SAP Pencegahan Jatuh Pada Lansia
SAP Pencegahan Jatuh Pada Lansia
DI SUSUN OLEH :
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
B. RENCANA KEGIATAN
1. Nama Kegiatan : Penyuluhan Pencegahan Jatuh Pada Lansia
2. Waktu dan tempat : Pukul 09:00 WIT / Wisma Flamboyan
3. Penyuluh : Muhammad Al Kausar
4. Sasaran : Ny. E
5. Alat dan Media :
Leaflet
6. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
7. Susunan Acara :
a. Proses Kegiatan
3. Evaluasi 5 menit
a. Mengevaluasi penerimaan a. Menjawab pertanyaan
informasi b. Mendemonstrasikan
b. Memberikan pertanyaan kembali tentang cara
lisan menolong lansia yang jatuh
4. Penutup 2 menit
a. Menyimpulkan hasil a. Aktif bersama dalam
penyuluhan menyimpulkan.
b. Memberikan salam b. Membalas salam
Total Waktu 20 menit
b. Setting Tempat
Keterangan:
Penyuluh dan peserta dalam
penyuluhan duduk berhadapan.
= Penyaji
= Ny. E
8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap, disiapkan minimal 15
menit sebelum penyuluhan dan dapat digunakan dalam penyuluhan, yaitu :
leaflet.
Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk SAP (Satuan Acara Penyuluhan) dan
disampaikan melalui leaflet . Materi dan media sudah disiapkan minimal dua
hari sebelum penyuluhan.
Persiapan Peserta
Penyuluh sudah mengontrak waktu dengan sasaran yang akan diberikan
penyuluhan sehari sebelum penyuluhan dilakukan.
Persiapan Tempat
Tempat yang akan dipakai untuk melaksanakan penyuluhan sudah siap dengan
baik minimal 15 menit sebelum penyuluhan dimulai.
Persiapan Pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada sasaran sudah dipersiapkan
ketika penyusunan materi.
b. Evaluasi Proses
Ny. E dapat menyimak penyuluhan sampai selesai.
c. Evaluasi Hasil
1) Jangka Pendek
Ny. E mampu menjelaskan dengan benar cara pencegahan jatuh
Ny. E mampu menyebutkan dengan benar 6 dari 9 cara mencegah jatuh
pada lansia.
Ny. E mampu menyebutkan dengan benar 3 dari 5 cara menolong lansia
dari jatuh jika masih bisa bangun.
Ny. E mampu menyebutkan dengan benar 3 dari 4 cara menolong lansia
dari jatuh jika tidak bisa bangun.
Poin Pertanyaan
- Apa penyebab jatuh pada lansia?
- Bagaimana cara menolong lansia yang jatuh jika masih bisa bangun?
- Bagaimana cara menolong lansia yang jatuh jika tidak bisa bangun?
2) Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan lansia tentang pencegahan jatuh dan tidak ada
kejadian jatuh.
Lampiran Materi
1. Defenisi
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang
lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di dalamnya
misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan dizzines,
serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda,
penglihatan kurang terang dan sebagainya.
Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat patah tulang
pada orang dengan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD) rendah.
Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh adalah
penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan meningkatnya
risiko yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi punggung, pergelangan
tangan, pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus
meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang
beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa tulang
sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan meminimalisir
dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan oleh American Geriatrics
Society, British Geriatrics Society, dan American Academy of Orthopedi Surgeons
pada pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk orang tua (AGS et al,
2001).
3. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan jatuh
seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita,
pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan,
gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan
tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan
reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan
obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai,
tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan
3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama
sedatif dan tranquilisers
4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat
5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
c. Modifikasi lingkungan.
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam
jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan
untuk daerah tangga.
7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa
untuk melintas.
8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin.
9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar
mandi.
d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:
1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.
e. Alas Kaki
1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan
4) Pakai sepatu yang antislip
f. Alat Bantu Jalan
1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan
untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang
mendasarinya.
Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan,
namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan
tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda.,
karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara
individual.
2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani
dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya
adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak)
dan walker. (Jika hanya satu ekstremitas atas yang digunakan, pasien
dianjurkan pakai cane. Pemilihan tipe cane yang digunakan, ditentukan oleh
kebutuhan dan frekuensi yang menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas
atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu
menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker.
Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi
yang diperlukan dalam menunjang berat badan.
g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
h. Hip protektor: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
i. Memelihara Kekuatan Tulang
1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan
densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik
5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen
6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.
Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of nursing: Human
health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts, process, and
practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud.
Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art & Science of
nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.