Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DENI HARDIANTO

KELAS : MPI V A
MATA KULIAH : ILMU KALAM
DOSEN PENGAMPU : Drs. H . SYA’RONI MA’SHUM, MM

1. Manfaat mempelajari ilmu kalam


A. Menguatkan keimanan
Mempelajari ilmu kalam yang didalamnya dibahas mengenai masalah
ketuhanan (allah) , rosul, alam ghaib dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan rukun iman dalam islam, sehingga dapat menguatkan keimanan
seseorang. Hal ini dikarenakan seseorang yang mempelajari ilmu kalam
akan disuguhkan dalil-dalil dan yang menguatkan argumen tentang
akidah islam sehingga nantinya akan timbul cara berpikir rasional atau
logis yang menghubungkan keyaninan dalam beragama islam ditambah
dengan penguatan argumen yang didapat saat belajar ilmu kalam.
Argumen yang dimaksud adalah alasan pembelaan atau alasan dasar
untuk mengimani semua yang ada dalam “rukun iman”.

B. Memberikan jawaban atas penyimpangan ajaran


Pada saat ini tidak sedikit masalah yang ada terkait penyimpangan ajaran
agama islam. Penyimpangan ajaran yang ada biasanya disertai dengan
ideologi ekstrim maupun mengandung kesalahan yang membelokkan
kebenaran, maka dari itu mempelajari ilmu kalam akan memberikan
jawaban kebenaran ketika terdapat fenomena penyimpangan ajaran
agama di masyarakat yang bisa diakibatkan oleh banyak faktor terutama
faktor lingkungan. Manfaat ini sangat penting sebagai pondasi keimanan
seseorang agar tidak mudah terpengaruh dengan paham paham yang
beraliran islam tetapi nyatanya berbeda sekali dengan islam yang
sebenarnya.

C. Memberikan pondasi keimanan


Pondasi adalah dasar untuk menguatkan. Pada masalah keimanan dalam
kehidupan beragama perlu memiliki penguatan yang tetap hal ini
dimaksudkan untuk menghindarkan seseorang dari bahaya ideologi
agama yang serupa tapi tak sama secara kasarnya bisa disebut aliran
sesat. Ilmu kalam akan memberikan pondasi atau dasar keimanan pada
seseorang yang mempelajarinya karena dalam ilmu kalam pada agama
islam akan dibahas mengenai masalah ketuhanan (allah) beserta sifat-nya,
nabi dan rosul, hal hal ghaib, alam akhirat yang disertai penjelasam
menggunakan sumber dari dalil-dalil yang benar. Pondasi keimanan selain
dibangun dari dalam diri sendiri dengan mempercayai adanya tuhan
(allah), rosul, kitab-kitab allah, malaikat, takdir, dan hari akhir juga
dibangun dari pembiasaan dalam mempelajari lebih detail mengenai
agama yang dipeluknya.
D. Mengamalkan ajaran islam dengan baik
Manfaat selanjutnya yaitu seseorang yang memepelajari ilmu kalam
dengan baik diharapkan mendapatkan manfaat untuk bisa terus
mengamalkan ajaran agama islam dengan sebaik – baiknya. Selain itu
diharapkan bisa terus istiqamah dijalan allah setelah memperoleh
penguatan pondasi keimanan pada saat belajar ilmu kalam dibandingkan
hanya mempercayai sesuatu tanpa dasar ilmu pengetahuan yang jelas. Hal
ini akan menambah nilai positif dan membuat seseorang selalu dekat
dengan allah melalui ilmunya serta menjadi jalan pemberi ilmu bagi orang
lain yang masih belum mengerti.

E. Memberikan arahan dan petunjuk kepada orang-orang yang


membutuhkan nasihat
Manfaat selanjutnya yaitu berkenaan dengan orang lain. Mempelajari ilmu
kalam akan membuat seseorang memiliki landasan pengetahuan yang
baik sehingga dari pengetahuan yang didapatkan setelah mempelajari ilmu
kalam dapat diamalkan kepada orang lain bisa dalam bentuk ceramah
atau memberikan nasihat pada yang membutuhkan. Terkadang ada orang
lain disekitar yang menginginkan penjelasan tentang masalah tertentu
yang berhubungan dengan ilmu kalam sehingga sebagai seseorang yang
mengetahui serta telah mempelajari ilmu kalam kita bisa memberikan
penjelasan kepada orang tersebut.
F. Mengarahkan ke jalan yang benar
Manfaat selanjutnya yaitu mengarahkan ke jalan yang benar maksudnya
yaitu ilmu kalam yang mengandung kebenenaran tentang ajaran islam
yang bersumber dari al-quran, hadist, dan pemikiran manusia bisa
mengarahkan seseorang yang kurang paham dengan akidah islam yang
sebenarnya menjadi paham dan memperkuat keimanannya serta berada di
dalam jalan allah yang benar.

2. Bahasan ilmu kalam


Pokok-pokok bahasan dalam Ilmu Kalam adalah :

A. Masalah ketuhanan :

a. Wujud Allah

b. Sifat-sifat Allah

c. Perbuatan Allah

B. Al-Qur’an
a. Apakah Al-Qur’an itu makhluk atau bukan

C. Akhirat
a. Apakah kebangkitan itu dengan jasad apa ruh saja.
b. Apakah dapat melihat Allah di akhirat nanti.
D. Iman
E. Dosa besar
F. Takdir dan keadilan Allah
G. Khilafah dan imamah
H. Filsafat
I. Ayat-ayat mutasyabih
a. Tentang tajsim
b. Tentang tasybih
c. Tentang dimana Allah

3. Persamaan
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek
kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan-Nya. Ilmu kalam merupakan salah satu ilmu Islam yang mengkaji
akidah (doktrin). Objek kajian filsafat adalah masih dalam masalah
ketuhanan di samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada.
Sementara itu objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni upaya-uapaya
pendekatan terhadap-Nya. Jadi, di lihat dari objeknya, ketiga ilmu itu
membahas masalah yang berkaitan dengan ketuhanan.
Perbedaan
Setelah membahas tentang persamaan dari ketiga ilmu tersebut, yaitu
terdapat persamaan dalam objek kajiannya, maka akan ditemukan juga titik
perbedaannya. Perbedaan di antara ilmu tersebut terletak pada aspek
metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika di
samping argumentasi-argumentasi naqliah berfungsi untuk mempertahankan
keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak nilai-nilai apologinya
Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional. Filsafat
menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi
secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh)
serta universal (mengalam); tidak merasa terikatat  oleh apapun, kecuali
oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika
Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau 
ilham, atau inspirasi yang datang dari tuhan. Kebenaran yang dihasilkan
ilmu tasawuf dikenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu
kebenaran yang objeknya datang dari dalam diri subjek sendiri.

4. Aliran kalam muncul dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut


pembunuhan Usman bin Affan yang berbuntut pada penolakan muawiyah
atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Persoalan-persoalan yang terjadi dalam
lapangan politik yang akhirnya membawa kepada timbulnya persoalan-
persoalan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan
kafir. Dampak tersebut sampai sekarang masih terasa dan terbukti apabila
ada sebagian golongan yang tidak sejalan ataupun sepemahaman degan
golongannya maka disematkan atau dihukumi kafir, tak ayal masalahnya
adalah perbedaan dalam hal politik.

Anda mungkin juga menyukai