Anda di halaman 1dari 6

Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)

SUMBER-SUMBER PENDIDIKAN ISLAM


(Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)
(The Sources Of Islamic Education)
(Reasoning, Empirical, Intuition, Inspiration, Revelation)

Makki
makki@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare

Abstract : The reasoning is the process of sense working in science activities. Empirical is the source of the best
knowledge which is arranged by the reasoning. Whereas intuition is the whisper of the heart, heart experience as a
step from a realistic thing which is arising in mind to be implemented. While the inspiration is the knowledge
from Allah swt to the someone heart which believed and implemented also not known by concerned where it came
from. And revelation is religion knowledge from Allah swt, which is given quickly to the prophet for delivered to
the human as a pointed to arrange its relation to the god and fellow creature for world happiness hereafter. Thus,
Islamic education has complexity source and became the basis for the referral at other science.
Keywords : Islamic education,
Penalaran adalah proses kerja akal dalam aktivitas ilmu pengetahuan. Empirik adalah sumber
pengetahuan terbaik yang diatur oleh penalaran. Sedangkan intuisi adalah bisikan hati
pengalaman kalbu sebagai tahapan dari sesuatu yang realistis yang timbul dalam pikiran untuk
dilaksanakan. Sementara ilham adalah pengetahuan dari Allah swt ke dalam hati seseorang yang
diyakini dan dilaksanakan serta tidak diketahui oleh yang bersangkutan darimana asalnya. Dan
wahyu adalah pengetahuan agama dari Allah swt, yang dicampakkan dengan cepat kepada Nabi
atau Rasul-Nya untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk untuk mengatur
hubungannya dengan Allah Swt dan sesama makhluk untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan demikian, Pendidikan Islam mempunyai sumber yang kompleksitas dan menjadi dasar
rujukan terhadap ilmu-ilmu yang lain.

PENDAHULUAN pemerintah.1 Basic pendidikan Islam pada


Pendidikan agama Islam merupakan esensinya dikenal adanya ilmu naqliyyah, yaitu
salah satu aspek dari ajaran Islam yang bertujuan ilmu yang disampaikan Tuhan melalui wahyu,
menciptakan intelektual muslim yang bertakwa tetapi melibatkan penggunaan akal di dalamnya.
untuk kebahagian dunia akhirat. Perlu dijelaskan Ilmu aqliyyah yaitu ilmu–ilmu intelek yang
pengertian tentang pendidikan Islam dan diperoleh melalui penggunaan nalar/pemikiran
pendidikan agama agar diketahui perbedaan dengan akal dan empiris (pengalaman).
antara keduanya. Pendidikan agama Islam adalah Ilmu naqliyyah dan ilmu aqliyyah disebut
pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam, ilmu–ilmu perolehan (ilmu husuli) dan untuk
yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap membedakan ilmu–ilmu yang diperoleh melalui
peserta didik agar nantinya setelah selesai dari ilham (kasyf) dan terdapat integralisme keilmuan
pendidikan dapat memahami, menghayati dan pada tingkat konseptual. Namun tidak jarang
mengamalkan ajaran–ajaran agama Islam yang terdapat disharmoni pada tingkat lebih praktis
telah diyakininya secara menyeluruh serta antara wahyu dan akal atau antara ilmu–ilmu
menjadikan ajaran agama Islam sebagai suatu agama dengan sains.
pandangan hidup demi keselamatan dunia dan Adanya klasifikasi ilmu seperti di atas
akhirat kelak. Pendidikan Agama merupakan menunjukkan tentang kompleksitas ilmu–ilmu
pendidikan yang berkenaan dengan aspek– Islam dan ilmu–ilmu agama yang merupakan
aspek sikap dan nilai, antara lain akhlak dan salah satu bagian dari cabang ilmu secara
keagamaan. Pendidikan agama juga menjadi keseluruhan. Secara kompleksitas ajaran Islam
tanggung jawab keluarga, masyarakat dan berkaitan dengan kemajuan seluruh aspek–
1
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,
(Cet. IV; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), h. 87.

136
Volume I Nomor 2 Maret 2014 ISTIQRA’
Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)

aspek ilmu pengetahuan. Pendidikan agama Prasetya bahwa penalaran atau pemikiran adalah
Islam berkembang seiring dengan kemunculan memperkuat dorongan untuk melakukan
Islam pada awal perkembangannya, yaitu pada pekerjaan dalam lapangan ilmu pengetahuan,
masa Rasulullah Saw., sampai pada generasi dan menyempurnakan teknik dan kepandaian.4
berikutnya. Berdasarkan kedua pengertian tentang penalaran
Pendidikan Islam pada awalnya di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dilaksanakan melalui sistem pendidikan bersifat penalaran adalah hasil kerja akal dan bersifat
informal yang berkaitan dengan upaya analistis yang membimbing aktivitas seseorang
Islamiyah, yaitu penyebaran dan penanaman dalam bidang ilmu pengetahuan.
dasar–dasar kepercayaan dan ibadah kepada B. Pengertian Experience
Allah Swt, sekaligus mempelajari ilmu–ilmu Pengalaman menurut Efendi Al –
umum dengan bertitik tolak pada penalaran dan Hanif., dalam bukunya Kamus Lengkap Bahasa
kajian–kajian empiris. Inggris disebut experience yang berarti pengalaman,
Dasar–dasar pendidikan Islam secara memiliki pengalaman, dan empirically yang berarti
prinsipil yang pertama dan utama adalah Al- secara pengalaman, atas dasar pengalaman.5
Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an dan As- Pengertian lain dikemukakan oleh Iqbal
Sunnah memberikan prinsip–prinsip yang sangat bahwa pengalaman (expirience) di kontrol secara
penting bagi pendidikan, dengan memberikan eksperimental merupakan alat yang ampuh
penghormatan kepada penalaran manusia, dalam membimbing dan mengatur sikap dan
bimbingan empiris, dan tidak menentang fitrah disposisi yang di tuntut dalam metode ini secara
manusia serta nilai–nilai sosial kemasyarakatan kritis dan konstruktif, telah dapat dipenuh.6
yang tidak bertentangan dengan ajaran–ajaran Semakna yang dikemukakan oleh Try Prasetya
Al-Qur’an dan As-Sunnah. bahwa empiri berarti pengalaman yang berisi
Selain dari sumber–sumber pendidikan pengetahuan dan pemikiran sebagai bentuk
Islam tersebut di atas, juga diakui adanya pengetahuan. Artinya bahan pengetahuan
sumber–sumber lain seperti penalaran, berasal dari empiri (pengalaman), sedangkan
pengalaman, intuisi, ilham dan wahyu. Semuanya bangunannya diatur oleh pemikiran (penalaran).7
menunjukkan kompleksitas dan menjadi dasar Kaum empirisme berpendapat bahwa
dari pendidikan Islam yang dapat dijadikan pengalaman adalah sumber pengetahuan, tidak
sebagai dasar dan rujukan dalam pencapaian dan ada pengetahuan tanpa pengalaman.8 Noeng
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Moehadjir, dalam bukunya Metodologi Penelitian
pendidikan Islam. Kualitatif mengemukakan bahwa kebenaran
Berdasarkan beberapa pernyataan di memiliki tiga kategori yaitu:
atas, maka dikemukakan rumusan masalah 1. Kebenaran ampirik logic memerlukan
pokok yakni bagaimanakah pengertian kemampuan untuk berpikir reflektif (bergerak
penalaran, pengalaman, intuisi, ilham dan wahyu mondar mandir antara indukasi dan dedukasi,
sebagai sumber pendidikan Islam. antara abstraksi dan penjabaran).
PEMBAHASAN 2. Kebenaran empirik etik timbul dari
A. Pengertian Penalaran ketajaman tertuntunnya hati nurani pada
Penalaran dalam bahasa Inggris disebut kebaikan, kebaikan demi masyarakat itu sendiri.
Commonsesnce yang berarti penalaran, pengertian, 3. Kebenaran amirik sensual, kebenaran
pendirian, perasaan atau berdasarkan pemikiran logic, kebenaran etik, serta kebenaran muamalah
yang sehat.2 Iqbal, mengemukakan bahwa manusia dengan alam dan antara manusia dalam
penalaran (intelek) dipandang sebagai alat yang
memadai dalam rangka membimbing aktivitas dengan judul Percikan Filsafat Mengenai Pendidikan, (Cet, I;
kehidupan yang bersifat analistis.3 Menurut Try Bandung; CV Dionegoro, 1981), h. 102 – 103.
4Try Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Cet. I;

Bandung: CV. Pustaka Setia, 1987), h. 59.


2John M. Echols., dkk., An English – Indonesia 5Efendi El – Hanif, dkk., Kamus Lengkap Bahasa

Dictionary, (Cet. XXII; New York, Cornel University Press, Inggris – Indonesia, (Surabaya: Terbit Terang, 2001), h. 130.
1996), h. 130. 6Lihat, Iqbal, loc.cit
3Lihat, Iqbal, Lectures On The Reconstruction of 7Lihat, Tri Prasetya op.cit., hal. 124.

Religions Thought In Islam, Alih bahasa oleh M.J. Soelaeman 8Ibid., h. 19.

ISTIQRA’ Volume I Nomor 2 Maret 2014 137


Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)

arti ilahiyah maupun insaniyah terus yang tidak berdasarkan pengalaman atau
dikeembangkan dengan menggunakan nash pertimbangan apapun juga, suatu perbuatan atau
sebagai ayat, isyarat, hudan, ataupun rahmah. perndapat yang dirasakan kebenarannya dan
Manusia memiliki kebebasan untuk timbul dalam pikiran sebagai diilhamkan.14
mengembangkannya, sejauh tetap dijaga Berdasarkan pandangan di atas, dapat
koherensinya dengan nilai ilahiyah intregratif.9 juga dikemukakan bahwa intuisi adalah bisikan
Berbeda dengan Try Prasetya lebih hati, gerak hati/goresan hati atau pengamalan
cenderung membagi empirik ke dalam dua kalbu sebagai tahapan intelek yang lebih tinggi,
bagian yaitu: di peroleh seseorang sebagai hidayah agama dan
1. Empiris sensualitas, yaitu pengalaman kebenaran transendental dari suatu yang realitas
yang dapat ditangkap indera lahir, yakni segala untuk dilaksanakan.
sesuatu yang ada ditangkap di dunia lahir di luar D. Pengertian Ilham
subjek, seperti bulan, gong, dan harum. Try Prasetya berpendapat bahwa ilham
2. Empiris onsintensialistis, yaitu bahan adalah petunjuk yang disampaikan melalui hati
pengalaman yang biasa ditangkap oleh indera sanubari setiap orang yang pada dasarnya sama
batin, yakni segala sesuatu yang ada di dunia dengan wahyu dalam arti umum dan
dalam arti sunbyek, seperti: sedih, puas dan penyampaiannya tidak melalui utusan.15
takut.10 Sementara itu Hasbi Ash-Shiddeqy
Bertitik tolak dari pengertian tentang mengemukakan bahwa ilham mencampakkan
empirik di atas, maka dapat dikemukakan bahwa sesuatu pengetahuan ke dalam jiwa yang diminta
empirik adalah sumber atau guru terbaik bagi supaya dikerjakan, dengan tidak lebih dahulu
ilmu pengetahuan (experiencies the best teacher) yang dilakukan ijtihad dan menyelidiki hujjah-hujjhah
diatur oleh pemikiran (penalaran). agama.16 Mashuri Sirajuddin mengatakan ilham
C. Pengertian Intuisi adalah pengetahuan (agama, science) yang datang
Intuisi berasal dari bahasa Inggris yakni dari Allah ditujukan kepada kaum umum
intuition yang berarti bisikan kalbu, gerak hati (manusia biasa dan binatang) dengan jalan
dan intuitive yang berarti bisikan kalbu atau menciptakan goresan-goresan dalam hati. Maka
berdasarkan intuisi.11 Intuisi menurut Iqbal penerima ilham mengerti apa yang diilhamkan
adalah cinta atau pengamatan (pengalaman) Allah,17 lebih lanjut dikatakan bahwa ilhan juga
kalbu, memungkinkan manusia secara langsung merupakan perasaan lapar, haus, gundah dan
menangkap dan mengamati serta bertautan senang.18 Ilham dalam bahasa Inggris di sebut
dengan ketaatan secara keseluruhan dengan inspiration, suggestion, revelition, yang berarti
(komperensif), sebagaimana ia menampilkan diri ilham, bisikan hait, semangat.19 Prasetya
manusia melalui kilasan intuisi.12 Selanjutnya mengemukakan bahwa ilham adalah hak mutlak
Iqbal mengemukakan bahwa intuisi merupakan Allah swt., bukan rekayasa manusia masuk
suatu tahapan intelek yang lebih tinggi. Melalui kehati dalam bentuk mapan dan jelas atau satu
jalan intuisi dapat memiliki dan memasuki hal yang tidak boleh diabaikan tidak bias dipaksa
makna hakiki (transendental) dari kenyataan muncul ia datan tanpa diundang.20 Jadi ilham
(realitas).13 adalah pengetahuan langsung diberikan oleh
Menurut ilmu tasir sebagaimana yang Allah ke dalam hati manusia yang diyakini
dikemukakan oleh Mashuri Sirajuddin Iqbal
dengan mengutip pendapat S.F Habyeb
mengemukakan bahwa intuisi ialah (menangkap 14Lihat, Mashuri Sirajuddin Iqbal, Pengantar Ilmu
dengan batin) pengertian yang timbul sendiri Tafsir, (Cet. I; Bandung: Angkasa, 1987), h. 269.
dalam batin, bisikan hati, atau hidayah agama 15Lihat Try Prasetya, op. cit., hal. 115.
16Lihat T.M Hasbi Ash- Shiddieqy, Sejarah dan
9Lihat, Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Pengantar Al- Qur’an dan Tafsir, (Cet V; Jakarta: PT. Bulan
Kualitatif, Ed. IV (Cet. II: Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), Bintang, 1972), hal. 27.
h. 276-278. 17Lihat, Mashuri Sirajuddin Iqbal, op. cit., h. 270.
10Lihat, Tri Prasetya, op. cit., hal. 119-120. 18Ibid., h. 269.
11Lihat Efendi Al-Hanif, op. cit., h. 329. 19Lihat S. Wojowarsito, Kamus Lengkap Inggris-
12Lihat Iqbal, op. cit., h. 103. Indonesia, (Cet. III; Bandung: Hasta, 1980), h. 87.
13Ibid 20Try Prasetya, op. cit., h 115-116.

138
Volume I Nomor 2 Maret 2014 ISTIQRA’
Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)

dilaksanakan serta tidak diketahui darimana Penalaran yang tempatnya di otak


datangnya. memberikan peran penting dalam mengakses
E. Pengertian Wahyu berbagai bentuk informasi dan konfirmasi yang
Wahyu dalam bahasa Inggris adalah ada pada hasil pemikiran sifatnya dinamis.
inspiration, suggestion, revelition, dan vision.21 Akallah yang mencapai kebenaran, indikasi
Menurut beberapa ahli seperti Iqbal untuk perintah berfikir dalam artian penalaran
mengemukakan wahyu adalah pengetahuan dengan mencermati kejadian manusia
(agama, science) yang datang dari Allah ditujukan sebagaimana dapat dilihat dalam surah ar-rum
khusus kepada para nabi/rasul baik dengan (30) ayat 8 yang berbunyi:
perantaraan Malaikat maupun tidak untuk
disampaikan kepada umatnya atau untuk dirinya        
sendiri.22 Begitu pula Try Prasetya berpendapat
bahwa wahyu adalah firman Allah berisi
     
pengetahuan yang diturunkan kepada manusia
pilihan yaitu nabi atau rasul menyangkut
berbagai aspek kehidupan khususnya hubungan        
manusia dengan al-khalik yang disebut ibadah,
juga hubungan manusia dengan sesama makhluk
yang disebut muamalah.23 Harun Nasution  
mengemukakan bahwa wahyu adalah
Terjemah:
pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada
“dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang
manusia dengan keterangan-keterangan Tuhan
(kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan
dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap
langit dan bumi dan apa yang ada diantara
Tuhan.24
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar
Term-term tentang wahyu di atas, maka
dan waktu yang ditentukan.26
dapat dikatakan bahwa wahyu Allah yang
dicampakkan dengan cepat kepada Nabi atau
Selanjutnya dapat juga dicermati pada
Rasul untuk disampaikan kepada manusia atau
pengalaman. Penalaran tidak akan bermanfaat
untuk dirinya sendiri dalam mengatur
jika tidak dapat dibuktikan secara empirik.
korelasinya antara manusia dengan Allah yang
Artinya dengan pengamatan secara indrawi
disebut dengan ibadah, dan korelasinya antara
maka dapatlah dikategorikan sebagai ilmu.
manusia dengan sesama makhluk untuk
Perpaduan antara penalaran dan empirik akan
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
melahirkan manusia sebagai sosok yang cerdas.
akhirat.
Dikarenakan tidak hanya mengedepankan
F. Analisis Penalaran, Pengalaman, Intuisi,
penalaran tetapi juga mengedepankan empirik.
Ilhami dan Wahyu dalam
Ini biasanya dipraktekkan bagi ilmuwan yang
Kontekstualisasi Al – Qur’an25
bergerak pada bidang sains. Berkaitan dengan
Mencermati sumber-sumber pendidikan
kecerdasan manusia atas perpaduan ini, juga
Islam pada uraian sebelumnya, mengasumsikan
dapat ditemukan dalam surah al-Ghasiyah (88)
bahwa tanpa peran dan fungsi kelima sumber
ayat 17-20 yang berbunyi:
pendidikan Islam maka pendidikan Islam akan
mengalami keterbelakangan.

21Lihat Efendi El-Hanif, op, cit., h. 634.


22Lihat, Mashuri Sirajuddin Iqbal., loc. cit.
23Lihat, Try Prasetya, loc. Cit.
24Harun Nasution, Teologi Islam Aliranpraliran

Sejarah analisa Perbandingan, (Cet. I ; Jakarta: UI Press,


2002), h. 81.
25 Kontekstualisasi al-Quran yang dimaksudkan 26Departemen Agama RI, Al-Quran dan
penulis adanya hubungan keterkaitan diantara wacana terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, T.TH) h.
yang dikaji tanpa mengurangi makna al-Quran. 642.

ISTIQRA’ Volume I Nomor 2 Maret 2014 139


Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)

               

                

           
Terjemah: Terjemah:
“maka apakah mereka tidak memperhatiak unta “dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “ susuilah
bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka
ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia di jatuhkanlah dia ke sungai (nil). Dan janganlah
tegakkan? Dan bumi bagaiman ia kamu khawatir dan jaganlah (pula) bersaedih hati,
dihamparkan?”27 karena sesungguhnya kami akan mengembalikan
kepadamu dan menjadikannya (salah seorang) dari
Hal yang sama juga terjadi pada intuisi. para Rasul.29
Penalaran empirik tidak akan memberikan
keyakinan akan sebuah kebenaran tanpa ada Ayat di atas menyebutkan secara jelas
peran intuisi. Intuisi memberikan sumbangsih bahwa Ibnu Musa mendapatkan ilham dari Allah
dalam wujud firasat yang adanya dalam diri swt. informasi mengenai derajat yang akan di
manusia dan muncul pada saat-saat tertentu atau berikan oleh Musa. Begitu pula dengan
jawaban-jawaban singkat dalam diri manusia kebenaran yang telah didapatkan dari hasil
akan tetapi belum diekspresikan. Intuisi hadir penalaran, empirik, dan intuisi tidak akan ada
pada jiwa-jiwa yang bersih. Hal mengenai sebelum tidak adanya ide, dan ide itu muncul
mengenai intuisi dapat dicermati pada surah al- atas ilham.
Hajj (22) ayat 46 yang berbunyi: Sementara itu mungkin inilah yang
paling pokok dalam situasi pendidikan Islam
       yakni wahyu. Segala bentuk pendidikan yang
berdasarkan nash atau yang terdapat dalam nash
itulah potret pendidikan Islam secara hakiki. Hal
        
ini mempertegas bahwa wahyu menduduki
struktur dan fungi yang sangat berperan, karena
       wahyu yang memberikan petunjuk-petunjuk
kebenaran. Hal ini dapat dilihat dalam surah al-
Syura (42) ayat 17 yang berbunyi:

       
Terjemah:
“sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi kalbu
yang berada dalam dada”28    

Penjelasan lainnya ada pada surah al- Terjemah:


Qashash (28) ayat 7 yang berbunyi: Allah-lah yang menurunkan kitab dengan
(membawa) kebenaran dan keseimbangan:30

29Ibid
., h. 610.
30Ibid
., h. 786. Kata al-Miydzaana diterjemahkan
oleh M. Quraisih shihab sebagai keseimbangan. Dalam Al-
Quran dan terjemahan milik Departemen Agama yaitu
Neraca atau keadilan, lihat, M. Quraish Shihab, Wawasan
27Ibid ., h. 1055. Al-Quran Tafsair Mudhu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Cet.
28Ibid ., h. 519. II; Bandung: Mizan, 1996), h. 4.

140
Volume I Nomor 2 Maret 2014 ISTIQRA’
Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)

PENUTUP Nasution, Harun. Teologi Islam Aliran-aliran


Bertitik tolak dari kajian-kajian di atas, Sejarah analisa Perbandingan. Cet. I ; Jakarta:
maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan UI Press, 2002.
sebagai berikut: Prasetya, Try. Filsafat Pendidikan. Cet. I;
Penalaran adalah proses kerja akal dalam Bandung: CV. Pustaka Setia, 1987.
aktivitas ilmu pengetahuan. Empirik adalah Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Quran Tafsair
sumber pengetahuan terbaik yang diatur oleh Mudhu’I Atas Berbagai Persoalan Umat. Cet.
penalaran. Sedangkan intuisi adalah bisikan hati II; Bandung: Mizan, 1996.
pengalaman kalbu sebagai tahapan dari sesuatu Wojowarsito, W. Kamus Lengkap Inggris-Indonesia.
realistis yang timbul dalam pikiran untuk Cet. III; Bandung: Hasta, 1980.
dilaksanakan. Sementara ilham adalah
pengetahuan dari Allah swt., ke dalam hati
seseorang yang diyakini dan dilaksanakan serta
tidak diketahui oleh yang bersangkutan
darimana asalnya.
Wahyu adalah pengetahuan agama dari
Allah swt., yang dicampakkan dengan cepat
kepada Nabi atau Rasul-Nya untuk disampaikan
kepada manusia sebagai petunjuk untuk
mengatur hubungannya dengan Allah dan
sesama makhluk untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat. Dengan demikian, Pendidikan Islam
mempunyai sumber yang kompleksitas dan
menjadi dasar rujukan terhadap ilmu-ilmu yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ash- Shiddieqy, T.M Hasbi. Sejarah dan Pengantar
Al- Qur’an dan Tafsir. Cet V; Jakarta: PT.
Bulan Bintang, 1972.
Daradjat, Zakiah. dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Cet.
IV; Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Departemen Agama RI. Al-Quran dan
terjemahannya, Jakarta: Departemen Agama
RI, T.TH.
Hanif, Efendi-El, dkk. Kamus Lengkap Bahasa
Inggris – Indonesia. Surabaya: Terbit Terang,
2001.
Iqbal, Mashuri Sirajuddin. Pengantar Ilmu Tafsir.
Cet. I; Bandung: Angkasa, 1987.
Iqbal. Lectures On The Reconstruction of Religions
Thought In Islam. Alih bahasa oleh M.J.
Soelaeman. Percikan Filsafat Mengenai
Pendidikan. Cet, I; Bandung; CV
Diponegoro, 1981.
John M. Echols, John M, dkk. An English –
Indonesia Dictionary. Cet. XXII; New York,
Cornel University Press, 1996.
Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Ed. IV. Cet. II: Yogyakarta: Rake Sarasin,
2002.

ISTIQRA’ Volume I Nomor 2 Maret 2014 141

Anda mungkin juga menyukai