Anda di halaman 1dari 10

cover

PERCOBAAN 6

PENETAPAN INDEKS PENGEMBANGAN (​SWELLING INDEX)

I. Tujuan
Mengenal dan memahami prinsip penetapan indeks pengembangan

(​swelling index)​ .

II. Prinsip
● Masuknya air kedalam sel bahan nantinya akan berinteraksi dengan

senyawa yang mempunyai sifat mudah mengembang, sehingga terjadilah

proses pengembangan.

● Terjadinya proses pengembangan biasanya disertai denngan perubahan

fasa cair menjadi lebih kental.

III. Teori
III.1. ​Indeks Pengembangan

Indeks pengembangan didefinisikan sebagai volume dalam mL yang

diambil dari pengembangan 1 gram bahan dalam kondisi tertentu. Pemelitian

didasarkan pada penambahan air terhadap simplisia (rajangan atau serbuk).

Dengan menggunakan gelas uur berskala bahan dikocok berulang selama satu

jam dan biarkan selama waktu tertentu. Volume campurans dalam mL kemudian

dibaca. Banyak simplisia tumbuhan memiliki aktifitas karena kemampuan nya

untuk mengembang, terutama tumbuhan yang mengandung gom, mucilago,

pektin dan hemiselulosa (Ditjen POM, 1979).


Senyawa yang mudah mengembang :

1. Gom adalah polisakarida yang di hasilkan dari penyadapan getah atau

eksudat tanaman. Gom akan membentuk gel apabila bercampur dengan

2. air, karena mempunyai kelarutan yang tinggi terhadap air.

3. Musilago adalah polisakarida non selulosa yang di temukan tercampur

dengan endosperma biji- bijian. Musilago adalah hidrokoloid yang stabil.

4. Pektin adalah segolongan polimer polisakarida yang di peroleh dari

dinding sel tumbuhan darat. Wujud pectin yang di ekstrak adalah bubuk

putih hingga cokelat terang. Pectin dari sel tumbuhan merupakan

penyusun lamella tengah, yang merupakan lapisan penyusun dinding sel.

5. Hemiselulosa ​adalah polisakarida yang mengisi ruang antara serat-serat

selulosa dalam dinding sel tumbuhan. Hemiselulosa dapat di ekstraksi

dalam larutan basa alkalis. Hemiselulosa merupakan senyawa

pembentuk selulosa. Monomer penyusun selulosa biasanya adalah rantai

D-glukosa, di tambah dengan berbagai bentuk monosakarida yang

terdapat pada rantai. Baik sebagai cabang atau mata rantai (Ditjen POM,

1979).

III.2. Deskripsi Umum Simplisia

Rumput Laut (​Kappaphycus alvarezii​) ​Seaweed dalam dunia

perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia ilmu
pengetahuan diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa latin

yaitu algor yang berarti dingin. Ganggang laut adalah tanaman tingkat rendah

yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun.

Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya

merupakan bentuk thallus belaka. Bentuk thallus ganggang laut bermacam

macam, ada yang bulat seperti tabung, kantung, rambut, dan sebagainya

(Duddington, 1971).

Kappaphycus alvarezii adalah salah satu jenis rumput laut dari kelas

Rhodophyceae (ganggang merah) dan merupakan salah satu carragenophytes,

yaitu rumput laut penghasil karagenan. Karagenan merupakan senyawa

polisakarida yang dapat terekstraksi dengan air panas untuk membentuk gel.

Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan

pasta yang baik (Winarno 1990).

Menurut Atmadja W. S dkk (1996), rumput laut yang dalam bahasa

Inggris disebut “seaweed” adalah alga makro yang bersifat bentik dan termasuk

tumbuhan tingkat rendah Thallophyta.

Tumbuhan tersebut mempunyai sistem morfologi dan reproduksi

tersendiri yang umumnya berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi tumbuhan

berbunga yang biasa hidup di darat. ​Rumput laut merupakan ganggang yang

hidup di laut dan tergolong dalam divisio thallophyta. Keseluruhan dari tanaman

ini merupakan batang yang dikenal dengan sebutan thallus, bentuk thallus

rumput laut ada bermacam-macam ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng,
bulat seperti kantong, rambut dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang tersusun

hanya oleh satu sel (uniseluler) atau banyak sel multiselule (Soegiarto et al,

1978).

Rumput laut jenis ​Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu

carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karagenan, yang berupa senyawa

polisakarida. Karagenan dapat terekstraksi dengan air panas yang mempunyai

kemampuan untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini

dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk ke dalam

golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin starch (Winarno, 1990).

Klasifikasi rumput laut jenis ​Kappaphycus alvarezii menurut Doty

(1986) ​dalam ​atmadja ​et al.​( 1996). Gambar rumput laut ​Kappaphycus alvarezii.​

Kingdom : Plantae

Divisi : Rhodophita

Kelas : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Solieriacceae

Genus : ​Kappaphycus

Spesies : ​Kappaphycus alvarezii


Morfologi dari ​ciri fisik yang dimilki spesies ini

diantaranya ​Thallus​ yang kasar, agak pipih dan bercabang teratur, yaitu

bercabang dua atau tiga, ujung-ujung percabangan ada yang runcing dan tumpul

dengan permukaan bergerigi, agak kasar dan berbintil-bintil (Afrianto dan

Liviani 1933 ​dalam​ Syukron 2009).

Kappaphycus alvarezii​ tumbuh melekat kesubstrat dengan alat perekat

berupa cakram. Cabang cabang pertama dan kedua tumbuh membentuk rumpun

yang rimbun dengan cirri khusus mngarah kearah datangnya sinar matahari.

Cabang cabang tersebut ada yang memanjang atau melengkung seperti tanduk (

Atmadja ​. ​1996).

IV. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Gelas kimia Akuades
Gelas ukur bertutup Kappaphycus alvarezii​ ​(agar-agar)
Neraca analitik Kertas perkamen
Penangas air
Penggaris
Stop watch
Vortex
V. Prosedur
Disiapkan gelas kimia bersih, kemudian dimasukkan sebanyak 75 ml

akuades. Gelas kimia berisi akuades dipanaskan pada penangas air. Ditimbang

0,5 gram ​Kappaphycus​, dimasukkan ke dalam labu ukur bertutup. Kemudian

ditambahkan 25 ml aquadest panas dan dikocok dengan seksama setiap interval

waktu 10 menit selama 1 jam (6x pengocokan) dengan menggunakan vortex.

Setelah itu, dihitung volume yang didapat pada akhir setiap pengocokan dan

dihitung rata-rata volume pengembangan masing-masing tabung, dikalkulasikan

terhadap 0,5 gram bahan uji. Prosedur dilakukan duplo.

VI. Data Pengamatan dan Perhitungan


A. Data Pengamatan

Nama Simplisia : Rumput laut (agar – agar)

Nama Latin Simplisia : ​Kappaphycus alvarezii​ ​thallus

Nama Latin Tumbuhan : ​Kappaphycus alvarezii

Gambar Keterangan
Simplisia agar – agar
(​Kappaphycus alvarezii)
Warna krem sedikit merah muda,
tidak berbau, tekstur kasar dan
kering.
Simplisia dimasukkan kedalam
labu ukur bertutup

Simplisia setelah ditambah air di


dalam labu ukur bertutup

● Tinggi Simplisia

Tabung 1 : 1,8 cm

Tabung 2 : 1,7 cm

● Tinggi Simplisia + Akuades

Sebelu Tabun Ketinggia Sesuda Ketinggia


m g n h Tabung n
vortex ke ( cm ) vortex ke ( cm )
1 4,5 1 4,4
1 1
2 4,5 2 4,4
1 4,6 1 4,4
2 2
2 4,5 2 4,3
1 4,4 1 4,3
3 3
2 4,4 2 4,3
1 4,4 1 4,4
4 4
2 4,4 2 4,4
1 4,2 1 4,2
5 5
2 4,2 2 4,3
1 4,4 1 4,4
6 6
2 4,2 2 4,4
● Tinggi Simplisia + akuades setelah 6x pengocokan : 4,4 cm
B. Perhitungan
0,1+(−0,2)+0+(−0,2)+0,2+0
● Rata-rata pengembangan 1 : 6

1
=˗ 6 = ˗ 0,017 cm

V awal
● % Indeks Pengembangan 1 : V akhir ×100%

4,5
= 4,4
×100%

= ​102,27 %
0+(−0,1)+0+(−0,2)+0+0,2
● Rata-rata pengembangan 2 : 6

1
=˗ 6 = ˗ 0,017 cm

V awal
● % Indeks Pengembangan 2 : V akhir ×100%

4,5
= 4,4
×100%

= ​102,27 %

VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
IX. Daftar Pustaka
​ yukron. 2009. ​Morfologi Rumput Laut
Afrianto dan Liviani. 1933 ​dalam S

​ appaphycus alvarezii) dengan Jenis Beragam di Perairan Indonesia.


(K

​ niversitas Lampung
Lampung : ​ U

Atmadja ​et al. 1​ 996. ​Morfologi Rumput Laut (​Kappaphycus alvarezii).

​ niversitas Yogyakarta
Yogyakarta :​ U

Ditjen POM. 1979. ​Materi Medika Indonesia​. Jilid III. Jakarta: Depkes RI.

​ tmadja 1996.
Doty 1986 ​dalam A ​Klasifikasi Rumput Laut (​Kappaphycus
alvarezii) .​ Yogyakarta : Universitas Yogyakarta

​ appaphycus alvarezii) pada


Duddington, 197 .​Budidaya Rumput Laut (K

Perairan Air Laut.​ Semarang : Universitas Negri Semarang

Soegiarto et al. 1978. ​Budidaya Rumput Laut ​(Kappaphycus alvarezii) pada

​ ampung : Universitas Lampung


Perairan Air Laut. L

​ appaphycus alvarezii)
Winarno 1990. ​Morfologi dan Budidaya Rumput Laut (K

pada Perairan Lau​t. Semarang : Universitas Negri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai