Konsep Perawatan Paliatif PDF
Konsep Perawatan Paliatif PDF
Pengertian
Perawatan paliatif merupakan perawatan total yang dilakukan secara
aktif terutama pada pasien yang menderita penyakit yang membatasi hidup,
dan keluarga pasien, yang dilakukan oleh tim secara interdisiplin, dimana
masa hidup.
dan perawatan hospis memiliki makna yang sama. Akan tetapi, “semua
membatasi masa hidup atau mengancam jiwa maupun kondisi pasien yang
tenaga professional yang bekerja secara tim yang di kenal dengan istilah tim
saat pasien dinyatakan dalan kondisi sekarat, atau ketika keluarga ingin
samping yang berat akibat proses terapi, terutama proses terapi penyakit
kanker. Dimana efek samping yang dapat ditimbulkan akibat proses terapi
lebih luas lagi, termasuk untuk rehabilitasi dan dukungan psikososial. Jadi
tidak hanya mengatasi masalah fisik pasien akan tetapi juga mencakup
masalah dari aspek psikologis, social dan spiritual. Kesemua aspek tersebut
pada penyakit.
kualitas hidup.
lain, lingkungan dan Tuhan. Sehingga seseorang tidak akan dapat meninggal
• I love you
• Forgive me
• Thank you
• Good-bye
tentang caring, terutama untuk pasien yang dengan stadium akhir dan
termasuk pasien. Sehingga pasien tidak hanya di lihat sebagai individu yang
memiliki masalah fisik saja, tetapi melihat pasien sebagai mahluk yang
kompleks. Dame menyakini bahwa gejala fisik yang di alami oleh pasien juga
maupun sebaliknya.
rumah hospis. Rumah hospis pertama yang di dirikan oleh Dame yaitu rumah
hospis yang terletak di kota London pada tahun 1967. Seiring dengan
menekankan pada aspek “Care” bukan pada aspek “Cure’” atau pengobatan.
Sehingga pada saat itu prioritas intervensi yang dilakukan adalah bagaimana
pasien dapat mengontrol keluhannya, seperti nyeri. pada tahun 1982, dokter
spesialis paliatif mulai diperkenalkan secara formal. pada saat itu dokter
perawatan paliatif, namun juga penelitian mengenai praktis klinis pada pasien
hospis modern dan ‘perawatan paliatif’ merupakan hal yang baru, namun
Sejak awal pergerakan hospis modern dimana pada saat itu layanan
penyakit tahap lanjut seperti gagal jantung kongestif, penyakit paru obstruksi
menahun, stroke, motor neuron disease, gagal ginjal kronis dan lain
sebagainya.
dari hal tersebut, angka kematian pasien yang meninggal di rumah menurun
hidupnya lebih banyak di rumah. hal ini berdasarkan hasil penelitian yang
“End of Life Care Strategy” dan “the Gold Standards Framework”. Program
ajal/kematian. lebih lanjut, pasien diberi otonomi untuk memilih tempat selama
saat ini telah banyak panduan atau guideline diterbitkan oleh lembaga
dari mereka adalah pasien usia lanjut yaitu usia diatas 65 tahun. Sehingga hal
yang bekerja di area paliatif untuk dapat memahami dengan baik cara
mulai di Inggris dan Irlandia yang pada saat itu lebih dikenal dengan istilah
hospis. Lalu disusul oleh beberapa Negara eropa, Amerika utara, dan
perawatan paliatif di rumah sakit yaitu di the Royal Victoria Hospital, Montreal
pada tahun 1976. Setahun kemudian perawatan paliatif juga di buka di salah
satu rumah sakit di Inggris, the St Thomas Hospital London. Hingga saat ini
seluruh system kesehatan, layanan dan fasilitas yang masih terbatas, dan
dengan membuka klinik di kota Seoul, Korea Selatan pada awal 1965. pada
paliatif di rumah sakit sekitar 250 unit, 409 klinik paliatif rawat jalan, dan
jumlah tim paliatif rumah sakit sebanyak 541. Namun bila membandingkan
jumlah tempat tidur perawatan paliatif dengan populasi per satu juta
jumlah tempat tidur yang tersedia sekitar 6-12 tempat tidur pada setiap rumah
sakit tersebut. Hingga tahun 2001, sekitar 48 rumah sakit milik pemerintah
paliatif rawat inap dengan kapasitas tempat tidur sekitar 2 sampai 4. Selain
menyediakan layanan perawatan paliatif rawat inap. Pada tahun 2006, paliatif
pemerintah berupa rumah sakit rujukan dan pusat layanan kanker. Satu
sejak tahun 1980an, dimana saat itu fokus utama layanan adalah
penanganan nyeri dan mayoritas tenaga professional saat itu adalah ahi
kasus HIV/AIDS. Selain itu salah satu organisasi yang berbasis keagamaan
kapasitas 400 tempat tidur. Layanan tersebut merupakan layanan rawat inap
yang didukung oleh tenaga kesehatan profesional, dan fokus layanan pada
10
grup atau kelompok yang tertarik dalam perawatan paliatif. Selain itu,
perawatan paliatif dan hospis telah diajarkan sebagai bagian dari kedokteran
perawatn paliatif dan hospis yang menyediakan layanan pada pasien kanker
didukung oleh tim multidisiplin yang terdiri dari dokter, perawat dan pekerja
social medic.
tersebut awalnya di peruntukkan untuk pasien lanjut usia yang dikelola oleh
para biarawati katolik sekte kanosian. Pada tahun 1987 terbentuk grup
relawan yang dikenal dengan nama “Hospice Care group” yang menyediakan
tahun 1988 Rumah Asisi merupakan rumah hospis didirikan dengan kapasitas
50 tempat tidur, hospis tersebut melayani pasien dengan penyakit kronis dan
menjelang ajal. Saat ini layanan perawatan paliatif dan hospis tersedia di
berbagai fasilitas seperti perawatan rumah hospis, rumah hospis rawat inap,
rumah hospis day care, perawatan paliatif di rumah sakit. awal pelayanan
dimana saat itu kegiatannya diadakan dalam bentuk kursus untuk dokter dan
perawat.
tidak hanya berfokus pada penyembuhan, akan tetapi juga berfokus pada
upaya peningkatan kualitas hidup yang terbaik pada pasien dan keluarganya.
pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut maupun terminal dapat
swasta, puskesmas, rumah perawatan, dan rumah hospis. Saat peraturan ini
di terbitkan ada 5 rumah sakit yang menjadi pusat layanan perawatan paliatif,
12
paliatif untuk tenaga kesehatan, dan juga jumlah tenaga kesehatan yang
belajar secara formal mengenai perawatan paliatif juga masih sangat sedikit.
serika, Inggris.
kelompok perawatan paliatif dan pengontrolan nyeri kanker pada tahun 1990
jauh dari salah satu universitas yang berada di Negara bagian Australia barat,
pada bulan Oktober 1992 yang pada saat di itu dihadiri oleh sekitar 14
berlokasi di Jakarta. Pada tahun 2007, atas bimbingan dan arahan tim paliatif
Kualitas hidup
kualitas hidup merupakan konsep utama sekaligus tujuan dalam
tentang kualitas hidup bukan hal yang baru, karena di masa Yunani kuno
14
memiliki makna yang sangat luas hal ini berdasarkan perspektif seseorang
dalam menilainya. sehingga kualitas hidup dapat di nilai dari konteks social,
pengaruh oleh seluruh aspek dari individu yang mencakup aspek fisik,
nilai yang di anutnya, termasuk tujuan hidup, harapan, dan niatnya. Dalam
dengan persepsi pada situasi saat itu. Sehingga semakin kecil gap atau celah
maka semakin baik kualiats hidup seseorang. Berikut Ilustrasi teori Gap di
pasien tersebut pada T0 berada pada level yang hamper sama, akan tetapi
terjadi perubahan kondisi penyakit dari masing-masing pasien yang boleh jadi
Clinch, Dudgeon & Schipper (1998) yaitu gejala fisik, kemampuan fungsional,
sebagai dasar untuk prognosis masa bertahan hidup pasien, terutama pada
pasien kanker dengan metastasis. Namun, nilai kualitas hidup yang di ukur
menjadi Kualitas hidup secara umum atau kualitas hidup yang berhubungan
dengan kesehatan, kualitas hidup yang fokus pada penyakit tertentu, atau
16
Karena makna kualitas hidup dapat berbeda pada setiap orang, Maka
kualitas hidup hanya dapat di definisikan atau di maknai hanya oleh pasien
adopsi dari Royal College of Nursing (RCN) tahun 2002. Dimana kompetensi
melakukan kerja atau tugasnya secara efektif.” Berikut ini, akan di jelaskan
beberapa komptensi perawat yang bekerja di area paliatif yang didesain oleh
Becker, 2000.
Keterampilan komunikasi
yang penting dengan cara yang lebih baik saat pasien membutuhkannya,
maka hal tersebut dapat menjadi terapi bagi pasien. Untuk lebih detail,
Keterampilan psikososial
karena pekerja social medic memiliki wawasan dan akses yang lebih luas ke
berbagai macam organisasi atau instansi yang dapat diajak bekerja sama
perawat dalam tim paliatif begitu banyak sehingga tidak memungkin untuk
melakukannya. Akan tetapi bila, dalam tim interprofesional tidak ada tenaga
18
melalui proses komunikasi terapeutik maka hal tersebut merupakan inti dari
merupakan hal yang sangat vital untuk dapat melakukan praktik atau
saat ini tidak hanya tersedia di fasilitas rumah sakit, namun juga tersedia di
dapat bertindak dan mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi pasien.
macam bentuk metode menjadi hal yang dasar. Pemilihan metode yang tepat
untuk mengkaji pasien seperti nyeri, menjadi hal yang penting, mengingat
atau gejala yang mana boleh jadi pasien tidak dapat atau mampu untuk
maka perawat dapat memberikan masukan kepada anggota tim untuk tidak
pasien.
Keterampilan intrapersonal
salah satu area yang menjadi komponen kunci untuk dapat bekerja
dengan baik dan sukses dalam area perawatan paliatif adalah keterampila
harus dapat mengenali dan memahami reaksi dan perasaan pasien yang
sikap dan menyesuaikan diri dengan kondisi atau situasi yang sarat dengan
sangat menantang. Dan hal ini juga memiliki andil yang besar untuk
Referensi
Aitken, S. (2009). Community palliative care: the role of the clinical nurse
specialist. John Wiley & Sons.
20
Clinch, J. J., Dudgeon, D., & Schipper, H. (1998). Quality of life assessment in
palliative care. In D. Doyle, G.W.C. Hanks, & N. MacDonald (Eds.),
Oxford textbook of palliative medicine (2nd ed). New York: Oxford
University Press.
Effendy, C. (2015). The quality of palliative care for patients with cancer in
Indonesia. PhD Thesis, Radboud Universiteit Nijmegen, the Netherland.
Guido, G. W. (2010). Nursing care at the end of life. Pearson. New Jearsey.
USA
Kaasa, S., & Loge, J. H. (2015). Quality of life in palliative care: principles and
practice. In Cherny, N., Fallon, M., Kaasa, S., Portenoy, R. K., & Currow,
D. C. (Eds.). (2015). Oxford textbook of palliative medicine 5th edition.
Oxford University Press, USA.
Kaasa, S., & Loge, J. H. (2003). Quality of life in palliative care: principles and
practice. Palliative Medicine, 17(1), 11-20.
Soebadi, R. D., & Tejawinata, S. (1996). Indonesia: status of cancer pain and
palliative care. Journal of Pain and Symptom Management, 12(2), 112-
115.
Yamaguchi, T., Kuriya, M., Morita, T., Agar, M., Choi, Y. S., Goh, C., ... &
Ocampo, R. (2014). Palliative care development in the Asia-Pacific
region: an international survey from the Asia Pacific Hospice Palliative
Care Network (APHN). BMJ Supportive & Palliative Care, bmjspcare-
2013.
Wright, M., Wood, J., Lynch, T., & Clark, D. (2008). Mapping levels of
palliative care development: a global view. Journal of Pain and Symptom
Management, 35(5), 469-485.
22