0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan6 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) ABKIN merupakan organisasi profesi bagi guru bimbingan dan konseling di Indonesia yang berdiri pada tahun 1975 dengan nama IPBI, (2) Laporan tersebut membahas sejarah berdirinya ABKIN, AD/ART ABKIN, dan sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) ABKIN merupakan organisasi profesi bagi guru bimbingan dan konseling di Indonesia yang berdiri pada tahun 1975 dengan nama IPBI, (2) Laporan tersebut membahas sejarah berdirinya ABKIN, AD/ART ABKIN, dan sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) ABKIN merupakan organisasi profesi bagi guru bimbingan dan konseling di Indonesia yang berdiri pada tahun 1975 dengan nama IPBI, (2) Laporan tersebut membahas sejarah berdirinya ABKIN, AD/ART ABKIN, dan sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia.
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2019 Hari / Tanggal : Sabtu / 21 September 2019 Nama Pemateri : Prof. Dr. Firman, M.S, Kons Organisasi / Profesi : ABKIN / Konselor
Bedah Profrsi Bimbingan dan Konseling
(ABKIN)
a. Sejarah berdirinya ABKIN
Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (disingkat ABKIN) adalah organisasi profesi di Indonesia yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor. Awalnya organisasi ini bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang didirikan pada tanggal 17 Desember 1975. Berdasarkan konvensi bimbingan ke I di Malang tanggal 17 Desember 1975 telah bersepakat bulat membentuk organisasi profesi bimbingan dan konseling yang bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI). Berdasarkan Hasil Kongres IX IPBI di Bandar Lampung nama IPBI diubah menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).
b. AD / ART ABKIN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (ABKIN)
ANGGARAN DASAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN
KONSELING INDONESIA BAB I Nama, Waktu Dan Kedudukan BAB II Asas Dan Tujuan BAB III Sifat Dan Fungsi BAB IV Kode Etik Bimbingan Dan Konseling BAB V ATRIBUT BAB VI Kegiatan Dan Usaha BAB VII Susunan Organisasi BAB VIII KEANGGOTAAN BAB IX Pertemuan Organisasi BAB X Kekayaan Organisasi BAB XI Perubahan Anggaran Dasar BAB XII Pembubaran Organisasi BAB XIII Penutup ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (ABKIN) Bab I Nama, Waktu, Dan Kedudukan Bab II Kode Etik Dan Atribut Bab III Keanggotaan Bab IV Kewajiban, Hak Dan Sanksi Anggota Bab V Kepengurusan Bab VI Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang Pengurus Bab VII Pemilihan Dan Pengangkatan Pengurus Bab VIII Divisi-Divisi Bab IX Dewan Pembina Bab X Dewan Pertimbangan Kode Etik Bimbingan Dan Konseling Bab XI Dewan Akreditasi Dan Lisensi Bab XII Pertemuan, Rapat, Dan Kegiatan Organisasi Bab XIII Hak Bicara Dan Hak Suara Bab XIV Quorum Dan Pengambilan Keputusan Bab XV Keuangan Bab XVI Penyempurnaan Anggaran Rumah Tangga Bab XVII Penutup c. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling Sejak indonesia merdeka banyak berbagai perubahan yang mendasar bagi pelaksanaan pendidikan.Pembangunan dan pembaruan di bidang pendidikan tidak hanya berlangsung pada tingkat pendidikan dasar, tetapi juga pada tingkat menengah dan perguruan tinggi.Pada tingkat menengah di kenal adanya sekolah menengah kejuruan dan sekolah menengah umum, masing- masing sekolah itu meliputi beberapa jurusan.Bagaimana menyalurkan siswa ke jurusan-jurusan yang sesuai dengan bakat, minat dan kemauan siswa. Memperhatikan hal-hal tersebut, maka pada tahun 1960 tepatnya pada tanggal 20-24 agustus 1960 diadakan konferensi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Di malang untuk membahas masalah tersebut. Salah satu hasil dari konferensi itu ialah dimasukkannya ke dalam dunia pendididkan di Indonesia apa yang sekarang disebut “bimbingan dan konseling”.Inilah langkah awal perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia. Langkah itu selanjutnya pada tahun 1964 diikuti dengan pendirian jurusan bimbingan dan penyuluhan di beberapa IKIP di Indonesia (antara lain IKIP Malang dan IKIP Bandung)Pada tahun 1971 berdirinya proyek perintis sekolah pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP, yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Malang, dan IKIP Surabaya.Melalui proyek itu, pelayanan bimbingan dan konseling ikut dikembangkan.Selanjutnya pada tahun 1975 lahir dan berlakunya kurikulum sekolah menengah umum yang disebut Kurikulum SMA 1975, yang memuat beberapa pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut salah satunya adalah buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan. Pada tahun 1978 diselenggarakannya program PGSLP dan PGSLA bimbingan dan penyuluhan sebagai suatu upaya pengangkatan tamatan jurusan BP yang telah dihasilkan oleh IKIP, tetapi belum ada jabatannya di samping untuk mengisi kekosongan jabatan guru bimbingan di sekolah. Tahun 1989 lahirnya surat keputusan menteri pendayagunaan apatatur negara No. 026/menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatan guru dalam lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan. Di dalam bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Di samping itu disinggung pula danya pengaturan kenaikan pangkat jabataan guru pembimbingan, kendatipun tidak begitu tegas. Tahun 1989 lahirnya UU republik indonesia No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. UU ini selanjutnya disusul dengan lahirnya peraturan pemerintah No. 28 dan 29 yang secara tegas mencantumkan adanya pelayanan BK pada satuan-satuan pendidikan (masing-masing Bab X oasal 25, Bab X pasal 27). Tahun 1991 s.d. 1993: (1) Dibentuk divisi-divisi dalam IPBI, yaitu: (a) Ikatan pendidikan konselor Indonesia (b) Ikatan guru pembimbing indonesia (c) Ikatan sarjana konseling indonesia. (2) Diperjuangkan oleh IPBI jabatan fungsional tersendiri bagi petugas bimbingan di sekolah. Diyakini apabila jabatan fungsional tersendiri itu terwujud, maka upaya profesional pelayanan bimbingan dan konseling akan lebih terjamin untuk dapat terlaksana dengan berhasil. Dengan diberlakukannya Kurikulum 1994, mulailah ada ruang gerak bagi layanan ahli bimbingan dan konseling dalam sistem persekolahan di Indonesia, sebab salah satu ketentuannya adalah mewajibkan tiap sekolah untuk menyediakan 1 (satu) orang konselor untuk setiap 150 (seratus lima puluh) peserta didik, meskipun hanya terealisasi pada jenjang pendidikan menengah. Sejumlah hal dilakukan sebagai konsolidasi profesi sehingga Bimbingan dan konseling menjadi profesi yang utuh dan berwibawa antara lain kata penyuluhan menjadi konseling, BK di sekolah hanya dilakukan oleh guru Pembimbing, dan lain sebagainya. Pada tahun 2001 dalam kongres di Lampung Ikatan Pertugas Bimbingan Indonesia (IPBI) berganti nama menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).