Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA SCROTALIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Stase Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pembimbing : Widjijati, MN

Pembimbing Klinik : Adi Suyatno, S.Kep., Ns

Disusun oleh :

Wulan Gitanofa Z. N

P1337420218015

II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

POST OPERASI LAPARATOMI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Stase Keperawatan Medikal Bedah I

Disusun oleh :

Yunindya Triska Wulandari

P1337420218014

II A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

HERNIA SCROTALIS

A. Pengertian Hernia
Menurut Syamsu Hidayat (2010). Hernia adalah penonjolan isi rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia Inguinalis
adalah hernia yang melalui annulus inguinalis internus dimana terletak disebelah
lateral vasa episgastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga
perut melalui inguinalis lateralis. Hernia Scrotalis adalah hernia inguinalis lateralis
yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap.

B. Etiologi Hernia
Menurut Mansjoer, Arif (2000) etiologi hernia adalah :
1. Kongenital
Terjadi sejak lahir adanya defek pada suatu dinding rongga
2. Didapat (akquista)
Hernia ini didapat oleh suatu sebab yaitu umur, obesitas, kelemahan
umum, lansia, tekanan intra abdominal yang tinggi dan dalam waktu yang lama
misalnya batuk kronis, gangguan proses kencing, kehamilan, mengejan saat
miksi, mengejan saat defekasi, pekerjaan mengangkat benda berat.

C. Klasifikasi Hernia
a. Hernia femoralis
Hernia femoralis terjadi karena batang usus masuk melalui cincin femoral
kedalam kanalis femoralis.
b. Hernia inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena kelainan kongenital atau karena sebab
yang didapat yang masuk melalui inguinalis internus keluar rongga abdomen.
c. Hernia umbilikalis
Hernia umbilikalis terjadi karena isi hernia masuk melalui cincin umbilikus
akibat peninggian tekanan intra abdomen, sering terjadi pada bayi dan wanita
hamil karena tekanan pada umbilikal.
d. Hernia skrotalis
Hernia skrotalis terjadi karena hernia inguinalis lateralis yang mencapai
scrotum.
e. Hernia epigastrika / diaphragmatika
Hernia epigastrika merupakan hernia yang keluar melalui defek pada linea
alba antara umbilikus dan prossesus xipoideus.

D. Patofisiologi Hernia
Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami tekanan seperti tekanan
pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk yang
kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah abdominal, tekanan yang
berlebihan pada daerah abdominal menyebabkan suatu kelemahan mungkin
disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah
tersebut dimana kondisi itu ada sejak proses perkembangan yang cukup lama,
pembedahan abdominal dan kegemukan. Apabila peningkatan tekana intra abdomen
terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan kanalis inguinalis dan
masuk ke dalam scrotum secara lengkap. Pertama-tama terjadi kerusakan yang
sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ
selalu melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup
lama. Sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat
parah, ahkirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau
mengalami kelemahan jika suplai darah tergnggu maka berbahaya dan dapat
menyebabkan ganggren (Stead 2009).

E. Manifestasi Klinis Hernia


a. Adanya benjolan di selangkangan atau daerah kemaluan. Benjolan bisa mengecil
atau menghilang pada waktu tidur, bila menangis, mengejan, mengangkat benda
berat serta dalam posisi berdiri benjolan dapat timbul kembali.
b. Terjadi nyeri abdomen, distensi (penegangan), mual, muntah, takikardi serta
demam apabila terjadi strangulata.
c. Pada hernia femoralis terdapat keluhan berupa benjolan di lipatan paha yang
muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikan tekanan intra
abdomen seperti mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu
berbaring.
d. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak di lipatan paha di bawah
ligamentum inguinale di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum.
Terkadang terdapat tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipatan paha
tidak ditemukan pada penderita yang gemuk atau karena ukuran hernia yang
kecil.

F. Komplikasi Hernia
a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia
tidak dapat dimasukan kembali. (Hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada
keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus.
b. Terjadi penekana pada cinci hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.
Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus. (Hernia inguinalis lateralis incarcerata)
c. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. (Hernia inguinalis lateralis strangulata)
d. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh
darah dan timbul nekrosis.
e. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbulmperut kwmbung, muntah
dan obstipasi.
f. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki.
g. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
h. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses.

G. Pathway
H. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sinar X
Pada abdomen akan menunjukkan kuantitas cairan atau gas
b. Pemeriksaan darah lengkap
Hasil laboratorium darah menunjukan adanya peningkatan leukosit dan serum
darah, jumlah leukosit lebih dari 10.000 – 18.000 / mm3. Hb yang rendah dapat
mengarah pada anemia/kehilangan darah dan keseimbangan oksigenasi jaringan
dan pengurangan Hb yang tersedia dengan anestesi inhalasi, peningkatan Ht
mengidetifikasikan dehidrasi. Penurunan Ht mengarah pada kelebihan cairan.
Waktu koagulasi mempengaruhi hemostatis intraoperasi/pascaoperasi.
c. EKG
Penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas perhatian
untuk memberikan anestesi.
d. Farmakologi
Terapi obat analgetik

I. Penatalaksanaan
1. Manajemen medis
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan
jalan pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan.
Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
a. Herniotomy
Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai lehernya kantong dibuka dan
isi hernia dibebaskan jika ada perlekatan,kemudian diare posisi kantong hernia
dijahit,ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
b. Herniorrhaphy
Membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat
dinding perut bagian bawah di belakangkanalis inguinalis.
c. Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak
dilakukan pembedahan dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss).
Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu
istirahat (malam).
2. Manajemen keperawatan.
a. Pre operasi :
1. Pengkajian
Ditujukan pada nyeri ada tonjolan pembengkakan daerah inguinal, cemas,
tingat pengetahuan pasien tentang hernia dan penanganannya.
2. Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang bisa muncul adalah nyeri akut, gangguan
kenyamanan, kecemasan, dan resiko tinggi terjadi infeksi.
3. Intervensi keperawatan (secara umum)
Beri posisi kepala tempat tidur ditinggikan, bila hernia turun/menonjol
dimasukan kembali secara manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia,
beri analgesik sesuai advis, hindari manuever yang bisa meningkatkan
tekanan intra abdominal : batuk kronik, angkat berat, mengedan secara
kuat dan anjurkan untuk kompres dingin pada daerah yang bengkak.
b. Post operasi
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah
resiko tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
luka operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang. Hernia
inguinalis lateralis reponibilis dilakuakn tindakan bedah elektif karena di
takutkan akan terjadi komlikasi yaitu Herniatomy dan Herniagrafi.
Bedah elektif adalah kanalis di buka, isi hernia di masukkan kantong di
ikat dan di lakukan bassiny plasty untuk memperkuat dinding belakang
kanalis inguinalis. Hernia inkarserata dan strangulasi dilakukan bedah darurat
yaitu cincin hernia di cari dan di potong usus dilihat apakah vital atau tidak
bila vital dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak di lakukan reseksi usus
dan Anastomisis.

J. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Pengumpulan data
a. Identitas klien
Meliputi nama, unsure, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekrjaan, no
register, diagnosa medis, dan tanggal MRS.
b. Keluhan utama
Adanya benjolan di skrotum masuk bila klien tidur dan klien mengejar,
menangis, berdiri, mual – mual, muntah. Bila adanya komplikasi ini
menciptakan gejala klinis yang khas pada penderita.
c. Riwayat kesehatan Dahulu
Biasanya kx dengan HIL akan mengalami penyakit kronis sebelumnya.
Missal : adanya batuk kronis, gangguan proses kencing (BPH). Kontipasi kronis,
ascites yang semuanya itu merupakan factor predis posisi meningkatnya tekanan
intra abdominal.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya penderita mengeluh merasa adanya benjolan di selangkangan /
di daerah lipatan pada benjolan itu timbul bila penderita berdiri lama, menangis,
mengejar waktu defekasi atau miksi mengangkat benda berat dsb, sehingga
ditemukan rasa nyeri pada benjolan tersebut. Selain itu juga di dapatkan adanya
gejala lain seperti mual dan muntah akibat dari peningkatan tekanan intra
abdominal.
e. Riwayat kesehatam keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit HIL atau penyakit
menular lainnya.
2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Kesadaran, GCS, Vital sigh, bb dan Tb

K. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cedera Biologis
2. Ansietas berhubungan dengan Stresor
3. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cedera Fisik
4. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Nyeri
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka pembedahan

L. Intervensi Keperawatan
D NOC NIC RASIONAL
X
1. Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri a. Untuk
keperawatan selama 3x24 jam, (1400) : mengetahui
maka diharapkan masalah nyeri a. Kaji nyeri secara lokasi,
pasien dapat teratasi Dengan komprehensif karakteristik,
Kriteria hasil: termasuk lokasi, durasi,
Kontrol Nyeri (1605) karakteristik, frekuensi,
Indikator Awa Tujua durasi, kualitas, dan
l n frekuensi, faktor
Mengenali kualitas dan presipitasi
kapan nyeri faktor nyeri.
terjadi presipitasi. b. Untuk
Mengenali apa b. Observasi reaksi mengetahui
yang terkait non verbal dari reaksi non
dengan gejala ketidaknyamana verbal dari
nyeri n. ketidaknyaman
Melaporkan c. Gunakan strategi an akibat nyeri
nyeri yang komunikasi c. Untuk
terkontrol terapeutik untuk mengetahui
Menggunakan mengetahui pengalaman
analgesik yang pengalaman nyeri dan
direkomendasika nyeri dan sampaikan
n sampaikan penerimaan
Keterangan : penerimaan pasien terhadap
1 : Tidak pernah menunjukan pasien terhadap nyeri
2 : Jarang menunjukan nyeri d. Untuk
3 : Kadang-kadang menunjukan d. Berikan mengetahui
4 : Sering menunjukan informasi informasi
5 : Secara konsisten menunjukan mengenai nyeri, mengenai nyeri,
seperti penyebab seperti
nyeri, berapa penyebab nyeri,
nyeri akan berapa nyeri
dirasakan, dan akan dirasakan,
antisipasi dari dan antisipasi
ketidaknyamana dari
n akibat ketidaknyaman
prosedur. an akibat
e. Dorong pasien prosedur
untuk e. Untuk
memonitor nyeri mengetahui
dan menangani keadaan nyeri
nyerinya dengan dan dapat
tepat mengatasi
f. Berikan Individu nyerinya
penurunan nyeri dengan tepat
yang optimal f. Untuk
dengan menurunkan
peresepan tingkat nyeri
analgesik menggunakan
obat analgesik
2. Setelah dilakukan asuhan Pengurangan a. Agar pasien
keperawatan selama 1x24 jam, kecemasan (5820) tenang dan
maka diharapkan pasien tidak : yakin
mengalami Cemas Dengan Kriteria a. Gunakan b. Agar pasien
hasil: pendekatan yang mengetahui
Tingkat Kecemasan (1211) tenang dan prosedur yang
Indikator Awal Tujuan meyakinkan mungkin akan
Tidak dapat b. Jelaskan semua dialami klien
beristirahat prosedur selama prosedur
Kesulitan termasuk sensasi dilakukan
berkosentrasi yang akan c. Agar pasien
Rasa cemas dirasakan yang mengetahui
yang mungkin akan informasi aktual
disampaian dialami klien terkait
secara lisan selama prosedur diagnosis,
(dilakukan) perawatan dan
Keterangan : prognosis
1 : Berat c. Berikan d. Agar keluarga
2 : Cukup Berat informasi aktual pasien
3 : Sedang terkait mendampingi
4 : Ringan diagnosis, klien dengan
5 : Tidak Ada perawatan dan cara yang tepat
prognosis e. Agar pasien
d. Dorong keluarga mengetahui
untuk situasi yang
mendampingi memicu
klien dengan kecemasan
cara yang tepat
e. Bantu klien
mengidentifikas
i situasi yang
memicu
kecemasan
3. Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri a. Untuk
keperawatan selama 3x24 jam, (1400) : mengetahui
maka diharapkan masalah nyeri a. Kaji nyeri secara lokasi,
pasien dapat teratasi Dengan komprehensif karakteristik,
Kriteria hasil: termasuk lokasi, durasi,
Kontrol Nyeri (1605) karakteristik, frekuensi,
Indikator Awa Tujua durasi, kualitas, dan
l n frekuensi, faktor presipitasi
Mengenali kapan kualitas dan nyeri.
nyeri terjadi faktor b. Untuk
Mengenali apa presipitasi. mengetahui
yang terkait b. Observasi reaksi non
dengan gejala reaksi nonverbal verbal dari
nyeri dari ketidak ketidaknyamana
nyamanan. n akibat nyeri
Melaporkan c. Gunakan c. Untuk
nyeri yang strategi mengetahui
terkontrol komunikasi pengalaman
Menggunakan terapeutik untuk nyeri dan
analgesik yang mengetahui sampaikan
direkomendasika pengalaman penerimaan
n nyeri dan pasien terhadap
Keterangan : sampaikan nyeri
1 : Tidak pernah menunjukan penerimaan d. Untuk
2 : Jarang menunjukan pasien terhadap mengetahui
3 : Kadang-kadang menunjukan nyeri informasi
4 : Sering menunjukan d. Berikan keadaan nyeri
5 : Secara konsisten menunjukan informasi dan dapat
mengenai nyeri, mengatasi
seperti penyebab nyerinya dengan
nyeri, berapa tepat
nyeri akan e. Untuk
dirasakan, dan menurunkan
antisipasi dari tingkat nyeri
ketidaknyamana menggunakan
n akibat obat analgesik
prosedur. mengenai nyeri,
e. Dorong pasien seperti penyebab
untuk nyeri, berapa
memonitor nyeri nyeri akan
dan menangani dirasakan, dan
nyerinya dengan antisipasi dari
tepat ketidaknyamana
f. Berikan n akibat
Individu prosedur
penurunan nyeri f. Untuk
yang optimal mengetahui
dengan
peresepan
analgesik
4. Setelah dilakukan asuhan Terapi Aktivitas a. Untuk
keperawatan selama 3x24 jam, (4310) mengetahui
maka diharapkan masalah a. Pertimbangkan dengan spesifik
hambatan mobilitas fisik dapat kemampuan aktivitas yang
teratasi Dengan Kriteria hasil: klien dalam mampu dan
Toleransi terhadap Aktivitas berpartisipasi aman dilakukan
(0005) melalui aktivitas klien
Indikator Awal Tujuan spesifik b. Agar klien
Kekuatan tubuh b. Bantu klien mampu memilih
bagian atas untuk aktivitas yang
Kekuatan tubuh mengidentifikasi diinginkan
bagian bawah aktivitas yang sehingga
Kemudahan diinginkan memotivasi
dalam c. Bantu klien dan klien untuk
melakukan keluarga untuk cepat sembuh
aktivitas hidup mengidetifikasi c. Agar klien
harian kelemahan mampu
Kemampuan dalam level mengetahui
untuk berbicara aktivitas tertentu batasan-batasan
untuk d. Instruksikan diri dalam
melakukan klien dan melakukan
aktivitas fisik keluarga untuk aktivitas
Keterangan : mempertahanka d. Agar fungsi dan
1 : Sangat Terganggu n fungsi dan kesehatan
2 : Banyak Terganggu kesehatan terkait terkait hal-hal
3 : Cukup Terganggu peran dalam tersebut mampu
4 : Sedikit Terganggu beraktivitas dipertahankan
5 : Tidak Terganggu secara fisik, secara konsisten
sosial, spiritul, bahkan
dan kognisi berkembang
e. Bantu klien dan e. Agar
keluarga perkembangan
memantau klien terpantau
perkembangan dan tingkat
klien terhadap keberhasilan
pencapaia tujuan dapat diketahui
yang diharapkan
5. Setelah dilakukan asuhan Kontrol Infeksi a. Agar pasien
keperawatan selama 3x24 jam, (6540) : mengetahui
maka diharapkan masalah resiko a. Anjurkan pasien teknik mencuci
infeksi dapat teratasi Dengan mengenai tangan dengan
Kriteria hasil: teknik mencuci tepat
Keparahan Infeksi (0703) tangan dengan b. Untuk menjaga
Indikator Awal Tujuan tepat kebersihan
Kemerahan b. Cuci tangan tangan dan
Cairan (Luka) sebelum dan menghindari
yang berbau sesudah resiko infeksi
busuk kegiatan c. Agar pasien
Demam perawatan meminum
Nyeri pasien antibiotik sesuai
Menggigil c. Anjurkan pasien dengan resep

Keterangan : untuk meminum d. Agar pasien dan

1 : Berat antibiotik keluarga

2 : Cukup Berat seperti yang mengetahui

3 : Sedang diresepkan tanda dan gejala

4 : Ringan d. Ajarkan pasien infeksi dan

5 : Tidak Ada dan keluarga kapan harus


mengenai tanda melaporkannya
dan gejala kepada penyedia
infeksi dan
kapan harus perawatan
melaporkannya kesehatan
kepada e. Agar pasien dan
penyedia anggota
perawatan keluarga
kesehatan mengetahui
e. Ajarkan pasien bagaimana
dan anggota menghindari
keluarga infeksi
mengenai
bagaimana
menghindari
infeksi

3. Evaluasi Keperawatan
1. Hgj

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A (2000) Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.


Stead, Dr P. 2009. Laparascopic Hernia Repair. Edisi 2. New York: Global Digital
Services & Endosurgery Institute
Syamsuhidayat, R., Jong, W.D. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai