Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN SEJARAH TIMBULNYA TEOLOGI ISLAM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Studi Islam

Dosen Pengampu :
Mariana, M.Pd.I.

Disusun Oleh:
Zamrotul Laili Muzayyadah

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI PONOROGO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya makalah yang berjudul Pengertian Sejarah Timbulnya Teologi
Islam ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam.
Studi Islam dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan agama Islam. Dengan kata lain, usaha sadar dan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk
atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran, sejarah maupun
praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,
sepanjang sejarahnya. Makalah ini akan membahas tentang Pengertian Sejarah
Timbulnya Teologi Islam .
Terakhir, ucapan terima kasih kami smapaikan pada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah ini. Selanjutnya, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap
makalah ini dapat membantu dan menambah wawasan dan pengetahuan kami serta
pembaca sendiri tentang Pengantar Studi Islam.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................... 1
C. Tujuan............................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Teologi Islam............................................... 2
B. Sejarah Timbulnya Teologi Islam.................................. 3
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................... 7
B. Saran.............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mayoritas umat Islam belum begitu memahami keragaman teologi
dalam Islam. Sehingga, timbul sikap dan tindakan reaksioner begitu melihat
adanya penganut teologi lain. Bahkan tidak jarang, perbedaan teologi ini
sengaja diletupkan oleh elit politik dan ekonomi untuk mendulang kepentingan
mereka.
Teologi, sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari
sesuatu agama. Setiap orang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara
mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang
dianutnya. Mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan
yang berdasarkan pada landasan kuat, yang tidak mudah diombang-ambing
oleh peredaran zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Teologi Islam?
2. Bagaimana Sejarah Timbulnya Teologi Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Teologi Islam.
2. Untuk mengetahui Sejarah Timbulnya Teologi Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teologi Islam


Secara etimologi, teologi berasal dari kata Theos yang artinya “Tuhan”
dan Logos yang artinya sebagai “ilmu” (Science, study, discourse). Jadi
teologi berarti “ilmu tentang Tuhan” atau “ilmu ketuhanan” atau ilmu
yang membicarakan tentang zat Tuhan dari segala segi dan hubungan-Nya
dengan alam. Karena itu, kata theology selalu berarti Discourse atau
pembicaraan tentang Tuhan.1
Dalam Kamus New English Dictionary, istilah teologi diartikan sebagai
“ilmu yang membicarakan kenyataan-kenyataan dan gejala-gejala agama
yang membicarakan hubungan Tuhan dengan manusia” (The Science which
treats of the fact and phenomena of religion, and the relation between God
and men). Defenisi ini memiliki pengertian yang sama dengan yang dijelaskan
dalam Ensylopedia of Religion and Religion dimana teologi diartikan sebagai
‘ilmu’ yang membicarakan tentang Tuhan dan hubungan-Nya dengan alam
semesta; namun, seringkali diperluas mencakup keseluruhan bidang
agama.2
Menurut A. Hanafi, seorang teolog, dapat menjelaskan penyelidikannya
berdasarkan semangat penyelidikan bebas, tanpa menjadi seorang beragama
atau mempunyai pertalian tertentu dengan suatu agama. Teologi bisa
bercorak agama (revealed theology) bisa juga tidak bercorak agama
(natural theology atau philosophical theology). Karena itu, ia mengartikan
teologi sebagai ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan pertaliannya
dengan manusia, baik berdasarkan kebenaran wahyu ataupun berdasarkan
penyelidikan akal murni.3
Teologi merupakan suatu pembahasan mengenai ajaran-ajaran dasar
dari agama. Apabila itu ingin menyelami seluk beluk agama secara mendalam,
maka perlu mempelajari dan mengkaji teologi yang terdapat dalam agama.

1
Hamzah, “Teologi Sosial: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi” (2012): 90.
2
Ibid.
3
Ibid.

2
3

Dengan mempelajari teologi akan memberikan keyakinan yang berdasarkan


pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang-ambing oleh konsep-
konsep yang muncul dari peredaran dan perkembangan zaman.
Teologi sebagai ilmu membahas masalah ke-Tuhanan dan kewajiban-
kewajiban manusia terhadap penciptanya, memakai akal dan wahyu dalam
memperoleh pengetahuan tentang kedua persoalan tersebut. Akal, sebagai
daya berfikir yang ada dalam diri manusia, aktif dan berusaha dengan
sekuat-kuatnya untuk sampai kepada Tuhan. Sedangkan wahyu sebagai
penghabaran dari alam metafisika yang turun kepada manusia dengan
keterangan-keterangan tentang pencipta dan kewajiban-kewajiban manusia
terhadap Tuhan.
Teologi islam bertautan dengan soal-soal kepercayaan (aqidah). Teologi
islam menguatkan aqidah dan syariat yang dijelaskan oleh pembuat agama
(Tuhan dan Nabi Muhammad SAW). Sumber utama teologi islam ialah Al-
Quran dan Hadits yang berisi banyak penjelasan-penjelasan tentang Tuhan,
keesaanNya, sifat-sifat-Nya dan persoalan-persoalan Teologi Islam lainnya.

B. Sejarah Timbulnya Teologi Islam


Teologi Islam sebenarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang berdiri
sendiri, dan belum ada pada masa Rasulullah ataupun pada masa sahabat-
sahabatnya. Akan tetapi baru dikenal pada saat banyak orang yang
membicarakan tentang alam ghaib (metafisika). 4 Munculnya persoalan teologi
itu disebabkan dari berbagai faktor, yakni faktor dari luar dan faktor dari dalam
yang berasal dari kaum muslimin itu sendiri:
1. Faktor dari dalam, antara lain:
a. Berdasarkan dari isi al-Qur’an itu sendiri yang mengajak untuk
bertauhid dan mempercayai kenabian serta hal-hal yang berhubungan
itu. Ternyata banyak menyinggung bahkan membantah dan menolak
golongan-golongan agama yang tersebar pada zaman nabi Muhammad
SAW. Bantahan al-Qur’an terhadap beberapa kaum yang nyata-
nyata mengingkari kepercayaan agama, ketuhanan dan kenabian,

4
A. Hanafi, Pengantar Theology Islam, V. (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1989).
4

diantara masyarakat ada yang menuhankan binatang (QS. Al-An


‘am/6: 76-78), menuhankan Isa (QS. Al-Ma’idah/5: 116), bahkan
ada yang menyembah berhala (QS. Al-An ‘am/6 : 74). Al-Qur’an
dengan tegas menolak berbagai bentuk kemusrikan tersebut.5
b. Faktor intern kedua, setelah melalui penaklukan baru, kondisi kaum
muslimin mulai stabil, mulai para ulama menfilsafatkan agama dan
dengan serius membahasnya. Keadaan macam ini hampir
merupakan gejala umum bagi tiap-tiap agama. Pada periode pertama
kaum muslimin percaya betul secara tulus terhadap Allah dan
segala perintahnya, iman mereka sangat kuat dengan tanpa
membahas secara mendalam dan tanpa pula menfilsafatkannya.6
c. Sebab yang ketiga yaitu dikarenakan faktor politik yang terjadi di
kalangan kaum muslimin itu sendiri. Dimana persoalan politik
(khilafah) merupakan persoalan yang pertama kali muncul bukan
persoalan teologi. Persoalan politik pertama kali muncul di kalangan
umat islam pada saat nabi Muhammad wafat. Dengan berlalunya masa,
muncullah apa yang disebut “peristiwa Ali r.a kontra Ustman r.a.” yang
telah banyak menimbulkan persengketaan dan perdebatan dikalangan
kaum muslimin untuk diketahui siapa pula yang salah. 7
Sejarah meriwayatkan bahwa Abu Bakar-lah yang disetujui oleh
masyarakat Islam di waktu itu menjadi pengganti atau khalifah Nabi
dalam mengepalai negara mereka. Kemudian Abu Bakar digantikan
oleh ‘Umar Ibn Al-Khattab dan ‘Umar oleh ‘Usman Ibn ‘Affan.
‘Usman termasuk dalam golongan pedagang Quraisy yang kaya.
Kaum keluarganya terdiri dari aristokrat Mekkah yang karena
pengalaman dagang mereka, mempunyai pengetahuan tentang
administrasi. Ahli sejarah menggambarkan ‘Usman sebagai orang yang
lemah dan tak sanggup menentang ambisi kaum keluarganya yang kaya
dan berpengalaman. Ia mengangkat mereka menjadi gubernur-
gubernur yang diangkat oleh ‘Umar Ibn Al-Khattab, khalifah yang

5
Hamzah, “Teologi Sosial: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi.”
6
Ibid.
7
A. Hanafi, Pengantar Theology Islam.
5

terkenal tak memikirkan kepentingan keluarganya, dijauhkan oleh


‘Usman.8
Tindakan politik yang dijalankan ‘Usman menimbulkan reaksi yang
tidak menguntungkan bagi dirinya. Sahabat Nabi yang awalnya
menyokong ‘Usman, ketka melihat tindakan kurang tepat, mulai
meninggalkan khalifah yang ketiga ini.
Setelah terjadi pembunuhan atas diri ‘Usman r.a. (th. 655 M), timbul
perselisihan yang lain, yaitu sekitar persoalan dosa besar, apa
hakekatnya dan bagaimana hukum orang yang mengerjakannya. Apa
yang dimaksudkan dengan dosa besar mula-mula ialah pembunuhan
tersebut. Kelanjutannya, sudah barang tentu ialah perselisihan tentang
Iman, apa pengertian dan bagaimana batasnya, serta pertaliannya
dengan perbuatan lahir. Perselisihan telah menimbulkan golongan-
golongan Khawarij, Murji’ah dan kemudian golongan Mu’tazilah.9
2. Selain faktor dari dalam, faktor dari luar juga sangat berpengaruh terhadap
munculnya permasalahan dalam teologi Islam, antara lain:10
a. Banyaknya pemeluk Islam yang awal mulanya beragama Yahudi,
Masehi, dan lain-lain. Dan setelah pikiran serta hati mereka tenang
dengan agama baru mereka (Islam), mereka mulai mengingat kembali
ajaran agamanya terdahulu, dan berusaha memasukkannya ke dalam
agama Islam.
b. Mayoritas masyarakat yang dihadapi Islam, dalam menyerang dan
menjatuhkan Islam banyak menggunakan senjata filsafat. Karena itu
Mu’tazilah (partai-partai Islam yang berusaha membela ‘aqidah
Islamiyah) disamping memusatkan perhatiannya pada dakwah,
dengan terpaksa harus juga lebih berkonsentrasi terhadap tuduhan dari
luar, musuh.
c. Faktor ekstern ketiga, sebagai konsekwensi dari faktor kedua,
mutakallimin dituntut untuk lebih berkonsentrasi mempelajari filsafat

8
Harun Nasution, Teologi Islam, Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, 5th ed. (Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2015).
9
A. Hanafi, Pengantar Theology Islam.
10
Hamzah, “Teologi Sosial: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi.”
6

Yunani dalam rangka mempertahankan bahkan mengalahkan


serangan musuh atau paling tidak mampu mengimbangi musuh-
musuhnya dan memberikan argument kepada mereka dengan
menggunakan alasan-alasannya yang sama, rasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disipulkan bahwa:
1. Teologi islam bertautan dengan soal-soal kepercayaan (aqidah). Teologi
islam menguatkan aqidah dan syariat yang dijelaskan oleh pembuat agama
(Tuhan dan Nabi Muhammad SAW). Sumber utama teologi islam ialah Al-
Quran dan Hadits yang berisi banyak penjelasan-penjelasan tentang Tuhan,
keesaanNya, sifat-sifat-Nya dan persoalan-persoalan Teologi Islam
lainnya.
2. Timbulnya aliran-aliran teologi Islam tidak terlepas dari fitnah-fitnah
yang beredar setelah wafatnya Rasulullah Saw. Setelah Rasulullah Saw
wafat peran sebagai kepala Negara digantikan oleh para sahabat-
sahabatnya, yang disebut khulafaur Rasyidin yakni Abu Bakar, Umar
bin Khatab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Namun, ketika
pada masa Utsman bin Affan mulai timbul adanya perpecahan antara
umat Islam yang disebabkan oleh banyaknya fitnah yang timbul pada
masa itu. Sejarah mencatat, akibat dari banyaknya fitnah yang timbulkan
pada masa itu menyebabkan perpecahan pada umat Islam, dari masalah
politik sampai pada masalah teologis.

B. Saran
Meskipun faktor politik ikut berperan dalam mendorong lahirnya teologi Islam,
tetapi ia hanya giat mempelajari literature-literatur asing, termasuk filsafat
Yunani. Hal ini berarti faktor politik bukan merupakan direct factors
lahirnya teologi Islam. Karena itu penempatan masalah politik sebagai The
basic faktor, kiranya perlu dikaji ulang.

7
DAFTAR PUSTAKA

A. Hanafi. Pengantar Theology Islam. V. Jakarta: Pustaka Al Husna, 1989.

Hamzah. “Teologi Sosial: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi” (2012): 90.

Harun Nasution. Teologi Islam, Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. 5th


ed. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2015.

Anda mungkin juga menyukai