Anda di halaman 1dari 12

Fitriyani Rismawati, Pendidikan Tauhid Melalui Metode Berpikir Rasional-Argumentatif ...

Pendidikan Tauhid
melalui Metode Berpikir Rasional-Argumentatif
(Telaah Buku “Beyond The Inspiration” Karya Felix Siauw)

Fitriyani Rismawati
E-mail: fitrizma12@gmail.com

Abstrack
God sent His servant thinks to find faith, but in reality the majority of muslims with an identity crisis
by simply accept the doctrine without thinking process. Felix Siauw as a convert to Islam who believe
the thought, share the concept of rational-argumentative thinking to guides Muslims in their faith. This
research is axpected to be used to develop a way of thinking Muslims in growing faith. This research
is a literature with a philosophical approach that is collected with documentation. The analysis is done
by identifying the contents of the book, then analyzed and confirmed by the data, and then draw up a
classification so that it can be deduced. The thought process with this method is to find the answer to
basic questions and keep asking until you are sure of the existence of God’s existence and consciousness
in the worship of God. This method also touches a component in the education of monotheism namely
methods, approaches and media.
Keyword: Monotheism, Method, Rational, Argumentative

Abstrak
Allah menyuruh hamba-Nya berpikir untuk menemukan keimanan, namun kenyataannya mayoritas
umat muslim yang mengalami krisis identitas dengan hanya menerima doktrin tanpa dituntun berpikir.
Felix Siauw sebagai seorang muallaf yang beriman karena berpikir, membagikan konsep berpikir rasinal-
argumentatif untuk menuntun muslim dalam beriman. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
untuk membina cara berpikir umat muslim dalam menumbuhkan keimanan. Penelitian ini merupakan
penelitian kepustakaan dengan pendekatan filosofis yang dikumpulkan dengan dokumentasi. Analisis
dilakukan dengan mengidentifikasi isi buku, kemudian dianalisis dan dikonfirmasikan dengan data
yang ada, lalu menyusun klasifikasi sehingga dapat ditarik kesimpulan. Proses berpikir dengan metode
ini adalah mencari jawaban dari pertanyaan dasar dan terus bertanya hingga yakin akan keberadaan
eksistensi Allah dan memiliki kesadaran dalam menyembah Allah. Metode ini juga menyentuh
komponen dalam pendidikan tauhid yaitu metode, pendekatan,dan media.
Kata Kunci: Tauhid, Metode, Rasional, Argumentatif

Pendahuluan bertadabbur dengan ayat-ayat qauliyah


1. Latar Belakang Masalah (Al-Qur’an) yang diturunkan-Nya.
Allah Swt. yang menyuruh manusia (Felix Y. Siauw: 2013,143)
agar menggunakan akalnya untuk ber­ Namun kenyataannya, mayoritas
pikir untuk mendapatkan keimanan, umat Islam masa sekarang mengalami
baik dengan bertafakkur dengan ayat- ketertinggalan dalam berbagai bidang
ayat kauniyah (tanda-tanda di alam) baik secara ekonomi, politik, hukum,
yang diciptakan-Nya, ataupun dengan budaya, pendidikan dan kesehatan,

185
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016

serta kemerosotan iman, dimana masih ibadah kepada Allah dengan mencintai-
terjebak dalam takhayul, berhala dan Nya, takut terhadap-Nya, menaati
khurafat. Banyak umat Islam, khu­ perintah-Nya dan meninggalkan lara­
sus­nya generasi muda yang masih ngan-Nya. Ketiga, tauhid al-asma’ wa
percaya dengan ramalan bintang dan ash-shifat ialah menetapkan apa yang
perdukunan. (Felix Y. Siauw: 2013, 44) Allah tetapkan untuk diri-Nya/apa
Hal ini disebabkan karena mayoritas yang ditetapkan oleh Rasul-Nya berupa
umat Islam meninggalkan cara berpikir nama-nama dan sifat-sifat, kemudian
rasional. menyucikan-Nya dari segala yang
Dalam bukunya yang berjudul Dia sucikan dari-Nya dari padanya
Beyond The Inspiration, Felix mence­ dan disucikan darinya oleh Rasul-Nya
ri­takan pengalamannya mulai dari berupa celaan kekurangan. (Sholih bin
ketidakpuasan akan jawaban atas per­ Fauzan: 2013,56)
tanyaannya tentang asal usul penciptaan Terdapat empat langkah yang
manusia, sehingga menimbulkan kera­ ditempuh oleh Descartes untuk mencari
guan dengan agama yang dianutnya kebenaran melalui metodenya ini,
sampai dia meyakini Islam sebagai yaitu:
agama yang benar. a. Tidak menerima suatu apapun
2. Rumusan Masalah sebagai kebenaran, kecuali apa­
a. Bagaimana konsep pendidikan bila saya melihat bahwa hal
tauhid melalui metode berpikir itu sungguh-sungguh jelas dan
rasional-argumentatif menurut tegas sehingga tidak ada suatu
Felix Y. Siauw? keraguan apapun yang mampu
b. Bagaimana relevansi metode merobohkannya.
berpikir rasional-argumentatif b. Pecahkanlah setiap kesulitan atau
dalam pembelajaran tauhid? masalah itu sebanyak mungkin
3. Landasan Teori bagian sehingga tidak ada suatu
Pendidikan tauhid adalah pem­be­ keraguan apapun yang mampu
rian bimbingan kepada anak didik agar merobohkannya.
me­miliki jiwa tauhid yang kuat dan c. Bimbinglah pikiran dengan ter­
mantap, serta memiliki tauhid yang baik atur, dengan memulai dari hal
dan benar. (Felix Y. Siauw: 2013, 41) sederhana dan mudah diketahui,
Tujuan pendidikan tauhid adalah kemudian secara bertahap sam­
menanamkan keimanan kepada Allah pai pada yang paling sulit dan
secara kâffah sehingga menimbulkan kompleks.
dorongan aktivitas yang hanya tertuju d. Dalam proses pencarian dan
pada Allah semata. penelaahan hal-hal sulit, harus
Tauhid terdiri dari tiga kriteria, dibuat perhitungan-perhitungan
yaitu pertama, tauhid ar-rububiyah ialah yang sempurna serta per­tim­ba­
mentauhidkan dan mengesakan Allah ngan-pertimbangan yang me­
dengan segala perbuatan-Nya. Kedua, nye­luruh sehingga kita menjadi
tauhid al-uluhiyah maknanya adalah yakin bahwa tidak ada satu pun

186
Fitriyani Rismawati, Pendidikan Tauhid Melalui Metode Berpikir Rasional-Argumentatif ...

yang terabaikan atau ketinggalan c. Metode Pengumpulan Data


dalam penjelajahan itu. (Ayi Metode pengumpulan data da­lam
Sofyan: 2010,71) penelitian ini adalah metode doku­
mentasi, yaitu dengan mengumpulkan
Adapun langkah-langkah berpikir berbagai informasi dari buku yang ditulis
rasional argumentatif sama dengan oleh Felix Siauw, video wawancara dan
langkah-langkah berpikir cemerlang, ceramah Felix Siauw maupun sumber-
yaitu: sumber literatur yang relevan dengan
a. Memindahkan fakta yang dapat tema penelitian.
diindera dan informasi awal ke d. Sumber Data
dalam otak. Sumber data yang digunakan oleh
b. Mengulang penginderaan fakta peneliti mencakup sumber data primer,
dan berusaha menginderanya yaitu buku Beyond The Inspiration
lebih banyak dari penginderaan karya Felix Y. Siauw, dan sumber data
sebelumnya, baik dengan sekunder, yaitu video ceramah dan
jalan percobaan atau dengan wawancara Felix Siauw, buku-buku
mengulang penginderaan. psikologi, buku-buku pendidikan dan
c. Mengulang pencarian informasi sumber lain yang relevan.
lain di samping informasi awal e. Teknik Analisis Data
yang telah ada. Teknik analisis yang digunakan
d. Mengulang pengaitan informasi dalam penelitian ini adalah content
dengan fakta secara lebih analisys (analisis isi), yaitu melalui taha­
banyak dari yang dilakukan pan identifikasi melalui pembacaan dan
sebelumnya. pe­ngamatan secara cermat terhadap isi
e. Memikirkan segala sesuatu yang buku. Mengumpulkan dari berbagai
ada disekitar fakta dan yang sumber, untuk kemudian dianalisis
berkaitan dengan fakta, untuk dan dikonfirmasikan dengan hasil
sampai kepada tujuan tertentu, identifikasi isi buku. Menyusun kla­
yaitu kesimpulan yang benar. si­fikasi secara keseluruhan, sehingga
f. Diperkuat dengan bukti-bukti men­dapatkan deskripsi tentang isi
di sekitar fakta. (Taqiyuddin an- serta konsep pendidikan tauhid melalui
Nabhani: 2010, 126-127) metode berpikir rasional argumentatif
dan relevansinya dengan Pendidikan
4. Metode Penelitian Agama Islam.
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam Pendidikan Tauhid melalui
penelitian kepustakaan (library research). Metode Berpikir Rasional-
b. Pendekatan Penelitian Argumentatif
Jenis pendekatan yang digunakan 1. Konsep Pendidikan Tauhid
peneliti adalah pendekatan filosofis melalui Metode Berpikir Rasional-
(phylosopical approach). Argumen­tatif menurut Felix Y.
Siauw

187
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016

a. Way Of Life “Mengapa Tuhan ada tiga, bukan


Konsep Way of life merupakan cara lima? Kan bisa buat power rangers.”
menumbuhkan keimanan dengan Pastor pun berkata, “Lix kalau kamu
menjawab tiga pertanyaan dasar, banyak tanya, berarti kamu belum
yaitu ‘Dari mana asal manusia?’, beriman. Beriman adalah percaya
‘Untuk apa manusia hidup?’, dan tanpa banyak tanya.”
‘Akan kemana setelah mati?’ Peran guru agama atau tokoh
1) Dari mana asal manusia? agama dianggap penting dalam
Tahap Pertama pendidikan tauhid atau keimanan
Pertama kali yang dia lakukan seorang anak. Namun kenyataannya,
adalah bertanya pada orangtuanya. dalam suatu masyarakat, masih ada
Yang kemudian dia mendapatkan yang belum menyadari pentingnya
jawaban yaitu dari mami papi, mengolah akal dalam mendapatkan
kakek nenek, dan begitu seterusnya, keimanan, sehingga mereka cukup
sehingga dia tidak menemukan puas dengan sebatas dogma tanpa
jawaban yang memuaskan akalnya. mau berpikir. Atau dengan kata lain,
Orangtua bertanggung jawab lebih banyak mengajarkan “how”
dalam pembinaan keimanan seorang dan “what” bukan “why”.
anak, di mana orangtua perlu bersabar Tahap Ketiga
dengan pertanyaan-pertanyaan kritis Teori Darwin mengatakan bah­
anak yang menuntut jawaban yang wa manusia berasal dari monyet.
tepat sehingga tidak menimbulkan Per­nyataan ini merupakan sebuah
keraguan pada diri anak. pernyataan yang tidak mudah
Tahap Kedua dipa­hami dan menimbulkan suatu
Suatu hari saya bertanya pertanyaan. Bagi mereka yang kritis,
pada Pastor, “Pastor, asal kita ini pernyataan ini tidak dapat ditelan
dari mana ya? Pastor menjawab, mentah. Karena pernyataan ini masih
“Asalmu dari Tuhan Semesta Alam”. menimbulkan keragu-raguan.
Kemudian saya bertanya, “Tuhan Tahap Keempat
yang menciptakan kita dari mana? Bertemunya sel sperma dan sel
Tuhan Bapa, Tuhan Putra atau ovum merupakan suatu proses yang
Tuhan Roh Kudus? Kan ada tiga luar biasa ajaib. Alat kelamin wanita
nih”. Pastor berkata, “Lix, bukan serta rahim adalah tempat yang
begitu ceritanya. Tiga Tuhan itu paling tidak ideal untuk makhluk
adalah satu kesatuan. Satu kesatuan hidup dikarenakan kondisinya
itu ada tiga kepribadian. Bapa, Putra yang asam. Selain itu, terdapat ba­
dan Roh Kudus. Dan tiga-tiganya nyak sekali halangan bagi suatu
tidak dapat disatukan. Satu-satunya organisme hidup untuk mencapai
tidak dapat dipisah-pisahkan. Tiga sel ovum. Struktur sel ovum pun
adalah satu. Satu adalah tiga”. secara kimia dan biologis memang
Jawaban ini membingungkan saya. telah dirancang untuk menunggu
Kemudian saya bertanya lagi, kedatangan sel sperma, dan hanya

188
Fitriyani Rismawati, Pendidikan Tauhid Melalui Metode Berpikir Rasional-Argumentatif ...

akan terbuka serta melebur, bila Mereka akan terus mencari


sel sperma yang mendekatinya. jawaban dari apa yang mereka ingin
Keadaan pada alat kelamin wanita, ketahui sampai menemukan jawaban
letak sel ovum, struktur kimia dan yang dapat memuaskan akalnya.
biologis sel ovum ini seolah-olah Seperti dalam penciptaan manusia
telah diketahui sel sperma, yang di atas, seseorang akan mencari
notabene dibuat pada alat kelamin jawaban sehingga menemukan
pria. Bersama sel sperma yang telah bahwa eksistensi Sang Pencipta
terkandung larutan nutrisi berfungsi pasti adanya, karena tidak mungkin
sebagai bahan bakar untuk perjalanan ada suatu proses yang luar biasa
yang sangat jauh, dan pada saat yang sempurna tanpa ada sesuatu yang
sama berfungsi sebagai penetralisir Maha Sempurna di baliknya.
asam. Sel sperma juga memiliki radar
penangkap sinyal yang diberikan sel 2) Untuk apa manusia hidup?
ovum untuk memberitahukan posisi Biasanya pada akhir kata pe­
sel ovum. Walaupun sel sperma ngantar terdapat kalimat semisal ini:
dibuat di dalam tubuh pria, namun “Tidak ada gading yang tidak retak,
dia hanya bisa berfungsi secara begitupun isi dari buku ini yang
sempurna apabila berada di dalam masih jauh dari kesempurnaan.
tubuh wanita. (Felix Y. Siauw: 2013, Saran dan kritik sangat diharapkan
96) untuk memperbaiki tulisan dan
Seseorang yang berpikir menambah pengalaman peneliti
cemerlang, tidak akan puas dengan yang masih hijau ini”. (Felix Y.
jawaban yang hanya sebatas dogma Siauw: 2013, 117)
tanpa boleh dipikirkan lagi dan Melalui pernyataan ini, Felix
membingungkan akalnya. Seperti ingin menyampaikan kepada pem­
ketiga pernyataan sebelumnya, yaitu baca bahwa sebuah karya pasti
untuk menjawab “dari mana asal memiliki kekurangan dan kesalahan
manusia?” dengan jawaban pertama, yang memerlukan pembaca atau
manusia berasal dari orangtua pemakai karya untuk membantu
dan jawaban ini merupakan menyempurnakan dengan membe­
jawaban yang tidak ditemukan ri­kan kritik dan sarannya. Inilah
ujung jawabannya. Kedua, jawaban yang menunjukkan bahwa pencipta
mengenai Tuhan Semesta Alam sebuah karya memiliki suatu ke­
yang membingungkan dan akhirnya ter­batasan dan pencipta itu adalah
sebatas dogma, karena cukup manusia. Manusia adalah makhluk
diyakini tanpa boleh dipertanyakan. Allah yang diciptakan berbeda dari
Ketiga, manusia berasal dari monyet makhluk Allah lain yang memiliki
yang masih menimbulkan keraguan sifat salah dan lupa. Sehingga dapat
dan pertanyaan “dari mana asal disimpulkan bahwa manusia adalah
monyet atau sup purba tersebut?” makhluk yang lemah dan terbatas.
dan pertanyaan selanjutnya.

189
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016

mereka yang meragukan Alquran.


˶Ϫϴ˶ϓ ˴ΐ˸ϳ˴έ ϻ ˵ΏΎ˴Θ˶Ϝ˸Ϡϟ΍ ˴Ϛ˶ϟ˴Ϋ Sebagai orang Indonesia yang tidak
terbiasa berbicara dengan bahasa
˴Ϧϴ˶Ϙ͉Θ˵Ϥ˸Ϡ˶ϟ ϯ˱Ϊ˵ϫ
Arab, tidak mungkin membuat
Kitab (Alquran) ini tidak ada keraguan satu surah yang serupa Alquran
di dalamnya; petunjuk bagi mereka yang
karena keterbatasan dalam ilmu
bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 2)
bahasa Arab. Oleh karena itu, untuk
menjawab tantangan pada ayat
Melalui ayat ini, Sang Pencipta tersebut adalah dengan memahami
ingin menunjukkan kepada manusia sejarah Nabi Muhammad Saw
bahwa Sang Pencipta Maha Sempurna bahwa Alquran diturunkan kepada
dengan menunjukkan bahwa kitab seorang yang ummi (tak mengerti
Alquran yang merupakan kitab baca dan tulis).
petunjuk orang muslim ini tidak Tujuan hidup manusia adalah
ada keraguan di dalamnya. Namun, beribadah kepada Allah, seperti
bagi orang yang berpikir dan bukan termaktub dalam salah satu ayat
merupakan orang muslim, dia akan Alquran berikut ini.
bertanya mengenai ayat ini, yaitu
“Siapa yang berani mengklaim ͉Ϧ˶Π˸ϟ΍ ˵Ζ˸Ϙ˴Ϡ˴Χ Ύ˴ϣ˴ϭ
bahwa tidak ada keraguan dalam
kitab ini?” ˶ϥϭ˵Ϊ˵Β˸ό˴ϴ˶ϟ ϻ˶· ˴β˸ϧϹ΍˴ϭ
Untuk menjawab pertanyaan ini, Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
seseorang akan dihadapkan pada melainkan supaya mereka beribadah kepada-
salah satu ayat Alquran yaitu. Ku. (QS. Adz-Dzaariyat: 56)
Dalam ayat ini, Allah menggunakan
Ύ˴Ϩ˸ϟ͉ΰ˴ϧ Ύ͉Ϥ˶ϣ ˳ΐ˸ϳ˴έ ϲ˶ϓ ˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ ˸ϥ˶·˴ϭ dua kalimat negasi yaitu ‘tidak’ dan
‘melainkan’. Hal ini menunjukkan
˶Ϫ˶Ϡ˸Μ˶ϣ ˸Ϧ˶ϣ ˳Γ˴έϮ˵δ˶Α ΍Ϯ˵Η˸΄˴ϓ Ύ˴ϧ˶Ϊ˸Β˴ϋ ϰ˴Ϡ˴ϋ bahwa Allah hanya menciptakan
jin dan manusia untuk beribadah
˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ˶ϥϭ˵Ω ˸Ϧ˶ϣ ˸Ϣ˵ϛ˴˯΍˴Ϊ˴Ϭ˵η ΍Ϯ˵ϋ˸Ω΍˴ϭ kepada-Nya.
˴Ϧϴ˶ϗ˶ΩΎ˴λ ˸Ϣ˵Θ˸Ϩ˵ϛ ˸ϥ˶·
3) Akan kemana setelah mati?
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan
tentang Alquran yang Kami wahyukan
kepada hamba kami (Muhammad), buatlah ×1È*<ÁXT ¯ |ETÄmÁÝÖV" \Ùk[
satu surah (saja) yang semisal Alquran itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain ˆ1É2 ×1ÅÈ*k°-Äc ˆ1É2 ×1Á›XjÕOU
VÙ ;"šXSÙ%U
Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

§«±¨ |ESÄÈ\B×mÉ" °OÙjV¯ ˆ1É2 ×1Åk®kÙVÅf


(QS. Al-Baqarah: 23)

Ayat di atas merupakan salah Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal
satu tantangan Alquran terhadap kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan

190
Fitriyani Rismawati, Pendidikan Tauhid Melalui Metode Berpikir Rasional-Argumentatif ...

kamu, kemudian kamu dimatikan dan hingga begitu mudah meninggalkan


dihidupkan-Nya kembali, kemudian perintah Allah dan belum mema­
kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (QS. hami konsekuensi syahadat sehing­
Al-Baqarah: 28) ga masih menjadikan sekutu-sekutu
bagi Allah. Di sini dapat dilihat
Setelah menjawab ketiga dalam kehidupan sehari-hari yaitu
pertanyaan tadi, maka ada suatu ketika remaja atau anak-anak ba­
hubungan atau kausalitas antara ngun dari tidur, yang dilakukan
kehidupan past, present and future per­tama kali bukan membaca doa,
dalam kehidupan manusia, seperti mengambil air wudhu lalu salat,
yang disampaikan Felix melalui tetapi yang dilakukan adalah melihat
konsepnya yaitu handphone untuk membaca atau
membuat status.
Jalan mencapai keimanan dalam Islam Saat ini handphone telah menjadi
hanya dengan menggunakan akal dengan alat komunikasi utama yang telah
berpikir, niscaya manusia akan memahami dimiliki semua orang. Anak-anak
bahwa dirinya berasal dari Allah dan akan sampai orangtua tidak lepas dari tek­
kembali kepada Allah. Oleh karena itu, dunia nologi ini. Tanpa disadari, teknologi
ia jadikan sebagai ladang penghambaan ini meskipun memiliki manfaat tetapi
sesuai dengan aturan Allah Swt. (Felix Y. menjadi suatu hal yang berbahaya
Siauw: 2013, 127)
bagi keimanan seseorang, bila tidak
digunakan dengan baik. Terbukti
Dari pernyataan ini dapat ditarik kita lebih sedih bila kehilangan
kesimpulkan bahwa hubungan handphone daripada kehilangan
antara kehidupan past, present and waktu untuk salat. Ini merupakan
future dalam kehidupan manusia salah satu contoh dari berhala baru
adalah manusia berasal dari bagi orang muslim. Karena syirik
Allah yang bersamaan dengan bukan saja mengakui bahwa Tuhan
penciptaannya, Allah sertakan kitab ada tiga, tetapi menjadikan sesuatu
Alquran sebagai pedoman hidup sebagai tandingan Allah.
manusia, dan dengan Alquran itu
manusia akan dihisab sesuai dengan 2) Ruh Syahadat
standar aturan yang ada di dalam Kisah nabi Ibrahim dapat mem­
Alquran ketika dia berada di akhirat berikan sebuah pelajaran bahwa
(kembali kepada Allah). keimanan harus didapatkan dengan
cara berpikir. Sebagai seorang pen­
b. True Syahadat didik, orangtua maupun guru dapat
1) Memahami Arti Kalimat menuntun cara berpikir anak dengan
Syahadat memberikan pertanyaan atau me­
Kenyataan yang terjadi pada saat rangsang anak untuk bertanya,
ini, mayoritas umat muslim masih sehingga terbentuk kemantapan
belum meyakini keimanannya se­ iman kepada Allah.

191
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016

3) Berpikir Tentang QS. Al-Alaq manusia melalui perantara ayat-


ayat 1-5 ayatnya.
a. Makna Iqra’
Iqra’ merupakan ayat pertama 4) Makna Syahadat
yang diturunkan Allah kepada ma­ Makna syahadat dalam Islam
nusia. Perintah pertama yang di­ bisa diartikan sebagai pengakuan,
berikan kepada manusia. Dengan kesaksian, proklamasi, kesepakatan,
perintah ini berarti Allah ingin akad, janji setia atau komitmen. Hal
agar manusia menggunakan akal­ itu mengharuskan adanya sesuatu
nya untuk berpikir, karena akal yang disaksikan dan disadari oleh
merupakan potensi yang diberikan seorang muslim sehingga dia men­
oleh Allah kepada manusia seka­ jadi paham dan yakin bahwa se­
li­gus menjadi pembeda dengan sung­guhnya tidak ada yang perlu
hewan. Melalui akal juga, manusia disembah, ditakuti dan dimintai
bisa meyakini keberadaan Allah pertolongan kecuali Allah Swt.
dan mengimani-Nya. Bila manusia Syahadat seharusnya muncul dari
tidak mau menggunakan akalnya pergolakan pemikiran, bukan taqlid
untuk berpikir, maka kerusakan pun (ikut-ikutan) karena seseorang yang
akan terjadi dan manusia tidak ada taqlid tidak akan menyadari dan
bedanya dengan hewan yang hanya mempunyai bukti sehingga ke­sak­
bisa menuruti hawa nafsunya. sian­nya menjadi kosong. (Felix Y.
b. Berpikir tentang Alaq Siauw: 2013, 150)
Allah selalu memberikan rezeki Jika seseorang sudah mengu­cap­
sesuai dengan porsi hamba-Nya. Hal kan kalimat syahadat yang berarti
ini menunjukkan bahwa Allah Maha sudah menjadi muslim, maka seha­
Pemurah dan Maha Pemberi Rezeki. rusnya dia berlaku sebagai seorang
Kebesaran Allah dapat dilihat dan muslim dengan menjalankan segala
dipahami melalui proses berpikir konsekuensinya, yaitu kesadaran
dengan memikirkan ayat qauliyah bahwa kita memerlukan Allah dan
maupun kauniyah Allah. men­jadikan Allah satu-satunya
c. Kelemahan Manusia Tuhan dan Sesembahan tanpa mem­
Dua ayat terakhir dalam surat Al- persekutukan-Nya dengan apapun
Alaq mengajarkan kepada manusia
bahwa manusia memiliki sifat 2. Relevansi
terbatas dan sangat memerlukan Metode berpikir rasional argu­
Allah sebagai sandaran dan tempat men­tatif ini sangat relevan bila di
ber­gantung. Melalui ayat ini, terapkan dalam proses pembelajaran
Allah ingin menunjukkan betapa dalam pendidikan tauhid, yaitu dite­
luasnya ilmu Allah, sehingga Allah rap­kan kepada peserta didik usia
memerintahkan manusia untuk SMP dan SMA. Karena pada usia ini
membaca dan berpikir, dan Allah- mulai timbul pertanyaan-pertanyaan
lah yang mengajarkan ilmu kepada mendasar tentang agama dan mulai

192
Fitriyani Rismawati, Pendidikan Tauhid Melalui Metode Berpikir Rasional-Argumentatif ...

mempertanyakan tentang kebenaran ajak mereka untuk melihat bagaimana


melalui pikiran mereka yang kritis. kehidupan dapat muncul dari sesuatu
yang telah mati.
3. Metode d. Metode Bercerita
a. Metode Tanya Jawab Pendidik dapat menerapkan metode
Melalui metode tanya jawab ini, berpikir rasional argumentatif melalui
seorang guru/pendidik dapat me­nun­ metode bercerita ini, yaitu dengan
tun arah berpikir peserta didik dengan mengajak peserta didik berpikir untuk
pertanyaan tauhid seperti yang Felix mengambil hikmah dalam sebuah cerita,
Siauw jelaskan, yaitu dimulai dengan seperti kisah Umar bin Khathab dan
pertanyaan “Apakah kamu percaya Nabi Ibrahim dalam proses menemukan
adanya Tuhan?”, selanjutnya bila Allah sebagai Tuhan mereka.
peserta didik percaya, maka pendidik
dapat memperkenalkan Tuhan ini 4. Pendekatan
siapa. Bila peserta didik yakin bahwa Proses pembelajaran dalam pen­
Tuhan mereka adalah Allah, kemudian de­katan scientific harus mencakup lima
per­kenalkanlah dengan agama Islam. langkah pembelajaran yang meliputi
Tentu saja, dalam menjelaskan eksistensi mengamati (observing), menanya
Tuhan memerlukan bukti, karena (questioning), menalar (associating),
Akidah adalah pertanyaan why?. mencoba (experimenting), dan meng­ko­
b. Metode Diskusi mu­nikasikan (comunicating). Langkah-
Pendidik dapat mengarahkan cara langkah ini hampir sejalan dengan
berpikir peserta didik dengan mem­be­ langkah-langkah dalam metode ber­pi­
rikan sebuah permasalahan mengenai kir rasional argumentatif dalam kon­
tauhid atau Islam agar didiskusikan sep Felix Siauw yang penulis teliti.
ber­sama dalam kelompok-kelompok Karena dalam metode berpikir ra­sio­
kecil, sehingga peserta didik terangsang nal argumentatif menekankan un­
untuk berpikir dan mengeluarkan pen­ tuk berpikir dengan bukti yang di­
dapatnya, tentunya dengan bukti-bukti in­dera (pengamatan), merangsang
yang dapat menguatkan jawabannya. un­tuk bertanya dengan metode ke­ra­
c. Metode Eksperimen guan (menanya), menemukan bukti-
Pendidik dapat merangsang mun­ bukti baru, mengaitkan infor­ma­si
culnya keyakinan peserta didik dengan (mengasosiasikan), dan meng­ko­mu­ni­
memberinya pengalaman mental, salah ka­sikan hingga diperoleh jawaban yang
satunya adalah berpikir mengenai memuaskan.
kehidupan, yaitu dengan mengajak
peserta didik untuk menebar benih 5. Media
tanaman dari buah yang telah matang. banyak media yang dapat pendidik
Tunjukkan kepada mereka bahwa buah gunakan dalam merangsang daya pikir
itu mati ketika terlepas dari tangkainya. peserta didik untuk memahami eksistensi
Kemudian ajak mereka menanamnya Allah dan menambah keimanannya
hingga tumbuh. Bersamaan dengan itu, kepada Allah, seperti bukti-bukti sains

193
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016

tentang penciptaan manusia, alam berkesinambungan dengan pendekatan


semesta maupun kehidupan yang telah scientific pada kurikulum 2013, sehingga
dijelaskan Felix Siauw, juga berpikir cocok untuk diterapkan sebagai metode
tentang ayat-ayat qauliyah Allah dalam pendidikan. Sedangkan media yang
Alquran, benda-benda serta makhluk dapat digunakan yaitu berupa media
hidup di sekitar peserta didik, dan video cetak, visual dan audio visual. serta
penunjang berpikir tauhid, seperti video evaluasi yang dapat mengukur peserta
karya Harun Yahya. didik melalui pemahaman akal dan
sikap.
Kesimpulan
Melalui way of life, seseorang Saran-saran
dituntun cara berpikirnya dengan Bagi pendidik khususnya guru dan
menjawab tiga pertanyaan dasar, yaitu orangtua, hendaknya dapat mem­bim­
“Dari mana asal manusia?”, “Untuk apa bing cara berpikir peserta didik dalam
manusia hidup?” dan “Akan kemana meningkatkan keimanan dengan tidak
setelah mati?”. Ketiga pertanyaan ini sekadar memberikan dogma tentang
dijawab dengan memikirkan bukti- apa dan bagaimana beragama, tetapi
bukti ciptaan Allah, yaitu manusia, menuntun mereka berpikir mengapa
alam semesta dan kehidupan, sehingga mereka harus beragama.
manusia meyakini adanya Tuhan, Bagi pembuat kebijakan pendidikan
yaitu Allah dan tidak akan menafikkan hendaknya memasukkan materi dan
keberadaan-Nya. Sedangkan dalam metode yang dapat merangsang cara
konsep true syahadat, seorang muslim berpikir peserta didik, khususnya dalam
dituntun untuk berpikir mengenai arti Pendidikan Tauhid dan Pendidikan
kalimat syahadat, ruh syahadat serta Agama Islam pada umumnya.
Alquran surat Al-Alaq ayat 1-5, di Bagi para peneliti lain, semoga
mana tujuan akhirnya adalah manusia penelitian ini dapat digunakan sebagai
menyadari dirinya terbatas dan Allah bahan referensi dan acuan dalam
Maha Sempurna. penelitian selanjutnya.
Adapun relevansinya dalam Pen­
di­dikan Agama Islam mencakup
komponen pendidikan, yaitu dalam
materi pembelajaran, metode berpikir
rasional argumentatif dapat diterapkan
dalam meningkatkan keimanan peserta
didik akan rububiyah dan uluhiyah Allah
dengan memikirkan ciptaan Allah dan
ayat-ayat qauliyah-Nya, sehingga tujuan
dari pendidikan tauhid dapat tercapai.
Metode yang relevan yaitu metode
tanya-jawab, diskusi, eksperimen dan
bercerita. Langkah yang digunakan

194
Fitriyani Rismawati, Pendidikan Tauhid Melalui Metode Berpikir Rasional-Argumentatif ...

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad Abdul Qadir, 2008,


Metodologi Pengajaran Agama Islam,
terj. H.A. Mustofa, Jakarta:
Rineka Cipta.
Al Ikhlas LA, 2015, “The Way to Belief-
Ust. Ir. Felix Siauw” dalam www.
youtube.com,
An-Nabhani, Taqiyuddin, 2010, Hakekat
Berpikir, Bogor: Pustaka Thariqul
Izzah, 2010.
Dakwah Media, 2015, “Satu Jam Lebih
Dekat dengan Ust. Felix Siauw -
TV One, 26 Juli 2014 (Full Video)”
dalam www.youtube.com,
Departemen Agama RI, 2005, Al-
Jumanatul ‘Ali: Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Bandung: Penerbit
J-ART.
Siauw, Felix Y, 2015, “Aku dan Islam”
dalam www.felixsiauw.com, 2012.
__________, Beyond The Inspiration,
Jakarta: AlFatih Press, 2013.
Sofyan, Ayi, 2010, Kapita Selekta Filsafat,
Bandung: Pustaka Setia.
Thoha, Chabib, 2004, Metodologi
Pengajaran Agama, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

195
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 2, Desember 2016

196

Anda mungkin juga menyukai