PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum :
a. Mahasiswa akan dapat mengoperasikan dengan benar pengoperasian Boiler,
Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan Steam Turbin.
b. Mahasiswa dapat mengukur, menghitung dan menganalisa performance /
karakteristik dari : Boiler, Kalorimeter, Steam Engine, Super Heater, dan
Steam Turbin.
Jadi pada intinya uap jenuh (Saturated Steam) yang dihasilkan oleh boiler
digunakan untuk proses produksi. Beberapa pabrik atau perusahaan yang banyak
menggunakan boiler adalah :
Rumah Sakit
Pabrik Kertas
PLN
Pabrik Gula
Pabrik Tepung, dll
Boiler yang menghasilkan uap jenuh (Saturated Steam) disebut dengan
Boiler bertekanan rendah (Low Pressure Boiler) yang mana tekanan yang
dihasilkan adalah ≤ 15 bar, dengan kapasitas yang besar. Sedangkan kapasitas
adalah produksi uap tiap jamnya.
2.2. Bagian – Bagian Boiler
Boiler memiliki alat-alat kelengkapan yang biasa disebut dengan
Appendages. Alat-alat kelengkapan tersebut meliputi ;
1. Pressure Gauge (Manometer) yang berfungsi untuk mengukur tekanan uap
dalam boiler.
2. Water Gauge (Sight Glass) yang berfungsi untuk mengetahui level air dalam
boiler.
3. Safety Valve berfungsi untuk membuang uap yang tekanannya melebihi
tekanan operasional boiler.
4. Blow Down Valve mempunyai fungsi untuk membuang air yang berada di
dalam boiler saat proses pembakaran awal yang ada di dalam boiler. Sehingga
dapat menghindari terjadinya peluapan air di dalam boiler yang mengembang
karena pemanasan.
5. Water Column adalah kolom air yang berfungsi sebagai level switch, yang
terdiri dari Feed Water Off, Feed Water On dan Cut Burner (Burner Off)
Burner
Off
1 FW On
3 2 FW Off
Panel
Sigh
Control 3
Glass
Boiler
Cara kerja dari valve–valve yang ada pada water column ini adalah sebagai
berikut :
1) V5 dan V4
Harus dibuka karena V5 dan V4 ini mewakili level air yang ada pada sight
glass yang menunjukkan level air yang ada di dalam boiler.
2) V3
Harus ditutup karena jika V3 air yang ada di dalam boiler akan keluar
semua
3) V1 dan V2
Harus ditutup karena jika dibuka maka uap yang ada didalam water
column akan keluar lewat V1 dan airnya akan keluar lewat V2. V1 dan V2
ini digunakan sebagai checking valve untuk mengetahui apakah V5 dan V4
buntu atau tidak yaitu dengan cara membuka V1 dan V2 dan apabila tidak
keluar uap dan air maka V5 dan V4 buntu.
6. Burner
Burner adalah alat yang berfungsi sebagai penyemprot bahan bakar cair
misalnya solar, residu, dll. Pada pabrik gula penggunaan Burner sangat ditekan
karena dengan penggunaan Burner berarti menggunakan bahan bakar yang
beli, sedangkan pabrik gula adalah produsen bahan bakar padat yaitu bagasse.
Oleh karena itu harus diupayakan agar mois atau kandungan air pada bagasse
sekecil mungkin. Namun demikian peralatan Burner harus tetap dipasang,
karena pada sebelum tersedia bahan bakar bagasse maka Burner harus
digunakan. Selain itu mungkin terjadi gangguan pada pada peralatan bahan
bakar bagasse pada saat operasi.
- Boiler kombinasi
Berdasarkan tekanan
Jenis boiler berdasarkan tekanan dapat dibagi menjadi :
- Boiler tekanan rendah
Berdasarkan sirkulasi
Jenis boiler berdasarkan sirkulasi air dapat dibagi atas :
- Boiler sirkulasi alami
NALCOH. Reference
Ada beberapa petunjuk yang memberi gambaran spesifik dari boiler dapat
diketahui melalui karakteristiknya sebagai berikut :
1. Tekanan effektif dari boiler dinyatakan dalam bar ( kg/ cm2 )atau N/m 2
atau Pa (pascal).
2. Suhu uap panas lanjut
Suhu uap kondisi kering dimana besarnya lebih kecil dari suhu 550°C hal
ini untuk menyelamatkan pipa boiler.
3. Produksi uap tiap jam atau kapasitas penyimpanan untuk boiler untuk
Boiler kapasitas rendah besarnya antara 10 kg/jam sampai 250 Kg/ jam.
Untuk boiler kapasitas besar bisa mencapai 4000 ton/ jam.
4. Luas panas pengumpan adalah luas metalik dari pemproduksi uap yang
berhubungan langsung dengan gas panas. Untuk kapasitas rendah mencapai
2 m2 untuk kapasitas besar mencapai 2000 m2
5. Produksi uap spesifik adalah produksi uap tiap jam tiap m2 dari luas panas
penguapan untuk kapasitas kecil 10 kg/ jam m2 dan kapasitas besar 60 Kg/
jam m2.
6. Randemen termis dari boiler adalah perbandingan antara jumlah kalor yang
diserap oleh boiler untuk penguapan dengan jumlah kalor yang diberiknan
bahan bakar/jam.
4.1. Pembahasan
Dari hasil percobaan didapatkan adanya data yang fluktuatif mengenai
temperature udara yang diambil tiap menitnya, yaitu antara 36 oC – 37 oC.
Fluktuasi ini terjadi dikarenakan adanya panas yang dihasilkan oleh boiler sehingga
berpengaruh terhadap suhu udara luar. Fluktuasi suhu udara ini sangat kecil sekali
sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler.
Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa efisiensi boiler adalah 32,28 %.
Besar atau kecilnya efisiensi yang dimiliki oleh suatu boiler dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Secara teoritis, faktor-faktor tersebut dapat diketahui dari rumus
yang digunakan dalam perhitungan efisiensi boiler. Faktor-faktor tersebut adalah
Mass Feed Water Flow Rate (Mw) yang mana semakin besar Mw yang digunakan
oleh Boiler saat pengoperasiannya maka akan semakin besar efisiensi yang
dihasilkan oleh boiler. Mass Feed Water Flow Rate (Mw) sendiri dipengaruhi oleh
banyaknya air yang terkonsumsi saat pengoperasian boiler tiap jamnya. Yang mana
semakin besar konsumsi air yang digunakan tiap jamnya maka akan semakin besar
pula (Mw) dari boiler dan itu berarti akan semakin besar pula efisiensi dari boiler
itu sendiri.
Mass Fuel Flow Rate (Mf) juga berpengaruh terhadap efisiensi dari boiler itu
sendiri. Karena (Mf) berbanding terbalik maka semakin besar (Mf) maka semakin
kecil efisiensi yang dimiliki oleh boiler. (Mf) sendiri dipengaruhi oleh debit bahan
bakar atau bnyaknya konsumsi bahan bakar tiap jamnya dan massa jenis dari bahan
bakar yang digunakan. Karena baik debit bahan bakar maupun massa jenis dari
bahan bakar yang digunakan berbanding lurus dengan (Mf) maka semakin besar
debit bahan bakar dan semakin besar massa jenis dari bahan bakar yang digunakan
maka akan semakin besar pula (Mf) dan ini berarti efisiensi boiler akan semakin
kecil.
Selain itu faktor dari entalphi uap (hg) dan air (hf) juga berpengaruh dalam
menentukan besar kecilnya efisiensi dari boiler. Yang mana semakin besar
perbandingan antara (hg) dan (hf) yang mana apabila (hg) semakin besar pula maka
akan semakin besar pula efisiensi dari Boiler. Hal itu dikarenakan besarnya nilai
pengurangan antara (hg) dengan (hf) berbanding lurus dengan efisiensi boiler.
Faktor yang juga menentukan besarnya nilai efisiensi yang dimiliki oleh boiler
adalah besarnya nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan, yang mana semakin
besar nilai kalor dari bahan bakar yang digunakan semakin besar maka akan
semakin kecil efisiensi yang dihasilkan oleh boiler. Hal itu dikarenakan besarnya
nilai kalor bahan bakra yang digunakan berbanding terbalik dengan efisiensi boiler.
Dari beberapa macam faktor dari segi teoritis yang mempengaruhi efisiensi
boiler dapat dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
dapat menentukan efisiensi boiler. Jika dilihat dari segi teoritis diketahui ada faktor
Mass Fuel Flow Rate (Mf) dan Mass Feed Water Flow Rate (Mw) maka pada
dasarnya dapat diketahui bahwa semakin besar konsumsi bahan bakar yang
digunakan untuk menguapkan sejumlah air tertentu dalam waktu tertentu dan suhu
tertentu maka dapat menunjukkan kurang baiknya efisiensi dari boiler itu sendiri.
Dari sini dapat diketahui bahwa efisiensi boiler dipengaruhi oleh kualitas air, bahan
bakar, dan performance fisik dari boiler itu sendiri.
Kualitas air (feed water) yang digunakan tergantung dari treatment yang
digunakan yang mana semakin baik treatment yang digunakan maka akan semakin
baik pula kualitas air yang digunakan sebagai feed water. Dengan kualitas feed
water yang baik berarti feed water yang digunakan memiliki nilai kekerasan yang
rendah (lebih soft) serta tidak mengandung mineral-mineral atau kotoran lain yang
dapat menurunkan performance dari boiler. Selain itu juga memiliki pH netral
(mendekati = 7) untuk mencegah terjadinya korosi pada boiler karena pH yang
asam ataupun basa. Ini berarti dengan kualitas feed water yang baik berarti bahwa
feed water yang digunakan akan lebih mudah diuapkan sehingga tidak
membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih besar untuk menguapkan sejumlah
air pada waktu tertentu dan suhu tertentu. Karena dengan hal ini bisa menurunkan
konsumsi bahan bakar maka berarti dapat menurunkan (Mf) yang digunakan.
Karena (Mf) berbanding terbalik dengan besarnya efisiensi boiler ini berarti
dengan turunnya nilai (Mf) maka akan semakin besar efisiensi yang dimiliki oleh
boiler.
Selain itu juga faktor bahan bakar yang mempengaruhi efisiensi dari boiler
itu sendiri adalah titik bakar dari bahan bakar yang digunakan. Karena semakin
tinggi titik bakar dari suatu bahan bakar maka berarti bahan bakar tersebut
memiliki kemampuan yang baik untuk menguapkan air dengan waktu yang relative
lebih cepat sehingga bahan bakar yang digunakan untuk menguapkan air dalam
jumlah tertentu pada suhu dan waktu tertentu adalah semakin sedikit dan ini dapat
memperbesar efisiensi yang dimiliki oleh boiler. Selain itu juga harus dilihat nilai
kalor dari bahan bakar tersebut karena apabila perbandingan antara kemampuan
bahan bakar untuk menguapkan air pada waktu, jumlah dan suhu tertentu dengan
nilai kalor bahan bakar tersebut adalah semakin besar. Dalam artian dengan
menggunakan bahan bakar dengan titik bakar yang lebih tinggi beberapa tingkat
dari sebelumnya justru dapat menaikkan nilai kalor bahan bakar tersebut beberapa
kali maka ini justru dapat menurunkan efisiensi dari boiler itu sendiri. Oleh karena
itu penggunaan jenis bahan bakar juga mempengaruhi efisiensi dari boiler itu
sendiri.
Sedangkan faktor yang juga penting dalam penentuan efisiensi dari boiler
adalah performa fisik dari boiler tersebut. Maksudnya bahan yang digunakan untuk
membuat boiler adalah bahan yang mudah menghantarkan panas tetapi memenuhi
syarat-syarat kemanannya. Jika dilihat lebih jauh lagi maka faktor maintenance
juga mempengaruhi efisiensi dari boiler yang mana jika boiler tidak dibersihkan
pada jangka waktu tertentu maka akan banyak terdapat kerak-kerak yang
menempel pada dinding boiler. Kerak-kerak yang menempel pada dinding boiler
(pipa apinya ataupun pipa airnya) akan menghambat penghantaran panas. Sehingga
untuk menguapkan air dalam jumlah dan waktu tertentu dibutuhkan konsumsi
bahan bakar yang lebih banyak dan hal ini berarti semakin menurunkan efisiensi
dari boiler itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa boiler
adalah pesawat yang berfungsi untuk menghasilkan uap. Dengan kata lain adalah
boiler merupakan bagian dari pesawat uap. Uap yang dihasilkan dari boiler masih
bersifat jenuh atau Saturated Steam. Sehingga sebelum melakukan pengoperasian
sebaiknya melakukan pengecekan terhadap safety equipment yang ada untuk
melindungi boiler terhadap bahaya tekanan tinggi yang dihasilkan ketika
pengoperasian boiler.
Pertanyaan dan Tugas
2. Mengapa air pengisi ketel uap harus diolah lebih dahulu sebelum dimasukkan ke
ketel? Dan bagaimana cara mengolahya?
Jawab : Supaya tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan,misalnya timbul kerak
pada boiler,korosi dll. Cara mengolahnya dimasukkan dalam softener,dalam
softener akan dicampur dengan campuran kimia,antara lai HCl.
3. Gambarkan diagram sankey dan kurva karakteristik ketel uap yang diperlukan!
Jawab :
T
Cair
jenuh
Uap
Uap campuran kering
s
DAFTAR PUSTAKA