Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN SEMINAR 1

BEDAH PROFESI BK

“ABKIN (ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING)”

OLEH :

AZZAH TAHANI HAURA


16006059

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
Hari / Tanggal : Sabtu / 21 September 2019
Nama Pemateri : Prof. Dr. Firman, M.S, Kons
Organisasi / Profesi : ABKIN / Konselor

Bedah Profrsi Bimbingan dan Konseling


(ABKIN)

a. Sejarah berdirinya ABKIN


Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (disingkat ABKIN)
adalah organisasi profesi di Indonesia yang beranggotakan guru bimbingan
dan konseling atau konselor. Awalnya organisasi ini bernama Ikatan
Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) yang didirikan pada tanggal 17
Desember 1975.
Berdasarkan konvensi bimbingan ke I di Malang tanggal 17
Desember 1975 telah bersepakat bulat membentuk organisasi profesi
bimbingan dan konseling yang bernama Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI). Berdasarkan Hasil Kongres IX IPBI di Bandar Lampung
nama IPBI diubah menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia
(ABKIN).

b. AD / ART ABKIN
ANGGARAN DASAR
DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA
(ABKIN)

 ANGGARAN DASAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN


KONSELING INDONESIA
BAB I
Nama, Waktu Dan Kedudukan
BAB II
Asas Dan Tujuan
BAB III
Sifat Dan Fungsi
BAB IV
Kode Etik Bimbingan Dan Konseling
BAB V
ATRIBUT
BAB VI
Kegiatan Dan Usaha
BAB VII
Susunan Organisasi
BAB VIII
KEANGGOTAAN
BAB IX
Pertemuan Organisasi
BAB X
Kekayaan Organisasi
BAB XI
Perubahan Anggaran Dasar
BAB XII
Pembubaran Organisasi
BAB XIII
Penutup
 ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BIMBINGAN DAN
KONSELING INDONESIA (ABKIN)
Bab I
Nama, Waktu, Dan Kedudukan
Bab II
Kode Etik Dan Atribut
Bab III
Keanggotaan
Bab IV
Kewajiban, Hak Dan Sanksi Anggota
Bab V
Kepengurusan
Bab VI
Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang Pengurus
Bab VII
Pemilihan Dan Pengangkatan Pengurus
Bab VIII
Divisi-Divisi
Bab IX
Dewan Pembina
Bab X
Dewan Pertimbangan Kode Etik
Bimbingan Dan Konseling
Bab XI
Dewan Akreditasi Dan Lisensi
Bab XII
Pertemuan, Rapat, Dan Kegiatan Organisasi
Bab XIII
Hak Bicara Dan Hak Suara
Bab XIV
Quorum Dan Pengambilan Keputusan
Bab XV
Keuangan
Bab XVI
Penyempurnaan Anggaran
Rumah Tangga
Bab XVII
Penutup
c. Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling
Sejak indonesia merdeka banyak berbagai perubahan yang
mendasar bagi pelaksanaan pendidikan.Pembangunan dan pembaruan di
bidang pendidikan tidak hanya berlangsung pada tingkat pendidikan dasar,
tetapi juga pada tingkat menengah dan perguruan tinggi.Pada tingkat
menengah di kenal adanya sekolah menengah kejuruan dan sekolah
menengah umum, masing- masing sekolah itu meliputi beberapa
jurusan.Bagaimana menyalurkan siswa ke jurusan-jurusan yang sesuai
dengan bakat, minat dan kemauan siswa.
Memperhatikan hal-hal tersebut, maka pada tahun 1960 tepatnya
pada tanggal 20-24 agustus 1960 diadakan konferensi fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan Di malang untuk membahas masalah tersebut. Salah
satu hasil dari konferensi itu ialah dimasukkannya ke dalam dunia
pendididkan di Indonesia apa yang sekarang disebut “bimbingan dan
konseling”.Inilah langkah awal perkembangan bimbingan dan konseling di
Indonesia.
Langkah itu selanjutnya pada tahun 1964 diikuti dengan pendirian
jurusan bimbingan dan penyuluhan di beberapa IKIP di Indonesia (antara
lain IKIP Malang dan IKIP Bandung)Pada tahun 1971 berdirinya proyek
perintis sekolah pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP, yaitu IKIP
Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Malang, dan
IKIP Surabaya.Melalui proyek itu, pelayanan bimbingan dan konseling
ikut dikembangkan.Selanjutnya pada tahun 1975 lahir dan berlakunya
kurikulum sekolah menengah umum yang disebut Kurikulum SMA 1975,
yang memuat beberapa pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut salah
satunya adalah buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.
Pada tahun 1978 diselenggarakannya program PGSLP dan PGSLA
bimbingan dan penyuluhan sebagai suatu upaya pengangkatan tamatan
jurusan BP yang telah dihasilkan oleh IKIP, tetapi belum ada jabatannya di
samping untuk mengisi kekosongan jabatan guru bimbingan di sekolah.
Tahun 1989 lahirnya surat keputusan menteri pendayagunaan apatatur
negara No. 026/menpan/1989 tentang angka kredit bagi jabatan guru
dalam lingkungan departemen pendidikan dan kebudayaan. Di dalam
bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Di samping itu disinggung pula
danya pengaturan kenaikan pangkat jabataan guru pembimbingan,
kendatipun tidak begitu tegas.
Tahun 1989 lahirnya UU republik indonesia No. 2 tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional. UU ini selanjutnya disusul dengan
lahirnya peraturan pemerintah No. 28 dan 29 yang secara tegas
mencantumkan adanya pelayanan BK pada satuan-satuan pendidikan
(masing-masing Bab X oasal 25, Bab X pasal 27).
Tahun 1991 s.d. 1993: (1) Dibentuk divisi-divisi dalam IPBI, yaitu:
(a) Ikatan pendidikan konselor Indonesia (b) Ikatan guru pembimbing
indonesia (c) Ikatan sarjana konseling indonesia. (2) Diperjuangkan oleh
IPBI jabatan fungsional tersendiri bagi petugas bimbingan di sekolah.
Diyakini apabila jabatan fungsional tersendiri itu terwujud, maka upaya
profesional pelayanan bimbingan dan konseling akan lebih terjamin untuk
dapat terlaksana dengan berhasil.
Dengan diberlakukannya Kurikulum 1994, mulailah ada ruang
gerak bagi layanan ahli bimbingan dan konseling dalam sistem
persekolahan di Indonesia, sebab salah satu ketentuannya adalah
mewajibkan tiap sekolah untuk menyediakan 1 (satu) orang konselor
untuk setiap 150 (seratus lima puluh) peserta didik, meskipun hanya
terealisasi pada jenjang pendidikan menengah. Sejumlah hal dilakukan
sebagai konsolidasi profesi sehingga Bimbingan dan konseling menjadi
profesi yang utuh dan berwibawa antara lain
kata penyuluhan menjadi konseling, BK di sekolah hanya dilakukan oleh
guru Pembimbing, dan lain sebagainya. Pada tahun 2001 dalam kongres
di Lampung Ikatan Pertugas Bimbingan Indonesia (IPBI) berganti nama
menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).

Anda mungkin juga menyukai