Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.


Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun
pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk
memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di

m
lapangan.

Format Proposal Penelitian Kuantitatif

co
1. Latar Belakang Masalah
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan

o.
kenyataan, baik kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang
melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di dalam latar belakang masalah ini
dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar dan diskusi
nd
ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang terkait erat dengan pokok
masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat
landasan berpijak yang lebih kokoh.
ei

2. Rumusan Masalah
pr

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat


pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah
://

merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang
akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusan masalah
tp

hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat
tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang
ht

diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek
penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam
arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Contoh: Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan
prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika?.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi
dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi

m
belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.

co
4. Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian
kluantitatif yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis.

o.
Oleh karena itu subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau
disertasi hasil penelitian kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan
nd
setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
ei
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun
secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar
pr

hubungan antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih
jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada
://

paparan tentang kajian pustaka yang relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam
tp

rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan


antarvariabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
ht

Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi
belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat
kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran
Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan
hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau
lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara
singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
5. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata
lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah
yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa
penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

m
6. Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang

co
dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya,
peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan
menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran hal

o.
yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap
yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis. Asumsi
nd
substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi
metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
ei
7. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang
pr

diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat
juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-
://

indikatornya. Keterbatasan penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan
disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi
tp

temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk
kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang
ht

sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang
terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena
faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari
adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk
mencari data yang diinginkan.

8. Definisi Istilah atau Definisi Operasional


Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan
timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan
istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang
berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau
disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah
tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi
istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi
istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.

m
Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang

co
didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan
menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana
mengukur suatui variabel. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi

o.
aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi
nd
operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki
akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional
memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan
ei
oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
pr

9. Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak
://

mencakup aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen
penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
tp

a. Rancangan Penelitian
ht

Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu


diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental.
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan
tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang
dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk mengendalikan
variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel
terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu
mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental,
bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang jenis
penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian
eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis,
korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan
pula variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut

m
b. Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan

co
mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi jika sasaran
penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah
subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber

o.
data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau
subjek tergantung pada cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang
nd
karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara
pengambilannya dapat ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel
yang dipilih benar-benar representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan
ei
populasinya secara cermat. Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria
terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya dengan maksud
pr

menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika


keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya, maka semakin
://

besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang dibahas


dalam bagian Populasi dan Sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan
tp

tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan
sampel, serta (c) besarnya sampel.
ht

c. Instrumen penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen
pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian. Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai
dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah
instrumen yang baik juag harus memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis,
terutama disertasi, harus ada bagian yang menjelaskan proses validasi instrumen.
Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat sendiri oleh peneliti, tetap ada
kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang
digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah
cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir
pertanyaan/pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat
spesifikasi teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang

m
tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian.
Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat dan

co
Bahan.

d. Pengumpulan Data

o.
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang
nd
terlibat dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan
pengumpulan data. Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana
pengumpulan data, perlu dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan
ei
mereka untuk menjalankan tugas. Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui
pejabat yang berwenang, dan hal lain yang sejenis tidak perlu dilaporkan,
pr

walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan penelitian.


://

e. Analisis Data
Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari
tp

metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan
statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan
ht

statistik nonparametrik. Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis
data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai
atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang pokok untuk diperhatikan
dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya.
Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan
karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan
dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik
parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi),
sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan,
perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang
dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara
panjang lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering
digunakan (kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan
secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu

m
disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.

co
10. Landasan
Teori Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah (ilmu) sebagai dasar argumentasi

o.
dalam mengkaji persoalan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat
diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji teori-teori dan
nd
hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti yang dipaparkan
dalam Landasan Teori atau Kajian Pustaka. Untuk tesis dan disertasi, teori yang dikaji
tidak hanya teori yang mendukung, tetapi juga teori yang bertentangan dengan
ei
kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok, yaitu deskripsi
teoritis tentang objek (variabel) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang
pr

antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan Bab I.
Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variabel yang diteliti, maka
://

diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas


hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih
tp

sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang
relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam
ht

satu subbab tersendiri. Bahan-bahan kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai
sumber seperti jurnal penelitian, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks,
makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah, terbitan-terbitan resmi pemerintah dan
lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap
temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan
pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan sekunder
dapat dipergunakan sebagai penunjang. Untuk disertasi, berdasarkan kajian pustaka
dapatlah diidentifikasi posisi dan peranan penelitian yang sedang dilakukan dalam
konteks permasalahan yang lebih luas serta sumbangan yang mungkin dapat diberikan
kepada perkembangan ilmu pengetahuan terkait. Pada bagian akhir kajian pustaka
dalam tesis dan disertasi perlu ada bagian tersendiri yang berisi penjelasan tentang
pandangan atau kerangka berpikir yang digunakan peneliti berdasarkan teori-teori
yang dikaji. Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria,
yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip
relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat.
Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada

m
periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi
berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa

co
berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan
untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti.

o.
11. Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan
nd
dalam teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan
tetapi tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya,
semua bahan pustaka yang disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus
ei
dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan. Unsur yang
ditulis secara berurutan meliputi: 1. nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir,
pr

nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. tahun penerbitan 3. judul, termasuk
subjudul 4. kota tempat penerbitan, dan 5. nama penerbit.
://
tp
ht

Anda mungkin juga menyukai