0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
30 tayangan5 halaman
Kota merupakan sebatas wilayah yang dihuni sekumpulan orang dan memiliki pemerintahan sendiri. Massa, wilayah, dan pemerintahan harus ada untuk dapat mengenali kota. Ketiganya memiliki keterikatan yang sangat kuat sehingga tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Kota merupakan sebatas wilayah yang dihuni sekumpulan orang dan memiliki pemerintahan sendiri. Massa, wilayah, dan pemerintahan harus ada untuk dapat mengenali kota. Ketiganya memiliki keterikatan yang sangat kuat sehingga tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Kota merupakan sebatas wilayah yang dihuni sekumpulan orang dan memiliki pemerintahan sendiri. Massa, wilayah, dan pemerintahan harus ada untuk dapat mengenali kota. Ketiganya memiliki keterikatan yang sangat kuat sehingga tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Kota merupakan sebatas wilayah yang dihuni sekumpulan orang dan memiliki pemerintahan sendiri. Massa, wilayah, dan pemerintahan harus ada untuk dapat mengenali kota. Ketiganya memiliki keterikatan yang sangat kuat sehingga tidak dapat berdiri sendiri- sendiri. Hal ini terjadi disebabkan oleh terjadinya interaksi antar manusia dalam memenuhi kebutuhan akan hak dan kewajibannya. Oleh karena itu, dibutuhkan seperangkat aturan yang dapat mengatur kota agar tidak terjadi kekacauan di dalamnya. Sebegitu pentingnya aturan tersebut sehingga mendorong tumbuhnya satu cabang pengetahuan baru yang biasa disebut perencanaan kota (urban planning). Dalam dimensi masa, tahapan perkembangan kota baru dapat dibagi menjadi: 1. Perencanaan Pra Revolusi Industri Banyak kota di jaman kuno atau abad pertengahan direncanakan oleh penguasa atau kelompok pedagang; dan di antara kelompok ini, banyak yang memiliki rencana formal dengan unsur keteraturan geometris yang kuat. Perkembangan terbesar dari perencanaan kota formal sebelum Revolusi Industri adalah di abad 17 dan 18 yang menghasilkan karya terbaik rancangan arsitektur seperti rekonstruksi Roma sepanjang akhir abad 16 dan awal abad 17 dan lain sebagainya. 2. Revolusi Industri Revolusi Industri telah mengubah paradigma dalam perencanaan kota. Pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam terutama di kota-kota industri di dunia secara langsung telah mengubah bentuk ruang kota, tidak hanya lebih meluas tetapi juga mengalami degradasi lingkungan. Timbulnya kesemrawutan dalam perkembangan ruang yang terjadi merupakan implikasi besar dari pertumbuhan dan perkembangan kegiatan ekonomi dunia. Ekonomi tidak lagi digerakkan pada kegiatan pertanian dan juga industri manual yang hanya memiliki ruang lingkup kecil. Tetapi ekonomi telah digerakkan oleh kegiatan industri massal skala besar yang kemudian menjadikan kota sebagai pusatnya. Ketika orientasi ekonomi dunia mengarah pada industri-industri besar yang ada di kota maka kegiatan pertanian yang selama ini masih masih menjadi mayoritas komoditas ekonomi kemudian beralihRevolusi industri selain menghasilkan penemuan teknologi baru juga memunculkan fenomena baru yaitu kota industri baru yang sebelumnya tidak ada. Akibatnya terjadi perpindahan penduduk dari daerah pertanian ke daerah industri. Penduduk yang pindah tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang industri baru atau kebutuhan sosial dan teknis untuk hidup di kota. Meski industri di kota-kota tersebut memberikan banyak kesempatan ekonomi bagi angkatan kerja yang tidak terampil, namun pengaturan sosial di kota tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka akan tempat tinggal, pelayanan publik mendasar seperti air dan pembuangan limbah, atau pelayanan kesehatan. 3. Reformasi Politik • Teori Pengambilan Keputusan . Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil kebijakan yaitu : 1. Teori Rasional Komprehensif merupakan pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa unsur 2. Inkremental Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut; 3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory) Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental. • Teori Pembagian Kekuasaan Teori Pembangunan kekuasaan merupakan istilah yang digunakan secara longgar untuk menunjukkan hasil-hasil penelitian dan segala macam pengamatan yang semuanya itu ingin menjelaskan bagaimana sebaiknya pembangunan itu dilaksanakan. Teori Pembangunan kekuasaan ini lebih berupa kumpulan asumsi atau hasil analisis yang merupakan sumbangan dari sejumlah disiplin yang tentu tidak tersusun secara rapi. Berasal dari penalaran induktif maupun deduktif atas aplikasi prinsip dan aturan prosedur operasional praktek pembangunan. 1. Politikal Ekonomi Teori Ekonomi/political economy adalah suatu pemikiran kapitalisme yang terlebih dahulu yang harus dilacak melalui sejarah perkembangan pemikiran ekonomi dari era Yunani kuno sampai era sekarang. Aristoteles adalah yang pertama kali memikirkan tentang transaksi ekonomi dan membedakan di antaranya antara yang bersifat "natural" atau "unnatural". 2. Sosialisme sebagai ideology politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata. 3. Development Machine 4. Teori Administrasi Pemerintahan 5. Historisme 6. Teori Political Economy 7. Liberalisme : Fokus pemikiran liberal memberikan berbagai penjelasan bagaimana kedamaian dan korporasi antara aktor hubungan internasional dapat dicapai. Dalam liberal tersendiri terdapat empat cabang dalam menguraikan bagaimana kedamaian bisa dicapai (Dunne, 2001). Perspektif kedamaian dalam sudut pandang liberal dibagi menjadi empat yakni liberal internasionalisme, idealisme, optimisme, dan liberal institutionalisme. a. Liberal internasionalisme Dua pemikir yang muncul dari liberal internasionalisme adalah Immanuel Kant dan Jeremy Bentham. Pemikiran liberal mereka tentu saja tidak jauh dari kacamata mereka memandang situasi politik pada masa hidupnya yakni pada era Enlightenment. b. Idealisme Kelahiran idealisme ditandai oleh pasca perang dunia I sebagai kritikan terhadap paham liberal internasionalisme yang menyatakan bahwa perdamaian bersifat natural dan bisa terjadi dengan sendirinya. c. Liberal Institusionalisme Pandangan liberal institusionalisme muncul sebagai jawaban atas kritik realisme merespon peristiwa terjadinya perang dunia dua dan gagalnya Liga Bangsa-bangsa. Ini menjadikan sifat liberal institusionalisme menjadi cenderung realist dan mengurangi normativeness (Dunne, 2001). • Teori Urbanisme Aliran urbanism adalah aliran yang terfokus pada aspek-aspek geografi, ekonomi, politik dan karakterstik social yang termasuk pada efek dan disebabkan oleh penataan lingkungan di kota-kota dan perkotaan. Aliran ini membahas tentang perbedaan desa dan kota dilihat berdasarkan tingkat kepadatan penduduknya dan kegiatan industrinya. Sedangkan definisi kota menurut aliran urbanism adalah wilayah yang tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi serta dianggap memiliki keragaman kegiatan industry Selain itu definisi desa menurut aliran urbanism adalah wilayah yang kelestarian lingkungannya masih terjaga karena jauh dari kegiatan industry sehingga manusia yang hidup di desa bisa merasa lebih nyaman. a. Teori Forward Lingkage menurut hirscman, dalam sektor produktif mekanisme pendorong pembangunan (inducement mechanism) yang tercipta sebagai akibat adanya hubungan antara berbagai industri dalam menyediakan barang-barang yang digunakan sebagai bahan mentah dalam industri lainnya dibedakan menjadi 2 macam yaitu pengaruh keterkaitan ke belakang (backward linkage effects) dan pengaruh keterkaitan ke depan (forward linkage effects). b. Urban Lingkage Secara umum, keterkaitan desa kota jelas terlihat dari hubungan fungsional desa dan kota. Desa membutuhkan kota dalam pemasaran hasil produksi dan mendapatkan barang jasa yang tidak dapat disediakan di desa. Sedangkan kota membutuhkan hasil produksi dari desa untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduknya, sebagai bahan baku industri dan untuk mengoptimalkan fungsi kota sebagai pusat distribusi. Menurut Rondenelli (1985), keterkaitan desa dan kota dapat ditinjau dari keterkaitan fisik (infrastruktur), ekonomi (aliran barang dan jasa), mobilitas penduduk (migrasi), teknologi, interaksi sosial, penyediaan pelayanan, politik, administrasi dan organisasi. c. Economic Base Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (Competitive Advantage) yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis atau service industries (. Sektor basis ekonomi suatu wilayah dapat dianalisis dengan teknik Location Quotient (LQ), yaitu suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional d. Plural Lingkage Secara umum, keterkaitan desa kota jelas terlihat dari hubungan fungsional desa dan kota. Desa membutuhkan kota dalam pemasaran hasil produksi dan mendapatkan barang jasa yang tidak dapat disediakan di desa. Sedangkan kota membutuhkan hasil produksi dari desa untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduknya, sebagai bahan baku industri dan untuk mengoptimalkan fungsi kota sebagai pusat distribusi. Menurut Rondenelli (1985), keterkaitan desa dan kota dapat ditinjau dari keterkaitan fisik (infrastruktur), ekonomi (aliran barang dan jasa), mobilitas penduduk (migrasi), teknologi, interaksi sosial, penyediaan pelayanan, politik, administrasi dan organisasi. • Teori Lokasi August Losch menulis sebuah teori lokasi didalam bukunya yang berjudul Economics of Location pada tahun 1954. Berbeda dengan teori Weber yang mengungkapkan teori lokasinya berdasarkan letak bahan baku, teori Losch mengungkapkan teorinya berdasarkan kemampuan sebuah produksi untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Maksudnya, semakin jauh dari pasar maka konsumen menjadi enggan membeli karena mahalnya biaya transportasi menuju tempat penjualan yang jauh. Sehingga produsen harus memilih lokasi industri yang mempunyai tempat yang cukup dekat dengan konsumen agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Dalam teorinya, Losch lebih menyarankan agar lokasi industri terletak di pasar atau mendekati pasar. Ini mempunyai tujuan untuk menemukan pola lokasi industri sehingga dapat ditemukan keseimbangan spasial antar lokasi. Menurut pendapat Losch, dalam lokasi industri yang tampak tidak teratur dapat ditemukan pola keberaturan. Oleh karena itu Losch merupakan pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomu secara spasial dan merupakan pelopor dalam teori ekonomi regional modern. Teori Losch berasumsi bahwa suatu daerah yang homogen yang mempunyai distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera konsumen yang sama. a. Teori Lokasi Pertanian Teori ini menggambarkan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan tanah di daerah tersebut. Teori ini juga memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variabel keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas pertanian. Pada perkembangannya teori ini tidak hanya berlaku untuk komoditas pertanian, tetapi berlaku juga untuk komoditas lainnya. b. Teori Lokasi Industri Teori lokasi yang dikemukakan oleh Alfred Weber berawal dari tulisannya yang berjudul Uber den Standort der Industrien pada tahun 1909. Prinsip teori Weber adalah “ bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di tempat-tempat yang resiko biaya atau ongkosnya paling murah atau minimal