Anda di halaman 1dari 8

Peran Teori Perubahan Sosial, Globalisasi dan Teori Konflik

Untuk Mengatasi Kasus


“Bacok Lawan hingga Tewas, 13 Pelaku Tawuran di Bekasi Diamankan
Polisi”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Teori Sosial dan Humaniora

Dosen Pengampu:
Andhita Risko Faristiana, S.Pd., M.A.

Oleh:
Wahidatur Rohmah
210417014

A. Data Analisis
Bacok Lawan hingga Tewas, 13 Pelaku Tawuran di Bekasi
Diamankan Polisi

2019/11/22 21:05:10 WIB


Bacok Lawan hingga Tewas, 13 Pelaku Tawuran di Bekasi
Diamankan Polisi

Jakarta - Tim Polda Metro Jaya mengamankan 13 pelaku tawuran di


Bekasi yang membacok satu remaja hingga tewas. Tawuran itu
sebelumnya dipicu tantangan salah satu kelompok di media sosial.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan


tawuran itu terjadi pada Minggu (17/11) sekitar pukul 03.00 WIB.
Tawuran itu dipicu tantangan suatu kelompok kepada kelompok lain di
Bekasi.

"Kronologinya, laporan ke kelompok namanya Bates bahwa ada temannya


dipukul oleh kelompok gang sebelah, yaitu kelompok Kampung Markan.
Mereka menggunakan medsos menantang kelompok Kampung Markan
untuk ketemu di suatu tempat di TKP sehingga terjadi perkelahian," kata
Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

Yusri mengatakan kedua kelompok remaja itu bertemu di Jalan Pramuka,


Rawalumbu, Kota Bekasi, dengan membawa sejumlah senjata tajam
(sajam). Tawuran pun pecah saat itu.

Korban berinisial ADS (15) tidak bisa melarikan diri hingga dianiaya
secara brutal oleh ke-13 tersangka. ADS dibacok secara bergantian
menggunakan senjata tajam.

"Korban dicegat, dipukul, dihantam sajam. Dari hasil autopsi, tulang atas
tengkorak dan otak terpotong langsung. Pelaku melakukan secara
bersama-sama membacok, karena saat dia mau melarikan diri dengan
motor dan jatuh lalu dibacok oleh pelaku," ungkap Yusri.

Sumber: Samsudhuha Wildansyah, Bacok Lawan hingga Tewas, 13


Pelaku Tawuran di Bekasi Diamankan Polisi,
https://news.detik.com/berita/d-4795108/bacok-lawan-hingga-tewas-13-pe
laku-tawuran-di-bekasi-diamankan-polisi?_ga=2.101576900.413485876.1
574746779-1028002287.1574746779​, diakses pada tanggal 26 November
2019 jam 13: 43 WIB.

B. Konsep Dasar
1. Teori Perubahan Sosial dan Globalisasi
Secara etimologi, perubahan sosial berarti perubahan pada berbagai
lembaga kemasyarakatan, yang mempengaruhi sistem sosial
masyarakat, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, pola, perilaku
diantara kelompok dalam masyarakat. Sedangkan secara terminologi,
perubahan sosial didefinisikan oleh Moore sebagai perubahan penting
dari struktur sosial, yaitu pola-pola perilaku dan interaksi sosial yang
terjadi dalam masyarakat.1
Faktor pendorong perubahan sosial yaitu: adanya kontak dengan
kebudayaan lain, adanya sistem pendidikan formal yang maju,
toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang, sistem

1
​Sri Suntari, ​Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Sosiologi
Sekolah Menengah Atas (SMA)​, (Diktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), hal. 4-5
terbuka lapisan masyarakat, penduduk yang heterogen, ketidakpuasan
masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan, orientasi ke masa
depan, dan pandangan bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar
untuk memperbaiki hidupnya.2
Cepatnya perubahan teknologi membawa dampak luas sementara
instusi-instusi sosial kerap kali belum siap menghadapinya. Banyak
diantara masalah besar saat ini seperti kemiskinan, kriminalitas,
penyimpangan sosial, sesungguhnya tidak lepas dari akibat perubahan
sosial yang tidak teratur dengan akses bawaannya berupa ketimpangan
kebudayaan. Kecepatan perubahan sosial dalam masyarakat
berbeda-beda. Perubahan pada masyarakat terpencil cenderung lebih
lambat jika dibandingkan dengan masyarakat kota. Namun, hal ini
dapat diubah jika komunikasi dan transportasi daerah itu bisa
berkenalan dengan dunia modern, maka masyarakat ini akan
berkembang dengan lebih cepat.3
Globalisasi berasal dari Bahasa Inggris; ​globalize ​yang pertama
kali didefinisikan oleh Robertson, seorang sosiolog dari Universitas
Aberdeen, yakni sebagai suatu proses pemadatan dunia dan
pemerkayaan kesadaran dunia secara menyeluruh.4
Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan
bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Bidang tersebut
merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian
mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana
dengan teknologi internet, parabola, dan TV, orang di belahan bumi
manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain
secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia
secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia
secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain,
terutama pada kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong-royong,
menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh
terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya
berpakaian, gaya rambut, dan sebagainya.

2
​Eka Yurida, ​Modernisasi dan Perubahan Sosial Masyarakat dalam skripsi program studi
Sosiologi Agama fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2018, hal. 43-46
3
​Sanapiah Faisal, ​Sosiologi Pendidikan​, (Surabaya: Usaha nasional), hal. 93
4
​Fatkhuri Syarbani Syahrial, ​Teori Sosiologi​, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), hal. 213
Dalam perkembangan globalisasi menimbulkan berbagai masalah
dalam bidang kebudayaan, misalnya: hilangnya budaya asli suatu
daerah atau suatu negara, terkikisnya rasa cinta budaya dan
nasionalisme generasi muda, menurunnya rasa nasionalisme dan
patriotisme, hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong,
kehilangan kepercayaan diri dan gaya hidup kebarat-baratan.5
2. Teori Konflik
Teori konflik berkembang pertama kali pada dekade 1950-an
hingga 1960-an, seiring dengan meredupnya teori struktural
fungsional.6 Dalam pandangan Marx sebagai teoretikus konflik awal,
kelas yang ada di masyarakat terdiri dari kelas yang memiliki
kekayaan dan kelas proletar yang terdiri dari kaum buruh yang hanya
memiliki tenaga kerja. Menurut Marx, masyarakat terbangun karena
konflik yang terjadi antara “kelas pemilik” dan “kelas buruh”. Sejarah
masyarakat pada akhirnya akan menghasilkan masyarakat tanpa kelas.
Pada tahap perkembangan ini, tidak ada lagi eksploitasi di masyarakat
dan semua orang dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya serta
mendapatkan segala apa yang diinginkannya. Segala sesuatu yang
terjadi di masyarakat pada dasarnya disebabkan oleh
hubungan-hubungan ekonomi.7
Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam
mencapai kestabilan dinamakan dengan akomodasi. Pihak-pihak yang
berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut
dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi:
− Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka
waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang
tidak boleh diganngu.
− Abitrasi, yaitu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak
ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh
kedua belah pihak
− Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi
tidak diberikan keputusan yang mengikat.

5
​Dyah Satya Yoga Agustin, ​Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda
akibat Globalisasi​ dalam Jurnal Sosial Humaniora Vol. 4 No. 2, Nopember 2011, hal. 178
6
​Sidung Haryanto, ​Spektrum Teori Sosial dari Klasik hingga Postmodern​, (Jogjakarta:
ar-Ruzz Media, 2012), hal. 39
7
​Ibid, hal. 43
− Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan
pihak-pihak yang berselisih sehingaa tercapai persetujuan
bersama.
− Jalan buntu, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang
bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti
pada suatu titik tidak saling menyerang.
− Ajudikasi, yaitu penyeselaian perkara atau sengketa di
pengadilan.
− Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di
dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain:
kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.
− Subjugasi atau dominasi, yaitu orang atau pihak yang mempunyai
kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain
menaatinya.
− Aturan mayoritas, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui
voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
− Persetujuan minoritas, yaitu kemenangan kelompok mayoritas
yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas.
− Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam konflik.
− Intregasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan
mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai
8
memperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

C. Analisis Data
1) Teori Perubahan Sosial dan Globalisasi
Pada zaman dahulu anak seusia SMA belum terlalu mengenal
teknologi komunikasi dan internet, sedangkan pada zaman sekarang,
anak usia 2 atau 3 tahun sudah bisa menggunakan teknologi
komunikasi dan internet. Hal tersebut dipengaruhi hadirnya globalisasi
di tengah-tengah masyarakat yang membawa perubahan disegala
bidang.
Cepatnya perubahan teknologi membawa dampak luas sementara
instusi-instusi sosial kerap kali belum siap menghadapinya. Banyak
masalah besar dihadapi bangsa Indonesia saat ini, salah satunya kasus

8
​Wikipedia, ​https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_konflik​, diakses 29 Nopember 2019
13:52 WIB
“Bacok Lawan hingga Tewas, 13 Pelaku Tawuran di Bekasi


Diamankan Polisi”. Sebagai pemuda penerus bangsa, sebaiknya
mereka mengontrol emosi yang masih labil dalam menggunakan dan
mengikuti perkembangan teknologi. Mereka harus berfikir sebelum
bertindak, apakah hal yang mereka akan lakukan baik atau tidak, dan
bagaimana akibatnya kalau mereka melakukan hal tersebut. Dan bagi
orang tua, sebaiknya mereka memberi pengetahuan tentang dampak
baik dan buruk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, serta
mengawasi dan membatasi penggunaannya bagi anak yang belum
terlalu cukup umur.
2) Teori Konflik
Kasus “Bacok Lawan hingga Tewas, 13 Pelaku Tawuran di Bekasi
Diamankan Polisi” itu dipicu adanya tantangan salah satu kelompok di
media sosial akibat salah seorang memukul seorang dari kelompok
yang lain. Kejadian tersebut mengakibatkan melayangnya nyawa
seseorang. Sungguh, mereka telah dibutakan oleh teknologi yang
lama-lama menuntun mereka menjauh dari dasar negara kita,
pancasila.
Jika di tengah-tengah masyarakat benar-benar terjadi konflik, maka
ada berbagai cara untuk menyelesaikannya. Contoh dalam kasus
“Bacok Lawan hingga Tewas, 13 Pelaku Tawuran di Bekasi
Diamankan Polisi” dengan menggunakan cara eliminasi, yaitu salah
satu pihak mengalah atas pihak yang lain. Bisa juga menggunakan
cara kompromi, yaitu mengambil jalan tengah atas suatu
permasalahan, kesepakatan atas kedua belah pihak. Atau cara-cara lain
yang menurut mereka bisa menyelesaikan konflik yang mereka
hadapi.

D. Pandangan Islam tentang Peristiwa


َ ‫ْﺾ ﱠاﻟ ِﺬي َﻋ ِﻤﻠُﻮا ﻟَ َﻌﱠﻠ ُﻬ ْﻢ ﯾَ ْﺮ ِﺟﻌ‬
َ ‫ﺎس ﻟِﯿُ ِﺬﯾ َﻘ ُﻬ ْﻢ ﺑَﻌ‬ َ ْ ْ ْ َ ‫َﻇﻬ‬
‫ُﻮن‬ ِ ‫َﺮ اﻟ َﻔ َﺴﺎ ُد ِﻓﻲ اﻟﺒَ ﱢﺮ َواﻟﺒَ ْﺤ ِﺮ ﺑِ َﻤﺎ َﻛ َﺴﺒَ ْﺖ أﯾْ ِﺪي اﻟﱠﻨ‬

Artinya; “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).” (​ QS. Ar-Ruum: 41)
Karena sifat al-Qur’an yang ​sholih lii kulli zaman wa makan ​(sesuai
dengan waktu dan tempat), maka ayat tersebut masih relevan digunakan
sekarang. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa kerusakan di daratan dan
di lautan tak lain disebabkan karena ulah manusia. Menurut penafsiran
penulis, ayat tersebut merupakan bukti suatu zaman yang mana seiring
dengan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi, di sisi lain terjadi
kerusakan di berbagai bidangnya. Seperti kasus “Bacok Lawan hingga
Tewas, 13 Pelaku Tawuran di Bekasi Diamankan Polisi”. Kasus tersebut
itu dipicu adanya tantangan salah satu kelompok di media sosial akibat
salah seorang memukul seorang dari kelompok yang lain.
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada semua orang, baik
orang yang beriman maupun orang kafir, tidak pandang usia, status, gender
atau apapun, untuk bertakwa kepada Allah dan berbuat baik kepada semua
makhluk-Nya. Dia juga mengingatkan bahwa Dia telah ​menciptakan
seluruh umat manusia dari seorang diri saja yaitu Nabi Adam as,
jadi tidak usah saling mengolok-olok satu sama lain,
pukul-pukulan satu sama lain sampai nyawa salah satu dari
mereka melayang dan lain-lain yang mengakibatkan pertikaian​.
Sebagaimana dijelaskan dalam Qur’an surat an- Nisa’ ayat 1 yang
berbunyi,
‫ْﺟﻬَﺎ َوﺑَ ﱠﺚ ِﻣﻨْ ُﻬ َﻤﺎ ِر َﺟ ًﺎﻻ‬ َ ‫اﺣ َﺪ ٍة َو َﺧﻠَ َﻖ ِﻣﻨْﻬَﺎ َزو‬ ْ َُ ‫ُ ﱠ‬ ُ ُ ‫ﯾَﺎ أَﱡﯾﻬَﺎ اﻟﱠﻨ‬
ِ ‫ﺲ َو‬ ٍ ‫ﺎس اﱠﺗﻘﻮا َرﺑﱠﻜ ُﻢ اﻟ ِﺬي َﺧﻠ َﻘﻜ ْﻢ ِﻣ ْﻦ ﻧَﻔ‬
‫ﺎن َﻋﻠَﯿ ُْﻜ ْﻢ َر ِﻗﯿﺒًﺎ‬ َ ْ ‫ﻮن ﺑ ِﻪ َو‬
‫اﻷ ْر َﺣﺎ َمۚ إ ﱠن ﱠ‬
َ ‫اﷲَ َﻛ‬ ُ ‫ُ ﱠ ﱠ‬
ِ ِ َ ‫ﯿﺮا َوﻧِ َﺴﺎ ًءۚ َواﱠﺗﻘﻮا اﷲَ اﻟ ِﺬي ﺗَ َﺴﺎ َءﻟ‬
ً ِ‫َﻛﺜ‬
Artinya; “​Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu​.”​ (QS. An-Nisa’: 1)
Dari ayat tersebut Allah menganjurkan bagi umat manusia untuk
memelihara hubungan dan tolong menolong sebagai sesama manusia.
Allah memberikan penguatan bahwa dengan ketakwaan seorang hamba
terhadap-Nya dan jalinan sillaturrahim, maka akan dihindarkan dari sebuah
pertikaian atau konflik.

E. Daftar Pustaka
Agustin, Dyah Satya Yoga. 2011. ​Penurunan Rasa Cinta Budaya dan
Nasionalisme Generasi Muda akibat Globalisasi dalam Jurnal Sosial
Humaniora Vol. 4 No. 2.
Faisal, Sanapiah. ​Sosiologi Pendidikan.​ Surabaya: Usaha nasional.
Haryanto, Sidung. 2012. ​Spektrum Teori Sosial dari Klasik hingga
Postmodern​. Jogjakarta: ar-Ruzz Media.
Suntari, Sri. 2016. ​Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata
Pelajaran Sosiologi Sekolah Menengah Atas (SMA),​ (Diktorat
Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Syahrial, Fatkhuri Syarbani. 2016. ​Teori Sosiologi​. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Wildansyah, Samsudhuha.
https://news.detik.com/berita/d-4795108/bacok-lawan-hingga-tewas-
13-pelaku-tawuran-di-bekasi-diamankan-polisi?_ga=2.101576900.4
13485876.1574746779-1028002287.1574746779​, diakses pada
tanggal 26 November 2019.
Yurida, Eka. 2018. ​Modernisasi dan Perubahan Sosial Masyarakat dalam
skripsi program studi Sosiologi Agama fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Wikipedia, ​https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_konflik​. diakses
29 Nopember 2019.

Anda mungkin juga menyukai