Makalah Fisika XII MIPA 4 Teori Relativitas Khusus (Kel.2)
Makalah Fisika XII MIPA 4 Teori Relativitas Khusus (Kel.2)
Disusun Oleh:
XII MIPA 4
1.Silvia Sari Ayu
2.Saeful Hadi
3.Yuzi Supriadi
4.Fifit Kodariah
5.Fani Fitriani
6.Regita Agustiani
7.Yuli Nurfitriani
Teori Relativitas Khusus
1. Transformasi Galileo
Gambar dibawah menunjukkan dua buah kerangka inersial S
dan S1. Misalkan kerangka acuan S berhubungan dengan pengamat
yang diam relatif terhadap bumi dan memiliki sistem koordinat XYZ
dengan titik asal O. Kerangka acuan S1 berhubungan dengan
pengamat dan memiliki koordinat X1Y1Z1 dengan titik asal O1,
bergerak dengan kecepatan konstan v sepanjang sumbu X relatif
terhadap kerangka acuan S. Mula-mula (saat t = t1 = 0) titik asal kedua
acuan berimpit. Dalam transformasi Galileo yang akan diturunkan ini,
selang waktu yang dicatat oleh pengamat di S dianggap sama dengan
yang dicatat oleh pengamat di S1. Jadi, t = t1, y = y1 dan z =z1
Gambar 1 : Titik P adalah suatu kejadian. Setelah selang waktu t, titik asal
koordinat S1 (titik O1) telah bergerak sejauh vt dari titik asal koordinat S (titik
O)
d
2
2d c
tA
c v
2 2
v2
1 2
c
tA
Apabila kecepatan perahu c diketahui dan dapat diukur, maka v dapat dihitung.
tB
x’ = ϒ(x – v.t)
y’ = y, z’ = z
t’≠ t
Kebalikan transformasi Lorentz
x = ϒ (x’ + v.t’)
y = y’, z = z’
t’≠ t
Faktor pada kedua persamaan di atas adalah sama,
karena tidak ada perbedaan antara kerangka S dan S’ dan
tidak ada perbedaan antara koordinat y,y’ dan z,z’. Hal ini
dikarenakan kerangka acuan S bergerak ke arah sumbu x
positif pada kerangka S dengan kecepatan tetap sebesar v1,
yang berbeda adalah t dan t’, perbedaan ini dapat kita lihat
jika kita mensubstitusikan persamaan x’ ke dalam
perasamaan x sehingga kita dapatkan:
(1)
(4)
Sehingga transformasi Lorentz dituliskan menjadi :
(5)
Kebalikan transformasi Lorentz dapat dituliskan menjadi :
(6)
Maka transformasi Lorentz untuk kecepatan benda yang
bergerak dapat dinyatakan :
(7)
Secara analog persamaan transformasi Lorentz balik untuk
kecepatan dapat dituliskan :
(8)
Persamaan (7) dan (8) merupakan penjumlahan kecepatan
transformasi Lorentz yang kemudian dikenal
denganpenjumlahan kecepatan menurut teori relativitas
Einstein. Persamaan tersebut di atas merupakan rumus
kecepatan benda yang diamati oleh pengamat yang diam
yang disebut rumus penambahan kecepatan relativistik yang
sesuai dengan teori relativitas Einstein.
2. Kontraksi Panjang
Kontraksi panjang adalah fenomena memendeknya sebuah objek
yang diukur oleh pengamat yang sedang bergerak pada kecepatan bukan
nol relatif terhadap objek tersebut. Kontraksi ini (resminya
adalah kontraksi Lorentz atau kontraksi Lorentz–FitzGerald dari Hendrik
Lorentz dan George FitzGerald) biasanya hanya dapat dilihat ketika
mendekati kecepatan cahaya. Kontraksi panjang hanya terlihat pada arah
yang paralel terhadap arah gerak benda teramati. Efek ini hampir tidak
terlihat pada kecepatan sehari-hari dan diabaikan untuk semua kegiatan
umum.
Hanya pada kecepatan sangat tinggi baru efek ini dapat teramati.
Pada kecepatan 13.400.000 m/s (30 juta mph, 0.0447c) kontraksi
panjangnya adalah 99.9% dari panjang saat diam; pada kecepatan
42.300.000 m/s (95 juta mph, 0.141c), panjangnya masih 99%. Ketika
semakin mendekati kecepatan cahaya, maka efeknya semakin kelihatan,
seperti pada rumus:
Dengan :
L0 adalah panjang diam (panjang objek ketika diam),
L adalah panjang yang dilihat pengamat pada gerak relatif terhadap
objek,
v adalah kecepatan relatif antara pengamat dan benda bergerak,
c adalah kecepatan cahaya
dan faktor Lorentz, γ(v), didefinisikan dengan
dimana:
adalah selang waktu yang diamati pengamat yang bergerak dengan
kecepatan v
adalah selang waktu yang diamati pengamat yang diam
v adalah kecepatan pengamat
di mana:
m adalah massa benda yang diamati pengamat yang bergerak dengan
kecepatan
m0 adalah massa benda yang diamati pengamat yang diam
v adalah kecepatan pengamat
5. Energi Relativistik
Dalam mekanika klasik, usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan perubahan pada energi kinetik partikel tersebut. Sebagaimana
dalam mekanika klasik, kita akan mendefinisikan energi kinetik sebagai kerja yang
dilakukan oleh gaya dalam mempercepat partikel dari keadaan diam hingga mencapai
kecepatan tertentu. Jadi,
Suku kedua persamaan (3) tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi diam
partikel E0, yang merupakan perkalian massa diam dengan c2 .
Energi relativistik total merupakan hasil penjumlahan antara energi kinetik dengan
energi diamnya.
E0 = m0 . c2 ....................................................... (4)
Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik, yaitu :
Dengan :
P = momentum relativistik (kg m/s)
V = kecepatan partikel (m/s)
C = kecepatan cahaya (m/s)
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-opera-mini-
android&channel=new&q=percobaan+michelson+morley+dan+kegagal
an+teori+eter&oq=percobaan+michelson+morley+dan+&aqs=heirloom
-srp.0.0l4
https://www.google.com/search?q=transformasi+galileo&client=ms
-opera-mini-android&channel=new
http://golengku.blogspot.com/2016/12/transformasi-lorentz-
relativitas.html?m=1
https://www.studiobelajar.com/teori-relativitas/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kontraksi_panjang
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Rumus-
Rumus_Fisika_Lengkap/Relativitas
https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-opera-mini-
android&channel=new&q=rumus+kecepatan+relastivik&oq=rumus+kec
epatan+relastivik&aqs=heirloom-srp..