Anda di halaman 1dari 25

1.

JUDUL:
“Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) pada Guru-Guru Pembina dan
Anggota PMR Madya se-Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Tahun 2014.”
2. PENDAHULUAN
Cedera dan kesakitan dalam bekerja dapat membunuh lebih dari 2 juta orang
setiap tahunnya diseluruh dunia. Setiap orang yang sudah pernah menerima pelatihan
tentang pertolongan pertama berharap ilmu yang sudah diterima tidak pernah
diaplikasikan. Akan tetapi pertolongan pertama yang efektif pada kejadian kesakitan yang
mendadak dapat membuat perbedaan yang signifikan antara hidup dan mati, penyembuhan
cepat dan penyembuhan lama, kecacatan permanen dan sementara (Dean and Mulligan,
2009).
Pertolongan pertama (first aid) adalah penanganan atau perawatan awal dari
terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan. Hal ini dapat biasanya dilakukan oleh orang
yang bukan ahli dalam menangani kejadian sakit atau cedera, sampai menunggu
pengobatan definitif dapat diakses. Penyakit yang dapat sembuh sendiri atau cedera yang
minor tidak perlu memerlukan perawatan medis yang lebih lanjut, setelah dilakukan
pertolongan pertama. Biasanya terdiri dari beberapa kasus yang sederhana, dimana teknik
pertolongan pertama dapat diberikan kepada individu untuk melakukan hal tersebut
dengan peralatan yang minimal. Hal ini dikarenakan tenaga medis seperti dokter dan
perawat tidak akan selalu ada apabila ada kejadian penyakit dan kecelakaan yang
memerlukan pertolongan segera. Sehingga diperlukan suatu anggota non medis yang
mempunyai kemampuan dan pengetahuan tentang metode penopang hidup dan
pertolongan pertama. Dan yang lebih penting lagi adalah diperlukan tindakan cepat dan
efektif dalam mempertahankan hidup dan dapat meminimalkan terjadinya kecacatan.
(Anonim, 2002).
P3K (first aid) pertama kali diterapkan pada abad 11, yaitu untuk mengobati dan
menolong para ksatria berperang. Kemudian pada tahun 1859, seorang yang bernama
Henry Dunant mengajak para penduduk desa untuk menolong korban perang solferino
dengan mengaplikasikan P3K. Kemudian 4 tahun kemudian, di geneva swiss terdapat
pertemuan yang melibatkan empat Negara, yang merupakan awal mulanya palang merah.

1
Di Indonesia sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam
bidang sosial kemanusiaan disebut Palang Merah Indonesia. Berdiri pada tanggal
17 september 1945. Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial
kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam
ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah
Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Kini jaringan kerja PMI
tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta
dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia. Palang
Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota
remaja yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia. Terdapat di PMI Cabang
seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR
merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-
Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta
mengembangkan kapasitas organisasi PMI. Pelatihan P3K pada PMR
dilaksanankan oleh PMI, yang merupakan payung dari terbentuknya PMR.
Perekrutan anggota PMR berdasarkan target usia: (1) 10 - 12 tahun (PMR Mula),
(2) 12 - 15 tahun (PMR Madya), (3) 15 - 17 tahun (PMR Wira) . Untuk
mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan
Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR
dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat para peserta juga
mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang
merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah
remaja disekolah (Palang Merah Indonesia, 2008).
PMR atau junior red cross dibentuk di amerika pertama kali pada tahun 1917, yang
merupakan respon dari banyaknya minat siswa dalam kegiatan palang merah. Pada tahun
1933 di amerika jumlah anggota palang merah remaja kurang dari 6,6 juta orang, dan pada
tahun 1938 melonjak menjadi lebih dari 9 juta orang. Dan pada tahun 1964 menjadi 17
juta lebih anggota (First Aid, 2010).

2
Di kanada sebagian penduduknya sudah pernah mendapat pelatihan tentang P3K
(first aid training) dan menurut pemerintah yang bersangkutan, bahwa hal itu belum
cukup, karena beranggapan bahwa kesehatan adalah hak yang paling mutlak yang harus
dimiliki oleh setiap individu. Menurut yayasan jantung dan stroke yang ada di kanada
menyarankan bahwa pelatihan P3K khususnya tentang CPR (cardiopulmonary
resuscitation) harus dijadikan undang-undang informal yang mengharuskan setiap warga
negaranya memiliki pengetahuan tentang P3K. Di amerika 55 dari 100.000 penduduk
menderita serangan jantung setiap tahunnya, dan ini membuktikan bahwa perlunya bagi
penduduk baik itu siswa maupun masyarakat umum untuk mendapat pengetahuan dan
pelatihan tentang P3K, sehingga mengurangi resiko kematian bagi korban (Anonim,
2010).
Di berbagai negara pelatihan first aid, dibagi menjadi beberapa level, bervariasi
tergantung dari negara masing-masing dan berapa jam pelatihan yang diberikan. Sebagai
contoh, di kanada pelatihan P3K dibagi menjadi 3 level yaitu emergency first aid yang
diberikan selama 8 jam mencakup pelatihan CPR, pendarahan, tersedak, dan hal lainnya
yang berhubungan dengan kejadian gawat darurat. Yang kedua adalah standard first aid
yang diberikan selama 16 jam mencakup pelatihan pada emergency first aid ditambah
dengan pelatihan tentang gigitan ular, keracunan,luka bakar, trauma mata, trauma dada,
trauma leher. Dan terakhir adalah medical first responder yang diberikan selama 40 jam.
Ini sebagai bukti bahwa Negara tersebut sangat konsisten dan serius dalam memberikan
pelatihan-pelatihan yang bersifat gawat darurat, guna meningkatkan status kesehatan
masyarakatnya, dengan mengurangi resiko kematian bagi korban (First Aid, 2010)
Beberapa pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan pada saat pelatihan P3K
adalah bagaimana kita menangani korban dengan cedera kepala, penanganan korban
kecelakaan, memindahkan korban dengan cara yang baik dan benar, penanganan penyakit
jantung, penanganan luka bakar, penanganan fraktur tulang, penanganan tenggelam,
sampai tentang penanganan jalan nafas.

3
Di amerika serikat, jumlah dolar setiap tahun yang dikeluarkan berkaitan dengan
cedera/trauma melampaui 400 miliar dolar, ini termasuk biaya asuransi, kerugian material,
pengeluaran medis dan lain sebagainya. Pada tahun 1990 cedera yang tidak disengaja
menyebabkan 3,2 juta kematian dan 312 juta penderita di seluruh dunia yang memerlukan
perhatian. Pada tahun 2000 kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun2020,
cedera/trauma akan merupakan penyebab kematian ketiga untuk semua kelompok umur.
Di 39 negara yang mempunyai data lengkap, didapat bahwa 70 persen kematian dan
cedera disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (KLL). Di selandia baru kecelakaan lalu
lintas merupakan penyebab kematian tertinggi, yaitu 2,5 kali lipat dibandingkan inggris.
Di Indonesia angka kecelakaan lalu lintas tergolong tinggi yaitu dalam kurun waktu 2004-
2008 60.809 kejadian, dan sebanyak 15.963 orang tewas. (First Aid, 2010)
3. ANALISIS SITUASI
Setiap hari pada saat kita melakukan perawatan dengan gejala yang mengkhawatirkan,
seperti merawat luka, pada saat itulah kita sudah menerapkan dengan apa yang
disebut pertolongan pertama pada kecelakaan. Pertolongan pertama pada
kecelakaan merupakan aspek penting pada kehidupan sehari-hari, baik itu
dirumah,dijalan, disekolah, maupun di kantor, karena kejadian yang merupakan
darurat perlu segera ditangani di tempat kejadian. Sesuai dengan definisi dari
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah usaha-usaha untuk menangani
korban dengan segera di tempat kejadian. Prinsip-prinsip P3K adalah tindakan
yang dilakukan segera, mempertahankan hidup korban, mengurangi penderitaan,
mencegah pengotoran luka dan penderitaan lanjutan serta merujuk korban ke
tempat pelayanan kesehatan terdekat. Prinsip-prinsip P3K ini sangat dianggap
perlu bagi semua lapisan masyarakat, karena dengan P3K kita dapat membantu
orang atau korban sampai benar-benar mendapat perawatan medis professional.
P3K bisa dilakukan oleh baik itu masyarakat umum ataupun siswa, sampai
pertolongan medis professional tiba untuk menangani korban (Saubers,Nadine,
2008)
Kecamatan Banjar yang mempunyai luas wilayah terbesar ketiga setelah
Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Busungbiu, dimana sebagian besar topografi
wilayah kecamatan Banjar adalah perbukitan. Akses pelayanan kesehatan yang cukup jauh
menyebabkan penanganan korban kejadian kegawat daruratan seperti kecelakaan lalu
lintas dan bencana menjadi lambat. Hal ini menyebabkan angka kematian dan kecacatan
pada korban menjadi meningkat. Menurut data Satlantas Polres Buleleng, angka

4
kecelakaan lalu lintas di wilayah Banjar tahun 2012, menempati urutan ketiga setelah
Singaraja dan Seririt, yaitu sebanyak 21 kasus dengan 4 orang meninggal.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan beberapa Pembina PMR pada
SLTP se-Kecamatan Banjar dan beberapa siswa SLTP yang ikut PMR ditemukan bahwa
pelatihan-pelatihan P3K yang diberikan oleh PMI sangat jarang sekali dan hanya 1 orang
Pembina dari masing-masing sekolah yang mendapat pelatihan langsung dari PMI.
Beberapa orang pembina mengatakan dan menyarankan untuk diadakannya pelatihan P3K
secara lebih lengkap dan terarah, karena mereka menganggap pelatihan yang diberikan
selama ini sangat kurang sekali dan rentang waktu diberikan pelatihan cukup lama yaitu
setiap 5 tahun, disamping itu juga jumlah pembina yang dilatih cukup terbatas. Dimana
pembina itu sendiri harus membina sedikitnya 100 orang siswa PMR. Dari 100 orang
siswa PMR tersebut, tidak ada siswa yang mendapat pelatihan langsung dari PMI.
Sehingga perlu diadakannya pelatihan-pelatihan tentang P3K yang bersifat formal, diluar
dari PMI. Dengan tujuan untuk meningkatkan status kesehatan disekolah masing-masing
pada khususnya dan status kesehatan masyarakat pada umumnya. Serta selalu sigap jika
menemukan kejadian gawat darurat, yang perlu penanganan medis segera, baik itu dijalan,
dirumah, dikantor, maupun di sekolah. Menurut kepala UPP kecamatan banjar memang
benar pelatihan-pelatihan P3K masih dirasakan sangat kurang sekali diberikan baik pada
pembina PMR maupun pada siswa itu sendiri, sehingga bisa berakibat kurang sigapnya
anggota PMR dalam menangani kejadian gawat darurat yang mungkin terjadi baik
disekolah maupun dimasyarakat karena PMR merupakan bagian terdepan bidang
kesehatan baik disekolah maupun dimasyarakat.
4. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil analisis situasi diatas dapat ditemukan beberapa masalah antara lain :
a. Kurangnya pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh guru pemibina PMR
tentang P3K
b. Kurangnya pemahaman dan ketrampilan yang dimiliki oleh PMR tentang P3K
c. Kurangnya kuantitas pelatihan P3K bagi para guru pembina dan PMR
5. TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Definisi Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama (first aid) adalah penanganan atau perawatan awal dari
terjadinya suatu penyakit atau kecelakaan. Hal ini dapat biasanya dilakukan oleh orang
yang bukan ahli dalam menangani kejadian sakit atau cedera, sampai menunggu
pengobatan definitif dapat diakses. Kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan dapat

5
terjadi dimana saja dan kapan saja. Kejadian ini dapat berupa suatu insiden kecil atau
suatu bencana yang melibatkanpenderita dalam jumlah besar. Orang pertama yang akan
memberikan pertolongan adalah mereka yang berada ditempat kejadian. Mereka yang
berupaya memberikan pertolongan ini memiliki berbagai tingkat pengetahuan mulai dari
yang tidak mempunyai pengetahuan pertolongan pertama dan tidak terlatih sampai yang
sudah berpengalaman dan terlatih. Ada waktu antara pertolongan di lokasi kecelakaan
sampai korban dapat memperoleh pertolongan oleh tenaga medis di fasilitas kesehatan,
sehingga masa tenggang inilah yang harus diisi oleh orang pertama yang terdekat dengan
korban yang telah memiliki keterampilan pertolongan pertama. Pertolongan yang
diberikan harus menjadi satu kesatuan pertolongan korban dari lapangan sampai
perawatan lanjutan di rumah sakit (Armstrong et al, 2002).
Pertolongan ini dikenal dengan Pelayanan Gawat Darurat. Pelayanan ini dibagi
dalam dua fase :
a.Fase Pra Rumah Sakit
Pada fase ini dilakukan perawatan di tempat kejadian dengan atau tanpa
melakukan transportasi penderita ke fasilitas kesehatan. Konsep dasar dari
pertolongan pertama adalah memberikan bantuan hidup dasar dan
mempertahankan nyawadengan melakukan tindakan pertolongan pertama
secepatnya setelah kejadian.

b.Perawatan Rumah Sakit


Perawatan pada fase inik seharusnya tidak dibedakan. Keduanya harus
salingmenunjang, fase pra rumah sakit dilakukan dengan baik sehingga rumah
sakit tinggal melanjutkan apa yang sudah dilakukan dan tidak mundur kembali dan
kalau perlusistem rujukan harus diaktifkan. Sistem inilah yang sebenarnya dikenal
dengan sistem pelayanan gawat darurat terpadu (Armstrong et al, 2002)

6
4.2 Prinsip Dasar Pertolongan Pertama
a. Menjaga keselamatan diri sendiri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya. Menjaga
keselamatan diri sendiri adalah wajib dilakukan oleh pelaku Pertolongan Pertama
sebelum menolong penderita. Disadari kita tidak akan mampu memberikan
pertolongan bila kita sendiri mengalami cedera, sebelum mencapai penderita atau
pada saat sedang menolong penderita, sehingga keselamatan diri dantim harus
menjadi prioritas. Masalah keselamatan mencakup bahaya dari orang orang sekitar,
bangunan yang tidak stabil, api, ledakan, hewan buas dan bahaya lainnya.
b. Dapat Menjangkau Penderita
Sebagai penolong kita harus mampu untuk menjangkau penderita, baik dalam kendaraan,
ditengah kerumunan massa, terperangkap dalam bangunan, kalau perlu gunakan
alat-alat sederhana. Dalam kasus kecelakaan atau bencana, kemungkinan pelaku
penolong harus memindahkan penderita lain untuk dapat menjangkau penderita
yang lebih parah. Namun ingat keselamatan (para) penolong selalu nomor satu.
Jangan berupaya melampui batas kemampuan.
c. Dapat Mengenali dan Mengatasi Masalah yang Mengancam Nyawa.
Ingatlah bahwa kita berada di lokasi kecelakaan untuk menyelamatkan nyawa, maka
selayaknyalah kita mengenali dan mengatasi keadaan yang mengancam nyawa.
d. Meminta Bantuan / Rujukan
Pelaku pertolongan pertama harus bertanggungjawab sampai bantuan rujukan mengambil
alih penangan penderita. Hubungi segera ambulans dan fasilitas kesehatan
terdekat.
e. Memberikan Pertolongan Dengan Cepat danTepat Berdasarkan Keadaan Korban
Carilah masalah / gangguan penderita dan berikan Pertolongan Pertama dengan
menggunakan peralatan sesedikit mungkin. Masalah penderita dapat kita peroleh
dari informasi yang diperoleh ditempat kejadian, saksi dan penderita itu sendiri,
serta melakukan pemeriksaan dan penilaian penderita. Berdasarkan semua
informasi ini kita memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan dan
wewenang kita. Pertolongan pertama dapat sederhana saja misalnya menenangkan
penderita.
f. Membantu Pelaku Pertolongan Pertama Lainnya.
Kita mungkin merupakan tim kedua yang tiba di lokasi, maka menjadi kewajiban kita
untuk membantu tim yang sudah ada.
g. Mempersiapkan Penderita untuk Ditransportasi ( dipindahkan )

7
Pengangkatan dan pemindahan penderita hanya dilakukan bila perlu. Jangan sampai
tindakan ini mengakibatkan cedera baru yang memperparah keadaan penderita
(Susilo dkk, 2008).
4.3 Penilaian Pertolongan Pertama
Langkah - langkah penilaian dini ( Wyatt et al, 2005) :
a. Kesan umum
Tentukan terlebih dahulu penderita adalah kasus trauma atau kasus medis. Kasus trauma
adalah kasus yang biasanya disebabkan oleh suatu ruda paksa/ trauma yang jelas
terlihat, tidak jelas terlihat, dan atau teraba, misalnya kasus perdarahan, luka
terbuka, patah tulang, penurunan kesadaran. Kasus medis adalah kasus yang
diderita oleh seseorang tanpa ada riwayat rudapaksa, misalnya sesak nafas, nyeri
dada dan lain - lain.
b.Pemeriksaan respon
Untuk menentukan tingkat respon seseorang penderita berdasarkan rangsangan
yangdiberikan penolong ada empat tingkatan :
A = Awas (Penderita sadar dan mengenali keberadaannya lingkungan serta waktu)
S = Suara (Penderita hanya menjawab / bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri (Penderita hanya bereaksi terhadap rangsangan nyeri yang diberikan
penolong,misalnya dicubit, ditekan pada titik tulang dada).
T = Tidak Respon (Penderita tidak bereaksi terhadap rangsangan apapun yang diberikan
oleh penolong)
c. Memastikan jalan nafas terbuka dengan baik
Cara menentukan keadaan jalan nafas tergantung dari keadaan penderita apakah ada
respon atau tidak.
Pasien dengan respon baik
Perhatikan pada saat penderita menjawab pertanyaan penolong. Adakah gangguan dari
suara atau gangguan berbicara.
Pasien yang tidak respon
Bila penderita tidak menderita / cidera spinal gunakan teknik angkat dagu tekandahi.
Sebaliknya bila ada kecurigaan maka gunakan teknik perasat pendorongan rahang
bawah.
d .Penilaian pernafasan

8
Periksa ada tidaknya nafas dengan cara lihat, dengar, dan rasakan selama 3-5 detik.Ini
bertujuan apakah nafas penderita cukup untuk dapat mempertahankan hidupnya,
bila ternyata penderita tidak bernafas maka segera lakukan nafas buatan.
e. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat.
Penderita respon,
Periksalah nadi radial (pergelangan tangan), pada bayi periksalah pada nadi brakial
(bagian dalam lengan atas).
Penderita tidak respon,
Periksalah nadi karotis (leher) selama lima sampai 10detik. Bila tidak ada nadi segera
mulai tindakan resusitasi jantung paru.
f. Hubungi bantuan
Apabila dirasakan perlu segera minta bantuan rujukan, pesan yang disampaikan harus
singkat, jelas dan lengkap. Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan
yang mengancam nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum pemeriksaan fisik.
Dalam penilaian dini perlu dipertimbangkan prioritas transportasi penderita,
apakah harus sesegera mungkin atau dapat ditunda
6. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan dari program pengabdian ini adalah:
a. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru-guru pembina PMR dan
siswa anggota PMR Se- Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dalam bidang
P3K
b. Mempersiapkan guru-guru pembina PMR SLTP se-Kecamatan Banjar, Kabupaten
Buleleng yang berkualitas untuk dapat memberikan pembinaan tentang P3K.
c. Meningkatkan pemahaman , mentalitas dan kesigapan dari setiap anggota PMR
dan guru-guru pembina PMR.
7. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang diharapkan usai memberikan “Pelatihan pertolongan pertama pada
kecelakaan pada guru-guru pembina dan anggota PMR madya se-kecamatan
Banjar”, adalah dapat meningkatkan pemahaman, mental, pengetahuan, dan
keterampilan guru-guru Pembina dan siswa PMR SLTP dalam bidang P3K
sehingga dapat menguasai tentang penanganan korban ditempat kejadian secara
sigap, cepat, dan terarah apabila ditemukan kejadian gawat darurat.

8. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

9
1. Melakukan observasi dan wawancara kepada guru-guru pembina PMR, siswa
SLTP dan Kepala UPP Kecamatan Banjar terkait Pelatihan Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan
2. Mengadakan Kerjasama dengan Kantor Unit Pelaksana Pendidikan Kecamatan
Banjar untuk meminta izin melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat
khususnya bagi guru-guru Pembina PMR madya dan PMR madya
3. Menyampaikan surat undangan sebagai peserta pelatihan kepada guru-guru
pembina PMR madya dan siswa SLTP PMR Madya
4. Melaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk pelatihan,
ceramah, demonstrasi pertolongan pertama pada kecelakaan bagi Guru-Guru
Pembina dan Anggota PMR Madya se-Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng
5. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat
6. Menyusun laporan penyelenggaraan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat

9. KHALAYAK SASARAN
Adapun sasaran pada pengabdian pada masyarakat ini adalah para siswa PMR madya dan
guru guru pembina PMR se-Kecamatan Banjar.
10.KETERKAITAN
Institusi yang dilibatkan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah Dinas Pendidikan
Kabupaten Buleleng dalam hal ini adalah UPP Kecamatan Banjar, SLTP negeri se-
Kecamatan Banjar dan Universitas Pendidikan Ganesha.
11.METODE KEGIATAN
Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
a. Metode ceramah yaitu untuk menyampaikan materi-materi tentang P3K.
b. Metode praktek atau demonstrasi yaitu untuk mendemonstrasikan bagaimana
menangani korban di tempat kejadian secara sigap dan cepat.
c. Metode diskusi yaitu untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan
sehingga terjadi interaksi timbal balik antara para peserta dengan peserta dan
antara peserta dengan pelatih.
d. Metode pelatihan dengan pendekatan modelling yaitu dengan penerapan metode
pelatihan ini para peserta dapat secara langsung mengikuti pelatihan tentang P3K
dengan memakai alat peraga dan model.
12. RANCANGAN EVALUASI

10
Kemampuan, pengetahuan, dan ketrampilan peserta pelatihan akan dievaluasi dengan
tanya jawab dan demonstrasi. Para peserta pelatihan diharapkan mampu menguasai teori
dan praktek tentang pelatihan P3K seperti (a). materi prinsip dasar P3K, (b). penilaian
korban, (c). gangguan umum pada korban seperti gangguan kesadaran, pernapasan, dan
peredaran darah (teori dan praktek), (d). gangguan lokal pada korban seperti patah tulang,
pendarahan dan luka, (e). resusitasi jantung paru (teori dan praktek), (f) pembalutan dan
pembidaian (teori dan praktek), (g) pengangkutan orang luka (teori dan praktek), (h)
praktek simulasi atau demonstrasi P3K
Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi sepanjang pelaksanaan kegiatan yaitu : 1) Ketekunan dan keterlibatan para
peserta pelatihan dalam melibatkan diri pada pelaksanaan kegiatan pelatihan ini; 2)
Terjadinya peningkatan pemahaman,pengetahuan, mental dan tentang P3K melalui
tugas, tanya jawab, demonstrasi dan pelatihan; 3) Para peserta memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup dalam memberikan pembinaan pada siswa masing-masing 4)
Indikator keberhasilan yaitu peserta pelatihan dapat menguasai tentang penanganan
korban di tempat kejadian secara sigap, cepat dan terarah. Dan juga para peserta
mengetahui bagaimana berkoordinasi untuk menangani korban di tempat kejadian.

13. RENCANA DAN JADWAL KERJA


1. Rencana dan Jadwal Kerja
Waktu yang diperlukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini selama 8 bulan dengan
rincian sebagai berikut :

11
NO NAMA KEGIATAN BULAN
agt sep okt nov des jan feb mar
1 Persiapan
a. Mengadakan observasi
b. Membuat proposal P2M
c. Mengikuti seminar proposal
d. Revisi proposal
2 Pelaksanaan
a. Mengadakan penjajagan
b. Mengadakan koordinasi
c. Mengirim undangan kepada
peserta
d. Menyiapkan materi dan
tempat pelatihan
e. Melaksanakan pelatihan
f. Melaksanakan monitoring
3 Membuat laporan P2M

14. ORGANISASI PELAKSANA

No Nama Kualifikasi Lembaga


1 dr. Putu Adi Suputra, S.Ked.,M.Kes Ketua Undiksha
2 Eka Budi Darmawan, S.Pd.,M.Or Anggota Undiksha
3 dr.Ni Putu Dewi Sri Wahyuni,S.Ked.,M.Kes Anggota Undiksha

15. RENCANA BIAYA


No Kegiatan Rp Jumlah
1 Honorarium 3.000.000
2 ATK 2.000.000
3 Konsumsi 750.000
4 Perjalanan/Transport 1.250.000
5 Lain-lain/Peralatan 3.000.000
Jumlah Total Rp 10.000.000
Sepuluh Juta Rupiah

12
LAMPIRAN (a)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002, First Aid, Headquarters Department of The Army, The Navy, and The Air
Force, Texas, USA

Saubers, Nadine, 2008, The Everything First Aid Book, Adams Media, Massachusetts,
USA

Wyatt, J.P et al, 2005, Oxford Handbook of Accident and Emergency Medicine, Oxford
University Press

Armstrong, Vivien et al, 2002, Home Emergency Guide, DK Publishing, New York

Susilo, Juliati dkk, 2008, Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Madya, Palang
Merah Indonesia Pusat, Jakarta

Anonim, 2010, “Pros and Cons of First Aid Training?”, Canadian Medical Association
Journal, vol. 182, no. 12.

13
Dean, R and Mulligan, J, 2009, “ Management of Procedures and Reactions Following
First Aid” Nursing Standard, vol. 24, no. 11, pp. 35-39

“First Aid”, (2010, October 26- last update), Available at :


http://en.wikipedia.org/wiki/First_aid (Accessed : 2013, August 30)

“Palang Merah Indonesia”, (2008-last update), Available at : http://www.pmi.or.id/ina


(Accessed : 2013, August 30)

LAMPIRAN (b)
BIODATA KETUA
1. Identitas Diri
1 Nama Lengkap dr. Putu Adi Suputra, S. Ked,M.Kes
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsionalis -
4 NIP 198410152009121005
5 Tempat dan Tanggal Lahir Buleleng, 15 Oktober 1984
6 Alamat Rumah Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar,
Kabupaten Buleleng
7 Nomor HP 08123695879
8 Alamat Kantor Jl. Udayana Singaraja
9 Nomor Telepon/Fax 0362-23884
10 Alamat e-mail dr_adisuputra@yahoo.com

2. Riwayat Pendidikan
1. Program S1 S2 S3
2. Nama PT Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas -
Universitas Udayana Maret

14
3.Bidang ilmu Dokter umum Magister Kedokteran
Keluarga
4. Tahun Masuk 2002 2011
5. Tahun Lulus 2008 2012
6 Judul Skripsi/Tesis/ Hubungan Kadar PAI-1 Pengaruh Model -
Disertasi dengan berbagai Pembelajaran
komponen sindroma Kooperatif Tipe STAD
metabolik dan Minat Belajar
Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa
Fakultas Olahraga dan
Kesehatan
7 Nama Pembibing/ Prof. DR.dr AA Gede 1. Dr. Nunuk Suryani,
Promotor Budiartha, Sp.PD KEMD M.Pd
2. dr. Putu Suriyasa,
MS, PKK, Sp.OK

3. Pengalaman Penelitian
 Gambaran Perilaku Merokok Pada Siswa SMP di Kecamatan Seririt (DIPA
2011)
 Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Pada Dosen Umur 40-
59 Tahun Di Lingkungan Undiksha (DIPA 2011)
 Pengaruh Pemberian Vitamin B Kompleks Terhadap Volume Oksigen
Maksimum (maks) Pada Peserta Pembinaan Prestasi Bulutangkis Fakultas
Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini dalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Dengan biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan
dalam pengajuan proposal Pengabdian Pada Masyarakat (P2M UNDIKSHA tahun 2014).

Bersama ini pula saya menyatakan kesiapan untuk mengerjakan P2M isi hingga selesai,
apabila usalan ini dinyatakan layak untuk dibiayai.
Singaraja, 5 September 2013

15
Ketua Pengusul

dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes


NIP 198410152009121005

ANGGOTA 1
1. Identitas Diri

1 Nama lengkap (dengan gelar) Gede Eka Budi Darmawan,


S.Pd.,M.Or
2 Jenis kelamin Laki-laki
3 Jabatan fungsional Asisten Ahli
4 NIP 197903172008121005
5 Tempat dan tanggal lahir Singaraja, 17 Maret 1979
6 Alamat rumah Gang Bumi Asih II no.9 Pemaron,
Singaraja-Bali
7 Nomor telepon/fax -
8 Nomor Hp 081916150809
9 Alamat kantor Jalan Udayana, Kampus Tengah
FOK UNDIKSHA
10 Nomor telepon 0362-32559
11 Alamat email dgedeekabudi@yahoo.co.id

2. Riwayat Pendidikan
Program S1 S2 S3
Nama PT UNNES UNS Surakarta
Bidang ilmu Pendidikan Kepelatihan Ilmu Keolahragaan
Olahraga (PKO)
Tahun masuk 2005 2008
Tahun lulus 2007 2010
Judul skripsi Manajemen Sport Tracking Perbedaan Pengaruh
di Desa Sambangan Metode Latihan
Kecamatan Sambangan Interval Anaerob dan
Buleleng Bali Waktu Reaksi
terhadap

16
Peningkatan
Kecepatan Lari 100
Meter
Nama Drs. Wahadi, M.Pd. Prof. Dr. H.Furqon,
pembimbing/ Selamet Kumbul, S.Pd. M.Pd.
promoter M.Kes Prof. Dr. Sudjarwo,
M.Pd.

3. Pengalaman Penelitian
 Pengaruh Metode Latihan Interval Anaerob dan Waktu Reaksi terhadap
Peningkatan Kecepatan Lari 100 Meter (DIPA 2010)

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini dalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Dengan biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan
dalam pengajuan proposal Pengabdian Pada Masyarakat (P2M UNDIKSHA tahun 2014).

Bersama ini pula saya menyatakan kesiapan untuk mengerjakan P2M isi hingga selesai,
apabila usalan ini dinyatakan layak untuk dibiayai.

Singaraja, 5 September 2013


Anggota Pengusul

Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or


NIP 197903172008121005

17
ANGGOTA 2
1.Identitas Diri

1 Nama lengkap(gelar) dr.Ni Putu Dewi Sri Wahyuni,S.Ked.,M.Kes


2 Jenis kelamin Perempuan
3 Jabatan fungsional -
4 NIP -
5 Tempat dan tgl lahir Tabanan,21 Juni 1979
6 Alamat rumah BTN Bali Nuansa Indah blok E No.62 Sambangan
7 No.telephon/fax -
8 No.hp 081236416001
9 Alamat kantor FOK Undiksha
10 No.telephon/fax 0362-23884
11 Alamat e-mail niputudewisri@gmail.co.id

2.Riwayat pendidikan

1 Program S1 S2
2 Nama PT Univ.Udayana Univ. Sebelas Maret
3 Bidang Ilmu Kedokteran Umum Magister Kedokteran
Keluarga
4 Tahun Masuk 1997 2011
5 Tahun Lulus 2003 2013
6 Judul - Hubungan Pengetahuan
Skripsi/Tesis/Disertasi dan Sikap Akseptor KB
Pria tentang Vasektomi
serta Dukungan Keluarga
terhadap Partisipasi Pria
dalam Vasektomi di
Kecamatan Tejakula
7 Nama - 1. Dr. Nunuk Suryani,
pembimbing/promotor
M.Pd
2. dr. P. Murdani, M.PEd

18
3.Pengalaman Penelitian

 Profil Status Gizi Anak Balita dan Faktor Penyebabnya di Kabupaten


Buleleng Tahun 2009 (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Sidatapa,
Kecamatan Banjar)
 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Balita Usia 6-24
Bulan di Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini dalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.
Dengan biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan
dalam pengajuan proposal Pengabdian Pada Masyarakat (P2M UNDIKSHA tahun 2014).

Bersama ini pula saya menyatakan kesiapan untuk mengerjakan P2M isi hingga selesai,
apabila usalan ini dinyatakan layak untuk dibiayai.

Singaraja, 5 September 2013


Anggota Pengusul

dr.Ni Putu Dewi Sri Wahyuni,S.Ked.,M.Kes


NIP 197906212008122002

19
Lampiran (c)
PETA LOKASI WILAYAH MITRA
Kecamatan Banjar merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Buleleng, dengan luas
wilayah ± 370 km². Sebagian besar wilayah Kecamatan Banjar adalah
pegunungan. Dari segi letak wilayah, sebelah timur wilayah Kecamatan Banjar
berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukasada, sebelah barat dengan
Kecamatan Seririt, sebelah utara dengan Laut Bali, dan sebelah selatan berbatasan
langsung dengan Kabupaten Tabanan. Jarak dari kota Singaraja ke pusat
pemerintahan wilayah Kecamatan Banjar ± 18 km atau dapat ditempuh dengan
perjalanan darat ± 30 menit. Kecamatan Banjar terdiri dari 17 desa dengan jumlah
penduduk 79335 orang. Dari segi fasilitas pendidikan, di wilayah Kecamatan
Banjar terdapat 60 buah Sekolah Dasar (SD), 6 buah Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP), 2 buah Sekolah Menengah Umum (SMU). Dari segi ketersediaan
sumber daya manusia, khususnya pembina PMR madya pada setiap SLTP se-
Kecamatan Banjar bervariasi dari 2-3 orang pembina.

20
Lampiran (d)

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN BEKERJASAMA

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Made Pastima, S.Pd.
NIP : 196103031981021004
Jabatan : Kepala UPP Kecamatan Banjar
Dengan ini menyatakan kesediaan untuk bekerjasama dalam ”Pelatihan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) pada guru-guru pembina dan anggota PMR madya
se-Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Tahun 2014.”yang diadakan dalam
rangka pengabdian pada masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha.

Buleleng, 5 September 2013

Made Pastima, S.Pd.

21
Lampiran (e)

No Kegiatan Rp Jumlah
1 Honorarium :
a. Honor ketua pelaksana Rp 1.500.000
b. Honor 2 orang anggota Rp 1.500.000
2 ATK :
a. Ketas HVS 2 rim, @ Rp. 50.000,- Rp. 100.000
b. Penggandaan Makalah Rp. 500.000
c. Cetak Piagam 50 buah @ 10000 Rp. 500.000
e. Penyusunan dan penggandaan proposal Rp. 400.000
f. Penyusunan dan penggandaan laporan akhir Rp. 500.000
3 Konsumsi :
a. Konsumsi panitia dan peserta 50 orang x Rp. Rp. 750.000
15.000,-
4 Perjalanan/Transport :
a. Transport mengedarkan surat undangan ke Rp. 250.000
sekolah-sekolah se- Kecamatan Banjar
b. Transport kerjasama ke Dinas Pendidikan Rp. 250.000
Kabupaten Buleleng dan KUPP Kec.
Banjar
d. Tranport TIM P2M 3 orang @. Rp. 250.000,- Rp. 750.000
5 Lain-lain/Peralatan
a. Menggandakan CD tentang P3K Rp. 500.000
b. Penggandaan makalah tentang P3K Rp. 500.000
c. Dokumentasi Rp. 250.000
d. LCD proyektor Rp. 250.000
e. First Aid Kit Rp. 1.500.000
Jumlah Total Rp 10.000.000
Sepuluh Juta Rupiah

22
USULAN PROGRAM P2M DANA DIPA

PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) PADA


GURU-GURU PEMBINA DAN ANGGOTA PMR MADYA SE-KECAMATAN
BANJAR, KABUPATEN BULELENG TAHUN 2014

dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes (0015108402)


Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or (0017037903)
dr.Ni Putu Dewi Sri Wahyuni,S.Ked.,M.Kes (0021067910)

JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2013

23
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

a. Judul Program : “Pelatihan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)


pada Guru-Guru Pembina dan Anggota PMR Madya se-Kecamatan Banjar,
Kabupaten Buleleng Tahun 2014.
b. Jenis Program : Pelatihan
c. Bidang Kegiatan : Sosial dan Kesehatan
d. Identitas Pelaksana :
1. Ketua
- Nama : dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes
- NIP : 198410152009121005
- NIDN : 0015108402
- Pangkat/Gol : Penata Muda Tingkat I/IIIb
- Alamat Kantor : FOK Undiksha
- Alamat Rumah : Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Buleleng
2. Anggota 1
- Nama : Gede Eka Budi Darmawan, S.Pd., M.Or
- NIP : 197903172008121005
- NIDN : 0017037903
- Pangkat/Gol : Penata Muda Tingkat I/IIIa
- Alamat Kantor : FOK Undiksha
- Alamat Rumah : Gang Bumi Asih II no.9 Pemaron, Singaraja-Bali
3. Anggota 2
- Nama : dr.Ni Putu Dewi Sri Wahyuni,S.Ked.,M.Kes
- NIP : 197906212008122002
- NIDN : 0021067910
- Pangkat/Gol : Penata Muda Tingkat I/IIIb
- Alamat Kantor : FOK Undiksha
- Alamat Rumah : BTN Bali Nuansa Indah blok E No.62 Sambangan
e. Biaya yang diperlukan : Rp 10.000.000.-
f. Lama Kegiatan : 8 Bulan

Singaraja, 5 September 2013

Mengetahui,
Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Ketua Pelaksana

Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S. dr. Putu Adi Suputra, S.Ked., M.Kes
NIP. 195910181985031002 NIP. 198410152009121005

Mengetahui
Ketua LPM Undiksha

Prof.Dr. Ketut Suma, MS


NIP. 19590111984031003

24
25

Anda mungkin juga menyukai