Anda di halaman 1dari 34

HIV

dan
AIDS
DI SUSUN OLEH :

  MARSELINUS J PO7120421038
HASRIANI K PO7120421041
ASRIANI PO7120421004
  Pelatihan IPP - Paket 1

Pelatihan IPP > Paket 1


PENGERTIAN
 (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS. HIV
termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel
tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA
menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus
dan kemudian melakukan replikasi.Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara
menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun
yang sangat ringan sekalipun.

Pelatihan IPP - Paket 1


ETIOLOGI
Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit T-helper secara progresif dan
menimbulkan imunodefisiensi serta untuk selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik
oleh kuman,jamur, virus dan parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi
seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup.
Badan penderita akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus AIDS dengan jalan
membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi
virus tersebut dengan cara-cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan
individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang
lain di sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya sedikit yang
menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang perjalanan
sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown.

CITRA USADHA INDONESIA


Pelatihan IPP - Paket 1
Tanda dan Gejala
HIV tidak ditularkan atau disebarkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan
tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum,
gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau
tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA yaitu pengidap HIV atau
AIDS. Sedangkan OHIDA (Orang hidup dengan HIV atau AIDS) yakni keluarga (anak, istri,
suami, ayah, ibu) atau teman-teman pengidap HIV atau AIDS
tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata yang gatal
Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

Pelatihan IPP - Paket 1


PENULARAN

 Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan
pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain bisa juga
ditemukan, misalnya air susu ibu dan juga air liur, tapi jumlahnya sangat sedikit
(Andy, 2011).. Sejumlah 75-85% penularan virus ini terjadi melalui hubungan seks
(5-10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang
tercemar (terutama para pemakai narkoba suntik yang dipakai bergantian), 3-5%
dapat terjadi melalui transfusi darah yang tercemar (Andy, 2011).

Pelatihan IPP - Paket 1


Pelatihan IPP - Paket 1
Pelatihan IPP - Paket 1
Pelatihan IPP - Paket 1
PRINSIP PENULARAN HIV

 Dikenal dengan ESSE :


 EXIT: keluar.
 SUFFICIENT: cukup
 SURVIVE: virusnya hidup
 ENTER: masuk.

 HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup dan dalam


keadaan hidup masuk ke dalam tubuh lain.

Pelatihan IPP - Paket 1


Pelatihan IPP - Paket 1
CEGAH HIV DENGAN

D
B C
A A: Abstinence
B: Be Faithfull
E C: Condom
D: No Drugs
E: Education

Pelatihan IPP - Paket 1


Laporan Kasus
Dikamar Operasi ( instilasi Bedah Sentral )

 
Nama Mahasiswa : marselinus J
Nim : Po7120421038
Tanggal Praktek : 22 November 2021
1. Identitas klien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Prempuan
Umur : 22 tahun
Status : kawin
Agama : Islam
Tanggal masuk : 30 November 2021
Tanggal Pengkajian : 30 November 2021
Riwayat Kesehatan : klien mengatakan punya riwayat hipertensi sejak 5 tahuin
 yang lalu
DX medis : SC + HIV/ AIDS

Pelatihan IPP - Paket 1


2. PROSES KEPERAWATAN
a. Pre Oprasi ( persiapan operasi)
Pada tanggal 30 November 2021 pukul 11: 30 klien Ny. R dibawa dari ruangan perawatan dengan
menggunakan brankar.
1. Keluhan saat pengkajian : saat dilakukan pengkajian pada tanggal 30 -11 -2021 jam 11: 30 klien mengatakan
khawatir atas tindakan operasi klien selalu bertanya tetang penyakitnya, klien tampak apatis dan gelisah
2. Data Fokus
• Keadaan Umum : baik
•Tingkat kesadaran : composmentis
•GCS : E : 4 V: 6 M: 5
•Vital sign
•TD : 120/70 mmhg S: 36,5 C
Nadi : 78x/ M p : 20 x/M
Abdomen
Perkusi : -
Inspeksi : perut tampak lonjong
Auakultasi : terdengar bunyi jantung bayi 120 x/ m

Pelatihan IPP - Paket 1


3. Pemeriksaan penunjang  
•Pemeriksaan laboratorium
•Senin 29-11-2021
NO Kimia Darah Hasil Nilai
Rujukan
1. HIV I Oncoprobe   Non
Reaktif
2. HIV II Colloidal Gold V2   Non
Reaktif
3. HIV III Diagnosfar   Non
Reaktif

4. Persiapan klien
•Klien dipakeakan baju OK
•Bulu pubis dan segitarnya telah dicukur
•Puasa ( mulai dari jam 5 )
•Informt Consent
•Klien terpasang infus RL : 20 TPM

Pelatihan IPP - Paket 1


5. Persiapan Instrumen

a. Persiapan bahan habis pakai


1. Handsccon 6,5/ 7/7,5/8
2. Underped Steril
3.Cairan Nacl 0.9%
b. Alat tidak steril
1. Alas meja dan meja operasi
2. Mesin section
3.Lampu operasi
4. Standar infus
5.Tempat sampah
c. Alat steril
1.Disenfeksi klem
• Duk klem 5
•Pinset anatomis 3
•Mosquito klem pean bengkok 6
•Lengerbeck 2

Pelatihan IPP - Paket 1


Kapan test HIV dilakukan?

Pelatihan IPP - Paket 1


 Set linen
• Duk besar 1
• Duk sedang 1
• Duk kecil 3
• Pelaksanaan operasi
• Operator : dr. Putu ferry, Sp. OG
• Asisten : Fudar Amd. Kep
• Perawat instrumen : Ismail Amd. Kep
• Perawat sirkuler : ria Amd. Kep
• Ahli anastesi : dr muhamad rizal, Sp.An. M.Kes
• Jenis Anestes i : anastesi spinal
• Persiapan diruang penerimaan
 11 : 30 klien berada diruang tansit untuk menunggu dilakukannya tindakan operasi oleh tim
operasi, klien memakai baju operasi

Pelatihan IPP - Paket 1


DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Defisit pengatahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai dengan
 DS: Klien mengatakan khawatir atas tindakan operasi, klien selalu bertanya tentang
kondisi penyakitnya.
 DO : - Klien nampak gelisah
 Klien nampak apatis
 Perut nampak lonjong
 Terdengar bunyi jantung bayi 120x/m
 Ttv :
 TD : 120/ 70 mmhg N : 78X/M
 S: 36,5 C P : 20X/M

Pelatihan IPP - Paket 1


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan ( I. Edukasi kesehatan
terpapar informasi ditandai dengan : keperawatan selama 1x24 12383 ) Obsearvasi
DS:- Klien mengatakan khawatir atas tindakan jam, diharapkan tingkat Observasi 1.Memberikan informasi
operasi klien selalu bertanya tentang penyakitnya pengetahuan meningkat 1.Identifikasi kesiapan dan ketika pasien siap dan
DO: - Klien nampak gelisah ( L.12111) Dengan kemampuan menerima mampu mengoptimalkan
-Klien nampak apatis keriteria hasil : informasi dalam persiapan informasi
-Perut nampak lonjong 1.Kemampuan menjelaskan   Terapeutik
-Terdengar bunyi jantung bayi 120 x/m pengetahuan tentang suatu Terapeutik 1.Untuk menun jang agar
-Ttv topik ( 5) 1.Sediakan materi dan media pencapaian materi dan
TD: 120/80 mmHg 2.Perilaku sesuai dengan pendidikan kesehatan menarik
N: 78 x/m pengetahuan ( 5) 2.Berikan kesempatan untuk 2.Memeberikan kesempatan
S: 36,5 C 3.Pertanyaan tentang masalah bertanya bertanya untuk mengetahui
P: 20 x/m yang dihadapi menurun (5) Edukasi sejauh mana pasien dapat
  1.Jelaskan faktor resiko yang menerima materi
dapat mempengaruhi Edukasi
kesehatan. 1.Sebagai pengetahuan agar
2. ajarkan perilaku hidup Kedepannya lebih berhati hati
bersih dan sehat
 

Pelatihan IPP - Paket 1


IMPLEMENTASI

NO DX HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

1. SELASA Edukasi kesehatan   S: klien mengatakan khawatir atas tindakan


30-11-2021 Observasi operasi dan klien selalu bertanya tentang
  1.Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima penyakitnya
informasi  
Hasil: klien mendengar apa yang disampaikan oleh O: - klien nampak gelisah
petugas -Klien nampak apatis
Terapeutik -Ttv
1.Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan TD: 120/80 mmHg
Hasil: klien menyampaikan informasi tentang penyakit yang N:78 x/m
dialami oleh klien S: 36,5 C
2.Memberikan kesempatan bertanya P: 20 x/m
Hasil: klien bertanya tentang apa yang dialaminya  
Edukasi A: Masalah Tidak Teratasi
1.menjelaskan faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan  
Hasil : klien kooperatif P : lanjutkan Intervensi
2.mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat Observasi
Hasil:klien mengikuti anjuran yang diberikan oleh 1.identifikasi kesiapan dan kemampuan
petugas menerima informasi
Terapeutik
1.sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2.berikan kesempatan bertanya
Edukasi
1.anjurkan perilaku risiko yang
mempengaruhi kesehatan
2.jelaskan faktor resiko yang mempengaruhi
kesehatan

Pelatihan IPP - Paket 1


Intra Operasi ( ruang operasi )

Laporan intra operasi


 Pada pukul 12.15 klien dinaikkan dimeja operasi
 12.17 : perawat anestesi menyiapkan obat, posisi klien untuk dilakukan tindakan anestesi
 13.18 :operator dan aisten operasi mencuci tangan dengan teknik sterilisasi operator dan
asisten operasi memakai jas operasi, selanjutnya memakai sarung tangan steril
 13.25 : asisten operasi mendesinfeksi daerah insisi dengan bethadine () 10 % dimana tubuh
klien ditutup dengan kain steril.
  Abdomen
 Inspeksi: nampak luka operasi didaerah abdomen, panjang luka 20 cm, kedalaman 5 cm, perdaraahan
 TTV
 TD: 100/70 mmHg
 N: 80 x/m
 P: 20 x/m
 Saturasi O2 : 98 %
 14.30 : klien selesai operasi selanjutnya dipindahkan ke RR ( Recovery Room)

Pelatihan IPP - Paket 1


Diagnosa Keperawatan

 Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive ditandai dengan:


Ds: -
Do: - ku sedang
Panjang luka 20 cm
Kedalaman luka 5 cm
Ttv
 Td: 100/70 mmHg
 N: 80 x/m
 P: 20 x/m
saturasi O2: 98 %

Pelatihan IPP - Paket 1


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1 Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi Pencegahan infeksi
invasive keperawatan selama 1x24 Observasi Obsearvasi
Ds: - jam, diharapkan tingkat 1.Monitor tanda dan gejala 1.untuk pengobatan dini
Do: - ku sedang infeksi menurun ( L. infeksi local dan sistemik  
-luka operasi didaerah abdomen 14137 ) dengan kerteria Terapeutik  
-panjang luka 20 cm hasil : 1.Berikan perawatan kulit pada terapeutik
-kedalaman luka 5 cm 1.Kemerhan menurun ( 5 ) area bedema 1.u ntuk menurunkan edema
-ttv 2.Nyeri menurun ( 5 ) 2.Cuci tagan sebelum dan  
Td: 100/70 mmHg 3.Bengkak menurun ( 5 ) sesudah kontak dengan pasien 1.untuk menghindari infeksi
N: 80 x/m 4.Kultur area luka membaik dan lingkungan pasien  
P: 20 x/m ( 5) 3.Pertahankan teknik aseptic 1.meningkatkan penyembuhan
Saturasi O2: 98 % 5.Kebersihan badan meningkat pada pasien berisiko tinggi dan menghindari infeksi pada
( 5) Edukasi luka
Periode mengigil menurun ( 5 1.Jelaskan tanda dan gejala Edukasi
infeksi 1.untuk mengetahui tindakan
2.ajarkan cara mencuci tangan gejala infeksi
dengan benar untuk menghindari
  infeksi

Pelatihan IPP - Paket 1


IMPLEMENTASI
NO DX HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

1. SELASA Pencegahan infeksi   S: -


30-11-2021 Observasi  
  1.memonitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik O: - ku sedang
Hasil: terdapat edema 1.nampak luka operasi di abdomen
Terapeutik 2.panjang luka 20 cm
1.mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan 3.kedalaman luka 5 cm
lingkungan 4.Ttv
Hasil: sebelum dan sesudah kontak dengan pasien petugas TD: 100/70 mmHg
mencuci tangan N:80 x/m
1.mempertahankan teknik aseptik pada beresiko tinggi P: 20 x/m
Hasil: melakukan teknik dreeping di daerah insisi dengan Saturasi O2: 98 %
menggunakan bethadfine dan alcohol A: Masalah Tidak Teratasi
Edukasi  
1.menjelaskan tanda dan gejala infeksi P : lanjutkan Intervensi
hasil: klien mengerti apa yang disampaikan oleh petugas Observasi
1.menganjurkan cara mencuci tangan dengan benar 1.monitor tanda dan gejala infeksi local dan
hasil: klien tampak kooperatif sistemik
Terapeutik
1.cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan
2.pertahankan teknik aseptik pada beresiko
tinggi
Edukasi
1.jelaskan tanda dan gejala infeksi
2.anjurkan cara mencuci tangan dengan benar

Pelatihan IPP - Paket 1


B. POST OPERASI
 Operasi selesai pada pukul 14.30 dan pasien dipindahkan ke RR dengan menggunakan brankar
dengan posisi aman
• Data Fokus
 Ds:klien mengatakan menggigil pasca operasi
 Do: - kulit teraba dingin
 Nampak menggigil
 Luka operasi di daerah abdomen
 Kedalaman luka 5 cm
 Ttv
 Td: 110/70 mmHg
 N: 80 x/m
 S: 35 C
 P: 20 x/m

Pelatihan IPP - Paket 1


DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Hipotermi berhubungan dengan efek agen farmakologis ( pengaruh obat bius )


ditandai dengan :
 Ds: klien mengatakan menggigil
 Do: - kulit teraba dingin
 Nampak menggigil
 Luka post operasi didaerah abdomen
 Panjang luka 20 cm
 Kedalaman luka 5 cm
 Ttv
 Td: 110/70 mmHg
 N: 80 x/m
 S: 35 C
 P: 20 x/m

Pelatihan IPP - Paket 1


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL

1 Hipotermi berhubungan dengan efek Setelah dilakukan tindakan Manajemn Hipotermia( I.14507 ) Manajemen Hipotermia
agen farmakologis keperawatan selama 1x24 jam, Observasi Obsearvasi
termoregulasi membaik ( L. 1.monitor suhu tubuh
Ds: - klien mengatakan menggigil 1.untuk menegtahui kenaikan
14134 ) dengan kriteria hasil :
Do: - kulit teraba dingin 2.monitor tanda dan gejala akibat ataupun menurun suhu tubuh
1. menggigil menurun ( 1 )
-kulit teraba dingin hipotermia (hipotermia ringan: takipnea 2.untuk mengetahui tanda dan
2.pucat menurun ( 1 )
-nampak menggigil disartria,menggigil, hipertensi, diuresis: gejala akibat hipotermia
3.suhu tubuh membaik ( 5 )
-luka operasi didaerah abdomen aritmia, hipotensi,apatis,  
4.suhu kulit membaik ( 5 )
-panjang luka 20 cm koagolopati.reflek menurun;  
tekanan darah membaik ( 5 )
-kedalaman luka 5 cm Trepeutik  
-ttv 1.sediakan lingkunganyang hangat  
Td: 110/70 mmHg 2.lakukan penghangatan pasif ( mis. terapeutik
N: 80 x/m Selimut,menutup kepala,pakaian tebal 1.untuk memberikan
S: 35 C Edukasi lingkungan yang nyaman bagi
P: 20 x/m 3.anjurkan makan/minum hangat pasien hipotermia
Saturasi O2: 98 %   2. untuk memberikan rasa
hangat kepada pasien
hipotermia
 
Edukasi
1.Untuk memberikan
kenyamanan pada klien

Pelatihan IPP - Paket 1


IMPLEMENTASI
NO HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
DX
1. SELASA Manajemen Hipotermia   S: - klien mengatakan menggigil
30-11-2021 Observasi  
  1. Memonitor suhu tubuh O: - kulit teraba dingin
Hasil: 35 C -nampak nampak menggigil
1.Memonitor tanda dan gejala akibat hipotermia Ttv
Hasil: dibawah pengaruh obat bius TD: 110/70 mmHg
Terapeutik N:80 x/m
1.Menyediakan lingkungan yang hangat S: 35 C
Hasil: pasien tampak nyaman P: 20 x/m
1.Melakukan penghangatan pasif Saturasi O2: 98 %
Hasil: melakukan tindakan penghangatan A: Masalah Tidak Teratasi
( Warm Touch)  
Edukasi P : lanjutkan Intervensi
1.Menganjurkan makan/minum hangat Observasi
Hasil: klien mengikuti arahan dari petugas 1.monitor suhu tubuh
2.monitor tanda dan gejala akibat
hipotermia
Terapeutik
1.sediakan lingkungan yang hyangat
2.lakukan penghangatan pasif
Edukasi
1.anjurkan makan/minum hangat
 

Pelatihan IPP - Paket 1


DEFISIT PENGATAHUAN

 Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang


berkaitan dengan topik tertentu dengan tidak menunjukkan respons, perubahan,
atau pola disfungsi manusia, tetapi lebih sebagai suatu etiologi atau faktor
penunjang yang dapat menambah suatu variasi respons (PPNI, 2016).
 Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,penciuman, perasa, dan
peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domainyang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Pelatihan IPP - Paket 1


JURNAL
 Adapun jurnal yang kami angkat adalah PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS
PADA IBU RUMAH TANGGA kami mengambil dari diagnosa pre operasi defist pengatahuan berhubugan
dengan kurang terpapar informasi .
 Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyebab penyakit Acquired Immunodeficiency
Syndrome (AIDS) dengan cara menyerang sel darah putih sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia. Kasus HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, dengan jumlah orang yang dilaporkan jauh
lebih sedikit dibandingkan dengan yang sebenarnya. Hal ini terlihat dari jumlah kasus AIDS yang
dilaporkan setiap tahunnya sangat meningkat secara signifikan. Di seluruh dunia, setiap hari diperkirakan
sekitar 2000 anak di bawah 15 tahun tertular HIV dan sekitar 1400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal
dunia, serta menginfeksi lebih dari 6000 orang berusia produktif (Purwaningsih, 2008). Berdasarkan hasil
statistik kasus HIV/ AIDS yang dilaporkan oleh Ditjen Pengendalian Penyakit (PP) dan Penyehatan
Lingkungan (PL) Kemenkes RI tahun 2013, jumlah kasus HIV/ AIDS di Provinsi Kalimantan Selatan
tahun 2013 adalah sebanyak 227 kasus HIV dan AIDS sebanyak 134 kasus menempati urutan ke-28
dengan kasus tertinggi di Kabupaten Tanah Bumbu sebanyak 189 orang kasus HIV dan tertinggi kedua
kasus AIDS sebanyak 30 orang dari semua Kabupaten di Kalimantan Selatan

Pelatihan IPP - Paket 1


 Data ini mengindikasikan besarnya risiko perilaku seksual laki-laki yang berganti ganti pasangan terutama
terhadap istrinya sendiri. Hal ini semakin memperburuk kondisi perempuan, terutama ketika mereka
terinfeksi HIV/AIDS meskipun dari suaminya sendiri (Dalimoenthe, 2011). Distribusi frekuensi
pengetahuan umum tentang HIV/AIDS pada responden yang memiliki suami bekerja sebagai sopir di
Kabupaten Tanah Bumbu dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu pengetahuan rendah dan tinggi. Tabel
1 menunjukkan bahwa dari 40 responden yang memiliki suami bekerja sebagai sopir terdapat 20
responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah yaitu 20 responden (50%) dan tingkat pengetahuan
tinggi yaitu 20 responden (50%). Distribusi frekuensi sikap Terhadap HIV/AIDS pada responden yang
memiliki suami bekerja sebagai sopir di Kabupaten Tanah Bumbu
 Hubungan antara pengetahuan umum HIV/AIDS dan upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Tanah
Bumbu dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 40 responden yang memiliki suami
bekerja sebagai sopir di Kabupaten Tanah Bumbu, diketahui bahwa sebagian besar responden yang
memiliki tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS rendah upaya pencegahan juga tergolong rendah sebesar
19 responden (87%). Hasil chi-square test didapat bahwa p-value sebesar 0,000 atau Ho ditolak yang
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan umum tentang HIV/ AIDS pada ibu rumah
tangga yang memiliki suami pekerja sopir antar kota dengan upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten
Tanah Bumbu. Presentase yang tidak menggunakan layanan VCT sebagai tindakan upaya pencegahan
lebih tinggi pada kelompok yang

Pelatihan IPP - Paket 1


 tingkat pengetahuan rendah dibandingkan dengan yang tingkat pengetahuan VCT tinggi.
Perbedaan ini secara statistik sangat-sangat signifikan (p<0,001). Selain itu menurut teori
Lawrence green juga mengemukakan bahwa salah satu faktor seseorang bertindak sehat
adalah pengetahuan.
 Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang HI/AIDS rendah yaitu 20 responden
(50%) dan tingkat pengetahuan tentang HI/AIDS tinggi yaitu 20 responden (50%). Dimana
Sebagian besar responden memiliki sikap kategori baik yaitu 37 responden (92.5%) dan upaya
pencegahan HIV/AIDS rendah yaitu 26 responden (65%). Dalam penelitian diketahui ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan umum tentang HIV/AIDS pada ibu rumah
tangga yang memiliki suami pekerja sopir antar kota dengan upaya pencegahan HIV/AIDS di
Kabupaten Tanah Bumbu (p-value 0,000) dengan nilai odds ratio sebesar 35.2. Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara sikap yang dimiliki ibu rumah tangga yang memiliki suami
pekerja sopir antar kota dengan upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Tanah Bumbu p-
value 0,539.
  

Pelatihan IPP - Paket 1


KESIMPULAN

 Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.


HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya
ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda
(retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel
tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi.Virus HIV
ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang
pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat
ringan sekalipun.
 Defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif
yang berkaitan dengan topik tertentu dengan tidak menunjukkan respons,
perubahan, atau pola disfungsi manusia, tetapi lebih sebagai suatu etiologi atau
faktor penunjang yang dapat menambah suatu variasi respons (PPNI, 2016).

Pelatihan IPP - Paket 1


TUNTUTLAH ILMU DISAAT KAMU MISKIN IA AKAN MENJADI
HARTAMU. DISAAT KAMU KAYA, IA AKAN MENJADI PERHIASANMU

TERIMAKASIH

Pelatihan IPP - Paket 1

Anda mungkin juga menyukai