Makki
makki@gmail.com
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Parepare
Abstract : The reasoning is the process of sense working in science activities. Empirical is the source of the best
knowledge which is arranged by the reasoning. Whereas intuition is the whisper of the heart, heart experience as a
step from a realistic thing which is arising in mind to be implemented. While the inspiration is the knowledge
from Allah swt to the someone heart which believed and implemented also not known by concerned where it came
from. And revelation is religion knowledge from Allah swt, which is given quickly to the prophet for delivered to
the human as a pointed to arrange its relation to the god and fellow creature for world happiness hereafter. Thus,
Islamic education has complexity source and became the basis for the referral at other science.
Keywords : Islamic education,
Penalaran adalah proses kerja akal dalam aktivitas ilmu pengetahuan. Empirik adalah sumber
pengetahuan terbaik yang diatur oleh penalaran. Sedangkan intuisi adalah bisikan hati
pengalaman kalbu sebagai tahapan dari sesuatu yang realistis yang timbul dalam pikiran untuk
dilaksanakan. Sementara ilham adalah pengetahuan dari Allah swt ke dalam hati seseorang yang
diyakini dan dilaksanakan serta tidak diketahui oleh yang bersangkutan darimana asalnya. Dan
wahyu adalah pengetahuan agama dari Allah swt, yang dicampakkan dengan cepat kepada Nabi
atau Rasul-Nya untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk untuk mengatur
hubungannya dengan Allah Swt dan sesama makhluk untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan demikian, Pendidikan Islam mempunyai sumber yang kompleksitas dan menjadi dasar
rujukan terhadap ilmu-ilmu yang lain.
136
Volume I Nomor 2 Maret 2014 ISTIQRA’
Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)
aspek ilmu pengetahuan. Pendidikan agama Prasetya bahwa penalaran atau pemikiran adalah
Islam berkembang seiring dengan kemunculan memperkuat dorongan untuk melakukan
Islam pada awal perkembangannya, yaitu pada pekerjaan dalam lapangan ilmu pengetahuan,
masa Rasulullah Saw., sampai pada generasi dan menyempurnakan teknik dan kepandaian.4
berikutnya. Berdasarkan kedua pengertian tentang penalaran
Pendidikan Islam pada awalnya di atas, maka dapat dikemukakan bahwa
dilaksanakan melalui sistem pendidikan bersifat penalaran adalah hasil kerja akal dan bersifat
informal yang berkaitan dengan upaya analistis yang membimbing aktivitas seseorang
Islamiyah, yaitu penyebaran dan penanaman dalam bidang ilmu pengetahuan.
dasar–dasar kepercayaan dan ibadah kepada B. Pengertian Experience
Allah Swt, sekaligus mempelajari ilmu–ilmu Pengalaman menurut Efendi Al –
umum dengan bertitik tolak pada penalaran dan Hanif., dalam bukunya Kamus Lengkap Bahasa
kajian–kajian empiris. Inggris disebut experience yang berarti pengalaman,
Dasar–dasar pendidikan Islam secara memiliki pengalaman, dan empirically yang berarti
prinsipil yang pertama dan utama adalah Al- secara pengalaman, atas dasar pengalaman.5
Qur’an dan As-Sunnah. Al-Qur’an dan As- Pengertian lain dikemukakan oleh Iqbal
Sunnah memberikan prinsip–prinsip yang sangat bahwa pengalaman (expirience) di kontrol secara
penting bagi pendidikan, dengan memberikan eksperimental merupakan alat yang ampuh
penghormatan kepada penalaran manusia, dalam membimbing dan mengatur sikap dan
bimbingan empiris, dan tidak menentang fitrah disposisi yang di tuntut dalam metode ini secara
manusia serta nilai–nilai sosial kemasyarakatan kritis dan konstruktif, telah dapat dipenuh.6
yang tidak bertentangan dengan ajaran–ajaran Semakna yang dikemukakan oleh Try Prasetya
Al-Qur’an dan As-Sunnah. bahwa empiri berarti pengalaman yang berisi
Selain dari sumber–sumber pendidikan pengetahuan dan pemikiran sebagai bentuk
Islam tersebut di atas, juga diakui adanya pengetahuan. Artinya bahan pengetahuan
sumber–sumber lain seperti penalaran, berasal dari empiri (pengalaman), sedangkan
pengalaman, intuisi, ilham dan wahyu. Semuanya bangunannya diatur oleh pemikiran (penalaran).7
menunjukkan kompleksitas dan menjadi dasar Kaum empirisme berpendapat bahwa
dari pendidikan Islam yang dapat dijadikan pengalaman adalah sumber pengetahuan, tidak
sebagai dasar dan rujukan dalam pencapaian dan ada pengetahuan tanpa pengalaman.8 Noeng
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Moehadjir, dalam bukunya Metodologi Penelitian
pendidikan Islam. Kualitatif mengemukakan bahwa kebenaran
Berdasarkan beberapa pernyataan di memiliki tiga kategori yaitu:
atas, maka dikemukakan rumusan masalah 1. Kebenaran ampirik logic memerlukan
pokok yakni bagaimanakah pengertian kemampuan untuk berpikir reflektif (bergerak
penalaran, pengalaman, intuisi, ilham dan wahyu mondar mandir antara indukasi dan dedukasi,
sebagai sumber pendidikan Islam. antara abstraksi dan penjabaran).
PEMBAHASAN 2. Kebenaran empirik etik timbul dari
A. Pengertian Penalaran ketajaman tertuntunnya hati nurani pada
Penalaran dalam bahasa Inggris disebut kebaikan, kebaikan demi masyarakat itu sendiri.
Commonsesnce yang berarti penalaran, pengertian, 3. Kebenaran amirik sensual, kebenaran
pendirian, perasaan atau berdasarkan pemikiran logic, kebenaran etik, serta kebenaran muamalah
yang sehat.2 Iqbal, mengemukakan bahwa manusia dengan alam dan antara manusia dalam
penalaran (intelek) dipandang sebagai alat yang
memadai dalam rangka membimbing aktivitas dengan judul Percikan Filsafat Mengenai Pendidikan, (Cet, I;
kehidupan yang bersifat analistis.3 Menurut Try Bandung; CV Dionegoro, 1981), h. 102 – 103.
4Try Prasetya, Filsafat Pendidikan, (Cet. I;
Dictionary, (Cet. XXII; New York, Cornel University Press, Inggris – Indonesia, (Surabaya: Terbit Terang, 2001), h. 130.
1996), h. 130. 6Lihat, Iqbal, loc.cit
3Lihat, Iqbal, Lectures On The Reconstruction of 7Lihat, Tri Prasetya op.cit., hal. 124.
Religions Thought In Islam, Alih bahasa oleh M.J. Soelaeman 8Ibid., h. 19.
arti ilahiyah maupun insaniyah terus yang tidak berdasarkan pengalaman atau
dikeembangkan dengan menggunakan nash pertimbangan apapun juga, suatu perbuatan atau
sebagai ayat, isyarat, hudan, ataupun rahmah. perndapat yang dirasakan kebenarannya dan
Manusia memiliki kebebasan untuk timbul dalam pikiran sebagai diilhamkan.14
mengembangkannya, sejauh tetap dijaga Berdasarkan pandangan di atas, dapat
koherensinya dengan nilai ilahiyah intregratif.9 juga dikemukakan bahwa intuisi adalah bisikan
Berbeda dengan Try Prasetya lebih hati, gerak hati/goresan hati atau pengamalan
cenderung membagi empirik ke dalam dua kalbu sebagai tahapan intelek yang lebih tinggi,
bagian yaitu: di peroleh seseorang sebagai hidayah agama dan
1. Empiris sensualitas, yaitu pengalaman kebenaran transendental dari suatu yang realitas
yang dapat ditangkap indera lahir, yakni segala untuk dilaksanakan.
sesuatu yang ada ditangkap di dunia lahir di luar D. Pengertian Ilham
subjek, seperti bulan, gong, dan harum. Try Prasetya berpendapat bahwa ilham
2. Empiris onsintensialistis, yaitu bahan adalah petunjuk yang disampaikan melalui hati
pengalaman yang biasa ditangkap oleh indera sanubari setiap orang yang pada dasarnya sama
batin, yakni segala sesuatu yang ada di dunia dengan wahyu dalam arti umum dan
dalam arti sunbyek, seperti: sedih, puas dan penyampaiannya tidak melalui utusan.15
takut.10 Sementara itu Hasbi Ash-Shiddeqy
Bertitik tolak dari pengertian tentang mengemukakan bahwa ilham mencampakkan
empirik di atas, maka dapat dikemukakan bahwa sesuatu pengetahuan ke dalam jiwa yang diminta
empirik adalah sumber atau guru terbaik bagi supaya dikerjakan, dengan tidak lebih dahulu
ilmu pengetahuan (experiencies the best teacher) yang dilakukan ijtihad dan menyelidiki hujjah-hujjhah
diatur oleh pemikiran (penalaran). agama.16 Mashuri Sirajuddin mengatakan ilham
C. Pengertian Intuisi adalah pengetahuan (agama, science) yang datang
Intuisi berasal dari bahasa Inggris yakni dari Allah ditujukan kepada kaum umum
intuition yang berarti bisikan kalbu, gerak hati (manusia biasa dan binatang) dengan jalan
dan intuitive yang berarti bisikan kalbu atau menciptakan goresan-goresan dalam hati. Maka
berdasarkan intuisi.11 Intuisi menurut Iqbal penerima ilham mengerti apa yang diilhamkan
adalah cinta atau pengamatan (pengalaman) Allah,17 lebih lanjut dikatakan bahwa ilhan juga
kalbu, memungkinkan manusia secara langsung merupakan perasaan lapar, haus, gundah dan
menangkap dan mengamati serta bertautan senang.18 Ilham dalam bahasa Inggris di sebut
dengan ketaatan secara keseluruhan dengan inspiration, suggestion, revelition, yang berarti
(komperensif), sebagaimana ia menampilkan diri ilham, bisikan hait, semangat.19 Prasetya
manusia melalui kilasan intuisi.12 Selanjutnya mengemukakan bahwa ilham adalah hak mutlak
Iqbal mengemukakan bahwa intuisi merupakan Allah swt., bukan rekayasa manusia masuk
suatu tahapan intelek yang lebih tinggi. Melalui kehati dalam bentuk mapan dan jelas atau satu
jalan intuisi dapat memiliki dan memasuki hal yang tidak boleh diabaikan tidak bias dipaksa
makna hakiki (transendental) dari kenyataan muncul ia datan tanpa diundang.20 Jadi ilham
(realitas).13 adalah pengetahuan langsung diberikan oleh
Menurut ilmu tasir sebagaimana yang Allah ke dalam hati manusia yang diyakini
dikemukakan oleh Mashuri Sirajuddin Iqbal
dengan mengutip pendapat S.F Habyeb
mengemukakan bahwa intuisi ialah (menangkap 14Lihat, Mashuri Sirajuddin Iqbal, Pengantar Ilmu
dengan batin) pengertian yang timbul sendiri Tafsir, (Cet. I; Bandung: Angkasa, 1987), h. 269.
dalam batin, bisikan hati, atau hidayah agama 15Lihat Try Prasetya, op. cit., hal. 115.
16Lihat T.M Hasbi Ash- Shiddieqy, Sejarah dan
9Lihat, Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Pengantar Al- Qur’an dan Tafsir, (Cet V; Jakarta: PT. Bulan
Kualitatif, Ed. IV (Cet. II: Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), Bintang, 1972), hal. 27.
h. 276-278. 17Lihat, Mashuri Sirajuddin Iqbal, op. cit., h. 270.
10Lihat, Tri Prasetya, op. cit., hal. 119-120. 18Ibid., h. 269.
11Lihat Efendi Al-Hanif, op. cit., h. 329. 19Lihat S. Wojowarsito, Kamus Lengkap Inggris-
12Lihat Iqbal, op. cit., h. 103. Indonesia, (Cet. III; Bandung: Hasta, 1980), h. 87.
13Ibid 20Try Prasetya, op. cit., h 115-116.
138
Volume I Nomor 2 Maret 2014 ISTIQRA’
Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)
Terjemah: Terjemah:
“maka apakah mereka tidak memperhatiak unta “dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “ susuilah
bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka
ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia di jatuhkanlah dia ke sungai (nil). Dan janganlah
tegakkan? Dan bumi bagaiman ia kamu khawatir dan jaganlah (pula) bersaedih hati,
dihamparkan?”27 karena sesungguhnya kami akan mengembalikan
kepadamu dan menjadikannya (salah seorang) dari
Hal yang sama juga terjadi pada intuisi. para Rasul.29
Penalaran empirik tidak akan memberikan
keyakinan akan sebuah kebenaran tanpa ada Ayat di atas menyebutkan secara jelas
peran intuisi. Intuisi memberikan sumbangsih bahwa Ibnu Musa mendapatkan ilham dari Allah
dalam wujud firasat yang adanya dalam diri swt. informasi mengenai derajat yang akan di
manusia dan muncul pada saat-saat tertentu atau berikan oleh Musa. Begitu pula dengan
jawaban-jawaban singkat dalam diri manusia kebenaran yang telah didapatkan dari hasil
akan tetapi belum diekspresikan. Intuisi hadir penalaran, empirik, dan intuisi tidak akan ada
pada jiwa-jiwa yang bersih. Hal mengenai sebelum tidak adanya ide, dan ide itu muncul
mengenai intuisi dapat dicermati pada surah al- atas ilham.
Hajj (22) ayat 46 yang berbunyi: Sementara itu mungkin inilah yang
paling pokok dalam situasi pendidikan Islam
yakni wahyu. Segala bentuk pendidikan yang
berdasarkan nash atau yang terdapat dalam nash
itulah potret pendidikan Islam secara hakiki. Hal
ini mempertegas bahwa wahyu menduduki
struktur dan fungi yang sangat berperan, karena
wahyu yang memberikan petunjuk-petunjuk
kebenaran. Hal ini dapat dilihat dalam surah al-
Syura (42) ayat 17 yang berbunyi:
Terjemah:
“sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi kalbu
yang berada dalam dada”28
29Ibid
., h. 610.
30Ibid
., h. 786. Kata al-Miydzaana diterjemahkan
oleh M. Quraisih shihab sebagai keseimbangan. Dalam Al-
Quran dan terjemahan milik Departemen Agama yaitu
Neraca atau keadilan, lihat, M. Quraish Shihab, Wawasan
27Ibid ., h. 1055. Al-Quran Tafsair Mudhu’I Atas Pelbagai Persoalan Umat, (Cet.
28Ibid ., h. 519. II; Bandung: Mizan, 1996), h. 4.
140
Volume I Nomor 2 Maret 2014 ISTIQRA’
Makki, Sumber-Sumber Pendidikan Islam (Penalaran, Pengalaman, Intuisi, Ilham dan Wahyu)