Kfa Ciprofloxacin
Kfa Ciprofloxacin
Tujuan
Menentukan kadar ciprofloxacin dengan metode iodimetri
2. Landasan Teori
O O
F
HO
N N
NH
ciprofloxacin
3.2 Bahan:
1. Sampel no. 4D
2. Larutan asam asetat
3. Na2S2O3 0,1 N
4. Indikator Amilum
5. I2
6. Aquades
4. Prosedur
Sampel no.4D
Sampel ciprofloxacin 1 gram
Tambahkan.....
Titrasi Sampel
Titrasi dengan
+ indikator iodium hingga
+ 10 ml sampel
amilum
warna biru
N = 0,01315 N
b Pembakuan I2 0,01 N
I2 (ml) Volume Na2S2O3 (ml)
10 10,6
10 10,8
10 11,1
10,83
N I2 = V Na2S2O3 x N Na2S2O3
Volume I2
= 10,83 x 0,01315
10 ml
= 0,01424 N
c Titrasi Sampel
Sampel (ml) Volume Iodium (ml)
10 10,4
10 10,3
10 10,5
10,4
N sampel = V Iodium x N Iodium
Volume ampel
= 10,4 x 0,01315
10
= 0,013676 N
Gram = Be x N x V
= 367,8 x 0,013676 x 10
= 50,3003 gram
50,3003
x 100 =50,30
% = 1 gram
6. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan analisis kadar ciprofloxacin. Sampel
ciprofloxacin yang digunakan berupa tablet dengan bau khas. Sampel no. 4D
diambil satu tablet kemudian digerus dan diambil 1 gram kemudian di isolasi.
Proses isolasi senyawa ciprofloxacin dari sampel adalah dengan cara
dekantasi, yang sebelumnya telah di sentrifuge. Sampel dilarutkan terlebih
dahulu dalam ....... Pada proses sentrifuge ini komponen campuran yang
lebih rapat akan bergerak menjauh dari sumbu sentrifuga dan membentuk
endapan, menyisakan cairan yang dapat diambil dengan dekantasi.
Penetapan kadar ciprofloxacin dilakukan dengan menggunakan metode
titrasi iodimetri. Pemilihan metode ini didasarkan bahwa ciprofloxacin dapat
mengoksidasi iodida untuk menghasilkan iodium.
Pada percobaan iodometri ini bertujuan untuk mengetahui prinsip–
prinsip dasar metode iodimetri dan mentapkan kadar antalgin dengan metode
iodimetri. Iodium merupakan oksidator yang relatif kuat. Pada saat reaksi
oksidasi iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi :
I2 + 2e 2 I-
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai
potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium . Sedangkan iodometri
merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi yang lebih besar dari pada
sistem iodium – iodidia senyawa-senyawa yang bersifat oksidator.
Pada percobaan ini bertujuan untuk pembakuan larutan digunakan
dengan metode iodometri sedangkan untuk penetapan kadar dilakukan
dengan metode iodimetri (titrasi langsung). Pembakuan larutan baku
sekunder I2 dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 yang telah dibakukan
sebelumnya. Sedangkan metode iodimetri dilakukan dengan penetapan kadar
ciprofloxacin dengan menggunakan larutan baku sekunder I2 sebagai titran.
Titrasi secara iodimetri merupakan titrasi secara langsung, artinya sampel
yang akan dianalisis langsung dititrasi dengan titran. Sedangkan untuk
iodometri dengan menitrasi sampel dengan titran berlebih, kemudian
menambahkan indikator, lalu menitrasinya sampai akhir titrasi.
Pertama yang dilakukan adalah dilakukan pembakuan larutan baku
sekunder Na2S2O3 atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan baku I 2
yang telah dibuat sebelumnya, kemudian ditambahkan indikator amilum dan
warnanya pun menjadi biru tua. Perubahan warna diakibatkan amilum yang
ada berikatan dengan iodium dan membentuk komplek
Setelah Natrium tiosulfat dibakukan maka bisa digunakan untuk
membakukan larutan I2. Perlu dingat dalam buret maupun yang berada
didalam erlenmeyer harus ditutup dengan aluminium foil untuk menghindari
terjadinya oksidasi oleh udara dengan katalis cahaya. Oleh karena iodium
adalah oksidator yang kuat, terjadi penurunan kadar larutan selama
penyimpanan disebabkan reaksinya dengan air yang dikatalis cahaya dan
dapat dioksidasi oleh oksigen dari udara menjadi iodium. Maka dari itu
larutan iodium perlu dibakukan.
I2 + H2O IO- + I- + 2H+
4I- + O2 + 4H+ 2I2+
8. Daftar Pustaka
Anonim. Farmakope Indonesia. 1995. Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan.
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia
Organik. Bina Aksara: Jakarta.
Prof. Dr. Sudjadi, dan Abdul Rohman. 2007. Analisis Kuantitatif Obat.
Yogyakarta: UGM press.
S, Riswiyanto.2009. Kimia Organik. Jakarta :Erlangga.
Underwood, A. L & R. A. Day, JR. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :
Penerbit Erlangga
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS II
PENETAPAN KADAR CIPROFLOXACIN
METODE IODIMETRI
Oleh:
Kelompok 15
Novy Nofyawati 31112034
Nur Fitri Budianti 31112035
Puji Rahayu Winarsih 31112036