Anda di halaman 1dari 8

DESAIN ALAT PERAMAL CUACA DAN MEDIA PEMBELAJARAN TENTANG CUACA

MENGGUNAKAN LINTAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu wilayah yang tidak terlalu luas yang terjadi
dalam waktu singkat (6 jam sampai 1 tahun). Cuaca dipengaruhi oleh iklim. Sedangkan
pengertian dari iklim adalah keadaan atmosfer di suatu wilayah yang luas dan terjadi
dalam waktu lama (lebih dari 10 tahun).

Di Indonesia cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui
prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Namun untuk
negara maju, cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat.

Secara umum, Indonesia terletak pada zona iklim tropis karena posisi lintangnya
terletak antara 6⁰ LU – 11⁰LS. Tetapi karena adanya beberapa faktor geografis, pola
iklim di Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Maka dari itu, perubahan cuaca di
Indonesia tidak selalu menentu, tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Karena itulah tidak jarang masyarakat yang mengeluh tentang cuaca perubahan cuaca
yang secara tiba-tiba. Ada beberapa cara untuk mengenali dan mengetahui tanda-tanda
cuaca. Salah satunya adalah dengan menggunakan hewan lintah. Lintah adalah hewan
parasit penghisap darah yang biasa hidup di sawah, danau, sungai, rawa, dan tempat-
tempat yang berair lainnya. Lintah berbentuk seperti cacing, namun ukurannya lebih
besar dan lebih pendek. Seringkali lintah menempel pada tubuh hewan lain atau
manusia dan kemudian menghisap darahnya. Setelah menghisap darah, tubuh lintah
menjadi lebih besar dari sebelumnya, dan sesudah merasa kenyang lintah akan
melepaskan diri dari inangnya tersebut.

Selain sebagai hewan parasit, tetapi di sisi lain lintah memiliki beberapa manfaat. Salah
satunya adalah untuk memprediksi cuaca atau sebagai barometer cuaca. Kita dapat
memperkirakan cuaca yang akan terjadi dengan cara menempatkan lintah pada gelas
atau tabung yang berisi air. Jika lintah tetap berada pada dasar gelas atau tabung, maka
pertanda cuaca akan buruk. Apabila lintah merambat naik ke permukaan, maka
pertanda cuaca akan baik. Dan jika lintah melekat erat-erat pada gelas dan menggerak-
gerakkan ekornya dengan keras, maka pertanda akan terjadi badai topan. Cara tersebut
telah dilakukan oleh para peramal zaman dahulu sekitar abad kesebelas. Maka dari itu,
diadakan suatu penelitian untuk mengetahui cara lintah meramalkan cuaca.
B. Identifikasi Masalah

1. Cuaca yang sering berubah secara tak menentu.


2. Ramalan tenatang cuaca di Indonesia kurang akurat.
3. Teori mengenai lintah yang peka terhadap perubahan cuaca.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas adalah:

1. Bagaimana pengaruh cuaca terhadap perilaku lintah?


2. Bagaimana desain alat untuk memprediksi cuaca dengan menggunakan lintah?
3. Bagaimana desain alat pembelajaran tentang perubahan cuaca menggunakan lintah?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh cuaca terhadap perilaku lintah.


2. Membuat desain alat untuk memprediksi cuaca dengan menggunakan lintah.
3. Membuat desain alat pembelajaran tentang perubahan lingkungan dengan
menggunakan lintah.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Masyarakat dapat mengetahui pemanfaatan lintah untuk memprediksi cuaca yang akan
terjadi.
2. Menambah alat peraga pembelajaran tentang pembelajaran cuaca.

F. Batasan Istilah

1. Curah Hujan

Banyaknya air hujan yang turun di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (KBBI).

2. Tekanan udara
Berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum
di dalam massa tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (Wikipedia).

3. Curah hujan

Jumlah air yang jatuh ke permukaan datar dalam periode tertentu (KBBI).

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Lintah Sebagai Peramal
Cuaca” adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN mencakup Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan


Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Istilah, dan Sistematika
Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI mencakup Kerangka Teori, Kerangka Berpikir dan


Hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN mencangkup Waktu dan Tempat Penelitian,


Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Alat dan Bahan Penelitian, Prosedur Kerja,
dan Analisa Data.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

Karakteristik Cuaca di Indonesia

Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat, yaitu keadaan
berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban, angin, dan curah hujan. Di
Indonesia yang beriklim tropis memiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Di
dalam kedua musim tersebut terdapat beberapa cuaca yang sering muncul di wilayah
Indonesia, yaitu cerah, berawan, mendung, dan hujan. Dari beberapa cuaca tersebut,
dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca
seperti temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan awan
(Wardiyatmoko, 2013).

Curah hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode
tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak
terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi (Wikipedia).

Tekanan udara

Tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya, tekanan atmosfer hampir
sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan oleh berat udara di atas titik
pengukuran. Massa udara dipengaruhi tekanan atmosfer umum di dalam massa
tersebut, yang menciptakan daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan
rendah (depresi). Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang lebih
sedikit di atas lokasinya, di mana sebaliknya, daerah bertekanan tinggi memiliki massa
atmosfer lebih besar di atas lokasinya (Wikipedia).

Lintah (Herudo medicinalis)

Klasifikasi lintah

Kedudukan klasifikasi lintah adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Annelida

Class : Clitellata

Subclass : Hirudinea

Ordo : Arhychobdellea

Family : Hirudinidae

Genus : Hirudo

Species : Hirudo medicinalis

(Sumber: Pechenik, 2005)

Anatomi Lintah
Secara umum, lintah berbadan leper, mempunyai 34 gelang dan penghisap pada
ujungnya.Ukuran biasa adalah 50 mm dan bahkan mencapai 30 cm.Seekor lintah
mungkin mengambil waktu antara 15 hingga 30 menit untuk menyedot darah dari
badan manusia. Dalam tempo waktu tersebut ia dapat menghisap kira-kira 2.5 sehingga
5.5 gm darah. Kuantiti darah tersebut sudah cukup bagi lintah untuk bertahan selama 6
bulan. Pada air liur lintah terdapat sekurang-kurangnya 15 jenis zat aktif. Di antaranya
ialah sejenis zat yang sama seperti yang terkandung di dalam putih telur. Zat aktif yang
terdapat dalam air liur lintah diantaranya Hirudin, Hyaluronidase, Pseudohirudin,
Destabilase, Apyrase, Bdellines, Eglines, Kininases, Histamine, Collagenase,
Prostanoids, lintah, Proteases, Lipolytic enzymes. Lintah menyedot oksigen melalui
kulitnya yang lembap. Jika keadaan air kurang oksigen, lintah akan muncul ke
permukaan.
Saraf dan Indera pada Lintah:

 Ruas 5 dan 6 terdapat lingkar saraf ganglia: otak


 Alat indera: mata dan papilla
 Mata: fotoreseptor
 Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsinya sebagai alat peraba dan
perasa.

(Abidin, 2013)

Cara Memelihara dan Mengembangbiakkan Lintah

Lintah ditempatkan di dalam kolam tembok yang ketinggian airnya berkisar 30 cm dan
bersuhu sekitar 18⁰C sampai 30⁰C. Kolam tembok dianjurkan karena suhunya yang
tidak mudah berubah sehingga memudahkan pengaturan suhu yang dibutuhkan. Dalam
kolam, letakkan juga beberapa benda seperti genteng bekas yang menjadi sara untuk
menempel lintah. Kolam juga harus ditutup dengan menggunakan kawat kasa. Hal ini
dilakukan untuk mencegah lintah yang ada di dalam kolam untuk melarikan diri dan
mengganggu lingkungan sekitar.

Alat peramal cuaca

Adalah penemuan abad ke-19 oleh George Merryweather di mana lintah digunakan
dalam barometer. Kedua belas lintah disimpan dalam botol kecil di dalam perangkat;
ketika mereka menjadi gelisah oleh badai mereka berusaha untuk keluar dari botol dan
memicu palu kecil yang menyerang lonceng. Kemungkinan badai ditunjukkan dengan
jumlah kali bel dipukul (Wikipedia).

B. Kerangka Berpikir
Curah hujan di Indonesia tidak menentu, sedangkan peramalan cuaca belum akurat dan
di negara maju peramalan cuaca sudah akurat dan detail. Di Inggris, pada abad ke 19
lintah digunakan untuk membuat alat peramal badai. Maka di Indonesia lintah
dimungkinkan dapat digunakan untuk membuat alat prediksi curah hujan. Selain
sebagai prediksi curah hujan, lintah juga digunakan sebagai media pembelajaran
tentang perubahan cuaca.

C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, cuaca dapat mempengaruhi perilaku lintah,
dengan demikian lintah dapat digunakan sebagai peramal cuaca dan media
pembelajaran tentang cuaca.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2016 hingga bulan Agustus 2016. Selama rentan
waktu tersebut penelitian dilakukan di Desa Pundensari, Kecamatan Purwodadi,
Kabupaten Purworejo yang terletak pada ketinggian 15 Mdpl, dan bercurah hujan
sedang. Penelitian dilakukan di tempat tersebut karena cuaca di tempat tersebut
cenderung mendukung penelitian ini.

2. Populasi dan Sampel

Beberapa ekor lintah di sawah alamat sebagai populasi, dan beberapa lintah untuk
melakukan penelitian sebagai sampel.

3. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu
penelitian. Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan
konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah
menjadi suatu variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu
sendiri (Wikipedia).

1. Variabel Bebas adalah variabel / faktor yang dibuat bebas atau bervariasi: cuaca
2. Variabel Terikat: perilaku lintah

4. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian:

1. Botol/toples bening
2. Kamera
3. Barometer
4. Akuarium kaca
5. Sensor deteksi
6. Baterai / adaptor

Bahan yang digunakan dalam penelitian:

1. Lintah
2. Air

5. Prosedur Kerja

Pada penelitian ini prosedur kerja yang dilakukan adalah:

1. Tahap pengamatan perilaku lintah terhadap cuaca


1. Siapkan sepuluh buah toples atau gelas bening dan isi masing-masing toples atau
gelas bening tersebut dengan air yang volumenya sama.
2. Masukkan masing-masing satu ekor lintah ke dalam toples-toples tersebut.
3. Amati perilaku dan pergerakan tiap-tiap lintah tersebut.
4. Catat waktu dimulai sampai berakhir pengamatan.
5. Catat perubahan suhu, tekanan udara, dan cuaca dari awal pengamatan hingga akhir
pengamatan sambil memperhatikan perilaku dan pergerakan lintah pada tiap-tiap
proses perubahannya.
6. Ulangi pengamatan tersebut beberapa kali hingga didapat data yang dapat
dipercaya.
2. Tahap pembuatan alat peramal cuaca menggunakan lintah
1. Siapkan akuarium berukuran kecil.
2. Pasang bagian bawah atau dasar akuarium dengan alat deteksi (terdiri dari otak IC
mikrokontroller yang bertugas mengolah data input dari 12 sensor infrared ketika
nilai batas kepekaan terpenuhi, setelah timer terpenuhi maka buzzer akan berbunyi).
3. Masukkan sepuluh ekor lintah yang telah dipakai untuk pengamatan ke dalam
akuarium yang telah dipasang alat deteksi.

6. Analisa Data

Pada penelitian ini, penulis mengambil data dalam bentuk tabel pengamatan dan
deskripsi data, sehingga diperoleh hasil penelitian yang dapat menjawab rumusan
masalah dan juga dapat ditarik kesimpulan, serta dapat diberikan saran dalam
penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai