Anda di halaman 1dari 12

Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah) 1

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE


PENEMUAN TERBIMBING DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN
KEAKTIFAN SISWA MAN YOGYAKARTA
EFFECTIVENESS OF MATHEMATICS LEARNING THROUGH GUIDED DISCOVERY
METHOD REVIEWED FROM MAN YOGYAKARTA STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT
AND ACTIVITIES

Oleh: Ilma Rizki Nur Afifah1), Endang Listyani, M.S.2)


1)2)
Prodi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
1)
ilmarizki16@gmail.com, 2)listy_matuny@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran penemuan terbimbing ditinjau dari
prestasi belajar dan kekatifan siswa. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan desain Pretest-
Posttest Control Group Design. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas X MAN Yogyakarta 2 tahun
ajaran 2015/2016. Sampel terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan
perlakuan pembelajaran metode penemuan terbimbing dengan pendekatan saintifik dan kelas X MIPA 2 yang
mendapatkan perlakuan pembelajaran metode ekspositori dengan pendekatan saintifik sebagai kelas control.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes untuk mengukur kemampuan prestasi
belajar siswa yang terdiri dari soal pretest dan posttest dan instrumen nontes yang berupa lembar observasi
untuk mendeskripsikan keaktifan siswa dan mengamati keterlaksanaan pembelajaran yang digunakan peneliti.
Hasil penelitian ditinjau dari prestasi belajar siswa MAN Yogyakarta 2 menunjukkan bahwa: 1)
pembelajaran matematika melalui metode penemuan terbimbing efektif, 2) pembelajaran matematika melalui
metode ekspositori efektif, 3) pembelajaran metematika melalui metode penemuan terbimbing lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran metematika melalui metode ekspositori. Adapun jika ditinjau dari keaktifan
siswa MAN Yogyakarta 2 menunjukkan bahwa: 4) pembelajaran matematika melalui metode penemuan terbimbing
efektif, 5) pembelajaran matematika melalui metode ekspositori tidak efektif, 6) pembelajaran metematika melalui
metode penemuan terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran metematika melalui metode
ekspositori.

Kata kunci: keaktifan, pembelajaran metode ekspositori, pembelajaran metode penemuan terbimbing, prestasi
belajar

Abstract
This study aimed to test the effectiveness of guided discovery learning method reviewed from students’
learning achievement and activeness. This study used a quasi-experimental with pretest–posttest control group
design. Its population is all tenth grade students in MAN Yogyakarta 2. Its samples are students of class X MIPA 1
as the experiment class which get guided discovery learning methods with scientific approach and class X MIPA 2
as the control class which get expository learning method with scientific approach. The instruments used in this
study are test instrument that consists of pretest and posttest to measure learning achievement and non-test
instrument that consists of observation sheet to describe student activeness and observe learning process.
The results of this study reviewed from MAN Yogyakarta students’ learning achievement are: (1)
mathematics learning through guided discovery method is effective, (2) mathematics learning through expository
method is effective, (3) mathematics learning through guided discovery method is more effective than mathematics
learning through expository method. While if the review of MAN Yogyakarta students’ activeness are: (1)
mathematics learning through guided discovery method is effective, (2) mathematics learning through expository
method is not effective, (3) mathematics learning through guided discovery method is more effective than
mathematics learning through expository method.

Key words: activities, expository learning method, guided discovery learning method, learning achievement
2 Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
PENDAHULUAN matematika, salah satunya yaitu keaktifan siswa.
Matematika merupakan ilmu dasar yang Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
memiliki peranan penting dalam proses merupakan keterlibatan siswa dalam mengikuti
kehidupan manusia. Sebagai ilmu dasar, proses pembelajaran baik secara kognitif maupun
matematika digunakan untuk mengembangkan afektif. Sikap aktif selama proses pembelajaran
cabang ilmu pengetahuan yang lain seperti fisika, tersebut dapat menguatkan pemahaman materi
kimia, biologi, teknik, dan geografi dengan sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar
menerapkan prinsip kalkulus, aljabar, geometri, siswa (Syaiful Sagala, 2010:59)
maupun statistika dalam pengembangannya. Oleh karena itu, matematika perlu diajarkan
Muijis dan Reynolds (2005:212) mengungkapkan melalui proses pembelajaran yang baik. Guru
"Mathemathics is also a prime vehicle for sebagai fasilitator perlu memilih dan menentukan
developing children's logical thinking and higher metode pembelajaran yang tepat yang akan
order cognitive skills." Artinya kemampuan digunakan. Penentuan metode pembelajaran perlu
berpikir logis dan ketrampilan kognitif tingkat disesuaikan dengan kurikulum, potensi,
tinggi dapat dipelajari melalui matematika. karakteristik, dan kondisi siswa diantaranya
Matematika juga menjadi salah satu mata beban belajar, materi ajar, fasilitas siswa,
pelajaran yang harus dipelajari dan sebagai kemampuan siswa baik secara individu maupun
penentu kelulusan untuk jenjang pendidikan SD, kelompok. Penentuan metode yang tepat dapat
SMP, dan SMA baik kelas peminatan IPA, IPS, berpengaruh pada kualitas prestasi belajar siswa
Bahasa, atau Agama. Bahkan di perguruan tinggi, dan proses belajar mengajar yang aktif, salah
matematika menjadi salah satu mata kuliah yang satunya melalui metode penemuan terbimbing.
wajib ditempuh di berbagai program studi. Metode penemuan terbimbing adalah
Sehingga metode pembelajaran matematika perlu metode pembelajaran yang berpusat pada siswa,
untuk selalu dikembangkan agar siswa dapat tidak seperti metode ekspositori yang lebih
menguasai matematika dengan baik. cenderung berpusat pada guru. Metode ini
Namun kebanyakan siswa masih dirancang sedemikian rupa sehingga siswanya
menganggap matematika sebagai mata pelajaran dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-
yang sulit. Hal itu berdampak buruk terhadap prinsip matematika dengan kemampuan yang
prestasi belajar siswa. Padahal prestasi belajar dimiliki, sehingga siswa mengontruksikan
merupakan hal penting karena digunakan sebagai pengetahuannya sendiri dengan bimbingan dan
indikator kualitas pengetahuan dan ketrampilan petunjuk guru. Melalui metode penemuan
yang telah dikuasai siswa. terbimbing, siswa dapat aktif terlibat dalam
Penguasaan siswa terhadap matematika menemukan sendiri suatu konsep. Siswa juga
dapat dilihat dari proses pembelajaran diharapkan mampu memahami konsep dengan
berlangsung. Sikap dan usaha siswa untuk lebih baik dan tahan lama sehingga mampu
memperoleh pengetahuan dapat dijadikan sebagai mengaplikasikan ke dalam konteks yang lain.
tolok ukur keberhasilan pembelajaran
Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
3
Langkah-langkah metode pembelajaran belajar siswa MAN Yogyakarta 2, (6) menguji
penemuan terbimbing yang digunakan dalam manakah yang lebih efektif antara metode
penelitian ini adalah penyajian masalah, penemuan terbimbing dan metode ekspositori
identifikasi masalah, pengumpulan data, ditinjau dari keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2.
pengolahan data, pembuktian, dan penarikan Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu :
kesimpulan. Sedangkan langkah-langkah metode (1) pembelajaran matematika melalui metode
pembelajaran ekspositori adalah persiapan, penemuan terbimbing efektif ditinjau dari prestasi
penjelasan materi secara terstruktur, tanya jawab belajar siswa MAN Yogyakarta 2, (2)
dan diskusi, panarikan kesimpulan, dan latihan pembelajaran matematika melalui metode
soal. ekspositori efektif ditinjau dari prestasi belajar
Sesuai dengan kajian penelitian, metode siswa MAN Yogyakarta 2, (3) pembelajaran
penemuan cocok untuk untuk siswa yang sudah matematika melalui metode penemuan
menguasai konsep dasar materi yang dipelajari. terbimbing efektif ditinjau dari keaktifan siswa
Sedangkan untuk siswa yang konsep dasarnya MAN Yogyakarta 2, (4) pembelajaran
masih rendah (seperti di MAN Yogyakarta 2) matematika melalui metode ekspositori efektif
perlu adanya bimbingan. Untuk membuktikan hal ditinjau dari keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2,
ini, perlu dilakukan uji coba. Melalui uji coba ini (5) pembelajaran matematika melalui metode
diduga metode penemuan terbimbing lebih efektif penemuan terbimbing lebih efektif jika
digunakan dalam pembelajaran matematika dibandingkan dengan pembelajaran matematika
dibandingkan dengan metode ekspositori ditinjau melalui metode ekspositori ditinjau dari prestasi
dari prestasi belajar dan keaktifan siswa MAN belajar siswa MAN Yogyakarta 2, (6)
Yogyakarta 2. pembelajaran matematika melalui metode
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian penemuan terbimbing lebih efektif jika
ini adalah untuk: (1) menguji pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran matematika
matematika melalui metode penemuan melalui metode ekspositori ditinjau dari keaktifan
terbimbing ditinjau dari prestasi belajar siswa siswa MAN Yogyakarta 2.
MAN Yogyakarta 2, (2) menguji pembelajaran
matematika melalui metode penemuan METODE PENELITIAN
terbimbing ditinjau dari keaktifan siswa MAN Jenis Penelitian
Yogyakarta 2, (3) menguji pembelajaran Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu
matematika melalui metode ekspositori ditinjau (quasi experiment).
dari prestasi belajar siswa MAN Yogyakarta 2,
Waktu dan Tempat Penelitian
(4) menguji pembelajaran matematika melalui
Penelitian ini dilakukan di MAN
metode ekspositori ditinjau dari keaktifan siswa
Yogyakarta 2 yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad
MAN Yogyakarta 2, (5) menguji manakah yang
Dahlan 130, Kota Yogyakarta pada 12-18
lebih efektif antara metode penemuan terbimbing
November 2015.
dan metode ekspositori ditinjau dari prestasi
4 Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
Populasi dan Sampel Penelitian pembelajaran. Pengumpulan data tes dilakukan
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh untuk memperoleh data prestasi siswa sebelum
siswa kelas X MAN Yogyakarta 2, tahun ajaran dan sesudah diberi perlakuan. Pengumpulan data
2014/2015 yang terdiri dari 8 kelas. Sampel nontes meliputi data observasi keaktifan siswa
dalam penelitian diambil secara acak yang terdiri dan observasi keterlaksanaan yang dilakukan
dari 2 kelas X MAN Yogyakarta 2, yaitu kelas X selama pembelajaran berlangsung.
MIPA 1 berjumlah 32 siswa sebagai kelas
Teknik Analisis Data
eksperimen dan kelas X MIPA 2 berjumlah 32 Analisis yang dilakukan terdiri dari dua
siswa sebagai kelas kontrol. tahap yaitu deskripsi keterlaksanaan
Variabel pembelajaran, data keaktifan, dan data prestasi
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah belajar siswa. Deskripsi data prestasi belajar
metode pembelajaran yang terdiri dari metode terdiri dari deskripsi awal dan deskripsi akhir.
penemuan terbimbing dengan pendekatan Deskrispsi awal terdiri dari uji normalitas dan uji
saintifik untuk kelompok eksperimen dan metode homogenitas.
pembelajaran ekspositori dengan pendekatan Uji normalitas dilakukan menggunakan
saintifik untuk kelompok kontrol. Variabel terikat Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi
dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan 0,05. Uji homogenitas dilakukan menggunakan
keaktifan siswa. Variabel kontrol dalam Levene’s dengan taraf signifikansi 0,05.
penelitian ini adalah perangkat pembelajaran, Deskrispsi akhir yang dilakukan berupa uji
alokasi waktu, dan pengajar. hipotesis. Untuk mengetahui keefektifan dari
Desain Penelitian masing-masing metode pembelajaran digunakan
Penelitian ini menggunakan desain pretest- uji one sample t-test. Selanjutnya, dilakukan uji
posttest control group design. Desain penelitian perbandingan antara metode penemuan
ini disajikan pada Tabel 1 berikut. terbimbing dan metode ekspositori dengan uji
rata-rata independent sample t-test. Semua uji
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelompok Pretest Metode penemuan Posttest dilakukan dengan bantuan IBM SPSS Statistics
Eksperimen terbimbing dengan 21.
(E) pendekatan
saintifik Keefektifan metode pembelajaran
Kelompok Pretest Metode ekspositori Posttest
Kontrol (K) dengan pendekatan ditentukan berdasarkan indeks keefektifan, yaitu
saintifik
mencapai skor 72 (Kriteria Ketuntasan Minimal)
untuk variabel prestasi belajar dan 60 (kategori
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
tinggi) untuk variabel keaktifan siswa. Kriteria ini
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
berdasarkan tabel 2 tentang kategori keaktifan
ini adalah instrumen tes dan instrumen nontes.
siswa berikut.
Instrumen tes berupa soal pretest dan posttest.
Sedangkan instrumen nontes berupa lembar
observasi keaktifan siswa dan keterlaksanaan
Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
5
Tabel 2. Kategori Keaktifan Siswa pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari
Interval Persentase (%) Kriteria
empat observer yang kemudian dihitung skor
Sangat tinggi
Tinggi rata-rata keaktifan siswa baik pada kelompok
Sedang eksperimen maupun kelompok kontrol. Berikut
Rendah
Sangat rendah disajikan diagram data skor hasil observasi
keaktifan siswa per aspek untuk kelompok

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN eksperimen dan kelompok kontrol.

HASIL PENELITIAN Gambar 1. Diagram data skor hasil observasi


keaktifan siswa (per aspek)
Data Prestasi Belajar Siswa
93,23% 92,97%
Skor prestasi belajar siswa diperoleh dari 88,28%
85,16%
67,08% 71,09%
hasil pretest dan posttest. Pretest dilakukan
51,04%
42,97%
sebelum diberikan perlakuan yang bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Sedangkan posttest dilakukan setelah diberikan
perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui Visual Oral Listening Writing
activities activities activities activities
prestasi belajar siswa setelah perlakuan. Berikut
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
disajikan tabel tentang statistik data prestasi
belaar siswa untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Berdasarkan gambar 1, diketahui bahwa
rata-rata setiap aspek keaktifan siswa pada
Tabel 3. Statistik Data Prestasi Belajar Siswa
Skor Kelompok E Kelompok K kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan
Statistik Pretest Posttest Pretest Posttest dengan kelompok kontrol.
Minimum 25 65 25 50
Maksimum 55 100 55 100
PEMBAHASAN
Rata-rata 40,63 83,59 39,38 77,56
SD 7,156 9,090 8,684 12,407
Deskripsi Pelaksanaan
Variansi 51,210 82,636 75,403 153,931
Ketuntasan 0% 90,62% 0% 68,75%
Proses pembelajaran pada kedua kelas
Berdasarkan tabel 3, prestasi belajar siswa dilakukan dengan mengacu pada rencana
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat
mengalami peningkatan setelah diberikan dengan menggunakan pendekatan saintifik dan
perlakuan. Skor rata-rata dan standar deviasi yang disesuaikan dengan metode pembelajaran
diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari masing-masing kelompok. Penelitian diawali
pada yang diperoleh kelompok kontrol baik untuk dengan pemberian pretest yang terdiri dari soal
data pretest maupun posttest. pilihan ganda untuk mengukur kemampuan
prestasi awal siswa dan diakhiri pemberian
Data Keaktifan Siswa
posttest yang terdiri dari soal pilihan ganda untuk
Skor keaktifan siswa diperoleh dari skor
mengetahui efektivitas kedua metode
hasil observasi keaktifan siswa selama
pembelajaran pada kedua kelompok tersebut.
6 Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
Terdapat enam kali pertemuan dengan rincian Sedangkan uji homogenitas dimaksudkan
satu kali pretest, empat kali tatap muka, dan satu untuk menguji kesamaan variansi masing-masing
kali posttest. variabel dependen secara terpisah. Hasil uji
homogenitas adalah sebagai berikut.
Selain itu, pada saat pembelajaran, observer
menilai keaktifan siswa secara berkelompok Tabel 5. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas
berdasarkan lembar observasi keaktifan siswa Data
Sig. Interpretasi
yang telah disediakan untuk mengukur keaktifan Pretest 0,085 diterima
siswa selama pembelajaran berlangsung. Posttest 0,100 diterima
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai
Berdasarkan perhitungan skor
signifikasi hasil uji homogenitas yang diperoleh
keterlaksanaan pembelajaran, dapat dilihat bahwa
untuk variabel prestasi belajar lebih dari 0,05
persentase keterlaksanaan pembelajaran
yakni 0,085 untuk data pretest dan 0,100 untuk
matematika untuk kelompok eksperimen adalah
data posttest. Artinya variansi kedua kelompok
96,05% dan kelompok kontrol adalah 94,44%
homogen.
yang keduanya termasuk dalam kriteria sangat
tinggi. Artinya secara keseluruhan, kegiatan Keefektifan Pembelajaran Matematika
Melalui Metode Penemuan Terbimbing
pembelajaran pada kedua kelompok berlangsung Ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa
sesuai dengan RPP. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis

Deskripsi Data menggunakan one sample t-test diperoleh nilai

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini

apakah data berasal dari populasi yang berarti pembelajaran matematika dengan metode

berdistribusi normal atau tidak. Analisis penemuan terbimbing efektif ditinjau dari prestasi

normalitas dilakukan terhadap skor variabel belajar siswa MAN Yogyakarta 2.

prestasi belajar. Hasil uji normalitas adalah Metode penemuan terbimbing memiliki
sebagai berikut. prosedur yang memberikan lebih banyak

Tabel 4. Uji Normalitas kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir


Nilai signifikasi dan mengontruksi pengetahuan secara mandiri
Kelompok Data
Sig. Interpretasi
melalui proses penemuan yang dibimbing oleh
Eksperimen Pretest 0,387 diterima
Posttest 0,407 diterima guru. Siswa juga terlibat dalam menemukan
Pretest 0,547 diterima konsep yang diajarkan, sehingga memudahkan
Kontrol
Posttest 0,582 diterima
siswa untuk lebih mengingat konsep tersebut
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa nilai
yang digunakan untuk menyelesaikan soal.
signifikasi untuk data pretest dan posttest pada
Proses pembelajaran penemuan terbimbing
kedua kelompok lebih dari 0,05, maka hasil
membuat siswa aktif, kritis, kreatif, dan
pengukuran prestasi belajar berasal dari populasi
sistematis. Sehingga konsep yang dipelajari lebih
yang berdistribusi normal.
mudah dipahami dan tahan lama diingatan
Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
7
mereka. Sesuai dengan pendapat Borasi, dkk. menanamkan dan menumbuhkan sikap mencari-
(Regine Philippeaux, 2009:33) juga menyatakan temukan.
bahwa matematika berbasis penemuan dipercaya Berdasarkan skor hasil observasi keaktifan
dapat membantu siswa untuk mempelajari siswa kelas eksperimen, nilai rata-rata semua
matematika dengan pengetahuan yang lebih aspek keaktifan mencapai kategori sangat tinggi,
dalam. Hal itu juga terbukti untuk meningkatkan yaitu 80,63%. Hal ini diduga karena dalam
prestasi belajar seperti standar penilaian tes. pelaksanaan pembelajaran metode penemuan
Marzano (Hosnan, 2014:288) juga terbimbing, siswa memiliki banyak kesempatan
mengemukakan bahwa kelebihan metode untuk berinteraksi dengan guru maupun teman
penemuan terbimbing adalah hasil belajar untuk menyampaikan gagasan atau ide mereka.
mempunyai efek transfer yang baik karena Selain itu, dengan metode penemuan terbimbing
pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat. siswa juga terlibat langsung dalam menemukan
Hasil ini juga didukung dengan penelitian konsep yang dipelajari dengan bimbingan dan
Nur Fatayati (2012) dalam skripsinya yang arahan guru.
berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Pada aspek visual activities diperoleh
Penemuan Terbimbing terhadap Prestasi Belajar persentase rata-rata sebesar 93,23% yang
dan Kemampuan Representasi Matematika Siswa termasuk kategori sangat tinggi. Hampir seluruh
SMK Negeri 1 Godean”. siswa memperhatikan petunjuk atau bimbingan
Keefektifan Pembelajaran Matematika yang diberikan guru dan pendapat atau
Melalui Metode Penemuan Terbimbing
pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa lain.
Ditinjau dari Keaktifan Siswa
Dengan metode penemuan terbimbing, siswa
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
akan lebih memperhatikan apapun petunjuk dari
menggunakan skor observasi keaktifan siswa
guru sehingga memudahkannya dalam
diperoleh rata-rata 80,63 (lebih dari 60) yang
menemukan konsep yang dipelajari.
termasuk kategori sangat tinggi. Hal ini berarti
pembelajaran matematika dengan metode Kemudian untuk aspek oral activities
penemuan terbimbing efektif ditinjau dari diperoleh persentase rata-rata sebesar 67,08%
keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2. yang termasuk kategori tinggi. Dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan metode
Menurut Hosnan (2014:288), salah satu
penemuan terbimbing, siswa diberikan
kelebihan metode penemuan terbimbing adalah
kesempatan untuk menemukan konsep secara
mendorong keterlibatan keaktifan siswa dalam
individu maupun berdiskusi. Hal ini akan
kegiatan belajar. Pendapat senada juga
meningkatkan keaktifan pada aspek oral
dikemukakan oleh Markaban (2008:18) bahwa
activities. Erman Suherman (2003:214)
salah satu kelebihan metode penemuan
mengatakan bahwa kelebihan metode penemuan
terbimbing adalah siswa dapat berpartisipasi aktif
terbimbing adalah menumbuhkan kerja sama dan
dalam pembelajaran yang disajikan dan sekaligus
interaksi antar siswa. Siswa lebih aktif untuk
8 Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
bertanya, berpendapat, menjawab pertanyaan Melalui metode ekspositori, siswa
guru maupun siswa lain, dan presentasi di depan mendapatkan penjelasan materi terstruktur dari
kelas sehingga pembelajaran lebih guru. Pembelajaran ekspositori efektif jika guru
menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat menyiapkan materi dengan baik dan mudah
Groums dan Cebulla (2000:19) bahwa saat siswa dipahami siswa. (Hasibuan dan Mudjiono,
berdiskusi dapat menciptakan lingkungan 2012:13)
menyenangkan karena siswa dapat berbagi Dalam pelaksanaannya, pembelajaran ini
informasi, mendiskusikan solusi masalah yang juga menggunakan tanya jawab dan diskusi
beragam, menyampaikan alasan solusi yang dalam menyelesaikan LKS yang biasa digunakan.
beragam, menyampaikan alasan solusi yang Tanya jawab dan diskusi saat pembelajaran
disampaikan, mendengarkan pendapat orang lain, ternyata memudahkan siswa untuk mempelajari
dan memahaminya. materi karena siswa berkesempatan untuk
Selanjutnya untuk listening activities menanyakan langsung mengenai materi yang
diperoleh persentase rata-rata sebesar 88,28% belum dipahami. Penggunaan LKS dan latihan
dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan untuk soal dapat membantu siswa untuk
writing activities diperoleh persentase rata-rata mengaplikasikan konsep atau rumus yang telah
sebesar 92,97%. Hal itu menunjukkan bahwa diajarkan oleh guru.
siswa lebih aktif mencatat hasil diskusi dan Namun, metode pembelajaran ekspositori
penemuannya dalam LKS yang disediakan dan cenderung menjadikan siswa memahami konsep
mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh matematika dengan menghafal saja. Guru lebih
guru. Hasil ini juga didukung dengan hasil banyak memberikan penjelasan di depan kelas
penelitian Devi Kurniati (2010) dalam skripsinya sedangkan siswa mencatat dan mendengarkan
yang berjudul “Implementasi Metode Guided materi pembelajaran. Hal senada diungkapkan
Discovery dalam Pembelajaran Matematika untuk
oleh Erman Suherman, dkk. (2003:203) bahwa
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa metode ekspositori sama seperti metode ceramah.
Kelas IXB SMP N 1 Punung Kabupaten Pacitan”. Guru berbicara di awal pelajaran, menerangkan
Keefektifan Pembelajaran Matematika materi dan contoh soal.
Melalui Metode Ekspositori Ditinjau dari
Prestasi Belajar Siswa Walaupun perhitungan pengujian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan efektif, namun rata-rata
menggunakan one sample t-test diperoleh nilai kemampuan prestasi belajar dan ketuntasan
signifikansi sebesar 0,046. Nilai signifikansi ini kelompok kontrol lebih rendah dari rata-rata
kurang dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini kemampuan prestasi belajar dan persentase
berarti pembelajaran matematika dengan metode ketuntasan kelompok ekperimen. Rata-rata
ekspositori efektif ditinjau dari prestasi belajar kemampuan prestasi belajar kelompok kontrol
siswa MAN Yogyakarta 2. adalah 76,56 lebih rendah dari rata-rata
kemampuan prestasi belajar kelompok
Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)9
eksperimen yaitu 83,59. Sedangkan persentase Namun kemampuan membaca dan
ketuntasan kelompok kontrol adalah 68,75% berbicara (berpendapat, mengajukan pertanyaan,
lebih rendah dari persentase ketuntasan kelompok menjawab pertanyaan, presentasi) siswa masih
ekperimen yaitu 90,62%. rendah. Sesuai dengan hasil perhitungan bahwa
visual activities dan oral activities masing-masing
Keefektifan Pembelajaran Matematika
Melalui Metode Ekspositori Ditinjau dari diperoleh skor 42,97% dan 51,04%. Hal itu
Keaktifan Siswa
disebabkan siswa menerima penjelasan materi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dari guru secara langsung. Siswa tidak dilibatkan
menggunakan skor observasi keaktifan siswa
dalam menemukan konsep atau rumus sehingga
diperoleh rata-rata 80,63 (lebih dari 60) yang
kemampuan siswa untuk bertanya, mencari
termasuk kategori sangat tinggi. Hal ini berarti
informasi, membaca buku atau sumber lainnya,
pembelajaran matematika dengan metode
dan berdiskusi masih rendah.
penemuan terbimbing efektif ditinjau dari
keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2. Perbandingan Keefektifan Pembelajaran
Matematika Melalui Metode Penemuan
Kesimpulan tersebut tidak sesuai dengan Terbimbing dan Metode Ekspositori Ditinjau
dari Prestasi Belajar Siswa
hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Hal itu
Hasil uji hipotesis pertama dan ketiga
disebabkan dalam pembelajaran ekspositori,
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika
peran guru masih dominan sehingga siswa
melalui metode penemuan terbimbing dan
cenderung pasif. Siswa kurang dilibatkan dalam
ekspositori sama-sama efektif. Sehingga
menemukan konsep matematika yang dipelajari
dilanjutkan uji perbandingan. Langkah awal yang
dengan menyampaikan ide atau gagasan mereka.
dilakukan adalah uji perbedaan rata-rata
Siswa lebih ditekankan dalam mengerjakan
kemampuan akhir dengan uji normalitas dan uji
latihan setelah diberikan konsep matematika oleh
homogenitas telah terpenuhi sebagaimana telah
guru. Selain itu, keterlibatan siswa juga terbatas
diuraikan sebelumnya. Berikut Tabel 7 tentang
yang menyebabkan siswa hanya mendengar,
hasil uji perbedaan rata-rata kemampuan akhir
mencatat, dan menghafal.
kedua kelompok.
Sesuai dengan perhitungan skor keaktifan
Tabel 6. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata antara
siswa kelompok pada aspek listening acivities Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol Setelah Perlakuan
dan writing activities memperoleh hasil yang
Variabel Kelompok Rata-rata Sig
cukup tinggi yaitu 71,09% dan 85,16%. Pendapat Prestasi Eksperimen 83,59 0,012
senada juga dikemukakan oleh Gulo (2004:138) belajar Kontrol 76,56
bahwa pembelajaran ekspositori masih terpusat Berdasarkan Tabel 6, nilai signifikasi uji
pada guru dan menempatkan siswa sebagai perbedaan rata-rata untuk variabel prestasi belajar
pendengar dan pencatat sehingga belum bisa adalah 0,012. Artinya terdapat perbedaan rata-rata
membangkitkan keaktifan siswa untuk mengikuti antara kelompok eksperimen dan kelompok
proses pembelajaran yang dilakukan. kontrol masing-masing terhadap prestasi belajar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan
10 Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
akhir kedua kelompok pada aspek prestasi belajar pembelajaran melalui penjelasan guru. hal ini
berbeda. sesuai dengan pendapat Gulo (2004:141) bahwa
metode ekspositori bersifat verbal, sehingga
Setelah uji prasyarat dan uji perbedaan rata-
kemampuan mengingat yang diharapkan sangat
rata terpenuhi, maka dilanjutkan uji perbandingan
terbatas.
rata-rata untuk menentukan metode pembelajaran
mana yang lebih efektif antara metode penemuan Hasil ini juga didukung dengan penelitian
terbimbing dan metode ekspositori ditinjau dari Ryan Nur Hidayat (2013) dengan judul
prestasi belajar siswa. “Efektivitas Metode Pembelajaran Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery) pada Topik
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
Bangun Datar Ditinjau dari Kreativitas dan
menggunakan independent sample t-test
Prestasi Belajar Matematika di SMP N 1
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,012. Nilai
Nguntoronadi Magetan Tahun Pelajaran
signifikansi ini kurang dari 0,05 sehingga H0
2012/2013” dan penelitian Lis Lingga Herawati
ditolak. Artinya rata-rata kelompok eksperimen
(2012) dengan judul “Perbandingan Metode
lebih besar dibandingkan kelompok kontrol
Ekspositori dan Penemuan Terbimbing terhadap
terhadap prestasi belajar. Dapat disimpulkan
Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan
bahwa pembelajaran matematika dengan metode
Aljabar di SMP N 1 Panjatan.”
penemuan terbimbing lebih efektif dibandingkan
dengan pembelajaran dengan metode ekspositori Perbandingan Keefektifan Pembelajaran
Matematika Melalui Metode Penemuan
ditinjau dari prestasi belajar siswa MAN Terbimbing dan Metode Ekspositori Ditinjau
Yogyakarta 2. dari Prestasi Belajar Siswa
Hasil uji hipotesis pada rumusan masalah
Hal ini disebabkan metode penemuan
yang kedua diperoleh kesimpulan bahwa
terbimbing lebih mampu mengembangkan
pembelajaran matematika melalui metode
kemampan siswa pada tingkat pengetahuan
penemuan terbimbing efektif ditinjau dari
sampai pemahaman sehingga ingatan siswa
keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2. Sedangkan
tentang konsep yang dipelajari lebih tahan lama.
hasil uji hipotesis pada rumusan masalah keempat
Sesuai dengan pernyataan Markaban diperoleh bahwa pembelajaran matematika
(2008:19) bahwa dengan metode penemuan melalui metode ekpositori tidak efektif ditinjau
terbimbing, materi yang dipelajari dapat dari keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2,
mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan sehingga tidak perlu dilakukan uji hipotesis pada
lebih lama membekas karena siswa dilibatkan rumusan masalah keenam.
dalam proses menemukannya. Akibatnya, saat
Hasil analisis tersebut memberikan
dilakukan posttest siswa akan lebih ingat cara
gambaran bahwa pembelajaran matematika
menyelesaikan masalah atau soal dengan
dengan metode penemuan terbimbing lebih
menggunakan konsep yang telah didapatkan.
efektif dibandigkan dengan pembelajaran
Berbeda dengan pembelajaran dengan metode
matematika dengan metode ekspositori ditinjau
ekspositori, siswa lebih banyak menerima materi
Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)11
dari keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2. Hal 4. Pembelajaran matematika melalui metode
tersebut dipengaruhi oleh kegiatan pembelajaran ekspositori tidak efektif ditinjau dari keaktifan
dalam metode penemuan terbimbing yang terdiri siswa MAN Yogyakarta 2.
dari penyajian masalah, pernyataan/identifikasi 5. Pembelajaran matematika melalui metode
masalah, pengumpulan dan pengolahan data, penemuan terbimbing lebih efektif
pembuktian, dan generalisasi. dibandingkan dengan metode ekspositori
ditinjau dari prestasi belajar siswa MAN
Selain itu, pembelajaran dengan metode
Yogyakarta 2.
penemuan terbimbing berpusat pada siswa
6. Pembelajaran matematika melalui metode
sehingga siswa lebih aktif untuk menemukan
penemuan terbimbing lebih efektif
konsep yang dipelajari seperti yang dijelaskan
dibandingkan dengan metode ekspositori
sebelumnya. Sesuai dengan pernyataan Markaban
ditinjau dari keaktifan siswa MAN
(2008: 19) bahwa pembelajaran dengan
Yogyakarta 2.
penemuan terbimbing dapat memberikan wahana
interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, Saran
serta siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
Berdasarkan hasil dan temuan yang
pembelajaran yang disajikan. Hal senada
diperoleh serta dengan memperhatikan
diungkapkan oleh Whitaker bahwa pembelajaran
keterbatasan penelitian, disarankan kepada guru
dengan penemuan terbimbing dapat
matematika untuk menerapkan metode penemuan
meningkatkan aktivitas siswa kelas. Hasil ini
terbimbing sebagai metode alternatif
sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan
pembelajaran matematika sesuai dengan tahap-
oleh peneliti bahwa pembelajaran metode
tahap yang telah ditentukan. Penelitian ini juga
penemuan terbimbing lebih efektif jika
perlu untuk dikembangkan pada materi ajar
dibandingkan dengan pembelajaran metode
matematika yang lebih luas dan/atau melibatkan
ekspositori ditinjau dari keaktifan siswa MAN
aspek-aspek lain seperti pemahaman konsep,
Yogyakarta 2.
motivasi, dan lain-lain.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan DAFTAR PUSTAKA

1. Pembelajaran matematika melalui metode Devi Kurniawati. (2010). Implementasi Metode


Guided Discovery dalam Pembelajaran
penemuan terbimbing efektif ditinjau dari Matematika untuk Meningkatkan
prestasi belajar siswa MAN Yogyakarta 2. Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas
IXB SMP N 1 Punung Kabupaten Pacitan.
2. Pembelajaran matematika melalui metode Skripsi. UNY.
penemuan terbimbing efektif ditinjau dari Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
keaktifan siswa MAN Yogyakarta 2. Bandung: UPI.
3. Pembelajaran matematika melalui metode
Gulo, W. (2004). Strategi Belajar-Mengajar.
ekspositori efektif ditinjau dari prestasi Jakarta: Grasindo.
belajar siswa MAN Yogyakarta 2.
12 Efektivitas Pembelajaran Matematika (Ilma Rizki Nur Afifah)
Hasibuan & Moedjiono. (2012). Proses Belajar Nur Fatayati. (2012). Pengaruh Metode
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Karya. Terhadap Prestasi Belajar dan
Kemampuan Representasi Matematika
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Siswa SMK Negeri 1 Godean. Skripsi.
Kontekstual dalam Pembelajaran Abad UNY.
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Regine Philippeaux. (2009). Inquiry
Kemdikbud. (2015). Mendikbud: Rata-rata Ujian Mathematics: What's in it for Students? A
Nasional Naik 0,3 Poin. Look at Student Experiences and
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/ Mathematical Understanding. Jurnal
home2-9. Diakses pada tanggal 23 Disertasi. (No. 3368258 tahun 2009).
September 2015. Hlm. 1-184.

Lis Lingga Herawati. (2012). Perbandingan Ryan Nur Hidayat. (2014). Efektivitas Metode
Metode Ekspositori dan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Penemuan Terbimbing terhadap Hasil (Guided Discovery) pada Topik Bangun
Belajar Matematika pada Pokok Bahasan
Datar Ditinjau dari Kreativitas dan
Aljabar di SMP N 1 Panjatan. Skripsi.
UNY. Prestasi Belajar Matematika di SMP N 1
Nguntoronadi. Skripsi. UNY.
Markaban. (2008). Model Penemuan Terbimbing
pada Pembelajaran Matematika SMK. Syaiful Sagala. (2010). Supervisi Pembelajaran
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan dalam Profesi Pendidikan. Bandung:
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Alfabeta.
Kependidikan Matematika.

Muijis, D., & Reynolds, D. (2005). Effective Whitaker, Brian D. (2014). Using Guided
teaching: Evidence and Practice (2rd ed). Discovery as an Active Learning Strategy:
London: SAGE. Journal of Education (No. 1 tahun 2014).
Hlm.2-3.

Anda mungkin juga menyukai