tikus yang
o Semua obat injeksi → harus resep dokter bakar, ledak, korosif, toksik, dll → terlepasnya komponen mati 50
o P: peringatan dari bahan kimia tsb  Akut
 Obat beredar PP No. 72 Tahun 98  Efek toksik: merusak fungsi fisiologi, biokim manusia →  Subakut
o Aman/ terdaftar → telah diuji keamanan gangguan kesehatan serius → pemakaian obat ber >  Kronis
o Tetap diawasi BPOM di masyarakat
 Diazepam → 2 mg teler → apalagi 50 mg o Sianida rendah (dosis <) → respiratori chain o Metabolisme → metabolit intermediet
→ banyak disalahgunakan untuk obat (mitokondria) ATP ada c-1, c-2, c-3, ATP sintase o Contoh: CCl4, kloroform (anestesi), belirum, alkil
tidur → depresi SSP → cardiac arrest → jika rusak ATP tak terbentuk format, bentuk obat : klorpromazin (psikosis),
 Polutan  Toksisitas akut: cepat halotan (anestesi umum), isoniazid (obat anti TB),
o Polusi udara berupa produk industri, teknologi,  Subakut fenilbutazon (NSAID)
urbanisasi  Kronis  Nefrotoksik
o Manusia juga bisa terpapar ke zat kimia digunakan o Contoh: Pb (BBM) dalam tulang tidak toksik tapi di o 22% CO, 0,5% massa tubuh
lingkungan pertanian, pestisida, residu dalam tempat lain toksik o Nefron pemaparan: basolateral (ke darah), luminal
makanan o Pestisida organoklorin di lemak tidak toksik → (ke urin)
o Sayur bagus → pestisida ↑ menghambat enzim asetilkolin esterase → kejang o Enzim CYP-450
 Risiko o Metabolit toksik → biotransformasi → enzim o Asetaminofen → hati dan ginjal
o Definisi: “perkiraan frekuensi timbul efek yang monoksigenase (reaksi I) o Akrilamid → separasi protein (gel untuk
tidak diharapkan” yang terjadi karena pemaparan o Contoh: asetaminofen (parasetamol) → metabolit elektroforesis)
zat kimia (NAPBQI: N-asetil-para-benzo-kuinon imina) → o AINS (piroksikam) → obat-obat nyeri sakit
o Perkiraan risiko “dose respon” dan hepatotoksik bagian tengah (Sentrilobuler) → pinggang
mengektrapolasikan hubungan respon yang terlihat enzim monoksigenase banyak aktif o Gentamisin → aminoglikosid
dengan besarnya dosis o Seringkali mekanisme kerja yang tepat tidak o Sefalotin
o Dosis ↑ → respon diketahui o Sefaleksin
 Ruang lingkup  Manifestasi toksik o ATN (Acute Tubular Necrosis)
o Toksikologi kerja/industri o Organ o Rusak sel tubulus proksimal → ganggu reabsorpsi
 Penyakit akibat kerja o Materi genetik dan replikasi sel air, glukosa, elektrolit, asam amino → penurunan
 Pabrik semen: asbestosis (paru-paru o Sistem reproduksi filtrasi glomerulus → pembebasan air dalam jumlah
asbes)  Toksik paru besar → diuresis >>/ anuria
 Air/basah: kuku busuk (jamur o Organ peka terhadap xenobiotik o BUN (Blood Urea Nitrogen) → ureum
o Toksikologi lingkungan: polutan o Debu, polutan, aerosol → deposit → luas o Kreatinin >2.5% → kerusakan glomerulus
o Toksikologi forensik: aspek hukum, penegakan permukaan saluran napas/alveoli serta besarnya  Urin mengandung glukosa, protein
diagnosis → post mortem, diambil cairan lambung volume udara dibebaskan ke perukaan  DM → glukosuria
untuk sianida lalu dicocokan sama sisa kopi o Contoh inhalan xenobiotik: Silika, asbes (kantung  Glukosa darah meningkat → ambang
o Toksikologi klinik: penyakit/gangguan spesifik semen), ozon, NO2, SO2, Fosgen, gas Cl2 batas 300 mg → > tidak bisa direabsorpsi
substansi toksik, cari cara penanggulangan o Xenobiotik dapat mencapai jaringan paru melalui  Tes reduksi → benedict
o Toksikologi hewan aliran darah → paru menerima darah dari pembuluh  Neurotoksik
o Ekotoksikologi: ekosistem darah → xenobiotik paru masuk tubuh melalui o SSP ada BBB (Blood Brain Barrier) atau sawar
 Mekanisme dan patofisiologi darah → kemudian masuk mulut darah otak
o Efek toksik → lanjutan farmakodinamik berlebihan o Contoh obat: keganasan → bleomisin, amiodaron, o BBB dibentuk astrosit jadi betul-betul rapat
o Toksisitas → tergantung senyawa xenobiotik siklofosfamil, parakuat → parenteral → kerusakan endotelnya → hanya obat lipofilik bisa masuk
sempai tempat kerja jaringan parut pada paru o Contoh lipofilik (pelarut klorinat, insektisida,
o ESO obat HR meningkat → gangguan irama o Xenobiotik masuk paru → peradangan → bronkitis hidrokarbon, pelarut gas, logam, kokain,
jantung bersifat fatal o Emfisema: elastisitas paru < (melar ke bawah) → doksorubisin), kalau yang hidrofilik harus pakai
o Obat berinteraksi dengan reseptor/enzim/regulator dada bidang → tapi kontraktilitas ↓ → volume facilitated transport/carrier
→ mengeluarkan neurotransmitter, hormon udara ↓ karena jaringan ikat → sesak napas  Peran sistem imun dalam toksisitas
o Rangsangan reseptor β → kontraksi otot polos o Asma (alergi
 Masuknya obat o Pneumonitis, pneumokoniosis (silika, asbes, di
o Kulit: menembus s. corneum, granulosum, lucidum, rontgen paru tampak titik-titik)
spinosum, basale → dermis ada pembuluh darah → o Amiodaron → obat gangguan jantung
obat masuk o Bleomisin, busulfan, siklosfamol, metotreksat →
o Udara: pernapasan (inhalan) → masuk alveolus → obat keganasan → menyebabkan parut pada paru
difusi → aliran darah didistribusi ke seluruh tubuh o Jaringan keloid ≠ jaringan awal misal di lipatan
o Makanan (PO): usus (proses absorpsi) → pembuluh tangan → kesulitan bergerak di paru → sesak napas
darah didistribusikan → sistemik → bekerja di  Hepatotoksik
tempat spesifik o Organ yang menerima 30% CO, 5% massa tubuh
 Hubungan dosis-respon o Darah lambung dan usus halus masuk hepar melalui
o Toksisitas, bukan jika konsentrasi di jaringan vena porta jadi menerima obat/toksikan dalam
tinggi, iya jika sedikit saja sudah menyebabkan konsentrasi tinggi
toksik o Xenobiotik → hepatotoksik
 Receptive substances: substansi berikatan dengan obat →  β-blocker (propranolol, bisoprolol) →
timbul efek, mirip reseptor mengikat reseptor β1 → tapi tidak
 Target obat (protein/enzim) mengaktifkan reseptor → efek efikasi (-)
o NSAIDs (diclofenak, aspirin, asam mefenamat) → o Partial agonis: efikasi 0-1 50% (Asetabutolol)
menghambat enzim COX (siklooksigenase: o Spare receptors: reseptor yang tak terpakai karena
pembentukan prostaglandin) → ↓ PG → nyeri bayak agonis-agonis adrenalin tidak perlu berikatan
hilang dengan semua reseptor
o ACE inhibitor (anti hipertensi) → menghambat o Agonis: afinitas+efikasi
enzim ACE → pembentukan angiotensi II ↓ → o Antagonis: afinitas + (-) efikasi → tak ada respon
hipertensi ↓  HR ↑ sangat baik → isoprolol
 Carrier (kontraindikasi: asma) → mengikat
o Molekul pembawa melewati membran sel reseptor β1 → NA tak bekerja dengan β1
o Obat amitriptilin (anti-depresan) → menghambat → Menghambat NA di jantung sehingga
carrier reuptake (secara aktif noradrenalin masuk denyut jantung ↓, kontraksi jantung ↓
kembali ke ujung saraf simpatis → akan cepat (berdebar-debar kemudian turun) → TD ↓
 Efek toksik pada materi genetik dan replikasi sel hilang dari sinaps) noradrenalin yang dilepas sistem  Two state model
o Mutagenesis, teratogenesis, carcinogenesis → simpatis di otak CNS → kadar NA akan bertahan o Reseptor β1/α ada dalam 2 keadaan
genotoksisitas lama → anti-depresi  Activated
 Toksik pada sistem reproduksi o Depresi → centralmonoamin, NA, serotonin,  Resting
o Teratogenesis, mengacaukan spermatogenesis (1,2- dopamin o Agonis: afinitet ↑ kuat dengan yang aktif → geser
dibromo-3-chlorpropane, sterilitas) o Ada negative feedback baik dari reseptor α dan β ke kanan
IT-11 Farmakodinamik Klinik-STZ o Difusi pasif o Antagonis: afinitet pada yang aktif dan resting = →
 Farmakokinetik: apa saja yang dilakukan tubuh ke obat  Obat lipid soluble, (-) bermuatan → bisa tidak mengubah keadaan
 Farmakodinamik: bagaimana obat bekerja dan memberikan menembus membran sel (lipoprotein) o Inverse agonis: afinitet > kuat dengan resting
efek ke tubuh  Tidak boleh dalam bentuk ion jika iya → dibanding aktif → reseptor berada dalam reting
ditolak membran sel o Penghambatan kerja inverse agonis = antagonis
 Interaksi obat: kedua obat yang menguntungkan/merugikan
atau yang tidak mempunyai interkasi o Ion channel  Antagonisme
 Definisi obat  Amlodipin, diltiazem → Ca-channel  2 jenis obat
o Zat kimia yang mempunyai fungsi fisiologis pada blocker (Ca-antagonis) → menghambat  Obat 1 → menghambat obat yang lain
sel-sel hidup dengan cara khusus pembukaan Ca channel  Bisa digunakan sebagai antidotum
o Tidak mempengaruhi fungsi sel → bukan obat o Yang pada reseptor : ACE inhibitor (captopril, o Bunuh diri: Minum baygon (organofosfat bisa
o Makanan kesehatan enalopril) → mengurangi konversi angiotensin I dimasukan dalam golongan parasimpatomimetik:
o Suplemen → bukan obat jika tidak mempunyai jadi II → vasokonstriksi ↓ mirip efek parasimpatik) → mirip Ach → reseptor
fungsi fisiologis sel o Ada 3 efek: muskarinik → menghambat kerja jantung
o DM tak terkontrol  Vasokonstriksi ↓ (bradikardi)
 Diabetik neuropati  Sekresi aldosteron (menghambat diuresis o Sulfasatropin antagonis muskarinik diberi secara
 Diabetik nefropati karena retensi Na dan air) ↓ → intravena dengan dosis tinggi yang merupakan
 Stroke, jantung koroner memperbanyak diuresis antidotum parasimpatomimetik → atrofinisasi
o HTN bisa menyebabkan: gagal ginjal, gagal  Rangsangan pertumbuhan otot jantung << karena diberi atropi → HR yang lambat berangsur
jantung, stroke trombotik, stroke hemoragik, o Angiotensin II → antagonis reseptor → AT1 naik perlahan (normal > 60x/menit)
retinopati, nefropati  Interaksi  Antagonisme fungsional
o HTN ringan, sedang, berat o Afinitas: kecenderungan/kemampuan obat untuk o Antara 2 obat efek berlawanan pada fungsi fisiologi
o Minum obat anti HTN → ginjal? berikatan dengan reseptor sama
o HTN tak terkontrol 70% asimptomatik kalau o Efficacy (aktivitas intrinsik) : kemampuan obat o Pada syok anafilaktik (reaksi antigen-antibodi →
ketemu sudah stroke, angina pectoris, decomp untuk mengaktifkan reseptor diberi antihistamin tapi tidak berhasil karena reaksi
(gagal jantung) o Agonis: obat yang dapat berikatan dengan reseptor imun berat jadi seluruh histamin nempel di hampir
o Obat herbal → data belum terdaftar jadi takut, tidak dan mengaktifkan reseptor seluruh reseptor, tapi kalau alergi ringan seperti
ada antidotum, bukti kemanjuran (tidak bisa dari  Contoh: adrenalin berinteraksi dengan urtikaria bisa disembuhkan dengan antihistamin →
testimoni) reseptor β1 jantung → mengaktifkan agar histamin tidak berikatan dengan reseptor)
 30-35% sembuh : efek plasebo → dalam reseptor β1 jantung → ↑ kerja jantung karena pemberian penisilin → reaksi alergi berat →
bentuk obat tapi bukan obat misal hanya dengan ↑ CO, ↑ HR (kontraksi jantung ↑) pelepasan histamin dan sel mast >> → bronkus
kapsul saja → Ginkgo biloba o Antagonis: afinitet tidak memiliki efficacy (bronkospasme/bronkokonstriksi), vasodilatasi
 Obat herbal → belum meyakinkan, belum pembuluh darah (kapiler) → perembesan darah dan
ada penelitian yang belum diterima zat plasma keluar → TD ↓
o Gejala klinis syok anafilaktik → keringat dingin, o Fenoksibenzamin >< NA → vasokonstriksi  Simpatik: fight or flight (siap siaga, rangsangan mendadak →
sesak napas, ronkhi (wheezing), takikardi → (kontraksi otot polos arteri) ditanggapi SNS
asfiksia → bisa digugat karena malpraktek → o Antagonis α1 blocker dengan cara yang tidak o Contoh: ujian, stressor hebat
sediakan adrenalin di atas meja dalam syringe → reversibel → berikatan dengan semua reseptor si  Simpatis aktif, parasimpatis tidak aktif begitu sebaliknya
suntikan boleh di kaki, paha samping (m. Vastus fenoksibenzamin → menjelang operasi  Sistem saraf tepi → kesiagaan dan pemeliharaan secara
lateralis), m. Deltoideus, tapi tidak di m. Gluteus (feokromositoma) normal
maximus karena banyak minyak sehingga  Interaksi aditif  ANS → autonomic nervous system
penyerapan obat lambat, tidak boleh juga diberi o = penambahan jumlah obat: efek masing-masing o Simpatis → adrenalin (sistem adrenergik)
melalui subkutan karena seluruh kulit obat ditambah (2+2=4) o Parasimpatis → Ach (sistem kolinergik)
vasokonstriksi jadi susah masuk obat o HTN sedang= 2 jenis obat  Semua obat/ substansi kimia endogen → mengakitfkan
o Obat penyelamat: adrenalin → antagonis fisiologi o HTN berat= Diastolik 110> ke atas, 3-4 macam simpatis → adrenergik agonis → simpatomimetik (karena
histamin obat (110/70 – 130/80) mirip simpatis)
o Bekerja pada reseptor α1, β1, β2 o DM, kerusakan target organ → retinopati, jantung  Parasimpatis → kolinergik agonis → kolinomimetik
 α1 aktif → vasokonstriksi → koroner (parasimpatomimetik)
permeabilitas kapiler ↓  Interaksi sinergistik  Sintesis neurotransmitter
 β1 jantung aktif → merangsang jantung ↑ o Efek kombinasi 2 obat melampaui jumlah efek obat o Tipe-tipe reseptor
CO → ↑ TD sendiri o Neurotransmitter: pelepasan, penyimpanan
 β2 otot polos bronkus aktif → o Contoh: CCl4 + etanol, keduanya hepatotoksik → o Garis merah → simpatis
bronkodilatasi kerusakan liver > hebat dibanding masing-masing o Ganglion paravertebralis (disekitar MS)
 intravena infusion dopamin obat o Preganglionik → postganglionik, interneuron
o Pada ginjal  Potensiasi (sinaps adalah hubungan antara serabut preganglion
o Keracunan syok → disebabkan infeksi o Salah satu obat punya potensi misal obat 1 ada dan postganglionik) → kemudian menuju ke organ-
o Naikan tensi → dopamin (vasodilatasi pembuluh potensi menyebabkan hepatotoksik obat 2 tidak organ
darah ginjal) → RBF ↑ → perfusi darah ginjal punya efek, gara-gara obat ke 2, obat 1 bisa  Neurotransmitter
membaik menyebabkan reaksi hepatotoksik hebat o ACh, NA, dopamin
o Reseptor α1, β1 → TD ↑ o Contoh: isopropanol → tidak hepatotoksik tapi bisa  Simpatis: NA (karena hanya serabut saraf simpatis (ujung
 Antagonisme kompetitif menambah toksisitas CCl4 postganglionik) yang menghasilkannya, preganglion → Ach)
o 2 obat berkompetisi berikatan o Furosemide (HCT: hidroklorotiazid) + digoxin bukan Adrenalin
o Adrenalin >< Bisoprolol (reseptor β1) o Furosemide → hipokalemia → ↑ toksisitas digoxin
 Adrenal medulla: 80% epinefrin (langsung bekerja pada
o Antihistamin >< histamin → fibrilasi ventrikel organ tertentu efeknya berbeda), 20% NE (memperkuat NE
 Antagonisme nonkompetitif o Digoxin → meninggal karena serangan jantung
postganglionik)
o Obat 2 mengurangi efektivitas obat 1 dengan cara (fibrilasi ventrikel)
o Berdebar, olahraga yang menantang yang keluar
tidak langsung menghambat kerja obat 1 →  Pertanyaan? adalah → Epinefrin (bekerja pada organ tertentu
sesudah aktivasi reseptor  β2-agonis (salbutamol, terbutalin) → mengaktifkan β2 → misal ke jantung) bukan NE
o Amlodipin → vasodilatasi pembuluh darah → vasodilator pembuluh darah, otot rangka → tidak  Reseptor postganglion parasimpatis (Nm: muskarinik, Nn:
menghambat Ca-channel → Ca ekstraseluler tidak meningkatkan TD nikotinik)
bisa masuk intrasel → tidak terjadi vasokonstriksi  β1-agonis (dobutamin) → meningkatkan TD → biasanya  Yang organ (postganglion simpatis)
→ sedangkan otot polos pembuluh darah butuh Ca diberi pada pasien habis operasi yang hipotensi o α/β untuk sistem simpatis
o Antagonis kompetitif reversibel → dengan cara ↑ agonis jadi  Ephderin → nonspesifik β2-agonis o α→ pembuluh darah/ sirkulasi (vaskuler, arteriol,
mengusir antagonis  Salbutamol (dosis >>/orangnya peka) → selektivitas reseptor kapiler)
o NA pada jantung tikus tanpa antagonis → berkurang/ pasien hiperreaktif (lawannya hiporeaktif, kalau o β→ jantung
menyebabkan kontraksi jantung kuat hipersensitivitas: alergi) → merangsang reseptor β1 juga → o Sweat glands → muskarinik karena Ach
o Bisoprolol (antagonis NA) di jantung tikus → harus bisa palpitasi menghasilkan keringat
meningkatkan kadar NA → terjadi kontraksi otot  Obat PAS (paraaminosalisilat) → anti TB
jantung yang = sebelum waktu tidak ada antagonis  Parasimpatis
IT-12 Obat Sistem Saraf Otonom 1 (Kolinergik)- MTK o Spinal cord → preganglion → postganglion (ada di
o Dosis NA > tinggi agar mencapai kontraksi
 Sistem saraf dekat organ yang dipersarafi) → ganglion
maksimal → kurva bergeser ke kanan o CNS
 Propranolol >< Salbutamol → antagonis kompetitif intramural (di dalam organ)
 Otak o Pankreas → insulin
ireversibel  MS o Usus → parasimpatis
o Reseptor β2 blocker (kontraindikasi: asma o PNS (semua yang di luar CNS) o Makan terlalu pedas, sedang sakit pula → ganglion
bronkiale) → otot polos bronkus tidak bisa  Somatik
berdilatasi → saat perlu berdilatasi reseptor terikat intramural aktif → memacu peristaltik → diare
 Otonom o Gaster → bisa antiperistaltik (kontraperistaltik)
oleh propranolol → asfiksia  Parasimpatik: Feed or breed  Simpatis → menenangkan usus
 Antagonis kompetitif ireversibel o Contoh: Tubuh bernapas santai, makan dan minum
 Preganglion: Ach  Kombinasi CAT dan masuk ke vesikel → dilepas → masuk  Neuropeptida Y
 Postganglion Ach (reseptor muskarinik baik pre ataupun post) celah sinaps (nikotinik, muskarinik) → postganglionik o Nyeri neurogenik → tanpa diberi neuropeptide Y
 Sistem somatik (organ, somatik) → reseptor tidak aktif
o MS → saraf motorik Ach (efektor) reseptornya  Myastenia gravis o Kesemutan, luka bakar → dibawa ke otak oleh
nikotinik o Defisit reseptor nikotinik serabut sensorik →putus sarafnya dimana → ketika
o Obat simpatomimetik → mengaktifkan seluruh  Merokok seolah parasimpatomimetik kita sadar tau-tau tangan sudah putus
reseptor Ach  Agonis kolinergik (sintetik ACh) o Cannabinoid reseptor (alkaloid ganja/cannabis):
o Obat simpatomimetik (mirip NE) → organnya o Carbachol, metacholin, betanechol mudhorat (ekstasi), reseptor: mecerdaskan dan
 Nikotinik → diaktifkan rokok (nikotin)  Muskarin, Nikotin, Pilocarpin: dari pinang (sintetik alkaloid mengendalikan multiplikasi sel → mencegah
 Muskarinik → keracunan jamur (muska) agonis kolinergik) cancer
o Otak ada o Mampu mengaktifkan sistem kolinergik  Kolinergik reseptor
o Sistem kolinergik reseptor: muskarinik, nikotinik  Didegradasi oleh AchE → kolin (reuptake) + asam asetat o M3 → otot jantung
o Aktivasi sistem kolinergik → mediasi fungsi o Degradasi 600.000 ACh mlekul/AChE/menit: 150 o Embedded receptor (tertanam di membran sel): 7
kognitif us spanning
o Merokok → kolinergik sentral aktif →  Precursor transport → Hemicholinium o Luar: NH3
mencerdaskan otak karena kadar nikotin (reseptor  Storage → vesamikol o Dalam: COOH → tempat bisa terikat ACh →
nikotinik laki > aktif) → sulit sekali merokok  Release → Botulinum toksin spanning berubah bentuk → G-protein
diberantas (guanidicnucleotide)
o Botox → menghambat pelepasan ACh → tidak ada
 Semua preganglion → Ach reseptor kolinergik →wajah tidak bisa mengkerut  2 sisi:
o Parasimpatis: preganglion: panjang, postganglion:  Neurotransmitter o Stimulasi → ACh
pendek o Inhibisi (beda dengan antagonis)
o Inhibitor: GABA dan glisin
o Simpatis: preganglion: pendek, postganglion:  GABA A (kalau dihambat tidak aktivasi),  Anak bunuh diri: minum Baygon → memblok asetilkolin
panjang GABA B esterase → (-) aktivasi → sistem kolinergik lumpuh
 Hipokampus, amygdala → saraf proyeksi → korteks serebri  GABA A,B: kolinergik sistem  AchE → diikat, diblokir → ACh bekerja terus menerus →
(mengeluarkan Ach) → Long term potentiation → belajar (benzodizepim, diazepam, palium → kejang mati gara-gara otot pernapasan kaku
berulang-ulang → makin meningkat sirkuit LTP → memori keadaan agitasi disuntik → hilang  Otot napas → kontraksi (bronkokonstriksi) → cardiac,
aktif dengan sendirinya (CA3, CA1, korteks prefrontal: ngamuk (menghambat GABA) pulmonary arrest → mati dalam keadaan inspirasi
memori)  Kasus epilepsi → GABA  Keracunan kolinergik
o Short term : barusan tau, lupa  Demam kejang → diazepam suppositoria o Pupil: kontriksi (miosis)
 Badan sel → tempat sintesis Ach → berhenti sebelum habis obatnya o Bronkokonstriksi → (diblok) jadinya midriasis
 Kolin masuk sirkulasi darah → masuk ke sel, enzim asetil o Eksitatori  Interaksi simpatis (NA)-parasimpatis (ACh)
KoA substansi ngalir → masuk ke vesikel → menunggu  L-glutamate o Kalau Simpatis aktif, para tidak mereda gara-gara
untuk dilepaskan → lepas Ach → menuju postganglion  L-aspartate NA tinggi, sebaliknya
(muskarinik, nikotinik)  Sisa juga eksitatori: ACh, NE, dopamin,  Midriasis → otot sirkuler tertarik
 Ach yang tidak bertemu reseptor → dirusak oleh enzim ACh serotonin  Miosis → parasimpatomimetik α1 → otot longitudinal
esterase → kolin (reuptake/masuk sel lagi) +asam asetat  Preeklamsi dan eklamsi → kejang-kejang tertarik
(dibuang ke sirkulasi sistemik) → eksitatori yang diblok (reseptor  CBT
 ACh agonis (berikatan dengan reseptor nikotinik dan NMDA karena sedikit efek sampingnya) o Bedanya
mengaktifkan reseptor tsb) kalau antagonis (berikatan dengan dibandingkan kalau dikasi diazepam (efek  Muskarinik: metabotropik oleh aktivasi → first messenger
reseptor tapi tidak mengaktifkan reseptor itu) samping banyak) dan juga > lambat (ACh) → mengaktivasi G-protein (2nd messenger)
 ACh sintesa blocker kerjanya dibandingkan memblok o Kalau first messenger NA → tidak keluar ACh
o Hemichotinium eksitatori  Nikotinik
o Trichthycholine  ACh o 2α spanning, 1β, 1 γ, 1∆
 ACh release blocker o Nikotinik (MEPP (motor end plate), ganglion) o Ionotropik for sodium receptor
 ACh reseptor blocker → aktivasi postganglion tidak terjadi o Muskarinik (M1-5)  ACh → hanya α subunit → mendilatasi → terbuka celah →
o Atropin  Kejang → aktivasi reseptor β (dikasih norepinefrin, dopamin) masuk ion Na+ → perubahan potensial listrik
o Curare → reseptor α (pembuluh darah, prostat, mata), reseptor β  Membran sel di luar (+), dalam (-) setelah ion Na masuk luar
 Orang pikun (jantung, pencernaan, pernapasan) → bronkodilatasi → menjadi lebih (-), dalam (+)
o Atropin (skopolamin) → tidak ada neurotransmisi GABA inhibitor  Mode aksi
 Perubahan kapasitas  Sesak napas → syok hipovolemik → dikasih NE o Direk: mempengaruhi ikatan dengan reseptor
 (+)→ masuk kolin → proses sintesa  Dibantu neuropeptida (memodulasi) → aktivasi awal oleh (metacholin, carbachol) → agonis sintetik
 Ada Na (-) pada membran menjadi muatan (+) neurotransmitter → lalu dimodulasi agar kerja obat bisa kolinergik
 Ada Ca masuk ke soma bertahan cukup lama
o Indirek: tidak pada reseptor tapi pada enzim o Skopolamin: 3-7 hari o C. Tetani, clostridium welchii, B. Antracis
(Contoh: Baygon di AchE)  Blokade: efek tidak mengenakan → temporer o Digerus sampai halus dan homogen → diayak
 Kolinergik blocker  Motion sickness ukuran no. 60 (60 lubang)
o Obat mengikat reseptor tidak mengaktifkan reseptor o Scopolamine → aksi pada kolinergik sentral → o Serbuk zat lemak no. 44
(N/M) sistem keseimbangan vestibular nuclei dan fomasio o Serbuk gigi → Carminum (carmin) mengetes
 Contoh: agonis retikularis homogenitas
 Pilocarpine dari tanaman pilocarpus jaburandi → glaukoma  Penyakit parkinson → ketidakseimbangan pada kasus o Digerus ditetesi eter cum spiritosa (tampak air)
→ mengaktivasi ACh (kolinergik) → otot iris makin tertarik kolinergik sentral → dopamin sedikit (simpatomimetik) →  Bahan dasar pulvis (obat luar)
(miosis, bagian otot radier) → canal schlemm terbuka (cairan yang aktif parasimpatis → gangguan fungsi motorik (jalan o Anorganik
humor tertarik) → membuat lensa menjadi > cembung susah, hipersalivasi)  Talk
sehingga mampu melihat dekat  Kontraindikasi (parasimpatis bloker)  Seng oksida
 Glaukoma: sudut sempit, lebar o BPH o Organik
 Rokok → parasimpatis → bronkokonstriksi o Myastenia  Zn, Mg, Al stearat
 Kecoak dikasih baygon → mati dalam inspirasi o Hipertiroid  Laktosa
 Donepezil → menghambat kolinergik sentral → ACh  Muskarinik antagonis → keracunan  Pati (amilum)
rangsang terus menerus (teraktivasi) → fungsi kognitif o Kebalikan antagonis: DUMBELS  Contoh resep pulvis:
membaik (menghambat aktivitas parasimpatik)  > kolinergik efek → diberi antikolin  Dari bahan baku
 Pikun IT-13 Cara dan Pembuatan Sediaan Obat-KSH R/ Ac. Salisilat 0,5
o Kolinergik sentral terhambat → ACh tidak boleh  Sediaan obat: padat, ½ padat, cair Ac. Boric 0,5
didegradasi dengan cepat (karena kurang ACh) o Padat: pulveres, pulvis, suppositoria Mentol 0,2
 Myastenia gravis  Pulveres: serbuk terbagi: campuran homogen, bahan yang Lanolin 2
o AchE diserbukkan dan dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama Talk ad 50
o Reseptor defisit (proses autodegradasi) → suatu zat → bentuk sederhana, mixed m.f.l.a. pulv. Adsp
yang mendegradasi o (+): penyerapan GIT baik, dokter dapat menyusun s u e (signa usus externus)
o Tidak ada yang diaktivasi → otot menjadi lumpuh kombinasi dan dosis obat sesuai kebutuhan Keterangan:
o Kelopak mata → tidak bisa dibuka o (-): rasa pahit, tidak semua obat m.f.l.a. pulv. Adsp: misce fac lege artis pulvis adspesorius:
 Keracunan baygon → tidak bisa menghilangkan ACh → o Enteric coated: tidak boleh diracik, karena harus campur dan buatlah menurut aturan keahlian serbuk tabur
larut dalam usus s u e: signa usus externus: tandailah pemakaian luar
diberi obat pralidoxime (restorasi), diasetil monoksin, dengan
atropin kurang mempan  Syarat buat pulveres: kering, halus, homogen, berat serbuk  Dari preparat standar
o Direk: diberi yang ini (+) sesak (muskarinik, antara 300-1000 mg, kalau berat < 300 perlu ditambah bahan R/ Salicyl talc 100
nikotinik) pengisi, umumnya laktosa, kalau DM pakai mannitol sue
o Indirek : edrophonium, carbamate, organofosfat  Cara buat: pencampuran zat warna karmin → merah.  Dari obat paten
 Edrophonium (short acting) → asma Keberadaan setiap partikel di suatu bagian pencampuran R/ Caladine powd. Btl. 1
bronkiale (kasih ambartam) → gejala sama → misal 10 dibagi 2 dulu, lalu masing-masing dibagi 5 s.b.d.d.u.e. m & v
sesak napas berkurang  Pulvis : serbuk tak terbagi (Signa bis de die usus externus
 Pilocarpin → pilocarpus jaborandi o Apabila > 1 bahan dihomogenkan mane & vespere: tandailah 2x
 Efek toksik kolinergik: SLUDGE (salivasi, lakrimasi, urinasi  2 macam sehari pemakaian luar pagi dan malam)
kurang, diare, GI keram, emesis) o Pulvis dalam (oral)  Catatan
 Antikolinergik o Pulvis luar o Ac. Salic dan Ac. Boric: bakteriostatik
 o Lanolin: zat pelekat pada kulit
o Menghambat reseptor, hasil produksi ACh Pulvis oral
o Talk: vehikulum
o Antagonis: atropin, skopolamin o Tidak dianjurkan → dosis maksimum, dosis
o Sintetik: dicyclamine ditentukan penderita o Mentol: menghilangkan gatal
o Kerja: memblok → diduduki antagonis → tidak o Diperbolehkan: jika index terapeutik lebar contoh:  Capsulae
mampu mengaktifkan reseptor oralit (DM tinggi, diperbolehkan) o Sediaan obat terbungkus cangkang bahan obat
 Lumpuh → midriasis → obat dikasih antikolinergik  Pulvis obat luar padat (Serbuk, granul, pelet/cairan yang
dikentalkan
(cycloplegia) o Pulvis adspersorius
o Ukuran cangkang
 Asma bronkiale → bronkodilatasi (kasih obat antikolinergik) o Pulvis dentrificius
 000 00 0 1 2 3 4 5 → semakin kecil 00 >
 Spasme: kolik bilier, dll o Pulvis stemutatorius
o Tidak boleh utuk luka terbuka (pakai larutan): 0
 Dengan memberi antimuskarinik: Toksik berkurang
 Jenis kapsul
 Hiperasidity → dikasih obat antikolinergik (atropin, granuloma
o Pati
dicyclamine)  Pembuatan pulvis
o Gelatin
 Hafal tabel midriatic (antimuskarinik) o Syarat: halus, kering, homogen
 Lunak (35% gelatin → tulang sapi, babi
o Atropin durasi midriasis: 6-12 hari o Obat dicampur vehikulum
seperti viostin DS dan 65% gliserol)
 Syarat sediaan: o Zat pengisi: laktosa, amilum, Ca fosfat, glukosa,  Keuntungan → mahal
o Keseragaman bobot mannitol o Mempertahankan kadar obat terapeutik dalam darah
o Pengisian kapsul: o Zat pengembang: pati, pectin, agar penicilin, talk, o Mengarahkan pada kepatuhan penderita kerugian
o Keseragaman ukuran partikel Mg stearat, Na stearat, lemak, parafin cair → agar o ESO → sulit dihilangkan
 Pencampuran serbuk = pulveres tidak menempel di cetakan karena kecepatan mesin  Effervescent tablet, NaHCO3 + asam organik → larut dalam
o Dibagi baru di masukkan ke bungkus 200 tablet/menit air CO2 meningkat → CDR
 Keuntungan o Pati=amilum  Buccal: pipi dan gusi
o Menutupi rasa tidak enak, pahit/bau  Keuntungan  Sublingua: Farsobid tablet diletakkan di bawah lidah →
o > mudah ditelan o Mudah diberi ditelan tak berefek
o Racikan dapat diberi dalam kapsul o Aman  Lozenges contoh: FG Troches
o Obat yang larut dalam usus halus o Dokter cepat dalam menulis resep  Pastiles Contoh: Valda Pastiles
 Contoh resep kapsul o > cepat dilayani  Molded tablet
1. Dari Bahan Baku  Kerugian o Dispensing tablet: tablet biasa
R/ Aminophylin mg 150 o Sulit menetapkan dosis o Hypodermic tablet: mudah larut dan digunakan
m.f.l.a. pulv da in caps dtd no. XX o Komposisi dan dosis obat belum sesuai dengan dengan injeksi
s 3 dd cap I penderita  Pellet
Keterangan: o Waktu hancur dan kecepatan disolusi tidak o Sediaan lepas lambat
m.f.l.a pulv da in caps dtd no. XX: misce fac lege artis memenuhi o Oral dan parenteral
pulveres da in capsulae da tales dosis viginti: campur dan  Syarat: sasaran obat tidak tercapai o Parenteral: padat, kecil, silindris →
buatlah menurut keahlian serbuk terbagi dalam bentuk kapsul  Bentuk ditanam → hormon
berikan dengan dosis sebanyak 20 o Compressed tablet  Jenis tablet
s t dd cap I: signa ter de die capsulae unum: tandailah 3x o Molded tablet o Tablet PO → dihancurkan di lambung kerja lokal
sehari 1 kapsul o Pellet (antasida)
2. Dari Obat Paten/Obat Jadi  Compressed tablets o Tablet kunyah →hancur
R/ Rifadin 300 mg kap no X o Tablet biasa, ditekan (kempa) o Tablet oral → mulut, ruang rahang→hisap,
s s dd cap I m.a.c o Contoh: teofilin, parasetamol sublingual, tablet buccal
Keterangan:  Sugar coated tablet o Tablet hisap: infeksi mulut
S s dd cap I m.a.c: signa seme de die capsulae unum mane o Contoh: enervon C  Antiseptik, desinfektan, anestesi lokal, ekspektoran
ante coenam: tandailah 1x sehari 1 kapsul pagi sebelum  Film Coated tablet: lapisan tipis/film sintetik)  Tablet sublingual
makan o Tidak bisa diracik (sugar coated, film coated) o Ditelan tak ada khasiat
 Tabulae o Meiact tablet o Hormon, nitrogliserin
o Mengempa/mencetak obat dengan (tanpa zat  Multiple:  Tablet buccal
penambah)  Layered o Antara gusi dan bibir
o Bobot: 100-1000  Press coated o Hormon steroid, alkaloid, vitamin
o Garis tengah: 5-17 mm  Prolonged action tablet  Contoh resep
o Kalau 17 mm bentuk tablet tipis, yang baik antara o Dirancang melepas obat lambat  1. Obat Jadi/Preparat Standar
8-10 mm o Memberi obat secara terus menerus jangka panjang
o Tablet berlapis: tablet bersalut → tidak boleh R/ Parasetamol tablet No. XV
o Mencegah absorpsi obat sangat cepat → mencegah S t dd tab I
diracuk → harus larut di usus konsentrasi puncak obat dalam plasma sangat tinggi
o 4 mg CTM, harus ditambah 96 mg zat pengisi → o Tablet nifedipine (obat HTN dan angina pectoris) Keterangan:
menjadi 100 mg CTM dengan garis tengah 5 mm 30 mg → tetrat (mencegah naik sampai batas S t dd tab I: signa ter de die tabletta unum: tandailah sehari
 Tablet bersalut minimum, konsentrasi kedua) mane: pagi → 3 3x 1 tablet
o Lambung pH 3 → nanti obat tablet bersalut tablet nifedipine (3x sehari → konsentrasi langsung 2. Obat Paten
diabsorpsi di lambung rusak meningkat → TD turun mendadak) R/ Pehadoxin tablet No. XV
o Usus pH 6  Jenis S s dd tab I m
 Syarat tablet o Sustained: untuk terapi awal pelepasan > lambat Keterangan:
o Keseragaman ukuran dan konstan S s dd tab I m: signa seme de die tabletta unum mane:
o Bobot → tidak boleh lewat 5% o Delayed: pelepasan dihambat tandailah sehari 1x 1 tablet pagi hari
o Waktu hancur o Repeat: 1 dosis sama, 2 dosis sama pada waktu  Suppositori
o Keseragaman kadar kedua o Anal (suppositori)
o Uji disolusi o Extended: pelepasan diperpanjang o Vagina (ovula)
 Komposisi o Vehikulum → terbuang di BAB, tapi bahan obat o Uretra (bacilla)
o Zat berkhasiat sudah habis  Suppositori oral
o Torpedo waktu tidur  Menurut efek terapi
o 2 gram anak 2. R/ Flagystatin vag Tab No V  Salep epidermik
o 3 gram dewasa s s dd vag Supp. I h.d. o Melindungi kulit
 Syarat: Keterangan:  Salep endodermik
o Padat pada suhu kamar S s dd vag supp. I h.Krd: signa seme de die vagina o Vehikulum berupa lemak → adeps
o Dapat larut, lunak/leleh pada suhu tubuh suppositorium unum hora decubitus: tandailah sehari 1x lanae/lanolin/campuran kolesterol, stearil alkohol
 Suppositori vagina (ovula) suppositori vagina 1 jam pada waktu tidur  Salep diadermik
o Bentuk telur  Cair: linimentum o Menembus kulit
o Terapi lokal: radang antiseptik  ½ padat: unguentum o Senyawa raksa, iodida, belladonna
o Berat: 5-15 gram  > padat: sapo medicatus, emplastrum o Vehikulum: oleum cacao
 Suppositori uretra (bacilla)  Faktor mempengaruhi absorpsi ½ padat  Contoh resep:
o Padat bisa masuk ke uretra  Kondisi/fisiologi kulit  1. Salep Epidermik
o Jarang o Luas permukaan yang diobati → makin luas → absorpsi R/ Ung. Acidi borici 10 % 20
o Berat: 2-4, batang/tongkat semakin banyak → dosis turun sue
o D=5, p=50 mm (wanita), p=125 (laki)  Keadaan lapisan epidermis Keterangan:
 Tujuan o Keratolitik Ung. Acidi borici 10%: unguentum acidi borici 10%: salep
o Efek sistemik: penderita tidak bisa menelan, asma  Hidrasi stratum corneum asam borat 10%
o Lokal: hemorroid o Fungsi pelindung S u e: signa usus externus: tandailah pemakaian luar
 Bahan dasar o Konsentrasi obat → > cepat absorpsi → salep 2. Salep Endodermik
o Lemak coklat (oleum cacao) ditambahkan lanolin R/ Menthol 2
o Lemak keras (adpes solidus)  Sifat basis Methyl salicyl 2
 Syarat:  Linimentum Ol. Cocos 3
o Fisiologi netral o Kental/cair kulit digosok jangan di kulit luka Adeps lanae ad (sampai) 20
o Kimia netral (-) interaksi o Zat berkhasiat → air, minyak sue
o (-) mengiritasi mukosa  Contoh resep Keterangan
o Daya tahan dan daya simpan baik (ketepatan  1.R/ Zinci oxyd 30 → eksema dan dermatitis Sue: signa usus externus: tandailah pemakaian luar
bentuk) Ol. Sesami 20 3. Salep diadermik
o Pembebasan obat baik mds zink olie R/ Albucid 1
o Beberapa menit melebur Keterangan: Paraf. Liq 2
 Cara buat Ol. Sesami: oleum sesami: minyak wijen Adeps lanae ad 10
 Cara tuang Mds zink olie: misce da signa zink olie: campur, serahkan, m f occulenta
o Melebur massa dan tandailah minyak zink sue
o Perhatikan suhu peleburan 2.R/ Benzyl benzoas 14 → anti scabies M f occulenta: misce fac occulenta : campur dan buatlah
 Cara cetak Emulgide 0,75 salep mata
o Dicampur dan diserbuk halus, lalu dicetak Ol. Sesami 0,75 Sue: signa usus externus: tandailah pemakaian luar
 Keuntungannya Aqua ad (ditambah aqua sampai) 70  Krim
o Menghindari iritasi lambung m.f.l.a emulsi  Mengandung air > 60%
o Menghindari enzim pencernaan Keterangan:  Tipe A/M, M/A
o Langsung masuk aliran darah m.f.l.a emulsi: misce fac lege artis emulsum: campur dan  Bahan dasar: emulgide, trietanolamin
o Pasien tak sadar/muntah buatlah menurut keahlian emulsi  Contoh resep
 Contoh resep:  Unguentum (salep)  1. Krim Air dalam Minyak
 1. R/ Aminophylin 250 mg o Gel bentuk plastis → kulit sehat, sakit/luka a. R/ Cold cream usp 100
Ol. Cacao q.s  Komposisi sue
m.f.supp.d.t.d. no X o Zat berkhasiat b. R/ Spermaceti 12,5
s s dd supp. I h.d. o Vehikulum (dasar salep) Cera alba 12
 Syarat utama Paraf. Liq 56
Keterangan: o Bahan terhalus Borax 0,5
Ol. Cacao q.s: Oleum cacao quantum satis/sufficit: Lemak o Terbagi rata dalam vehikulum Aquadest 19 ml
coklat secukupnya  Syarat dasar salep sue
m.f supp d.t.d no X: misce fac suppositorium da tales dosis o Netral Keterangan:
nomero decem: buat dan campurlah suppositori dengan dosis o (-) m.o Cold cream Usp: Cold cream rose water oinment: krim
sebanyak jumlah 10 o (-) interaksi fisik kimia dingin salep bunga mawar
S s dd supp. I h.d: signa seme de die suppositorium unum  Stabil Sue: signa usus externus
hora decubitus: tandailah 1x sehari suppositori 1 jam pada
 2. Krim Minyak dalam Air o ESO tidak ada hubungan dengan aksi utama secara dengan sel-sel hati → ikatan kovalen → nekrosis
a. R/ Ac. Stearinic 14,2 farmakologi hati
Glycerol 10  Golongan tipe A “Augmented”: efek obat diperbesar → efek  Aspirin + thinnitus
Borax 0,25 bisa diprediksi o Tuli + aminoglikosida → streptomisin (1-2 bulan)
TLA 1  Contoh: Postural hypertension (α-blocker → selektif) merupakan antibiotik (bakterisidal) → sembuh TB
Aquadest 75 o α1-antagonis/blocker → mengikat dan tidak → tuli
m.f. krim mengaktifkan reseptor α → menghambat kerja NA  Thalidomide (obat anti muntah saat hamil → emesis
b. R/ Ol. Sesami 30 → tidak terjadi vasokonstriksi = vasodilatasi gravidarum) → ↑ insiden jantung bocor/aseptum, tidak ada
Emulgide 10  β-blocker reseptor: reseptor β-antagonis ekstremitas (phocomelia) → Tahun 1961 puncak, 1960 ke
Aquadest ad 100  Ca-channel blocker (antagonis) 1961 9 bulan
m.f krim o Berdiri: hipotensi  G6PD deficiency
Keterangan: o First dose syncope/phenomen o Eritrosit mudah lisis → minum obat primakuin →
T L A: trietanolamin  Dosis pertama menyebabkan sinkop hemodialisis
m.f krim: misce fac krim: campur dan buatlah krim (pingsan) setelah pemberian  Kloramfenikol (demam tifoid) → aplastik anemia
 Pasta o Beri dosis ½ tablet → biasanya 1x1 sehari → saat  Pasien alergi → Penisilin → syok anafilaktik → diantara
 Bahan dasar: ZnO, Calcium carbonat bed time mau tidur) → tidak begitu terasa efeknya 10.000-20.000 1 mati
 Contoh resep  Bronkospasme (β-blocker)  Fenfluoramin/dexfenfluramin (anorexian drugs) → BB ↓
 R/ Asam salisilat 0.5 2. R/ Resorcinol 0.5 o Reseptor β1: jantung → dihambat oleh β-blocker → o Minum pagi → tidak nafsu makan → hipertensi
Zink oxyd 2 Sulfur praecip 1 menghambat A dan NA → ↓ kekuatan kontraksi pulmonal
Amyl manihot 3 Zink oxyd 2 jantung → frekuensi jantung ↓  Tes toksisitas
Vas alb ad 10 Paraf.sol 1 o Reseptor β2: otot polos bronkus → propranolol (β- o Dikasih dosis → 3 spesies berbeda → mati lihat
...............mf pasta Vas alb ad 10 blocker yang tidak selektif antara β1 dan β2 → bisa kerusakan organ → histopatologi (+) maka obat
sue mf pasta menghambat β1 dan β2 → β2 dihambat berhenti diedarkan
sue bronkospasme → kalau tak dihambat bronkodilatasi  Mekanisme umum kerusakan sel/kematian
Keterangan: o Kontraindikasi: pasien asma  Diinduksi obat → reactive metabolite → reaksi kovalen dan
mf pasta: misce fac pasta: campur dan buatlah pasta  Cardiac dysritmia (glikosid) non kovalen
sue: signa usus externus: tandailah pemakian luar o Digoxin → diekstrak dari flora digitalis → dari  Kovalen
vas alb ad: vaselin alba ad: vaselin putih sampai tanaman menjadi obat modern o Pengikatan langsung → obat berikatan dengan
Paraf.sol: paraffin solutio: larutan paraffin o Obat modern harus terdaftar di monograf (lengkap) protein
 Jelly → proses saintifikasi o Parasetamol → NAPBQI → bisa dinetralisir oleh
 Sapo: sabun  Farmakokinetik glutation → toksik → kadar glutation ↓ → tidak
o Lunak: K, keras: Na  Farmakodinamik bisa menghancurkan enzim-enzim → kerusakan sel
 Sapo medicatus  ESO o Immunogen → reaksi Ag-Ab → mengikat DNA →
o Sabun belerang o Digoxin → fibrilasi ventrikel karsinogenesis, teratogenesis
 Emplastrum → plester o Jika dosis ↑ → aritmia jantung: fibrilasi ventrikel
 Non kovalen
o Jaringan kain/benang + obat  Sedasi (obat penenang) → diazepam → menghambat fungsi o Peroksidasi/radical → stress oksidatif
 Bentuk sediaan otak o Sitotoksik radikal O2
o Solutio o Ngantuk, mudah lelah, lupa o Glutation: antioksidan hati
o Mixtura: obat bentuk putih (obat kumur: o Tranquilizer → ketergantungan (Drug dependent) o Cell is suicide: apoptosis
gargarisma)  Hipoglikemik koma → gula ↓ → coma  PJK= penyakit jantung koroner
o Suspensi: milanta o Otak trombosis → nekrosa (infark) → lumpuh o Penyempitan pembuluh darah → iskemik otot
o Emulsi: scott emulsion sebelah jantung → merusak DNA → mengaktifkan protein
o Guttae: obat tetes  Antikoagulan dalam sitoplasma p53, pro-apoptotik p53 →
 Ampul: dosis tunggal o Perdarahan intracerebral melepas apoptosome → merangsang caspase 9 →
 Vial: dosis ganda o Obat antitrombosit → warfarin caspase 3 (enzim) → program apoptosis ada di
IT-14 Adverse Drug Reaction-STZ  Tipe B “Bizarre” dalam sel-sel → mitochondrian pathway
 ESO: hal yang tidak diinginkan o Tidak ada hubungan dengan aksi obat o Atau bisa dari trauma hebat (Death receptor
o Efek yang manfaat/efek yang bahaya apalagi tidak  Contoh: pathway) → reseptor TNF diaktifkan →
hati-hati  Keracunan parasetamol (antipiretik, analgesik → tidak ada mengaktifkan caspase 8 → caspase 3 → apoptosis
 2 kelompok: hubungan dengan nekrosa hati)  Ada survival factor: GH (hormon pertumbuhan)
o Hubungan dengan aksi utama obat secara o > dosis terapi, > 4 g/hari → merusak Hb yang o Bisa menghambat apoptosis
farmakologi hepatotoksik adalah metabolitnya (NAPBQI: N-
asetil-para-benzo-kuinon imina) → berikatan
o GH dirangsang → oleh anti-apoptotic Bcl-2 →  Thalidomide → belum masuk Amerika → FDA (Food and  TEE (kkal): BEE (BEE: puasa 12 jam di ruang berpengatur
menghambat mitokondria melepas apoptosome → Drug association) suhu: suhu ruang 24-270C) (RMR: tidak puasa) + KF (energi
caspase (-) aktif → apoptosis (-)  Reaksi alergi kegiatan) + FIT (Harris Benedict)
 Hepatotoksisitas parasetamol o Metabolit reaktif berikatan dengan protein →  BMR co: 66,42 + 13,75 BB + 5 TB – 6,780 U
 Mekanisme kerusakan sel-sel imunogen → merangsang bentuk antibodi → reaksi  BMR ce: 655,1 + 9.65 BB + 1.85 TB - 4.680 U
Ag-Ab → alergi obat
 Hipersensitivity
o Mediasi Antibodi (I, II, III)
o Mediasi sel (IV) → makrofag, T sitotoksik
 Tipe I → anafilactic shock
o Syok penisilin
o Mengancam jiwa
o Obstruksi pernapasan → bronkospasme
 Tipe II, III, IV → reaksi hematologi
o Anemia hemolitik → sulfa, metildopa  UJIAN: SOAL RMR sekian...
o Agranulositosis → sulfa, kloramfenikol  ↑ expenditure
o Trombositopenia (kurang) → quinin o Sakit, gugup
 Kerusakan karena alergi (II, III) o Takikardi
o Halotane (anestesi) o Aktivitas
 Metabolit reaktif membentuk immunogen o Demam → 13,5
→ menempel pada sel hati → rusak  ↓
 Skin rash (erupsi kulit) tipe (I, IV) o Analgesik: efek makan terhadap obat
o Tipe IV ringan (obat)  UJIAN
 Obat AINS o SLE tipe II → autoimun  Lelaki 40 tahun, TB=170 cm, BB=60 kg
o Merusak ginjal  Efek pemberian jangka panjang glukokortikoid/kortikosteroid  BMR co (12-60 tahun): 66,42 + 13,75x60 + 5x170 +
o Syarat: diminum dosis tinggi tiap hari, bertahun- (prednison, metilprednisolon) 6.78x40=1470 kkal
tahun o Muka gemuk, bulat (moon face)
o Analgesik nefropati → obat penghilang nyeri o Katarak
o NSAID → tipe A (berhubungan dengan kerja o ↑ tekanan intrakranial, meningitis, kejang, muntah
utama obat secara farmakologi) projektil (muncrat)
o Menghambat biosintesis PG → stenosis → darah ke o HTN
ginjal menjadi berkurang → diuresis sedikit → o Euforia: senang yang tidak cocok dengan keadaan
retensi cairan dan garam → edema o Depresi, psikotik, emosi labil
 ESO:  Yang tidak terlihat
o gagal ginjal iskemik akut o Osteoporosis (terbentur → patah)
o retensi Na (kekambuhan hipertensi/gagal jantung) o Fraktur kompresi → caput femoris pada ibu-ibu
o retensi air (Edema)
IT-15 Estimasi/Prediksi Kebutuhan Gizi-AMB
 Fisiologi: ginjal butuh PG → vasodilatasi (pembuluh darah  Estimasi: akurasi 50%
ginjal: vasa afferen) → masuk darah banyak, cepat, tekanan ↑
 Prediksi: akurasi <<, kesalahan 10-15 %
→ vasa efferen ada angiotensi II → vasokonstriksi → perfusi
 Orang
darah ke glomerulus ↑ → filtrasi membaik
o OA: radang sendi usia tua (osteoarthritis)  Status gizi sehat
o RA: autoimun (reumatoid arthritis)  TEE (total energy expenditure): menggunakan energi
 Antikonvulsan (anti-kejang) seberapa besar untuk maintenance ((> 1100 kkal, < 500-1000
kkal)  KF
o Fenitoin, valproate, carbamazepine → jangka o Paling bagus metode faktorial
panjang  BEE (basal energy expenditure)/ RMR (resting metabolic
rate): Harris-Benedict equation  Cara > singkat
 Obat Carcinoma  Contoh kegiatan ringan (sedentary): duduk selama 8 jam rutin
o Sitotoksik → hidrosefalus, palatoskizis  PF (physical activity): jumlah kalori untuk kegiatan fisik →
metode faktorial (gizi harian) → buku harian energi: jumlah (habits), penjaga toko, dokter, akuntan
 Aminoglikosid → tuli  Sedang: Industri ringan
energi selama 24 jam dari mulai bangun-mau tidur → Bangun
 Tetrasiklin → gigi mudah rusak  Berat: pekerja kasar
pukul 5.00 → setiap kal/menit
 Etanol → fetal alkohol syndrome 
 2000 kkal (dicerna → energi 10% dari makanan) Sangat berat: pandai besi
 Retinoid → hidrosefalus 
 TEF (termogenic effect of food)/ Drug effect of food: efek Buku harian energi (Jumlah 1440)
 ACE Inhibitor → digohidramnio (lahir mati), gagal ginjal
panas yang disebabkan oleh konsumsi makanan
 Kontraindikasi absolut: wanita hamil
 Anamnesis asupan pangan
 Berapa intake yang biasa diasup
 Food and eating habit
 Keto: 100% lemak → BB ↓
 Serat 27-40 gram

 10% : sedentary duduk 8 jam


 Kalau yang berat 30, 40, 50%  LBM: lean body mass= massa tulang dan otot
 FIT: TEF (dicerna → perlu energi) → dijumlahkan dengan  Orang sakit : sarcopenia: otot mengecil dan kulit bergelambir
BEE dan KF dapatlah TEE sekitar 2000
 Catu Energi
o Zat gizi ada 6
o Makronutrien (3): Karbohidrat, Protein, Lemak
o Mikronutrien (3): Vitamin, mineral, air
 Dibagi menjadi 3 kategori

 Serat > 12 tahun : Harris Benedict 1100 kkal → gram serat


o Larut: mengikat kolesterol/ lemak → tidak bisa
diserap
o Tak larut: meningkatkan peristaltik (mucin, lignin)
o Usia anak + 5 = jumlah serat makan
 Garam 6 gram
 Kolesterol 10-300 gram
 Buah sayur 400 gram
 CBT 10 SOAL
 Soal: B=70 kg, TB=180 cm mau turun jadi 50 kg
 BB yang digunakan?
 Harris Benedict
 Mengurangi
 70 → 68 kg, pakai yang 68 kg jadi hasil akhir tak perlu
 Protein : 10-15% dikurangi, kalau yang 70 harus dikurangi
 Nabati 35-40%  Menambah
 Hewani: 60-65%  2000 digestif normal (0.5-1 kg dalam 1 minggu
o Orang asam lambung tinggi → protein hewani bertambah)
ditingkatkan 80-85 % tapi nabati tidak boleh  Status gizi sakit TIDAK KELUAR CBT
ditinggalkan
 KH: 55-65%
o Gangguan fungsi paru tidak boleh > 55
o Indeks glikemik rendah
o Tidak terbukti merusak jaringan tubuh  Menentukan kasih angka yang kecil dahulu jika trauma tulang
o Fruktosa tidak boleh banyak multipel 1.20-1.35
 Lemak: 15-35 %  COPD 1.2-1.3 → pakai yang kecil karena metabolisme KH
o Jenuh 55% disedikitkan karena CO2 +H2O, semakin tinggi CO2
o Tak jenuh: omega 3 dan 6 (1:4) 4: maksimal, 40 sesak napas
kebanyakan gangguan jantung (klep), otot
 Energi total > 12 tahun: 1 cc/kkal
 < 5 tahun: 1.5 cc/kkal
 Suhu tubuh 400C (korban gempa, suhu lingkungan 400C
berarti naik dari normal sekitar 30C)
o ↑ 10C → 13 % kebutuhan energi
o Rumus TEE: 2000 + 13 % kebutuhan energi
o Misal kenaikan 2.6 dibulet jadi 3, 2.4 jadi 2
 60% x 2000 = 1200 KH
o Makanan pokok → paling banyak dikonsumsi
o Jayapura: papeda (sagu)
o Nasi: pengganti
o Nasi tim, kentang
o Sarapan: berapa gram
 URT: ukuran rumah tangga
 Antara otak luar dan dalam tidak mampu menyeimbangkan  Statin (generik)
→ diberi obat dengan dosis tepat anak, dewasa, manula, laki-  Simvastatin
wanita berbeda dosis  Zat pembawa/vehikulum tidak
 Mampu menelusuri causa → rasional diriset, dosis 10 mg tapi
o Rational use vehikulum 90 mg (sagu,
o Kebutuhan klinik, dosis sesuai, periode waktu gandum)
cukup (ketepatan)  Zocor → cepat sekali menurunkan
o Harga termurah untuk kelompok masyarakat kolesterol
 Parasetamol → /tablet Rp 200 → BPJS  Zat aktif: simvastatin
→ Rp 70/ tablet → 30% di bawah harga  Vehikulum: riset (tepung,
rata-rata → bahan baku parasetamol sakarose) → profil
dimurahkan → kualitas tidak bagus farmakokinetik terjamin
 Kalau orang mampu → dikasih obat  C max: kadar puncak plasma
murah → marah darah, original: 100 ug, generik:
 WHO mempromosikan kegunaan rasional 70-80 ug
o Harus disosialisasi dalam bentuk multidisiplin  T max: waktu yang dibutuhkan
 Agar terjamin rasional untuk mencapai kadar puncak,
o Clinical guidelines (ditinjau tahunan) → tidak original: 15-20 menit, generik:
ditinjau → irasional mungkin 15, 30 menit, 1 jam,
 DOF tidak pernah capai kadar
 Kloramfenikol-demam tifoid puncak → masuk tidak
 ESO: Pansikopenia maksimum → tidak bisa
 Quinolon → drug of choice di OKU menuju jaringan target (tidak
(ogan komering ulu) berkhasiat)
 Sefalosporin >> cukup bagus o Meningkatkan expenditure ditutupi pemerintah →
 Cefixime >>> paling bagus dipakai di → pas-pasan saja jangan berlebihan
Palembang  Akses esensial medicine
o Negara (Kemenkes) menetapkan daftar obat  Harga terjangkau (BPJS)
esensial (daftar yang berisi obat untuk mengobati  Cukup dana → persyaratan
penyakit terbanyak suatu daerah tertentu  Sistem cocok/tidak
berdasarkan EBM)  Harga obat mahal
 Kota palembang → DBD tidak hilang →  Beli bahan baku Rp.100/kapsul
lack of plasma → dehidrasi → mati  Dari 1 kapsul untung jualnya Rp.200
IT-16 Dasar Terapi Rasional-MTK  Virus dengue dibunuh (kausatif) dan juga  Menurunkan kualitas (bahan baku murah)
 Rasionalitas → mutlak meredakan simptom (simptomatik)  Pajak kecil 2%, 3% → DOEN terjamin
 Scope dengan cairan infus  Pasien dengan sakit kepala lalu meninggal → menentukan
o Rasional penggunaan obat o Komisi terapeutik berdasar perintah Kemenkes masalah pasien (tidak gampang, latihan berulang)
o Bagaimana memilih obat (KFT: komisi farmasi dan terapi) → jaminan o Diagnosis: sakit kepala e.c (et causa) anemia
o Manajemen terapeutik rasional pelaksanaan → berfungsi mengevaluasi (Sefalgia kronik)
o Berhasil/gagal o Dilatih pada undergraduate  Keracunan
 Terapi rasional o Tidak boleh berhenti pada satu masa, edukasi medis  Tempat terlalu tinggi
o Yang dihindarkan situasi/keadaan (tambah buruk) dan paramedis  Defisiensi asupan makanan (makanan tak
o Tidak rasional berdasarkan keadaan (premise), info o Diawasi, diaudit (ditelaah) → salah → bergizi)
sangat sedikit dikembalikan → feedback  Defisiensi besi
o Ilogical pola pikir → berusaha seobjektif mungkin  Negara terbaik: skandinavia, norwegia  Tujuan terapi tepat → Cari perbandingan cocok/tidak →
 Datang ke dokter sakit kepala → TD meninggi → ternyata o Upaya promosi obat mulai terapi → kasih informasi, instruksi, bahaya → awasi
dikasih obat tidak hilang → mungkin kolesterol tinggi →  Informasi independen dan stop treatment
juga tidak hilang → anemia (Hb rendah <12 laki, <11.5  Formulanium essential drug up to date  Obat mana yang cocok? Kemampuan berbeda
wanita) → kemampuan distribusi oksigen kurang → ke otak  Farmakope Inggris → bagus o Besi fumarat: ↑ tapi nyeri asam lambung, berlebih
distribusi oksigen turun metabolisme tak sempurna → o Edukasi publik tentang obat ESO:biru-biru memar, feses hitam, tambah darah,
vasokonstriksi pembuluh darah ke otak → batok kepala (luar)  Singapura → informasi etiket akurat ada di DOEN
vasokonstriksi yang dalam vasodilatasi → migrain guna o Mencegah insentif finansial gelap o Besi stearat
mencukupi oksigen → sakit kepala sebelah, setiap hari, o Aturan menggunakan obat benar, tepat dan durasi o Besi glukonat: sangat sedikit nambah besinya
makin berat apabila emosi cocok  Idealnya dokter/ harinya 15-20 pasien
 Obat direview  Mikrobiologi kapan waktu tepat ngasih obat saat
o Untung minim pertumbuhan bakteri
o Hb tidak naik (dosis/pilihan zat besi) o Bakteri masuk tubuh (bermultiplikasi) secara
o Dilanjut diperbaiki/distop mismanajemen eksponensial → jutaan dalam waktu sekejap →
 Yemen 1990 → 68% pasien HTN dikasih diazepam diberi antibiotik yang tepat (bakterisidal bukan
o Diazepam → tranquilizer menenangkan sistem statik) → tapi kita tidak bisa melihat waktu yang
interneuron → kaitannya sangat sedikit dengan tepat ini
HTN  Dispenser: apoteker
o HTN → SV meningkat TPR meningkat →  Diagnosis: irrasional drug use
vasokonstriksi arteriol (pasien emosi)  Kurang pemeriksaan pasien
 UK 1955 → 90% (tidak semua butuh, ½ butuh, ½ ikut-  Komunikasi kurang
ikutan) pasien SSRI (kelompok obat depresi) diganti  5 tepat medikasi: PODRF (pasien, obat, dosis, rute, frekuensi)
antidepresan trisiklik (ESO: bunuh diri, HTN)  Treatment
 INRUD (International of rational use of drugs) o Spesifik: causa
o Indikator  Antibiotik
 Obat yang dihadapi jumlahnya (<2: 1 o Simptomatik: gejala
penyakit) o Profilaksis: untuk asma
 Contoh: terapi kausal  ESO: kesalahan obat cukup 3 hari
 Faringitis → bakteri gram (+)  Azitromisin → 3 tablet >> ESO bagusnya 1 tablet/hari →
streptococcus adekuat
 Sefalosporin
o Sembuh
o Tak sembuh:
pemberian tak
menjawab mungkin
staphylococcus, virus,
protozoa
 Persentase obat generik dikasih pasien
hampir 100%
 Average consulting time
o Sembuh penyakit 3x kunjungan
o Obat original → mungkin 1x saja sudah sembuh
 Tulisan benar
o Benotiazine jangan tiazine OD (once daily) jangan
4x → 1x/hari
 Proven effective intervention
o Bukti-bukti efektif → harga
o EBM
o Follow up
o DOEN
 Komite terapeutik
 Latihan undergraduate
 Pendekatan komprehensif
o 92 negara, 81 negara sudah resisten klorokuin
(tidak ada manfaat)
o RDU: rational drug use
o Kebutuhan klinik terpenuhi
o Simptom
o Sign objektif
 Dosis kebutuhan pasien
 Overdosis
 ESO
 Waktu tepat, harga terendah dan komunitasnya

Anda mungkin juga menyukai