Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
1
DAFTAR ISI
PRAKATA...................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 4
1.4 Manfaat...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.5 Penyebab Kurangnya Kemauan Membayar Pajak Oleh Wajib Pajak Di Indonesia.. 10
3.1 Simpulan.................................................................................................................... 15
3.2 Saran.......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2 Apa saja yang menjadi hak dan kewajiban warga negara berdasarkan UUD
1945?
1.2.4 Apa saja hak dan kewajiban dari seorang wajib pajak?
1.2.5 Apakah penyebab kurangnya kemauan membayar pajak oleh wajib pajak di
Indonesia?
1.3 TUJUAN
1.3.2 Mengetahui menyebutkan apa yang menjadi hak dan kewajiban warga
negara berdasarkan UUD 1945?
1.3.4 Mengetahui apa saja hak dan kewajiban dari seorang wajib pajak?
3
1.3.5 Memahami penyebab kurangnya kemauan membayar pajak oleh wajib
pajak di Indonesia.
1.4 MANFAAT
Dengan adanya makalah ini dapat menambah koleksi makalah yang ada di
perpustakaan untuk dijadikan bahan bacaan, bahan skripsi dan tugas-tugas yang terkait dengan
makalah ini. Makalah ini dapat dijadikan referensi dalam membuat tugas yang berkaitan
dengan hak dan kewajban warga negara khususnya yang menyangkut pajak.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Hak warga negara adalah sesuatu yang harus di dapatkan warga negara dari negara
(pemerintahan). Kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
warga negara.
Semua warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
hukum, negara, dan pemerintahan Republik Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, kita
patut melaksanakan hak dan kewajiban terhadap hukum, negara dan pemerintah dengan sebaik-
baiknya. Selain itu setiap warga negara indonesia harus turut bertanggung jawab atas kemajuan
dan kemunduran negara dan bangsanya. Demi untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat
indonesia, hendaknya tak seorang warga negarapun boleh menghindarkan diri dari kewajiban
dan tanggung jawab itu. Dasar daripada tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan
negara itu ialah kesadaran bernegara. Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunaannya tergantung kepada kita sendiri, sedangkan kewajiban adalah Sesuatu yang
harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Dalam Undang-undang Dasar negara Repubublik Indonesia memuat mengenai hak dan
kewajiban warga negara. Dimana Hak dan kewajiban warga negara tersebut tercantum dalam
pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945. Dalam pasal-paasat tersebut tercantum secara
nyata mana hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Berikut hak dan kewajibanwarga
negara tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945
berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan” pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.
2. Hak membela negara. Pasal 27 (2) UUD 1945 berbunyi: “setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
4. Hak kemerdekaan memeluk agama. Pasal 29 ayat (1) dan (2)UUD 1945
Ayat (1) berbunyi: “Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha Esa.”ini berarti
bahwa bangsa Indonesia percaya terhadap tuhan yang maha Esa.
5
Ayat (2) berbunyi: ”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu”
5. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945, Yaitu hak dan kewajiban dalam membela negara.
Dinyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajb ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara”.
6. Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 Yaitu hak untuk mendapatkan pengajaran. Ayat (1)
menerangkan “bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. Adapun dalam
ayat (2) dijelaskan bahwa “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan UUD 1945”
8. Hak ekonomi atau hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial. Pasal 33 ayat (1),
(2), (3), (4), dan (5) UUD 1945 berbunyi:
b. Cabang-cabang produk yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air dan kekayaan alam yang yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
9. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial. Dalam pasal 34 UUD 1945 dijelaskan
bahwa ”fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.
a. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi: ”segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
b. Kewajiban membela negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan “setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945
menyatakan: “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”.
6
Di samping adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negara, dalam
UUD 1945 perubahan pertama telah dicantumkan adanya hak asasi manusia. Ketentuan
mengenai hak asasi manusia ini merupakan langkah maju dari bangsa Indonesia untuk menuju
kehidupan konstitusional yang demokratis. ketentuan mengenai hak asasi manusia tertuang
pada pasal 28 A sampai J UUD 1945. Dalam ketentuan tersebut juga dinyatakan adanya
kewajiban dasar manusia.
Selanjutnya hak-hak warga negara yang tertuang dalam UUD 1945 sebagai
konstitusi negara dinamakan hak konstitusional. Setiap warga negara memiliki hak-hak
konstitusional sebagaimana yang ada dalam UUD 1945. Warga negara berhak menggugat bila
ada pihak-pihak lain yang berupaya membatasi atau menghilangkan hak-hak
konstitusionalnya.
Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap
warga negara. Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan
kewajiban dan hak warga negara terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, antara lain
sebagai berikut.
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam UUD 1945
mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang ini antara lain: bidang politik dan pemerintahan,
sosial, keagamaan, pendidikan, ekonomi dan pertahanan.
Selain adanya hak dan kewajiban warga negara di dalam UUD 1945, tercantum pula
adanya hak asasi manusia. Hak asasi manusia perlu dibedakan dengan hak warga negara.
Munculnya hak ini adalah karena adanya ketentuan undang-undang dan berlaku bagi orang
yang berstatus sebagai warga negara. Bisa terjadi hak dan kewajiban warga negara Indonesia
berbeda dengan hak warga negara Malaysia oleh karena ketentuan undang-undang yang
berbeda. Adapun hak asasi manusia umumnya merupakan hak-hak yang sifatnya mendasar
yang melekat dengan keberadaannya sebagai manusia. Hak asasi tidak diberikan oleh negara,
tetapi justru harus harus dijamin keberadaannya oleh negara.
7
Ketentuan lebih lanjut mengenai berbagai hak dan kewajiban warga negara dalam
hubungannya dengan negara tertuang dalam berbagai peraturan perundang-undangan sebagai
penjabaran atas UUD 1945. MIsalnya dengan undang-undang.
Contoh.
5. Undang-undang No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan wakil presiden
dan lain-lain.
Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak)
untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat
ditunjuk secara langsung.
1.Prof Dr Adriani
Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan, yang terutang oleh
wajibpajak membayarnya menurut peraturan derngan tidak mendapat imbalan kembali yang
dapat ditunjuk secara langsung.
8
2. Prof. DR. Rachmat Sumitro, SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari kas rakyat ke
sector pemerintah berdasarkan undang-undang) dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa
timbal (tegen prestasi)yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran umum.
Sebagai seorang warga negara yang sudah menjadi wajib pajak tentunya mempunyai
hak dan kewajiban yang dijadikan landasan untuk membayar pajak.
4. Menyelenggrakan pembukuan.
3. Membetulkan SPT.
4. Menunda pembayaran.
5. Kompensasi.
6. Penghapusan sanksi.
9
2.5 PENYEBAB KURANGNYA KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK OLEH
WAJIB PAJAK DI INDONESIA
Sistem pemungutan pajak di Indonesia adalah Self Assessment System, sistem ini
memudahkan seseorang untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya, di mana Self
Assessment System merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada
wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Dalam sistem ini
mengandung pengertian bahwa wajib pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya.
Kesadaran merupakan unsur dalam diri manusia dalam memahami realitas dan
bagaimana cara bertindak atau menyikapi realitas tersebut. Kesadaran yang dimiliki oleh
manusia meliputi kesadaran dalam diri, kesadaran akan sesama, masa silam, dan kemungkinan
masa depannya. Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang “Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan” menyebutkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kesadaran membayar pajak merupakan keadaan dimana wajib pajak mau membayar
pajak karena merasa tidak dirugikan dari pembayaran pajak yang dilakukannya. Irianto (2005)
dalam Rantum dan Priyono (2009) menguraikan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak
10
yang mendorong wajib pajak untuk membayar pajak. Pertama, kesadaran bahwa pajak
merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal
ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak dirugikan dari pemungutan pajak
yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk pembangunan negara guna meningkatkan
kesejahteraan warga negara. Kedua, kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak sangat
merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan
pajak berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat mengakibatkan
terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan
undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak
disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga
negara.
Pengetahuan adalah hasil kerja fikir yang merubah tidak tahu menjadi tahu dan
menghilangkan keraguan terhadap suatu perkara (Widayati dan Nurlis, 2010). Sedangkan
Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari. Pengetahuan dan pemahaman peraturan perpajakan merupakan penalaran dan
penangkapan makna tentang peraturan perpajakan.
Dalam penelitian Widayati dan Nurlis (2010) untuk mengetahui pengetahuan dan
pemahaman wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu
pertama, kepemilikan NPWP. Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang
“Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan”, menyatakan bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakaannya. Setiap wajib pajak yang memiliki
penghasilan wajib untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai salah satu sarana
untuk pengadministrasian pajak. Pendaftaran NPWP dapat dilakukan secara langsung, untuk
orang pribadi yaitu wajib pajak orang pribadi berdasarkan domisili, mengisi formulir
11
pendaftaran dengan melampirkan persyaratan tertentu (foto copy KTP, foto copy Kartu
Keluarga, dan surat keterangan domisili dan untuk orang pribadi karyawan ditambah dengan
surat rekomendasi dari instansi yang bersangkutan). Setelah itu, wajib pajak akan memperoleh
NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT). Pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan
melalui internet yaitu dengan membuka situs www.pajak.go.id pilih menu e-reg, kemudian isi
formulirnya. Kemudian wajib pajak akan memperoleh NPWP dan SKTS (jangka waktu 30
hari). Sebelum jatuh tempo wajib pajak harus ke KPP terdaftar untuk meminta SKT.
Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajiban sebagai wajib pajak.
Apabila wajib pajak telah mengetahui dan memahami hak wajib pajak seperti penggunaan
fasilitas umum, pemakaian jalan raya yang halus, pembangunan sekolah-sekolah negeri dan
lain-lain, dan mengetahui kewajibannya sebagai wajib pajak seperti membayar pajak dan
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) tepat waktu, maka mereka akan melakukan kewajiban
perpajakannya.
Dengan mengetahui dan memahami mengenai tarif pajak yang berlaku, maka akan
dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajak sendiri secara benar
Kelima adalah wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan perpajakan melalui
sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak dan yang keenam adalah bahwa wajib
pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka
ikuti. Masyarakat hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi kewajiban perpajakannya, pembayar pajak
harus mengetahui tentang pajak terlebih dahulu. Adanya pemahaman tentang perpajakan
diharapkan dapat mendorong kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya.
12
3. Kurangnya Persepsi yang Baik Atas Efektifitas Sistem Perpajakan
a. Wajib pajak mendatangi alat transaksi bank dengan membawa data yang lengkap dan
benar sesuai SSP.
c. Wajib pajak mengisi elemen dalam tampilan dengan data yang sesuai SSP secara
tepat, lengkap dan benar.
d. Wajib pajak meneliti identitas wajib pajak yang terdiri dari nama dan alamat wajib
pajak yang muncul pada tampilan. Apabila identitas wajib pajak yang terdiri dari nama dan
alamat wajib pajak pada tampilan tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, maka proses
berikutnya harus dibatalkan dan kembali kepada menu sebelumnya untuk mengulang
pemasukan data yang diperlukan.
e. Wajib pajak mengisi elemen data lainnya yang diperlukan dalam tampilan berikutnya
secara tepat.
f. Wajib pajak mengambil SSP hasil keluaran fasilitas alat transaksi bank.
13
dilakukan secara sistem online real time melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi atau
Application Service Provider (ASP) yang telah ditunjuk oleh Direktur Jenderal. Application
Service Provider (ASP) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian Surat
Pemberitahuan secara elektronik ke DJP. Layanan e-filling bertujuan untuk menyediakan
fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via internet) kepada wajib pajak, sehingga wajib
pajak orang pribadi dapat melakukannya dari rumah atau tempatnya bekerja, sedangkan wajib
pajak badan dapat melakukannya dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini akan dapat
membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh wajib pajak untuk
mempersiapkan, memproses dan melaporkan SPT ke Kantor Pajak secara benar dan tepat
waktu. Ini berarti juga akan memberikan dukungan kepada Kantor Pajak dalam hal percepatan
penerimaan laporan SPT. Dengan begitu, wajib pajak dapat melaporkan pajak secara lebih
mudah dan cepat. Selain kedua hal tersebut, penyampaian SPT melalui drop box yang dapat
dilakukan di berbagai tempat, tidak harus di KPP tempat wajib pajak terdaftar juga
mempermudah wajib pajak dalam melakukan kewajiban pajaknya. Keempat, Peraturan
perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya
pemberitahuan dari KPP tempat wajib pajak terdatar. Kelima, Pendaftaran NPWP yang dapat
dilakukan secara online melalui e-register dari website pajak. Hal ini akan memudahkan wajib
pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih cepat. Dengan adanya kemudahan sistem
perpajakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemauan membayar pajak.
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Semua warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
hukum, negara, dan pemerintahan Republik Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, kita
patut melaksanakan hak dan kewajiban terhadap hukum, negara dan pemerintah dengan sebaik-
baiknya. Selain itu setiap warga negara indonesia harus turut bertanggung jawab atas kemajuan
dan kemunduran negara dan bangsanya. Demi untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat
indonesia, hendaknya tak seorang warga negarapun boleh menghindarkan diri dari kewajiban
dan tanggung jawab itu. Dasar daripada tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan
negara itu ialah kesadaran bernegara. Hak adalah Sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunaannya tergantung kepada kita sendiri, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang
harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Salah satu contoh dari kewajiban sebagai
warga negara adalah membayar pajak, sebelum kita menuntut hak kita sebagai warga negara.
3.2 SARAN
Sebagai seorang warga negara yang baik kita hendaknya melaksanakan kewajiban
membayar pajak sebelum kita menerima hak kita sebagai warga negara.
16
DAFTAR PUSTAKA
Beranda :
Makalah Kewarganegaraan
17