cerna
-Mekanisme Absorpsi
-Bentuk sed.per oral dan cara pemberian
-Optimasi Ketersediaan Hayati
Drug Concentrations in the
Plasma
Toxic
50 Concentrations
Drug 40
Concentration Therapeutic
in Plasma (Cp)
30 Concentrations
mcg/mL (Therapeutic Range)
20
Subtherapeutic
10 Concentrations
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Time since administration of drug
(hours)
Our Therapeutic Goal is to:
• Absorbed
• Distributed
• Metabolized
• Eliminated
In order for a drug to achieve
appropriate therapeutic
concentrations at the target site,
it must be:
• Absorbed properly
Meaning … the drug must move
from the point of administration TO
the systemic circulation
Absorption at brush border cells
Metabolism
Transit Permeation
Dissolution
In Vivo and In Vitro Relationship: Scientific
Issues
Limits to oral drug Gastric
Emptying
absorption
Dissolution-limited
Solubility-limited Metabolism
Permeability-limited
Transit Permeation
Dissolution
Solubility
Dissolution Permeation
Conc Solubility
• From Oral Drug Product Administration to
Drug Activity
– Dissolution
– Absorption
– Distribution
– Clearance (Metabolic / Renal)
– PK Profile in Plasma, Fluids, Tissues
– Clinical Efficacy & Adverse Events
Absorbsi
→Dipengaruhi kons.didinding usus;
Hukum Ficks : Jw = Pw.Cw = dM/dt . 1/A
Jw= DAK (Cw- Cd)
h
Jw = transp.massa mel.dind.usus
Pw = permeabilitas
Cw = kons.obat pd dinding usus
Cd = kons.obat dlm darah
D = koof.difusi
K = Kons Obat
h = tebal dinding usus
A = Luas permukaan mukosa usus
Teori pH-partisi (Hipotesa Brodie, dkk)
Prinsip :
1. Membran sal.cerna bertindak spt barier lipid
2. Barier lebih mudah dilewati ; tdk terionisasi dari obat yg
berbtk asam/basa ( lebih mudah diabs.)
3. Epitel jejunum memp.pH 5,3 pd permukaan
4. Kebanyakan obat diabs. mel.difusi pasif
5. Kecepatan abs.&juml.obat yg diabs.pd waktu tertentu
tergantung koof.partisis lemak air
6. pKa terendah asam yg dpt diabs.dgn cepat =3
7. pKa tertinggi basa yg cepat diabs. = 7,8
8. Keadaan steady state, jk dibandingkan obat yg
diabs.melalui sal.cerna dgn iv, maka obat
basa>kons.obat dlm plasma
9. Obat bersifat asam diabs.dgn baik dilambung
10. Obat bersifat basa tdk dpt diabs.dgn baik di lambung
Absorption of drugs
From gastrointestinal tract: lipid-soluble, nonionized
forms of drugs are absorbed better than water-soluble,
ionized forms of drugs
– environmental pH important in absorption
– acidic drugs (aspirin) absorbed better theoretically in
stomach (pH 1-2), basic drugs (codeine) absorbed better in
intestine (pH 7-8)
Henderson-Hasselbach
equation
Human Intestinal
Absorption (HIA)
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Time since administration of drug
(hours)
All drugs absorbed across the
wall of the GI tract enter the
hepatic portal system
Therefore, all
PO
administered
drugs must
pass through
the liver prior
to entering
systemic
circulation
Some drugs are excreted by the
liver before they reach systemic
circulation
This is called
the FIRST
PASS EFFECT
In the case of PO administered
diazepam in the dog, 97-99% is
removed by the First Pass Effect
Avoid using Only 1-3%
drugs with 1st reaches systemic
pass effect via circulation
PO route
100%
97-99%
Drug absorption
Digestive Tract
– This is one of the most important sites of
absorption because many substances are
in the food that we eat; also for drugs we
take
If a compound is a weak acid or a weak base,
the compound is mainly absorbed from the part
of the digestive tract in which the compound
exists in the non-ionized form (the most lipid
soluble form).
Anatomi Saluran Cerna
• Mulut :
- mukosa;permukaan lidah bag.atas, ketebalan
berbeda, mengandung papil sensoris rasa
- saliva (pH 6,7-7,8); mengandung enzim ptyalin (α-
amylase), juml. produksi ½-1 liter/hari, fungsi :
membebaskan zat aktif dari obat (hidrolisis)
- waktu transit obat sgt singkat; ≠ abs.
- tablet (hisap/kunyah) dan sub.ligual; perlu kontak
dgn saliva
Oesophagus
- panjang 25 cm, diameter ± 3 cm
- peristaltik; mendorong penurunan isi (2-4 cm/dtk)
- tdk tjd abs.
• Lambung
- panjang 25 cm, lebar 10 cm, kapasitas vol.1-1½ liter
- dinding lambung; sekresi enzim pepsin, katepsin
(proteolitik), lipase
- kandungan : asam lambung, mukus, polisakarida,
protein, mineral, cairan lambung (pH ± 1,9)
- gerakan lambung, tegangan permukaan, waktu
transit, pengosongan, abs.
Keadaan pH lambung :
Subjek pH rata- Rentang pH
rata
Normal 1,9 0,5 – 5
Tukak duodenum 1,7 0,6 – 1,9
Tukak lambung 4,1 1,9 – 6,8
Gastritits 5,0 2,0 – 5,7
Usus Halus
- diameter 2-3 cm dan pjg total ± 7 cm
- terdiri atas : duodenum (pH 4-6, waktu transit 5-15
mnt), jejunum (pH 6-7, waktu transit 2-3½ jam) dan
ileum (pH 7-8, waktu transit 3-6 jam)
- fungsi duodenum dan bag.pertama jejunum:
sekresi, bag.kedua jejunum dan ileum : absorpsi
- konsistensi ; berupa cairan kental seperti bubur,
kontak dgn obat dan cairan mukosa sal.serna cukup
baik
- sekresi pankreas; enzim amilase, lipase, proteolitik
- sekresi empedu ; musin, garam empedu (abs.
vitamin larut lemak)
- sekresi cairan intestinal; enzim mukosa/digestif ,
enzim hidrolisa gula
- gerakan : segmentasi, peristaltik, pendule
Usus Besar (Colon)
- terdiri atas 3 : colon ascendens, colon tranversum,
colon descendens,pjg keseluruhan 1,4-1,8 m
- fungsi : ≠ abs., organ dehidratasi dan saluran utk
mengeluarkan feses
- terdapat sel pipih bergaris, sejumlah sel goblet yg
menghasilkan mukus, glandula lieberkuhn
- pH isi kolon 7,5-8
- sekresi yang dihasilkan kental (mukus), namun tdk
mampu digestif
- tjd reabsorpsi air; isi kolon mjd lbh padat
- kontraksi kolon transversum 2-3 kali sehari,
mengarahkan isi ke kolon descendens
Lambung
36
• Selama fase digestive :
–partikel-partikel makanan atau
padatan yang lebih besar dari
2 mm ditahan dalam lambung,
–partikel lebih kecil
dikosongkan melalui sphincter
pilorik dengan laju orde kesatu
tergantung pada isi dan ukuran
makanan.
37
• Selama fase interdigestive :
– lambung istirahat selama 30-40 menit
sesuai dengan waktu istirahat yang sama
dalam usus
– kemudian terjadi kontraksi peristaltik yang
diakhiri dengan housekeeper contraction
yang kuat yang memindahkan segala sesuatu
yang ada dalam lambung ke usus halus
– Dengan cara yang sama, partikel besar
dalam usus halus akan berpindah hanya
selama waktu housekeeper contraction
38
• Suatu obat dapat tinggal dalam lambung
selama beberapa jam jika diberikan
selama fase digestive
• Bahan-bahan berlemak, makananan dan
osmolalitas dapat memperpanjang waktu
tinggal dalam lambung
• Jika obat diberikan selama fase
interdigestive, obat berpindah secara
cepat ke dalam usus halus.
39
• Pelarutan obat dalam lambung juga
dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
makanan
– Harga pH normal lambung dalam keadaan
istirahat adalah 1, bila ada makanan pH naik
menjadi 3-5.
• Waktu tinggal yang lebih lama dalam
lambung, obat dapat terkena pengadukan
yang kuat dalam lingkungan asam
40
Usus Halus
• Panjang sekitar 10-14 kaki
• Bagian pertama steril sedangkan bagian
akhir yang menghubungkan cecum
(bagian permulaan dari usus besar)
mengandung beberapa bakteri
• Bagian proksimal dari usus halus
mempunyai pH sekitar 6 sehubungan
dengan netralisasi asam dengan
bikarbonat yang disekresi oleh
duodenum dan pankreas
41
• Adanya mikrovili usus halus
memberi suatu luas permukaan yang
sangat besar untuk absorpsi obat
• Waktu transit sediaan padat dari
95% populasi disimpulkan sekitar 3
jam atau kurang
• Waktu transit untuk makanan dari
mulut ke cecum sekitar 4-6 jam
42
Usus Besar
• Panjang sekitar 4-5 kaki yang terdiri dari
cecum, kolon ascending dan kolon descending
yang berakhir dengan rektum
• Dalam kolon ada sedikit cairan dan transit
obat lambat
• Antibiotik yang diabsorpsi tidak sempurna
dapat mempengaruhi flora normal bakteri
• Rektum mepunyai pH sekitar 6,7-7,0 dan
mengandung lebih banyak cairan
• Obat diabsorpsi lebih cepat bila diberikan
secara rektal
43
Faktor Absorpsi
• Fisiologis
• Patologis
Faktor Fisiologis
• Luas permukaan absorpsi
• Usia penderita ≈ permeabilitas sal.cerna
• Sifat membran biologis
• Kecepatan transit obat di lambung/usus;
menentukan intensitas absorpsi obat
• Modifikasi pH dan formulasi obat;
- mempengaruhi disolusi dan kemampuan abs. obat
- modifikasi formula ; meningkatkan KH zat aktif yg
tdk larut pd pH lambung, mengurangi iritasi,
mencegah penguraian oleh asam lambung
- peningkatan pH melalui pemberian seny.anti
asam/basa (Na. karbonat , Ca. karbonat, dll)
• Tegangan permukaan; menurun pada usus krn
adanya garam empedu (meningkatkan disolusi dan
mempermudah emulsifikasi
• Viskositas; dipengaruhi juml.cairan/makanan,
berkurangnya cairan dpt memperlambat disolusi/
abs.
• Kandungan sal.cerna ;
- musin : mukopolisakharida alami (melapisi
sal.cerna), membntuk komplek dgn zat aktif,
menghambat proses abs.
- garam empedu : mempermudah abs. lemak tdk
larut air melalui pembentukan misela
- ion-ion; Ca, Fe, Mg : membtk chelat dgn obat
tertentu, menyebabkan tdk dpt diabs.
- flora usus : mensekresi enzim tertentu
(peniciilinase; in aktivasi penisilin)
- enzim; degradasi bhn aktif (proteolitik; degradasi
peptida), induksi pemebtkn metabolit yg aktif
(esterase; kloramfenikol palmitat)
Faktor patologis
• Gangguan fungsi sekresi;
- dipicu faktor emosi/psikis, peningkatan maupun
penghambatan pengeluaran
- kurangnya sekresi akibat obstruksi sal.empedu akan
menghambat penyerapan lemak dan vit.larut lemak
- kelainan pankreas dpt mengakibatkan
penyimpangan abs.
• Gangguan transit;
- waktu transit meningkat pd keadaan penyempitan
pilorus, tukak lambung, kelainan pengaliran darah,
peradangan kelenjar
- waktu transit berkurang akibat ulcus duodenal,
kecemasan dan peningkatan aktivitas sistem
simpatis-parasimpatis
• Ganggguan absorpsi;
- pengurangan luas area absorpsi (operasi, adanya
luka/lesi)
- modifikasi lingkungan intestinal; keberadaan
mikroba/parasit penyebab penyakit → malabsorpsi,
merusak zat aktif sblm tjd abs.
- penggunaan antibiotik spektrum luas → merubah
flora dlm usus
- tdk ada molekul utk transport obat
- adanya hambatan (tumor), dpt menghambat abs.
Faktor yang mempengaruhi Absorpsi
(..fisiologis)
a.Gastric emptying time
b. Surface area
c. GI transit time
d. Intestinal motility
e. Components, volume and properties of GI Fluids
f. Food
g. Blood Flow
h. Age
Gastric emptying time
• Waktu yg diperlukan lambung utk mengosongkan semua
komponen
• Bergantung pada laju proksimal lambung dan gerakan pylorus,
refkles maupun terkontrol (hormon)
• Faktor peningkat :rasa lapar, berbaring disisi kanan,cairan non
kalori, obat tertentu,bbrp eksipien
• Waktu pengosongan sediaan cair lbh cepat dibanding
sed.padat
• Obat dgn kelarutan tinggi dan permeabilitas membran tinggi;
kontrol laju abs. dan onset obat
• Ada kaitan antara waktu p.l.dgn waktu konsentrasi maksimal
obat dlm plasma
Surface area
• Perbedaan luas permukaan; mempengaruhi abs.
• Usus halus; paling luas (keberadaan mukosa,villi dan
mikrovili),abs.plg banyak
• Usus halus; berperan sbg transporter utk carrier mediated
drug absorption
GI transit time
Mean residence time (MRT);peningkatan waktu tinggal dlm
sal.cerna (penurunan motilitas), akan meningkatkan absorbsi.
MRT lambung 1,3 jam; MRT usus halus 3 jam
Intestinal Motility
• Pergerakan usus; propulsion dan mixing
• Propulsive; menentukan waktu tinggal dlm usus,
penting utk sed.slow release, enteric coated,slowly
dissolving drugs, carrier-mediated transporter
• Mixing; meningkatkan laju disolusi
Components, volume and properties of GI Fluids
• Dpt merubah ionisasi obat, kelarutan, laju disolusi
• Laju disolusi obat (sed.padat); dipengaruhi oleh pH
• Seny.asam terlarut cepat dlm suasana basa; disolusi
lbh besar di usus daripada lambung
• Seny.basa terlarut segera dlm suasana asam; disolusi
dlm lambung lbh baik dibanding usus
• pH sal.cerna bergantung pada keadaan individu,
kondisi patologis, usia, jenis makanan, terapi obat
• Ex. Antikolinergik dan H2-blocker; dpt meningkatkan
pH lambung shg menurunkan KH obat basa lemah yg
kelarutannya tergantung pH
Food
• Kandungan lemak tinggi; akan menstimulasi sekresi
garam empedu, meningkatkan kelarutan obat dan
disolusi, meningkatkan KH obat tertentu yg
kelarutannya rendah
• Kandungan protein tinggi; meningkatkan pH
lambung, menurunkan disolusi dan KH obat basa
lemah
• Kandungan kalori tinggi; menurunkan laju
pengosongan lambung, menunda laju absorbsi,
menunda onset terapi obat
• Pd waktu tertentu dpt bekompetisi dgn obat pd
transporter, tjd interaksi
Blood Flow
Vaskularisasi GI tract tinggi, menerima 28% dari
cardiac output
Laju aliran darah tinggi; meningkatkan laju absorbsi,
terutama obat diabsorbsi aktif dan permeabilitas
tinggi
Age
Newborn;cairan asam lambung rendah, volume
cairan usus sedikit, laju pengosongan lambung
lambat, luas permukaan kecil; laju absorbsi relatif
lebih rendah
Bentuk sediaan oral dan cara pemberian
disolusi
abs.
obat terlarut dlm darah
• skema cartensen
- persen zat terdisolusi; lag time; disolusi
Faktor yang berpengaruh :
Desintegrasi
1.Pembasahan permukaan tablet
- Tegangan perm. dan sudut kontak; zat
hidrofob memp.teg.perm>, sdt kontak>, shg
pembasahan lama
- Udara yg terperangkap pd perm.partikel/pori
2. Penetrasi cairan; pers.Washburn
L2 = (r γ cosO/2η) t
3.Proses pecahnya tablet; pengembangan
desintegrator; mempengaruhi waktu hancur
D = t’ + Oη / rγ cosO
- smkn besar pori, D <
- smkn < pori, waktu pengembangan<, D>
- besarnya pori hrs tertentu
- r<, t’ < ; mudah hancur
Disolusi
1. Sifat fisika kimia zat aktif; kelarutan, ukuran partikel,
bentuk kristal
2. Bentuk sediaan; formulasi, teknologi
3. Alat dan parameter uji
Sifat fisika kimia
• Kelarutan; pers. Nerst Burner : dM = KDS (Cs-C)
dt Vh
data kelarutan dpt memperkirakan ketersediaan hayati
Kelarutan dpt ditingkatkan dgn :
- Cara kimia; pembentukan garam, ester, kompleks
- Cara fisika; perub.bntk kristal
- Cara farmasetika; pembentukan dispersi padat
• Ukuran partikel
- makin < uk.part, luas permukaan >
- zat yg memp.sifat mengapung&cenderung
menngumpal; kec.disolusi berkurang dgn berkurangnya
uk.partikel.
- zat hidrofob; penambahan luas perm akan menambah
udara yg teradsoprsi pd permk.→kec.disolusi berkurang
Ln S = 2 Mγ
ρRTr
- Penambahan luas A ; mempertinggi
kec.disolusi&kec.melarut lbh cepat
- Partikel kecil lbh cepat mencapai kondisi jenuh
dibanding part.besar
• Bentuk kristal
- Adanya polimorfisme; amorf lbh larut dr kristal
Sediaan; formulasi dan teknologi
• Bentuk sediaan
- serbuk; sifat perm.serbuk (hidrofil/hidrofob),
porositas, bentuk perm., kelembaban, energi
penggabungan
- kapsul; pelarutan&pembukaan cangkang
(ukuran kapsul), pH sal.cerna, suhu, interaksi
cangkang dgn isi, granulasi,bahan tambahan
- tablet; tekanan kempa → porositas dan
kekerasan → desintegrasi dan disolusi
• Formulasi
- eksipien; hidrofil/hidrofob → kec.disolusi
- viskositas → koof.difusi
- konsentrasi dan cara penambahan (bhn
penghancur/pengisi,pelincir; waktu pencamp., jumlah yg
dicampurkan)
• Metode pembuatan
- kempa langsung, granulasi (basah/kering)
“longer half-life”
Capillaries have gaps that
allow drugs to be distributed
to the tissues
Drug molecules
Body Capillary
Note the different sizes of drug
molecules compared to RBCs
and the normal proteins found
in blood
Body Capillary
Fenestrations (windows)
BLOOD
BRAIN
BARRIER
NO Fenestrations
Distribution
CNS and CSF
Blood-Brain Barrier (BBB)
– unique anatomical pattern of the vessels supplying the
brain
– only highly lipid soluble compounds can move across to the
brain
– infection of the meninges or brain: higher permeability of
penicillins to the brain.
Placental transfer
– Simple diffusion
– Lipid soluble drug, non-ionized species
– first 3 mo. of pregnancy is very critical: “Organogensis”
Drugs highly protein bound
have much of their molecules
“stuck” in the blood
Only the “free” form of the drug
molecules can distribute to tissues
Body Capillary
RBC Drug
Protein
Molecules
Normal blood and normal protein
binding of protein-bound drugs
Protein
Bound Drug
Metabolized appropriately
(if required)
Drug Meta
A bolite
Metabolism
in Liver
Absorption Drug in
Drug in Conjugates
Portal
Intestine
Blood
Phase-1
Beta-
Bile
glucuronidase Conjugates
in Drug in
Intestines Blood
Excretion Excretion
in in
Feces
Urine