I. IDENTITAS
1. KLIEN
Nama :
Tempat/tanggal lahir (umur) :
Jenis kelamin :
Status perkawinan :
Agama/suku :
Warga negara :
Bahasa yang digunakan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
2. PENANGGUNG JAWAB
Nama :
Alamat :
Hubungan dengan klien :
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama :
Diagnostik Masuk :
Dikirim oleh :
2. Kebiasaan :
3. Riwayat alergi :
4. Hidung :
5.Telinga :
6. Mulut :
7. Leher :
8. Dada :
9. Abdomen :
10. Genitalia :
11. Ekstremitas :
012345 012345
012345 012345
12. Punggung :
IV. PENGKAJIAN RESIKO JATUH, NYERI DAN NEUROSENSORI
1. Resiko Jatuh
NO RESIKO SKALA NILAI
SKOR
1 Resiko jatuh yang baru/ dalam 3 bulan terakhir Tidak = 0
Ya = 25
2 Diagnosis medis sekunder >1 Tidak = 0
Ya = 15
3 Alat bantu jalan:
a. Bedrest di bantu perawat 0
b. Penopang, tongkat/ walker 15
c. Furniture 30
4 Memakai terapi heparin lock/IV Tidak = 0
Ya = 20
5 Cara berjalan/ berpindah
a. Normal/bedrest/immobile (tidak dapat bergerak 0
sendiri)
b. Lemah tidak bertenaga 10
c. Gangguan/ tidak normal (pincang/ diseret) 20
6 Status mental
a. Orientasi sesuai kemampuan diri 0
b. Lupa keterbatasan diri 15
TOTAL
2. Pengkajian Nyeri
3. Neurosensori
Nervus Kranial :
Nervus I (Olfactorius) :
Nervus II (Optikus) :
Nervus V (Trigeminus) :
Nervus XI (Accesorius) :
BAB
BAK
4. Kebersihan Diri
5. Olahraga :
2. Riwayat Sosial-Ekonomi
3. Komunikasi
4. Seksual
VII.TINGKAT PENGETAHUAN
1. Riwayat Pendidikan :
Perencanaan Diet :
Peradangan
Hidung tersumbat
Ansietas
Data Subjektif : Faktor host, agent dan
- lingkungan
Data Objektif :
1. Nampak bekas post Hidung
operasi pada hidung
2. Nampak terpasang Resiko Infeksi Peradangan
infuse
3. Pemeriksaan Lab Resiko infeksi
(WBC : 25.9)
4. Klien diberikan
analgetik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan
1 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan efek agen
farmakologis (mis. Anastesi)
2 Nyeri akut berhubungan dengan post operasi pada hidung
3 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (nyeri post operasi)
4 Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap atau perubahan dalam status
kesehatan
5 Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasive
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Kolaborasi
20.35 5. Berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena
Hasil : klien terpasang cairan RL 24 tpm
4 Ansietas b/d ancaman Kamis, 16 januari 2020 Observasi
terhadap atau 20.40 1. Mengidentifikasi teknik relaksasi yang efektif
perubahan dalam digunakan
status kesehatan Hasil : klien dijarkan teknik relaksasi napas dalam
Terapeutik
20.45 2. Menciptakan lingkungan tenang dan suhu ruangan
yang nyaman
Hasil :
- Lingkungan atau ruangan dalam
kondisitenang
- Suhu ruangan terkontrol
Edukasi
20.50 3. Menjelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
Hasil : klien mengerti tentang apa yang dijelaskan dan
melakukan teknik relaksasi napas dalam
21.00 4. Menganjurkan mengambil posisi yang nyaman
Hasil : klien dalam posisi semi fowler
Terapeutik
8. Atur posisi kepala 450-600 untuk mencegah
aspirasi
9. Reposisi pasien setiap 2 jam
10. Lakukan perawatan mulut secara rutin
11. Lakukan fisioterapi dada
12. Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik
2 Nyeri akut b/d pos operasi Kamis , 16 januari 2020 S:
pada hidung 1. Klien mengatakan nyeri post operasi berkurang
Jam : 20.10 O:
2. Klien nampak lebih rileks
3. Skala nyeri 0 atau tidak terdapat nyeri
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan terhadap
nyeri
6. Indentifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
hidup
Terapeutik
8. Berikan teknik non farmakoogis untuk
mengurangi rasa nyeri
9. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
10. Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi
11. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
12. Jelaskan strategi meredahkan nyeri
13. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
14. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian analgetik
3 Hipertermi b/d proses Kamis , 16januari 2020 S:
penyakit (nyeri post operasi) 1. Klien mengatakan badannya sudah idak panas
Jam : 20.35 O:
1. Klien nampak lebih sehat
2. Suhu : 36,50C
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Observasi
1. Identifikasi penyebab hipertermi
2. Monitor suhu tubuh
3. Monitor kadar elektrolit
4. Monitor haluaran urine
5. Monitor komplikasi akibat hipertermi
Terapeutik
6. Sediakan lingkungan yang dingin
7. Longgarkan atau lepaskan pakaian
8. Berikan kompres air dingin
9. Berikan cairan oral
10. Ganti line setiap hariatau lebih sering
11. Hindari pemebrian antipiretik atau aspirin
12. Berikan oksigen ,jika perlu
Edukasi
13. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena
3 Ansietas b/d ancaman Kamis, 16 januari 2020 S:
terhadap atau perubahan 1. Klien mengatakan cemasnya berkurang
dalam status kesehatan Jam : 21.00 O:
1. Klien nampak lebih rileks
A: Masalah teratasi teratasi
P: pertahankan intervensi
Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain
yang mengganggu kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang efektif
digunakan
3. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan suhu
ruangan yang nyaman
5. Gunakan pakaian longgar
6. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
7. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain
Edukasi
8. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
9. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang
dipilih
10. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
11. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi