Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANJUT USIA


Oleh: haeril anwar

PENDAHULUAN

Usia lanjut (USILA) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Setiap orang yang dikaruniai umur panjang akan mengalami tahapan ini. Dengan
berhasilnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan bertambahnya usia harapan hidup
maka kesempatan menjadi USILA semakin besar sehingga diperkirakan jumlah USILA semakin
bertambah.

Sama seperti tahapan proses perkembangan yang lain, maka pada USILA terjadi perubahan
fisik, emosi, kognitif, sosial dan spiritual yang memerlukan penanganan khusus agar USILA
tetap adaptif. USILA dapat menjadi usia keemasan yang bahagia jika individu memiliki
kesehatan yang baik, ikatan keluarga dan lingkungan sosial yang kuat, kondisi ekonomi yang
memadai disertai hubungan interpersonal yang hangat.

Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, maka kelompok USILA perlu mendapat
perhatian dan pembinaan khusus baik oleh pemerintah atau swasta maupun berbagai disiplin
ilmu termasuk keperawatan, agar para usia lanjut dapat mempertahankan kondisi
kesehatannya sehingga tetap dapat produktif, berperan aktif di masyarakat dan tetap bahagia di
usia lanjut.

Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut terkait dengan beberapa
aspek antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi fisiologis: masalah pendengaran, penglihatan, pencernaan dan nutrisi, perkemihan,
kardiovaskular, pernafasan, mobilitas, dan keamanan.
b. Rasa nyaman: kulit, tidur dan istirahat, suhu tubuh, fungsi seksual.
c. Fungsi psikososial
d. Fungsi kognitif

Pada makalah ini akan diuraikan lebih lanjut tentang asuhan keperawatan pada usia lanjut
secara menyeluruh yaitu bio-psiko-sosial-spiritual, karena keempat aspek tersebut saling terkait
dan saling menentukan satu sama lain. Oleh karena itu keempat aspek tersebut perlu dipenuhi
secara selaras karena kegagalan pada salah satu aspek akan mengganggu sistem manusia
secara utuh.
RESPON USIA LANJUT TERHADAP PROSES PENUAAN

Respon usia lanjut terhadap proses penuaan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan dan perkembangan individu tersebut, latar belakang sosial budaya termasuk
ekonomi, pendidikan, sosial budaya masyarakat, besarnya dukungan keluarga dan lain
sebagainya.

Menurut Erickson (dikutip dari Stuart & Sundeen, 1993) bahwa kesiapan usia lanjut untuk beradaptasi atau
menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang sebelumnya.
Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan
baik serta membina hubungan yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut dia akan tetap
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan pada usia mudanya, misalnya olah raga, ikut dalam organisasi sosial
kemasyarakatan dan masih dapat mengembangkan hobinya. Dengan demikian ia tidak mudah sakit dan masih bisa
menunjukkan integritas diri yang baik.

Sebaliknya, jika seseorang tersebut tidak berhasil dalam tahap tumbuh kembang sebelum lansia dan tidak
melakukan hal-hal yang telah disebutkan diatas dan lebih banyak stress dan keyakinan terhadap agama kurang,
maka individu tersebut akan cepat mengalami perubahan struktur dan fungsi tubuh yang ditandai dengan sering
sakit, lekas pikun, merasa terisolasi, maka proses penuaan ini terjadi lebih cepat.

Usia lanjut akan tetap produktif apabila ia dapat melakukan tugas perkembangannya dengan baik. Tugas
perkembangan ini meliputi penyesuaian diri terhadapp ketahanan dan kesehatan fisik yang berkurang, penyesuaian
diri terhadap masa pensiun dan berkurangnya pendapatan, penyesuaian diri terhadap kemungkinan ditinggal
pasangan hidup karena kematian, membina hubungan dengan teman sebaya dengan berperan serta dalam
organisasi sosial kemasyarakatan.

Apabila tugas perkembangan tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik oleh usia lanjut, maka mereka akan bisa
mengalami berbagai masalah antara lain: kecemasan, sakit-sakitan, merasa kesepian, depresi, penolakan,
bermusuhan dengan orang disekitarnya, harga diri rendah, dan bahkan ada yang putus asa sampai bunuh diri,
terutama apabila keyakinan agamanya kurang kuat.

Selain USILA sendiri harus mampu melakukan perawatan dirinya sendiri, keluarga dan orang-orang disekitarnya pun
perlu memahami bagaimana melakukan asuhan keperawatan yang tepat pada usia lanjut tersebut. Karena hal ini
akan membantu USILA untuk lebih bergairah hidup dan melakukan kegiatan dengan penuh semangat dan ia akan
tetap produktif dan berbahagia pada usianya yang lanjut.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUT

Asuhan keperawatan usia lanjut bertujuan agar usia lanjut dapat melakukan kegiatan sehari-
hari secara mandiri, dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan sehingga usia lanjut memiliki rasa ketenangan hidup dan tetap produktif sampai
akhir hayatnya. Asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

I. PENGKAJIAN

Pengkajian yang dilakukan meliputi fisik, psikologis, sosial dan spiritual untuk mendapatkan
data dan mengetahui kemampuan dan kekuatan usia lanjut.

a. Fisik/Biologis

Pengkajian fisik/biologis dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang diperlukan. Riwayat kesehatan usia lanjut dikaji dengan menanyakan tentang:
 Pandangan usila tentang kesehatannya
 Kegiatan yang mampu ia lakukan
 Kekuatan fisik usila: kekuatan otot, sendi, penglihatan, pendengaran
 Kebiasaan usila merawat diri sendiri
 Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil
 Kebiasaan olah raga
 Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
 Kebiasaan usila dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat
 Masalah-masalah seksual yang dirasakan

Beberapa masalah keperawatan yang umum ditemukan pada usila:


 Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
 Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran/penglihatan
 Kurangnya perawatan diri
 Kemungkinan cedera fisik: jatuh
 Perubahan pola eliminasi
 Gangguan pola tidur
 Gangguan pola nafas
 Gangguan mobilisasi: nyeri berhubungan dengan kekakuan sendi, dll

b. Psikologis

Pemeriksaan psikologis dilakukan saat berkomunikasi dengan usila untuk melihat fungsi kognitif
termasuk daya ingat, proses fikir, dan juga perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap
realitas dan kemampuan usila dalam penyelesaian masalahnya. Perubahan yang umum terjadi
pada usila adalah daya ingat yang menurun, proses fikir yang menjadi lambat, dan adanya
perasaan sedih karena merasa kurang diperhatikan.
Hal yang perlu dikaji:
 Apakah usila mengenal masalah-masalah utamanya?
 Apakah usila optimis memandang sesuatu?
 Bagaimana sikap dan penerimaan terhadap proses penuaan?
 Apakah usila merasa dirinya dibutuhkan atau tidak?
 Bagaimana usila tersebut mengatasi masalah atau stress?
 Apakah usila tersebut mudah untuk menyesuaikan diri?
 Apakah usila tersebut sering mengalami kegagalan?
 Apakah harapan usila tersebut di masa sekarang dan masa yang akan datang?

c. Sosial-ekonomi

Penilaian sosial dilihat dari bagaimana usila tersebut membina keakraban dengan teman
sebaya ataupun dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan usila dalam organisasi
sosial. Status ekonomi juga mempengaruhi yaitu yang terkait dengan penghasilan yang mereka
peroleh. Usila yang mempunyai penghasilan tentu merasa dirinya berharga karena masih
mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:


 Apa saja kesibukan usila dalam mengisi waktu luang?
 Apa saja sumber keuangan usila tersebut?
 Dengan siapa usila tersebut tinggal?
 Kegiatan organisasi sosial apa yang diikuti oleh usila tersebut?
 Bagaimana pandangan usila terhadap lingkungannya?
 Berapa sering usila tersebut berhubungan dengan orang lain di luar rumah?
 Siapa yang biasa mengunjungi usila?
 Seberapa besar ketergantungan usila?
 Apakah usila dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang ada?

Beberapa masalah keperawatan yang sering terjadi pada area psiko-sosial adalah:
 Menarik diri b.d perasaan tidak mampu
 Isolasi sosial b.d perasaan curiga
 Depresi b.d isolasi sosial
 Harga diri rendah b.d perasaan ditolak
 Koping yang tidak adekuat b.d ketidakmampuan mengungkapkan perasaan secara tepat
 Cemas b.d sumber keuangan yang terbatas
 dll

d. Spiritual

Penilaian spiritual berkait dengan keyakinan agama yang dimiliki usila dan sejauh mana
keyakinan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Usila yang dapat
menjalankan ibadahnya dengan baik, keyakinan tersebut benar-benar diresapi dalam
kehidupan sehari-hari dan ia akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap proses penuaan.

Hal yang perlu dikaji antara lain:


 Apakah usila secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya?
 Apakah usila secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan?
 Bagaimana usila selalu berusaha menyelesaikan masalah?
 Apakah usila terlihat sabar dan tawakkal?

Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada area ini antara lain:
 Reaksi berkabung atau berduka b.d ditinggal pasangan
 Penolakan terhadap proses penuaan b.d ketidaksiapan menghadapi kematian
 Marah terhadap Tuhan b.d kegagalan yang dialami
 Perasaan tidak tenang b.d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat

II. PERENCANAAN

Perencanaan dibuat berdasarkan permasalahan yang dialami oleh usila dengan tujuan agar
usila, keluarga, dan petugas kesehatan terutama perawat, baik yang melakukan perawatan di
rumah maupun di panti, dapat membantu usila dan usila sendiri dapat berfungsi seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak
bergantung pada orang lain.

Tujuan dari perencanaan tindakan keperawatan pada usila diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan dasar antara lain:
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan
c. Memelihara kebersihan diri
d. Memelihara keseimbangan tidur dan istirahat
e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif

a. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Peran gizi pada usia lanjut adalah untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran dan
memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan penyakti yang umum
terjadi pada usia lanjut, sehingga usila dapat mencapai hari tua yang sehat dan tetap aktif.
Gangguan nutrisi yang bisa terjadi pada usila dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologik dan
sosial. Penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna dan
kurang nyaman saat makan karena gigi geligi kurang lengkap atau buruk, rasa penuh diperut
dan sukar buang air besar karena melemahnya otot lambung dan usus akan menyebabkan
nafsu makan usia lanjut berkurang.
Perubahan peran dan situasi pada usia lanjut dapat menyebabkan timbulnya kecemasan dan
putus asa yang dapat menyebabkan usia lanjut menolak makan atau makan secara berlebihan.
Masalah gizi yang sering timbul pada usia lanjut adalah kelebihan gizi (obesitas, malnutrisi),
kekurangan gizi (anoreksia, penurunan BB), kekurangan vitamin, dan kelebihan vitamin.

b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan

Kecelakaan sering terjadi pada usila antara lain jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan kebakaran.
Hal ini berkaitan dengan proses penuaan di mana fleksibilitas dari kaku mulai berkurang,
ditandai dengan timbulnya masalah mobilisasi akibat nyeri pada sendi-sendi. Situasi tersebut
menyebabkan usila tidak mampu menyanggah tubuhnya dengan baik. Disamping itu,
penurunan kondisi fisik seperti penglihatan dan pendengaran membuat usia lanjut kurang bisa
mengamati situasi sekitarnya sehingga mereka rentan terhadap kecelakaan.

c. Memelihara Kebersihan Diri

Akibat dari proses penuaan, sebagian usila mengalami kemunduran ataupun motivasi untuk
melakukan perawatan diri secara teratur. Bisa juga kurangnya perawatan diri ini disebabkan
karna penurunan daya ingat pada usia lanjut sehingga tidak dapat melakukan kegiatan
kebersihan diri secara teratur. Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan usila pada usia muda.
Jika pada usia muda mereka orang yang rapi dan bersih, maka biasanya mereka akan tetap
melakukan aktifitas perawatan diri dengan baik (jika tidak ada batasan fisik).

d. Memelihara Keseimbangan Tidur dan Istirahat

Pada umumnya usila mengalami gangguan tidur karena proses penuaan. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain:
 Menyediakan atau memberikan waktu/tempat tidur yang nyaman
 Mengatur lingkungan yang kondusif (ventilasi, suara)
 Melatih lansia untuk melakukan latihan fisik ringan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
melenturkan otot-otot
 Memberikan minuman hangat sebelum tidur

e. Meningkatkan Hubungan Interpersonal Melalui Komunikasi

Masalah yang umum ditemukan pada usia lanjut yaitu penurunan daya ingat, pikun, depresi,
lekas marah, mudah tersinggung, dan curiga. Hal ini disebabkan oleh penurunan fungsi fisik
pada usia lanjut dan juga karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat.
Upaya yang bisa dilakukan antara lain:
 Berkomunikasi dengan usila dengan mempertahankan kontak mata
 Memberikan stimulus atau mengingatkan usila terhadap kegiatan yang dilakukan
 Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan usila
 Memberikan kesempatan pada usila untuk mengekspresikan perasaan dan tanggap terhadap
respon verbal dan non verbal usila
 Melibatkan usila dalam keperluan tertentu sesuai dengan kemampuannya
 Menghargai pendapat usila

III. IMPLEMENTASI

Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan usila dan
situasi dan kondisinya. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam mengimplementasikan
perencanaan, antara lain:
 Berbicara dengan lembut dan sopan
 Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan berulang kali jika perlu dengan gambar
 Memberikan kesempatan pada usila untuk bertanya

IV. EVALUASI

Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi baik dari verbal maupun non verbal untuk
mengetahui sejauh mana usila atau keluarga mampu melakukan apa yang telah dianjurkan,
sehingga perawat dapat melihat keberhasilan dan merencanakan tindakan selanjutnya.

KESIMPULAN

Kemajuan IPTEK secara umum dan di bidang kesehatan khususnya telah mampu
meningkatkan taraf hidup dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia. Hal ini mengakibatkan
usia harapan hidup menjadi lebih panjang sehingga populasi kelompok usia lanjut meningkat.

Dengan demikian perhatian dan penanganan terhadap masalah usia lanjut perlu ditingkatkan.
Perawat yang professional harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
mengenai usia lanjut dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Perawat merupakan
tenaga kesehatan yang memiliki potensi untuk bisa meningkatkan status kesehatan kelompok
usia lanjut sehingga mereka dapat tetap hidup produktif serta tetap bahagia di hari tuanya.

Selain itu keluarga juga merupakan sumber yang berpotensi dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan usila sebagai sistem pendukung terdekat bagi usia lanjut. Perawat
komunitas yang bertugas di keluarga dapat mengoptimalkan fungsi keluarga dalam rangka
merawat dan meningkatkan sistem kesehatan usia lanjut sehingga tujuan dari keperawatan
komunitas dapat terlaksana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai