TERKENDALI
• Therapeutic drugs
require that a blood
level be maintained that
is high enough to have a
therapeutic effect (main
effect), but not so high
that there are toxic
(side) effects.
bentuk sediaan terkendali
• Delayed release
– obat tidak segera dilepaskan setelah diberikan tetapi
setelah beberapa waktu kemudian, contoh: tablet lapis
enterik, kapsul pulsatile-release.
• Repeat action
– suatu dosis individual dilepaskan dengan segera setelah
diberikan dan dosis kedua atau ketiga kemudian dilepaskan
pada interval tertentu.
• Prolonged release
– obat tersedia selama periode absorpsi yang lebih panjang
dibandingkan bentuk sediaan konvensional. Namun
akibatnya onset obat tertunda karena kecepatan pelepasan
obat dari bentuk sediaan lebih lambat.
• Sustained release
– suatu pelepasan awal dari obat yang cukup untuk
memberikan dosis terapetik setelah pemberian dan
kemudian memberikan suatu pelepasan bertahap dalam
suatu periode yang lama.
bentuk sediaan terkendali
• extended release
– melepaskan obat dengan lambat sehingga konsentrasi
obat dalam plasma dipertahankan pada kadar terapetik
selama suatu periode yang lama (biasanya antara 8 dan
12 jam).
• controlled release
– melepaskan obat pada kecepatan yang konstan dan
memberikan konsentrasi obat dalam plasma yang tetap
pada setiap waktu.
• modified release
– bentuk sediaan yang karakter waktu dan tempat
pelepasan obatnya dipilih untuk mendapatkan tujuan
terapetik yang tidak diperoleh dengan sediaan
konvensional.
Keuntungan
• Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah
• Mengurangi frekuensi pemberian
• Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan
pasien
• Mengurangi efek samping yang merugikan
• Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan
Kelemahan
• Biaya produksi lebih mahal dibanding sediaan konvensional
• Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari
sediaan obat dapat lepas secara cepat
• Sering mempunyai korelasi in vitro – in vivo yang jelek
• Mengurangi fleksibilitas pemberian dosis
• Efektifitas pelepasan obat dipengaruhi dan dibatasi oleh
lama tinggal di saluran cerna
• Jika penderita mendapat reaksi samping obat atau secara
tiba – tiba mengalami keracunan maka untuk
menghentikan obat dari sistem tubuh akan lebih sulit
dibanding sediaan konvensional
• Tidak dapat digunakan untuk obat yang memiliki dosis
besar (500 mg)
Penggunaan kurva dlm studi BA
Plasma concebtration-time curves for three different formulation of the same drug
administrated in equel sigle doses by the same extravascular route
Bioequivalence
• Perbandingan dari bioavailability 2 produk
• Bioequivalence → tdk berbeda kec & jml obat
yg diabsorpsi; diberikn dlm dosis & kondisi
percobaan yg sama
• Tdk berbeda : Cmax, Tmax, AUC
• Data urin berbeda 50% bioinequivalent
• Berbeda <50%? Tgt toksisitas, indeks terapetik,
jendela terapetik (gb 18.14 & gb 18.15)
The biopharmaceutical classification scheme
• Obat diklasifikasikn berdasar kelarutan dlm GI &
permeabilitas melewati membran
• Ada 4 klass
klas I : high solubility/high permeability
β-bloker (propanolol, metoprolol)
klas II : low solubility/ high permeability
(ketoprofen, carbamazepin)
klas III : high solubility/low permeability
(ranitidin, atenolol)
klas IV : low solubility/ low permeability
(HCT, furosemid)
• Highly soluble: dosis terbesar larut dlm 250 ml atau kurang
(pH 1-8)
• Higly permeable >90%