Anda di halaman 1dari 5

ENSEFALITIS

Definisi

Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing,
protozoa, jamur, ricketsia, atau virus (Soemarmo,2010) Ensefalitis adalah radang
jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia,
atau virus (Mansjoer, 2000). Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf
pusat (SSP) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen.
Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus, kemudian herpes simpleks, arbovirus,
dan jarang disebabkan oleh enterovirus, gondongan, dan adenovirus. Ensefalitis bias
juga terjadi pada pasca infeksi campak, influenza, varisella, dan pascavaksinasi
Pertusis (Muttaqin, 2008). Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan
oleh infeksi virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti
meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus)
atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti
toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic meningoencephalitis, juga dapat
menyebabkan ensefalitis pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya kurang.
Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan
kematian.

Epidemiologi

Jumlah kasus baru setahun ensefalitis akut di negara-negara Barat adalah 7,4 kasus
per 100.000 orang per tahun. Di negara tropis, kejadiannya adalah 6,34 per 100.000
orang per tahun. [30] Jumlah kasus ensefalitis tidak banyak berubah dari waktu ke
waktu, dengan sekitar 250.000 kasus setahun dari 2005 hingga 2015 di AS. Sekitar
tujuh per 100.000 orang dirawat di rumah sakit karena ensefalitis di AS selama waktu
ini. [29] Pada 2015, ensefalitis diperkirakan telah mempengaruhi 4,3 juta orang dan
mengakibatkan 150.000 kematian di seluruh dunia. [4] [3] Herpes simplex
encephalitis memiliki insiden 2-4 per juta populasi per tahun.Jumlah kasus baru
setahun ensefalitis akut di negara-negara Barat adalah 7,4 kasus per 100.000 orang per
tahun. Di negara tropis, kejadiannya adalah 6,34 per 100.000 orang per
tahun. [30] Jumlah kasus ensefalitis tidak banyak berubah dari waktu ke waktu,
dengan sekitar 250.000 kasus setahun dari 2005 hingga 2015 di AS. Sekitar tujuh per
100.000 orang dirawat di rumah sakit karena ensefalitis di AS selama waktu
ini. [29] Pada 2015, ensefalitis diperkirakan telah mempengaruhi 4,3 juta orang dan
mengakibatkan 150.000 kematian di seluruh dunia. [4] [3] Herpes simplex
encephalitis memiliki insiden 2-4 per juta populasi per tahun.

Etiologi

Bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus aureus, streptokous, E. Coli, M.


tuberculosa dan T. Paliidum. Tiga bakteri yang pertama merupakan penyebab
ensefalitis bacterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri
sehingga terbentuk abses serebri. Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis
supuratif akut (Mansjoer, 2000) Sedangkan menurut Riyadi (2010) menyebutkan
penyebab terjadinya ensefalitis yaitu:

 Berupa bakteri (LDH serum meningkat)

 Virus

 Jamur

Patofisiologi

Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran pernafasan dan saluran cerna, setelah
masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan secara local:
aliran virus terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu,
penyebaran hematogen primer: virus masuk ke dalam darah, kemudian menyebar ke
organ dan berkembang biak di organ tersebut dan menyebar melalui syaraf: virus
berkembang biak di permukaan selaput lender dan menyebar melalui system
persyarafan (Muttaqin, 2008). Setelah terjadi penyebaran ke otak timbul manifestasi
klinis ensefalitis. Masa Prodromal berlangsung selama 1-4 hari ditandai dengan
demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorok, malaise, nyeri ekstremitas dan
pucat.

Manisfestasi Klinis

Masa prodromal  berlangsung 1-14 hari, ditandai dengan :


 Demam

 sakit kepala

 mual-muntah

 nyeri tenggorokan

 Malaise

 nyeri ekstremitas

 Pucat

Tanda ensefalitis yang berat ringannya tergantung pada distribusi dan luas lesi pada
neuron. Gejalanya :

 Gelisah

 Irritable

 screaming attack

 perubahan perilaku

 gangguan kesadaran

 Kejang

Terkadang disertai juga dengan tanda neurologis fokal berupa afasia, hemifaresis,
hemiplegia, ataksia, dan paralysis saraf otak.

Diagnosis

Anamnesa :

 Demam

 sakit kepala

 riwayat pemaparan selama 2-3 minggu terakhir terhadap penyakit melalui kontak

 RPD

Pemeriksaan fisik :
 vital sign

 Neurologik

Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan Laboratorium :
 Darah rutin lengkap
 gula darah
 Elektrolit
 biakan darah
Analisis Pungsi lumbal :
 cairan jemih
 jumlah sel diatas normal
 hitung jenis didominasi oleh limfosit
 protein dan glukosa normal atau meningkat
Pemeriksaan CT atau MRI kepala menunjukan gambaran edema otak
Pada pemeriksaan EEG didapatkan gambaran penurunan aktivitas atau perlambatan

Diagnosis Banding
 Meningitis TB
 Abses otak
 Abses ekstradural, abses subdural
 Infiltrasi neoplasma
 Tumor otak
 Ensefalopati

Tatalaksana
Tangani kejang  beriFenobarbital 5-8 mg/kgBB/24 jam.
Jika kejang sering terjadi, perlu diberikan Diazepam (0,1-0,2 mg/kgBB) IV, dalam
bentuk infus selama 3 menit :
 Memperbaiki homeostatis, dengan infus cairan D5 - 1/2 S atau D5 - 1/4 S
(tergantung umur) dan pemberian oksigen.
 Mengurangi edema serebri serta mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh
anoksia serebri dengan Deksametason 0,15-1,0 mg/kgBB/hari i.v dibagi dalam 3
dosis.
 Menurunkan tekanan intrakranial yang meninggi dengan Manitol diberikan
intravena dengan dosis 1,5-2,0 g/kgBB selama 30-60 menit. Pemberian dapat
diulang setiap 8-12 jam. Dapat juga dengan Gliserol, melalui pipa nasogastrik,
0,5-1,0 ml/kgbb diencerkan dengan dua bagian sari jeruk. Bahan ini tidak toksik
dan dapat diulangi setiap 6 jam untuk waktu lama.
Pengobatan kausatif.

Komplikasi
 Retardasi mental
 Epilepsy
 Halusinasi
 Enuresis
 Berakibat anak menjadi perusak dan melakukan tindakan asosial lain

Prognosis
Prognosis bergantung pada kecepatan dan ketepatan pertolongan. Disamping itu perlu
dipertimbangkan pula mengenai kemungkinan penyulit yang dapat muncul selama
perawatan. Edema otak dapat sangat mengancam kehidupan penderita.
Prognosis jangka pendek dan panjang sedikit banyak bergantung pada etiologi
penyakit dan usia penderita. Bayi biasanya mengalami penyulit dan gejala sisa yang
berat.

Anda mungkin juga menyukai