Kelompok 1 - Praktik Satuan Operasi
Kelompok 1 - Praktik Satuan Operasi
SKALA LABORATORIUM
Assyifa Nurul Izzati1, Clara Fellycia Alverina2, Fitria Andriyani 3, Nurul Kusumawati4,
Warastrifida Candraningtyas5
1
Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta NPM 2016340113
2
Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta NPM 2016340109
3
Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta NPM 2018349006
4
Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta NPM 2018349005
5
Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan, Universitas Sahid Jakarta NPM 2018349001
1
Abstract
2
3
The introduction of laboratory equipment is very important before experiment because it can
facilitate practicum activities and avoid misuse of the function of each tool due to ignorance.
Laboratory is considered to be quite dangerous in the context of implementing education,
research and or community service. Knowing the parts, functions and ways of using it well we
get efficiency of work. Well managed laboratory is the main goal, so that all the work done can
run smoothly. Laboratory equipment can be damaged or even dangerous if it is not in
accordance with usage procedures. The results of this study are that students are expected to
understand the function and use laboratory equipment properly.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satuan operasi dalam teknologi pangan ini menunjukkan satu pola proses yang jelas yang
bergantung pada dasar fisis dan matematis, yaitu tentang aliran bahan cair, perpindahan panas,
dehidrasi, kristalisasi, evaporasi, destilasi, serapan gas, penggilingan, ekstraksi dalam
emulsifikasi. Semua satuan operasi ini berpedoman pada dua hukum yang penting yaitu hukum
konservai massa dan hukum energi. Ada beberapa aplikasi teknik dalam industri pangan,
diantaranya penggunaan aliran bahan untuk proses pengecilan ukuran, pengawetan,
pendinginan, pengeringan, sterilisasi dan pengalengan makanan yang merupakan satuan operasi
dalam industri makanan.
Setiap pengolahan pangan dapat melibatkan satu atau lebih satuan operasi pengolahan,
berikut satuan operasi mesin mekanik:
1. Pengecilan Ukuran
Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu bentuk padatan
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Bahan padat (solid) bisa
dihancurkan dengan delapan atau sembilan cara, tetapi hanya empat cara yang umum
diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran. Keempat cara itu adalah kompresi,
pukulan, atrisi (attrition), dan pemotongan (cutting). Pada umumnya, kompresi digunakan
pada pengecilan ukuran padatan yang keras, pukulan digunakan untuk bahan padatan yang
kasar, setengah kasar, dan halus. Atrisi digunakan untuk memperoleh produk-produk yang
4
sangat halus, sedangkan pemotongan untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan
ukuran tertentu, halus atau kasar.
Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi spesifikasi
tertentu, agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi spesifikasi tersebut, ukuran partikel
bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih macam mesin yang akan digunakan dan
kedua memilih cara operasinya. Untuk memperoleh hasil yang sama pada peralatan ukuran
sering dipasang saringan. Pengecilan ukuran bisa merupakan operasi utama pada
pengolahan pangan atau operasi tambahan. Pada pengecilan ukuran, bisa dibedakan antara
pengecilan ukuran yang “ekstrim” (penggilingan) dengan pengecilan ukuran yang
produknya relatif berdimensi besar (pemotongan). Teradapat beberapa alasan dilakukannya
pengecilan ukuran, yaitu : Membantu proses ekstraksi, misalnya cairan gula dari tebu, dan
sebagainya.
2. Pengeringan
Pengeringan adalah proses pengeluaran air atau pemisahan air dalam jumlah yang
relative kecil dari suatu bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari proses
pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan kadar air
keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas air (aW) yang
aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi. Pengertian proses pengeringan
berbeda dengan proses penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau evaporasi adalah
proses pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran berupa larutan (cairan)
yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak. Meskipun demikian ada kerugian
yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya perubahan sifat fisik dan kimiawi
bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan.
Tujuan dilakukannya proses pengeringan adalah untuk:
a. Memudahkan penanganan selanjutnya.
b. Mengurangi biaya trasportasi dan pengemasan.
c. Mengawetkan bahan.
d. Meningkatkan nilai guna suatu bahan atau agar dapat memberikan hasil yang baik.
e. Mengurangi biaya korosi
3. Penggorengan
Proses menggoreng adalah salah satu cara memasak bahan makanan mentah (raw food)
menjadi makanan matang menggunakan minyak goreng (Sartika, 2009). Sedangkan
5
menurut Muchtadi (2008) penggorengan adalah suatu proses pemanasan bahan pangan
menggunakan medium minyak goreng sebagai penghantar panas. Minyak berfungsi sebagai
medium penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam
bahan pangan (Ketaren, 1986 ). Sedangkan menggoreng hampa adalah menggoreng
berbagai macam produk dengan kondisi hampa udara.
Menurut Djatmiko (1985) penggorengan adalah proses untuk mempersiapkan makanan
dengan jalan memanaskan makanan dalam ketel yang berisi minyak. Selama proses
penggorengan minyak akan mengalami pemanasan pada suhu tinggi. Pemanasan akan
mengakibatkan terjadinya perubahan- perubahan alam sifat fisiko kimia minyak sehingga
akan berpengaruh terhadap mutu bahan makanan yang digoreng. Prinsip penggorengan
menurut Robertson (1967) dalam Djatmiko (1985) adalah, selama penggorengan bahan
pangan dapat terjadi perubahan-perubahan fisikokimiawi baik pada bahan pangan yang
digoreng, maupun minyak gorengnya. Apabila suhu penggorengannya lebih tinggi dari
suhu normal (168-196 ℃) maka akan menyebabkan degradasi minyak goreng berlangsung
dengan cepat (antara lain titik asap menurun). Titik asap minyak goreng tergantung pada
kadar gliserol bebas. Titik asap adalah saat terbentuknya akrolein yang tidak diinginkan dan
dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.
4. Pemanggangan
6
c. Perbaikan ketersediaan beberapa zat gizi, misalnya peningkatan daya cerna protein,
gelatinisasi pati, dan pelepasan ikatan niasin (Fellows, 2000).
5. Pencampuran (Mixing)
6. Pengemasan
Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap pangan atau
bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum di olah maupun yang
telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan selamat secara
kuantitas maupun kualitas, terutama untuk wadah utama (pengemas yangberhubungan
langsung dengan bahan pangan).
B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya laporan pengenalan alat satuan operasi dan keteknikan pangan
skala laboratorium ini adalah agar praktikan dapat mengetahui pengertian, fungsi, prinsip kerja
dan penggunaan alat-alat yang digunakan dalam laboratorium khususnya pada praktikum
satuan operasi dan keteknikkan pangan di Universitas Sahid Jakarta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
NO ALAT Fungsi
7
Cup Sealer Manual adalah alat yang
digunakan untuk mengepress plastik
atau tutup pembungkus pada wadah
cap yang digunakan untuk produk
minuman atau makanan yang
dijalankan secara manual oleh
1
tenaga operator dengan tekanan dan
penekanan yang berubah-ubah.
8
NO ALAT Fungsi
Blender
1
NO ALAT Fungsi
Miller mesin digunakan untuk
menggiling bahan serelia menjadi
tepung, dapat digunakan untuk
menepungkan bahan yang sedikit
mengandung serat dan juga suatu
4
alat penepung yang memperkecil
bahan dengan tekanan dan gesekan
antara dua piringan yang satu
berputar dan yang lainnya tetap.
Miller Mesin
Food Sealer
Vacuum Sealer
2
NO ALAT Fungsi
Spinner adalah alat yang
digunakan untuk meniriskan
minyak dengan cara memutar
Spinner
Freezer
Pengukus adalah alat steamer
untuk skala lab.
Pengukus
3
NO ALAT Fungsi
Sistem kerja mesin autoclave ini
adalah mengeringkan produk pada
suhu yang dikehendaki (suhu bisa
diatur secara konstant)
10
Autoclave
4
NO ALAT Fungsi
12
Food Mixer
13
5
dan cake.
Oven
Vacum Frying
Alat yang digunakan untuk mengepress plastik atau tutup pembungkus pada
wadah cap yang digunakan untuk produk minuman atau makanan. Cup sealer
terdiri dari 2 tipe yaitu manual dan otomatis atau semi otomatis. Cup sealer
manual dijalankan secara manual oleh tenaga manusia. Cup sealer otomatis
adalah alat yang digunakan untuk mengepress plastik atau tutup pembungkus
pada wadah cap yang digunakan untuk produk minuman atau makanan yang
dijalankan secara otomatis oleh alat tersebut, biasanya dalam penggunakan
6
memerlukan trial karena beda pembungkus maka berbeda juga tekanan serta
panas yang digunakan. Berikut komponen dan sistem kerjanya:
a. Tombol Power digunakan sebagai alat untuk menghidupkan catu daya
utama pada mesin.
b. Tombol Selektor kecepatan digunakan untuk memilih kecepatan mulai
kecepatan rendah, normal serta kecepatan tinggi.
7
Faktor yang mempengaruhi:
a. Temperatur
b. Tekanan
c. Waktu
Waktu yang dimaksud adalah lamanya penekanan pemanas terhadap
gelas plastic yang akan ditutup dengan lembaran plastic. Waktu yang
diperlukan sekitar 1-8 detik dengan temperature 150˚-250˚C.
8
2. Blender
Blender adalah alat elektronik berupa sebuah wadah dilengkapi pisau
berputar yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, menggiling, atau
melunakkan bahan makanan. Pisau blender berbentuk seperti sebuah baling-
baling pendek yang dipasang pada bagian bawah wadah. Pisau ini diputar dengan
cepat dengan tenaga dari sebuah motor sehingga alat ini dengan segera dapat
mencampur, mencincang, dan melumatkan bahan-bahan yang dimasukkan ke
dalamnya. Blender juga umumnya dilengkapi pengatur kecepatan berputarnya
pisau di dalam wadah.
a. Kapasitor
b. Resistor
c. Dioda
d. Induktor
9
3. Food Sealer
Adalah alat yang digunakan untuk mengepres makanan atau wadah
makanan yang wadahnya berbentuk seperti wadah keripik.
4. Miller Mesin
Adalah untuk menggiling bahan serelia menjadi tepung, dapat digunakan
untuk menepungkan bahan yang sedikit mengandung serat dan juga suatu alat
penepung yang memperkecil bahan dengan tekanan dan gesekan antara dua
piringan yang satu berputar dan yang lainnya tetap.
1
0
Aplikasi pada Pangan
Membantu proses menghancurkan bahan baku yang berupa tepung.
5. Vacum Sealer
Adalah alat yang digunakan untuk mengepress kemasan yang disertai
dengan divacum atau pengeluaran gas dan uap air dari produk yang dikemas
contohnya pada pengepressan beras organik. Mesin ini bekerja pada pengemasan
vacuum cenderung menekan jumlah bakteri, perubahan bau, rasa, serta
penampakan selama penyimpanan, karena pada kondisi vakum, bakteri aerob
yang tumbuh jumlahnya relative lebih kecil.
6. Spinner
1
1
pada produk yang masih tinggi setelah proses penggorengan dapat dikurangi
kandungan minyaknya sesuai dengan lama waktu putar. Proses penirisan
dilakukan dengan waktu yang tidak menentu dikarenakan terjadi perbedaan massa
tiap produk yang ditiriskan serta waktu optimal penirisan. Semakin lama waktu
yang digunakan pada saat menggunakan alat, maka akan semakin banyak energi
yang digunakan.
1
2
7. Freezer
1
3
yang berperan mengubah refrigrant dalam bentuk cair. Kemudian dalam sistem
refrigrant berukuran kecil umumnya jenis dari kondensor yang dipakai memakai
fan, di mana media untuk berlangsungnya proses kondensasi yang digunakan
yaitu aliran udara.
c. Expansion Valve
Komponen ini termasuk bagian terpenting dalam sistem refrigrasi mesin
pembuat es krim. Adapun fungsinya adalah mengubah tekanan pada refrigrant
untuk digunakan untuk proses evaporasi.
Komponen ini memiliki peranan begitu vital sebab jika proses ekspansi melalui
refrigran tak berlangsung dengan baik akibat sumbatan. Sehingga proses
evaporasi pada bagian barrel atau ruang pendingin pun menjadi tak sempurna.
Imbasnya mempengaruhi suhu atau temperatur bahan untuk dibekukan atau
didinginkan.
1
4
e. Valve
Valve sendiri biasanya dinamakan juga bagian kran dalam mesin pembuat es krim
yang kegunaannya untuk membuka serta mengalirkan produk es krim. Adapun
valve ini terbagi ke dalam 2 jenis, di antaranya jenis mechanical system dan
Electric system.
Mixer adalah mesin roti atau alat yang digunakan untuk mengaduk adonan
kue atau roti. Mixer ini multiguna untuk dipakai berbagai macam adonan. mesin
mixer ini dapat dipakai untk mengaduk berbagai jenis kue, roti, tepung, cake dan
lain-lain.
Mesin mixer ini bekerja berdasarkan teori perputaran planet, di mana
beater (pengocok) berputar mengitari bowl (mangkuk) dan bowl tidak berputar,
sehingga menghasilkan adonan yg rata dan lembut, bowl (mangkuk) mixer
planetary dapat dilepas untuk dicuci. Kapasitas aduk mixer planetary mulai dari 4
liter, 5 liter, 15 liter, 20 liter, 30 liter,40 liter, 50 liter, dst . Dengan dibekali 3
speed kecepatan aduk, mixer roti planetary dapat digunakan untuk segala macam
adonan. Mixer serbaguna ini memiliki 3 mata spiral (hook), pengocok (fan), dan
cambuk (bola) mesin mixer serbaguna memiliki 3 kecepatan :
1. Spiral (Hook) direkomendasikan menggunakan speed 1 dan 2.
2. Beater (Kipas) direkomendasikan menggunakan speed 1, 2 dan 3.
3. Whiper (bola) direkomendasikan menggunakan speed 1, 2 dan 3.
Mesin mixer bekerja pada teori rotasi, di mana hook berputar dan
berputarnya di sekitar mangkuk, di mana mangkuk tidak berputar. Menghasilkan
adonan roti datar dan lembut. Mesin mixer ini memiliki 3 mata, yaitu :
a. Spiral berfungsi mengaduk adonan tepung dan jenis bahan makanan yang
sangat kental.
b. Beater berfungsi mengaduk keju, adonan pastry dan croissant, aneka tepung,
mentega
c. Whip berfungsi mengaduk bahan makanan encer, seperti : cream, telur, susu
segar
1
5
Prinsip Kerja pada Mesin Proofer
Prinsip kerja Mesin Proofer atau Mesin Pengembang Roti – Proofer yaitu salah
satu alat pengembang roti yang dapat memiliki peranan penting dalam proses
pengerjaan pembuatan adonan roti dan brownis. juga bisa di gunakan sebagai
pembuatan yoghurt maupun minuman dengan bahan dasar susu olahan.
Proofing sendiri adalah tahapan dalam mengerjakan pembuatan roti.dimana
adonan diistirahatkan atau didiamkan.
Tujuan dari proofing ini ialah supaya adonan mengembang dengan optimal
sebelum hasilnya dimasukan ke dalam oven. Sebelum proofing, umumnya
adonan sudah dibulatkan dan ditimbang dalam ukuran tertentu menjadi komponen
kecil.
Dimensi: 50 x 67 x 140 cm
Bahan Stainless steel
Input Listrik: 600 watt
Listrik – stabil : 300 watt
Pengatur Suhu Mekanikal
Pengatur Kelembaban
Roda + Rem
Cara Penggunaan
1. Pasang valve pada elbow (sambungan pipa api).
2. Pasang selang pada tiap-tiap valve.
3. Pasang kepala regulator pada tabung gas LPG.
4. Pasang kaki meja.
5. Sebelum menyalakan oven gas, ikuti petunjuk berikut :
– Tiap valve dibuka full (berlawanan arah jarum jam), gunanya agar aliran gas
menyebar merata masuk ke setiap pipa-pipa oven, lakukan 10 detik, lalu tutup
kembali valve gas ke posisi semula.
6. Untuk memastikan pipa api berfungsi, maka buka valve gas tidak terlalu full
atau ± ½ putaran valve, gunakan pematik untuk menyalakan api atas terlebih
1
6
dahulu, lalu berikutnya nyalakan api bawah (lihat no.6 pada gambar Tampak
Depan).
7. Untuk mendapatkan hasil yang merata pada pipa api atas, nyalakan api satu
persatu pada tiap pipa api dengan pematik (Model Standard : 6 pipa, model M40 :
4 pipa, model SP1 : 8 pipa), untuk api bawah hanya perlu menyalakan pematik
satu kali saja pada satu pipa, selanjutnya menyalakan aliran gas akan mengalirkan
api ke pipa yang lain dengan merata.
– Untuk kue kering biasanya suhu diperlukan 150ºC, untuk menyalakan api
gunakan api atas dan api bawah hingga suhu 180ºC, jika sudah mencapai suhu
180ºC matikan api atas. Perhatikan suhu karena ketika adonan akan dimasukan
untuk dipanggang, udara didalam oven akan keluar, sehingga mengakibatkan
turunnya suhu ruangan pada oven menjadi dibawah 180ºC atau ± 160ºC.
2. Jika suhu terlalu panas, kecilkan api dengan cara memutar valve gas ke arah
jarum jam, namun sebaliknya jika suhu kurang dari yang diinginkan, besarkan api
dengan memutar valve gas ke arah sebaliknya.
1
7
menghisap kadar air dalam sayuran dan buah dengan kecepatan tinggi agar
poripori daging buah-sayur tiak cepat menutup, sehingga kadar air dalam buah
dapat
diserap dengan sempurna. Prinsip kerja dengan mengatur keseimbangan suhu
dan tekanan vakum. Untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang bagus
dalam artian warna, aroma, dan ras buah-sayur tidak berubah dan renyah
pengaturan suhu tidak boleh melebihi 90˚C dan tekanan vakum antara 65 – 76
cmHg. Sebaiknya air dalam bak penampung pada vacuum frying tidak
mengandung partikel besi karena dapat menyebabkan air keruh dan dapat
merusak pompa vakum yang akhirnya mempengaruhi kerenyahan keripik .
1
8
diujung nosel tempat memancarnya fluida. Injektor yang menggunakan air
sebagai fluida penggerak disebut dengan water jet.
b. Ruang Penggoreng (Tabung penggoreng, tuas pengaduk, keranjang
penampung bahan). Bagian ini adalah tempat pemanasan minyak yang dapat
dilengkapi dengan keranjang untuk pengangkat dan pencelup bahan yang
digoreng.
c. Kondensor (kondensor dan penampung kondensat). Bagian ini untuk
digunakan untuk mengembunkan uap air. Bahan pendingin kondensor
adalah air yang berasal dari sirkulasi penggerak water jet.
Pengendali operasi. Bagian ini untuk mengendalikan suhu dan tekanan
operasi.
1
9
7. Pasang tutup tabung penggoreng dan kunci rapat-rapat, tutup kran pelepas
vakum, nyalakan pompa dengan menekan tombol besar dalam posisi on pada
boks pengontrol sambil membuka kran sirkulasi air di atas tabung jet, tunggu
hingga air keluar dari selang bagian atas kondensor.
8. Setelah vakum meter menunjukkan angka 700 mmHg, turunkan keranjang ke
dalam minyak dengan memutar tuas pengaduk setengah putaran (180°).
Goyanglah tuas setiap 5 menit untuk meratakan pemanasan.
9. Pada saat bahan dimasukkan ke dalam minyak, suhu akan turun, jarum meter
vakum bergerak ke kanan, kaca pengintai menjadi berembun.
10. Setelah matang, buih pada tabung penggorengan akan hilang (lihat dari kaca
pengintai dengan menekan tombol lampu ke posisi on) angkat bahan ke atas
minyak dengan memutar tuas pengaduk 180° dan kunci. Matikan pompa,
kompor, dan kran sirkulasi air, kemudian buka kran pelepas vakum (di atas
tutup), pelanpelan hingga vakum meter menunjuk angka 0.
11. Buka tutup tabung dan keranjang penggoreng, angkat keripik buah dan
tiriskan pada spinner.
2
0
KESIMPULAN
2
1
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, S., dan Isworo T.J. 2010. Praktek Penggorengan dan Mutu Minyak
Goreng Sisa pada Rumah Tangga Rt.05 Rw. III Kedungmundu
Tembalang Semarang. Laporan penelitian Internal UNIMUS Tahun
2010.
Anhar Mulya Adhi. 2014. Analisa Hasil Pengujian Mesin Cup Sealer Semi
Otomatis. Jurnal Rekayasa Mesin. Vol. 1(3) Hal : 35-39.
Anonim. 2017. Buku Petunjuk Penggunaan Oven Gas. PT Golden Stars
Indonesia.
Muchtadi, T. R. 1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. PAU Pangan dan
Gizi IPB, Bogor.
2
2