Anda di halaman 1dari 19

RUMAH SAKIT UMUM KARTINI

Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Nomor 039A/KEP/DIR/RSUK/VI/2018

Tentang

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)


RSU. KARTINI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RS Umum


Kartini, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Farmasi yang
bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan farmasi di RS Umum Kartini dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur RS Umum Kartini
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Farmasi di RS
Umum Kartini;
c. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Direktur RS Umum Kartini;

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. KepMenKes RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit;
4. Surat Keputusan Direktur Nomor 007/KEP/DIR/RSUK/II2017
tentang Pemberlakuan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum
Kartini;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI RUMAH SAKIT
UMUM KARTINI.

KEDUA : Kebijakan Pelayanan Farmasi RS Umum Kartini sebagaimana dimaksud


tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kalirejo - Lampung Tengah


Pada Tanggal : 10 Juni 2018

DIREKTUR RSU KARTINI

dr. Hernowo Anggoro Wasono, M.Kes

1
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com

Lampiran
Keputusan Direktur RSU. Kartini
Nomor : 039A/KEP/DIR/RSUK/VI/2018
Tanggal : 10 Juni 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)

RUMAH SAKIT UMUM KARTINI

1. Panitia Farmasi dan Terapi


1.1 Anggota PFT diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Rumah Sakit dari
hasil keputusan rapat Direksi.
1.2 Struktur Organisasi PFT dan uraian tugas dan wewenang diatur dalam
pedoman pengorganisasian PFT.
1.3 Sasaran mutu dari PFT adalah peresepan sesuai formularium di Instalasi
Farmasi dan peresepan obat generik di Rumah Sakit.
1.4 Salah satu tugas PFT adalah menyusun formularium rumah sakit.
1.5 Formularium adalah himpunan obat yang direkomendasi oleh Panitia Farmasi
dan Terapi (PFT) untuk digunakan di rumah sakit dalam hal ini adalah RS. UMUM
KARTINI dan telah disetujui oleh Direksi.
1.6 Pengusulan obat baru dilakukan oleh staf medis dengan mengisi formulir,
diserahkan ke PFT untuk direkomendasikan disetujui dan ditolak untuk masuk
formularium kepada Direksi Rumah Sakit.
1.7 Kriteria seleksi obat untuk masuk dalam formularium meliputi :
1.7.1 mengutamakan penggunaan obat generik;
1.7.2 berdasarkan indikasi, efektivitas, interaksi obat, potensi risiko,
potensi kesalahanberkaitan dengan LASA, insiden efek sarnping yang
telah diketahui, atau peringatan yang tercantum pada leaflet (black box
warning);
1.7.3 memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita
1.7.4 mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas;
1.7.5 praktis dalarn penyimpanan dan pengangkutan;
1.7.6 praktis dalam penggunaan dan penyerahan;
1.7.7 menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh
pasien;

2
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


1.7.8 memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang
tertinggi berdasarkan biayalangsung dan tidak langsung;
1.7.9 obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
(evidence based medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
dengan hargayang terjangkau.
1.7.10 mempunyai ijin edar dari BPOM
1.8 Setiap jenis obat terdiri dari 1 produk generik, 1 produk original (bila ada)
atau 1 copy produk, dan diutamakan obat yang termasuk dalam formularium
nasional.
1.9 Evaluasi dan revisi formularium dilakukan setahun sekali.
1.10 Obat dikeluarkan dari formularium bila berdasarkan hasil evaluasi tahunan
obat tersebut tidak ada yang menggunakannya atau penggunaannya sedikit, adanya
laporan MESO yang signifikan, berkontribusi terjadinya IKP yang signifikan,
ditarik dari peredaran oleh instansi yang berwenang (BPOM), dihentikan
produksinya oleh pabrik yang berkaitan.
1.11 Penulisan resep non formularium yang diperbolehkan adalah bila obat
diperlukan sesuai kondisi pasien dan sifatnya life saving, harus melalui persetujuan
ketua PFT dan atau Kepala Instalasi Farmasi atau Penanggung Jawab Pengelolaan
Perbekalan Farmasi dan dokter penulis resep harus mengisi formulir yang telah
disediakan.
1.12 PFT memutuskan usulan obat substitusi untuk obat yang kosong
persediaannya di distributor dalam jangka panjang atau yang tidak diproduksi lagi.
1.13 PFT mengadakan evaluasi kepatuhan penulisan obat sesuai formularium
setiap tahun.
1.14 PFT mengarahkan peresepan, pemesanan dan pencatatan obat yang aman di
RS. UMUM KARTINI.

2. Pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
2.1 Pemilihan/Seleksi
2.1.1 Pelaksana seleksi obat adalah Panitia Farmasi dan Terapi
(PFT), diatur dalam kebijakan PFT.
2.1.2 Kegiatan seleksi sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai, dan reagensia dilakukan oleh Instalasi Farmasi yang
berkolaborasi dengan unit-unit yang terkait untuk menghasilkan :
2.1.2.1 Daftar obat yang digunakan di rumah sakit
2.1.2.2 Daftar reagensia yang digunakan di laboratorium dan
unit radiologi
2.1.2.3 Daftar alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang digunakan di rumah sakit
2.1.3 Kegiatan seleksi sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai, danreagensia dievaluasi secara periodik.
3
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


2.1.4 Seleksi sediaan farmasi, alat kesehatan,bahan medis habis
pakai, danreagensiadilakukan berdasarkan :
2.1.4.1 Standar sediaan farmasi, alat kesehatan,bahan medis
habis pakai, danreagensia yang telah ditetapkan.
2.1.4.2 Sediaan farmasi, alat kesehatan,bahan medis habis
pakai, dan reagensia harus memiliki nomor ijin edar.
2.1.4.3 Relevan dengan pola penyakit.
2.1.4.4 Terbukti aman dan efektif.
2.1.4.5 Performance baik dalam berbagai setting.
2.1.4.6 Bahan berbahaya harus memiliki Material Safety Data
Sheet (MSDS).
2.1.4.7 Memiliki rasio benefit-cost yang tinggi dihitung dari
total biaya perawatan.
2.1.4.8 Ketersediaan di pasaran yaitu sediaan farmasi, alat
kesehatan,bahan medis habis pakai, danreagensia tersebut
mudah didapat.
2.1.4.9 Diutamakan sediaan farmasi, alat kesehatan,bahan
medis habis pakai, danreagensiayang sudah dikenal baik dan
diproduksi oleh pabrik/perusahaan farmasi berkualitas.
2.2 Perencanaan
2.2.1 Instalasi Farmasi melakukan perencanaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, bahan medis habis pakai, dan reagensia sebagai dasar untuk
pengadaan.
2.2.2 Perhitungan perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai, dan reagensia dilakukan setahun sekali.
2.2.3 Perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai, dan reagensia dikerjakan oleh Instalasi Farmasi dengan
menggunakan metode kombinasi konsumsi dan epidemiologi dengan
mempertimbangkan anggaran yang tersedia.
2.2.4 Dasar perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan
medis habis pakai, dan reagensia adalah dengan mempertimbangkan :
2.2.4.1 Anggaran yang tersedia,
2.2.4.2 Penetapan prioritas berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan atau berdasarkan siklus penyakit/data
epidemiologi,
2.2.4.3 Sisa akhir/ sisa persediaan,
2.2.4.4 Data konsumsi/ data pemakaian periode sebelumnya
(dapat menggunakan hasil analisis ABC),
2.2.4.5 Lead time atau waktu tunggu pemesanan dari barang
dipesan sampai barang diterima,
2.2.4.6 Rencana pengembangan pelayanan baik tempat
ataupun jenis pelayanan.

4
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


2.2.5 Hasil perhitungan perencanaan digunakan untuk menentukan
metode pembelian sediaan farmasi, alat kesehatan,bahan medis habis
pakai, dan reagensia di rumah sakit dalam satu tahun.
2.2.6 Evaluasi penggunaan/ pemakaian sediaan farmasi, alat
kesehatan,bahan medis habis pakai, danreagensia untuk melihat kesesuaian
antara perencanaan dan realisasinya.
2.3 Pemesanan / Pengadaan
2.3.1 Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,bahan medis habis
pakai, dan reagensia dilakukan oleh Instalasi Farmasi dengan
menggunakan sistem satu pintu.
2.3.2 Pengadaan narkotika diatur dalam kebijakan obat terkontrol.
2.3.3 Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan,bahan medis habis
pakai, dan reagensia merupakan realisasi dari hasil perencanaan.
2.3.4 Pengadaan obat sesuai dengan formularium dan diatur dalam
kebijakan formularium.
2.3.5 Waktu untuk melakukan pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai disesuaikan dengan posisi stock
dan tingkat kebutuhan pada saat tertentu.
2.3.6 Instalasi Farmasi melakukan evaluasi terhadap distributor
terkait dengan proses pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai untuk melihat tingkat kesesuaian antara prosedur
pengadaan dengan realisasinya, yang meliputi :
2.3.6.1 Kesesuaian lead time yang ditargetkan
2.3.6.2 Prosentase obat yang tidak dapat dilayani sesuai
dengan surat pesanan (kekosongan di distributor)
2.3.6.3 Prosentase pengiriman tanpa adanya surat pesanan
(SP)
2.3.6.4 Prosentase ketidaksesuaian informasi tentang fisik dan
yang tertulis di faktur terkait dengan no batch, expire date dan
jumlah.
2.3.7 Kekosongan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang terjadi di distributor (pedagang besar farmasi/PBF), akan
diinformasikan ke unit yang membutuhkan atau dokter penulis resep.
2.3.8 Kekosongan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dalam periode yang panjang akan diberitahukan ke Panitia
Farmasi dan Terapi (PFT).
2.3.9 Instalasi Farmasi akan memberikan saran pengganti untuk
obat yang persediaannya kosong di distributor.
2.3.10 Instalasi Farmasi melakukan evaluasi terhadap distributor
minimal satu tahun sekali dan hasil evaluasi akan dijadikan acuan dalam
proses perencanaan pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai untuk tahun berikutnya.

5
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


2.3.11 Pengadaan dilakukan dengan cara pembelian, produksi, dan
donasi.
2.3.11.1 Pembelian
2.3.11.1.1 Pengadaan dengan cara pembelian
dilakukan secara langsung dari distributor atau (jika
perlu) dari apotek di sekitar rumah sakit untuk
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang kosong distributor.
2.3.11.1.2 Aspek utama pemilihan distributor
meliputi legalitas, kualitas barang, kualitas
pelayanan, dan harga yang ditawarkan untuk suatu
produk.
2.3.11.2 Produksi
2.3.11.2.1 Produksi sediaan farmasi yang
dilakukan di Instalasi Farmasi berupa kegiatan
mengubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan
farmasi non steril.
2.3.11.2.2 Produksi sediaan dengan cara steril
berupa persiapan obat injeksi steril dilakukan di unit
rawat inap oleh Perawat yang telah dilatih tentang
penyiapan obat steril dan teknik aseptik.
2.3.11.2.3 Produksi sediaan dengan cara non steril
dilakukan di Instalasi Farmasi.
2.3.11.2.4 Kegiatan produksi non steril dilakukan
oleh Tenaga Teknis Kefarmasian terlatih di bawah
pengawasan Apoteker.
2.3.11.3 Donasi
2.3.11.3.1 Obat-obat donasi atau bantuan baik dari
lembaga pemerintah maupun swasta dikelola sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2.3.11.3.2 Obat-obat donasi diperoleh dari
pemerintah.
2.3.11.3.3 Jenis obat donasi adalah vaksin dan
obat program pemerintah lainnya.
2.3.11.3.4 Proses pengadaan diatur dalam prosedur
pengadaan obat donasi.
2.4 Penerimaan
2.4.1 Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habispakai, dan reagensia menggunakan sistem satu pintu, yaitu melalui
Logistik Farmasi.
2.4.2 Penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai , dan reagensia harus sesuai dengan Surat Pesanan (SP).

6
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


2.4.3 Sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan
reagensia yang tidak memenuhi persyaratan kualitas (rusak, cacat, sudah
kadaluarsa) tidak diterima dan dikembalikan ke distributor.
2.4.4 Batas tanggal kadaluarsa penerimaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, bahan medis habis pakai , dan reagensia adalah minimal 2 (dua)
tahun, kecuali untuk vaksin, reagensia, dan yang dibutuhkan dalam kondisi
cito dan life saving.
2.4.5 Seluruh kegiatan penerimaan sediaan farmasi, alat
kesehatan,bahan medis habis pakai , dan reagensia dengan cara donasi,
menggunakan sistem satu pintu dan harus disertai dokumen administrasi
yang jelas dan lengkap.

3. Pengadaan Bila Stock Kosong


3.1 Petugas Farmasi (Tenaga Teknis Kefarmasian atau Apoteker) mempelajari
item obat yang diresepkan dokter penulis resep yang tidak tersedia di Instalasi
Farmasi.
3.2 Petugas farmasi mengganti item obat yang tidak tersedia tersebut dengan obat
merk lain dengan komposisi/zat aktif yang sama yang tersedia di Instalasi Farmasi.
3.3 Jika obat dengan komposisi yang sama tidak tersedia, Petugas farmasi
menyiapkan alternatif sediaan lain dengan khasiat yang sama dan melakukan
klarifikasi dengan cara menghubungi dokter penulis resep.
3.4 Pembelian obat keluar atau ke apotek luar atau ke rumah sakit lain atas
permintaan dokter, hanya bias dilayani jika di RS Umum Kartini tidak memiliki
obat yang mempunyai isi, efek farmakoterapi yang sama atau tidak ada saran
subtitusinya.

4. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP


4.1 Sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai , dan reagensia
disimpan dengan baik dan aman di area instalasi farmasi, IGD, poliklinik, ruang
keperawatan, kamar bedah, Trolley Emergency, dan laboratorium.
4.2 Ruang penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai selalu terkunci dan hanya petugas tertentu yang dapat mengaksesnya.
4.3 Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai disimpan dalam
kondisi yang sesuai untuk stabilitas produk, seperti yang tertera pada kemasan.
4.4 Produk nutrisi enteral disimpan di logistik farmasi sesuai dengan persyaratan
kondisi masing-masing produk/item yang tertera pada kemasan.
4.5 Produk nutrisi parenteral disimpan di logistik farmasi sesuai dengan
persyaratan penyimpanan yang ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
4.6 Penyimpanan reagen dilakukan di Instalasi Laboratorium dengan mengikuti
standar MSDS.
7
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


4.7 Bahan kontras radiologi disimpan di logistik farmasi dengan mengikuti
standar MSDS.
4.8 Gas medis disimpan tersendiri dalam posisi berdiri, terpisah antara tabung
gas medis kosong dan tabung gas medis yang ada isinya.
4.9 Semua sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai,
danreagensiadisimpan pada suhu dan kelembaban yang tepat, terkontrol dan
didokumentasikan.
4.10 Obat-obat dan bahan kimia yang digunakan untuk menyiapkan obat diberi
label secara akurat menyebutkan isi, tanggal kadaluarsa, dan peringatan.
4.11 Hasil produksi yang telah disiapkan diberi label/etiket yang menyebutkan
nama obat, dosis/konsentrasi, tanggal penyiapan, tanggal kadaluarsa/BUD (Beyond
Use Date), cara penyimpanan.
4.12 Obat/bahan obat yang sudah dikeluarkan dari wadah aslinya harus diberi
label/etiket yang menyebutkan nama obat, dosis/konsentrasi, bentuk sediaan,
tanggal produksi, tanggal kadaluarsa/BUD, cara penyimpanan.
4.13 Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang telah
kadaluarsa, ketinggalan jaman atau rusak disimpan di tempat terpisah serta diberi
label “Obat Rusak/Kadaluarsa, Jangan Diracik/Digunakan”.
4.14 Pengecekan tanggal kadaluarsa sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dilakukan setiap enam bulan sekali oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian di Instalasi Farmasi, Perawat dan petugas yang ditunjuk untuk di
ruangan/unit. Enam bulan sebelum tanggal kadaluarsa, semua sediaan farmasi harus
dikembalikan ke Logistik Farmasi.
4.15 Rumah sakit tidak memperbolehkan menyimpan obat-obat sampel. Sampel
yang diperbolehkan disimpan di unit adalah alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai yang akan diujicoba penggunaannya di rumah sakit. Uji coba dilakukan
secara terkoordinir oleh kepala unit yang membutuhkan.
4.16 Obat-obat donasi disimpan di Instalasi Farmasi sesuai dengan persyaratan
penyimpanan sediaan farmasi lainnya.
4.17 Vaksin disimpan sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan dan dicantumkan
di leaflet masing-masing produk.
4.18 Lokasi penyimpanan vaksin hanya ada di Instalasi Farmasi.
4.19 Vaksin didistribusikan dan disimpan sesuai persyaratan dan dengan
mempertahankan cold chain.
4.20 Semua area penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai diinspeksi setiap enam bulan sekali dan terdokumentasi oleh Kepala
Instalasi Farmasi.
4.21 Setiap bulan IGD, Kebidanan Maria dan Antonius, OK, Keperawatan
Theresia , dan Keperawatan Fransiskus wajib melaporkan kondisi sediaan obat dan
alat kesehatan yang tersimpan di troly emergensi, emergensi kit, lemari HAM dan
kulkas terkait jumlah obat dan alkes,dan tanggal kadaluarsa dengan mengisi form
yang disediakan oleh Instalasi Farmasi.
8
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com

5. Pengaturan Tata Kelola Bahan Berbahaya, Narkotika dan Psikotropika


5.1 Obat terkontrol terdiri atas narkotika, psikotropika, Obat-obat Tertentu (OOT)
dan prekursor.
5.2 Pemesanan narkotika, psikotropika, OOT dan prekursor menggunakan surat
pesanan khusus sesuai peraturan dari instansi yang berwenang.
5.3 Obat terkontrol harus disimpan dalam lemari yang terkunci sesuai dengan
persyaratan undang-undang yang berlaku.
5.4 Persyaratan Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika :
5.4.1 Lemari terbuat dari baja yang kuat sehingga tidak bisa
diangkat orang.
5.4.2 Lemari mempunyai kunci yang kuat, kunci lemari dikuasai
oleh penanggung jawab shift.
5.4.3 Lemari memiliki dua pintu dengan masing-masing kunci yang
berlainan.
5.4.4 Lemari di logistik farmasi memiliki ukuran dari 40 cm x 20
cm x 80 cm.
5.4.5 Lemari di logistik farmasi memiliki ukuran dari 33 cm x 50
cm x 54 cm.
5.4.6 Lemari di instalasi farmasi memiliki ukuran dari 59 cm x 53
cm x 195 cm.
5.4.7 Tidak boleh menyimpan atau meletakkan barang-barang selain
narkotika dan psikotropika kecuali ditentukan lain oleh Menteri Kesehatan
(Menkes).
5.5 Kunci lemari stok obat terkontrol dipegang oleh Apoteker
Penanggungjawab/Apoteker yang ditunjuk atau petugas lain yang dikuasakan
(Tenaga Teknis Kefarmasian, petugas lain).
5.6 Kontrol stok obat terkontrol dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian dan
Perawat ruangan yang ditunjuk.
5.7 Resep narkotika wajib mencantumkan nama lengkap dokter dan tanda
tangan.
5.8 Pemakaian narkotika dan psikotropika harus berdasarkan resep dokter dan
tidak diperbolehkan melalui instruksi lisan.
5.9 Dokter penulis resep, tanggal resep, nomor resep, nama dan alamat pasien
terdokumentasi.
5.10 Pemasukan dan pemakaian obat narkotika, psikotropika, prekursor dilaporkan
ke instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5.11 Semua sisa obat terkontrol dibuang dengan cara yang aman.
5.12 Pemusnahan narkotika, psikotropika dan prekursor yang telah
rusak/kadaluarsa dilakukan oleh Instalasi Farmasi, disaksikan oleh pejabat yang
berwenang dan membuat Berita Acara Pemusnahan.

9
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


6. Penyimpanan Elektrolit Konsentrat
6.1 Larutan elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali
jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang
tidak sengaja di area tersebut. Area tersebut adalah IGD, Ruang Kebidanan (Maria),
Kamar Bedah.
6.2 Larutan elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi
label yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses.

7. Penyimpanan Obat Khusus


7.1 Produk nutrisi enteral disimpan di logistik farmasi sesuai dengan persyaratan
kondisi masing-masing produk/item yang tertera pada kemasan.
7.2 Produk nutrisi parenteral disimpan di logistik farmasi sesuai dengan
persyaratan penyimpanan yang ditetapkan oleh pabrik pembuatnya.
7.3 Penyimpanan reagen dilakukan di Instalasi Laboratorium dengan mengikuti
standar MSDS.
7.4 Bahan kontras radiologi disimpan di logistik farmasi dengan mengikuti
standar MSDS.
7.5 Gas medis disimpan tersendiri dalam posisi berdiri, terpisah antara tabung
gas medis kosong dan tabung gas medis yang ada isinya.
7.6 Obat-obat donasi disimpan di Instalasi Farmasi sesuai dengan persyaratan
penyimpanan sediaan farmasi lainnya.
7.7 Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dibawa
oleh pasien dan dapat digunakan oleh pasien selama dirawat di RS UMUM
KARTINI, disimpan di ruang keperawatan.

8. Pengelolaan Obat Emergensi di Unit-unit Layanan


8.1 Obat-obatan emergensi tersedia di unit-unit dimana akan diperlukan atau
dapat terakses segera dalam rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
emergensi.
8.2 Unit yang ditunjuk untuk mengelola sediaan farmasi emergensi wajib
menjamin ketersediaan, memantau, dan memastikan keamanan sediaan farmasi
emergensi tersebut. Apabila terjadi ketidaksesuaian jumlah fisik dengan jumlah
daftar persediaan, menjadi tanggung jawah penuh unit yang bersangkutan untuk
melengkapinya.
8.3 Unit yang menyimpan troli emergensi adalah Instalasi Gawat Darurat dan
Kamar Bedah, Kamar Bersalin, Unit Keperawatan Depan dan Unit Keperawatan
Belakang.
8.4 Sediaan farmasi emergensi disimpan di troli dan tas emergensi yang terkunci
menggunakan kunci plastik.
8.5 Unit yang wajib memiliki defibrilator pada troli emergensi adalah Instalasi
Gawat Darurat.

10
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


8.6 Jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai emergensi sesuai dengan daftar yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Panitia Farmasi dan Terapi.
8.7 Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai emergensi yang
telah digunakan harus diisi kembali tepat waktu dengan jumlah yang sama dan
dicatat pada buku inventory troli dan tas emergensi.
8.8 Setiap troli dan tas emergensi diberi catatan
“ADRENALIN/EPHINEPRINE DISIMPAN DI KULKAS” jika Adrenalin inj.
yang tersedia harus disimpan di kulkas.
8.9 Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai emergensi dicek
setiap hari oleh Perawat ruangan dan sebulan sekali oleh Tenaga Teknis
Kefarmasian.
8.10 Pengecekan troli dan tas emergensi yang dilakukan oleh staff ruangan selain
perawat, wajib diketahui dan disupervisi oleh penanggungjawab shift.

9. Penarikan Kembali dan Pemusnahan Sediaan Farmasi


9.1 Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan
reagensia yang disimpan di seluruh rumah sakit ke Logistik Farmasi dilakukan
apabila rusak, ketinggalan jaman, akan kadaluarsa dalam waktu 6 bulan, kecuali
obat dengan masa kadaluarsa pendek (misal vaksin) dan apabila terdapat informasi
penarikan dari BPOM, instansi yang berwenang atau distributor yang berkaitan
mengenai keamanan produk.
9.2 Bila obat yang akan kadaluarsa dalam waktu 6 bulan tersebut tidak ada
penggantinya, maka obat diberi label stiker FEFO (agar dapat digunakan dulu) dan
dapat disimpan di unit-unit dan dikembalikan ke Logistik Farmasi 1 (satu) hari
sebelum tanggal kadaluarsa.
9.3 Petugas Instalasi Farmasi berhak melakukan proses penarikan sediaan
farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai ke gudang farmasi.
9.4 Semua sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
rusak, ketinggalan jaman, kadaluarsa dan yang ditarik dari distributor, disimpan di
box tertutup dan terpisah dari sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis
pakai lainnya.
9.5 Pengembalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
ke distributor dilakukan oleh Instalasi Farmasi karena menjelang atau sudah
kadaluarsa, cacat produksi, stagnan atau tidak ada yang menggunakannya lagi.
9.6 Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang rusak,
ketinggalan jaman dan kadaluarsa yang tidak bisa dikembalikan ke distributor
karena alasan tertentu akan dimusnahkan dengan mengikuti aturan perundang-
undangan yang berlaku.

11
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com

10. Peresepan/Permintaan Obat dan Intruksi Pengobatan

10.1 Dokter yang boleh menulis resep di RS. UMUM KARTINI adalah semua
dokter yang telah mendapatkan Surat Penugasan (Clinical Appointment) dari
Direktur RS UMUM KARTINI yang memuat kewenangan klinis (Clinical
Privileges) yang boleh dilakukan di RS UMUM KARTINI.

10.2 Dokter harus memperhatikan risiko dalam menulis resep yaitu kontra
indikasi, alergi dan interaksi obat.

10.3 Penulis resep harus melihat daftar obat pasien (riwayat penggunaan obat)
sebelum masuk rawat inap yang diperoleh dari anamnese oleh dokter atau perawat
saat menulis order pertama obat.

10.4 Order pertama obat harus dibandingkan dengan daftar obat sebelum masuk
rawat inap.

11. Resep

11.1 Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi,


meliputi:

11.1.1 Identitas penulis resep/nama dokter.

11.1.2 Tempat dan tanggal penulisan resep (pada pojok kanan atas
resep).

11.1.3 Identitas pasien : nama pasien, nomor rekam medis, tanggal


lahir, alamat, berat badan jika diperlukan, khususnya untuk pasien anak-
anak.

11.1.4 Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan item resep atau
item obat.

11.1.5 Nama obat (generik atau paten bila diperlukan), satuan


dosis/kekuatan, rute atau bentuk sediaan, jumlah obat, signa obat dituliskan
dengan jelas.

11.1.6 Penulisan k/p, atau prn harus disertai dengan indikasi


penggunaan atau kapan diperlukannya, misalnya: prn sakit kepala atau prn
mual.
12
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


11.1.7 Bila ada permintaan obat yang tulisannya mirip dengan obat
lain (lihat daftar obat LASA), beri tanda garis bawah atau huruf kapital.

11.1.8 Tanda tangan/paraf dokter penulis resep di bagian akhir


penulisan resep sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

11.1.9 Tanda seru/paraf dokter untuk resep obat yang mengandung


obat dengan jumlah dosis yang melebihi dosis maksimum.

11.2 Penulisan resep khusus (radioaktif, narkotika/psikotropika) terdapat batasan


khusus :

11.2.1 Penulisan resep narkotika dan psikotropika hanya oleh DPJP.


Dokter umum boleh menulis resep khusus di bawah tanggung jawab DPJP.

11.3 Pada penulisan obat narkotika dan psikotropika/khusus agar sah harus
dibubuhi tanda tangan dokter (bukan paraf).

11.4 Tanda tangan dan paraf dokter dalam penulisan resep sesuai dengan spesimen
tanda tangan dan paraf.

11.5 Resep resmi harus ditulis oleh dokter peminta, bila pesanan obat per telepon,
resep dituliskan oleh dokter jaga IGD sesuai dengan advis per telepon oleh dokter
spesialis.

11.6 Resep harus ditulis pada lembar kertas resep yang memiliki logo atau kop
resmi.

11.7 Resep harus ditulis lengkap dengan tulisan tangan yang jelas dan mudah
dibaca.

11.8 Ada prosedur Rekonsiliasi Obat saat pasien masuk rawat inap yang
dilaksanakan oleh dokter.

11.9 Pemesanan/penulisan resep obat LASA (Look Alike Sound Alike) harus
menggunakan tallman lettering pada penulisan resep, harus dieja oleh penerima
instruksi bila pemesanan secara verbal/telepon.

11.10 Pemesanan/penulisan resep obat secara verbal atau melalui telepon harus
dicatat oleh penerima instruksi, dibaca ulang kembali oleh penerima instruksi
kepada pemberi instruksi dan dikonfirmasi ulang kebenarannya oleh pemberi
instruksi.

13
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


11.11 Petugas farmasi (Tenaga Teknis Kefarmasian dan Apoteker) harus melakukan
klarifikasi kepada penulis resep bila pesanan obat/resep tidak jelas, tidak terbaca,
tidak lengkap, atau menggunakan singkatan, simbol dan penunjukan dosis yang
dilarang.

12. Pembatasan Jumlah Resep atau Jumlah Pesanan Obat

12.1 Pembatasan penulisan resep perlu memperhatikan kondisi serta jaminan


pasien.
12.2 Penulisan resep:
12.2.1 Untuk pasien jaminan JKN/BPJS/Asuransi

→ Mengikuti Formularium Nasional yang berlaku

→ Mengikuti Formularium Rumah Sakit yang berlaku

12.2.2 Untuk pasien Asuransi

→ Mengikuti Formularium Rumah Sakit yang berlaku

→ Mengikuti Formularium Asuransi yang berlaku

12.2.3 Untuk pasien Umum

→ Mengikuti Formularium Nasional yang berlaku

→ Mengikuti Formularium Rumah Sakit yang berlaku.

12.3 Pembatasan penulisan resep bagi pasien rawat jalan:


12.3.1. Pasien non kronis diberikan obat untuk maksimal 5 hari.
12.3.2. Pasien kronis diberikan obat untuk 30 hari.
12.3.3. Pasien TB diberikan obat untuk 15 hari.
12.4 Pembatasan penulisan resep untuk pasien rawat jalan:
12.4.1 Obat sediaan injeksi diresepkan untuk pemakaian 1 hari.
12.4.2 Obat sediaan oral diresepkan untuk pemakaian 7 hari.
12.4.3 Obat TB diresepkan untuk pemakaian 15 hari.
12.3 Untuk peresepan obat-obatan dengan indikasi prn (pro re nata atau bila
perlu), perlu mencantumkan dosis maksimal obat serta disebutkan berapa kali
frekuensi pemberian (contoh : sampai demam hilang)

13. Penyiapan dan Penyerahan Obat


13.1 Penyiapan obat di farmasi dikerjakan oleh Apoteker dan/atau TTK yang
memiliki Surat Ijin Kerja yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang di bawah
pengawasan Apoteker.

14
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


13.2 Obat disalurkan dengan metode resep perorangan, diberikan kepada pasien
rawat inap oleh Perawat di unit perawatan.
13.3 Semua obat yang akan diserahkan kepada pasien harus diberi label dengan
tepat, meliputi nomor resep, tanggal penyiapan, nama obat, dosis/konsentrasi,
jumlah obat, tanggal kadaluarsa, cara penyimpanan, dan nama pasien.
13.4 Obat disalurkan dengan akurat dan tepat waktu.
13.5 Petugas Farmasi melakukan double check saat penyiapan obat untuk
menjamin 6 benar yaitu : Benar Nama Pasien, Benar Nama Obat, Benar Dosis
Obat, Benar Waktu Pemberian, Benar Cara Pemberian, Benar Obat Tidak
Kadaluarsa.
13.6 Obat yang tidak dibutuhkan lagi oleh pasien dengan alasan medis, bisa
dikembalikan lagi ke farmasi selama masa rawat inap atau 6 hari setelah pembelian
di rawat jalan.
13.7 Instalasi Farmasi tidak menerima resep dari luar RS. UMUM KARTINI
13.8 Penulisan resep untuk pasien umum dan asuransi mengikuti formularium
rumah sakit dan formularium nasional, penulisan resep untuk pasien JKN mengikuti
formularium nasional dengan aturan yang berlaku.
13.9 Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dokter dan telah
dilakukan telaah resep oleh apoteker atau telaah sederhana oleh tenaga teknis
kefarmaasian.
13.10 Obat pasien rawat inap dan rawat jalan yang berasal dari RS. UMUM
KARTINI dapat dikembalikan jika pasien alergi atau pasien meninggal dunia
dengan ketentuan yang berlaku.
13.11 Penggunaan obat Antibiotik sesuai dengan Pedoman Umum Penggunaan
Antibiotik Kementerian Kesehatan RI tahun 2015.
13.12 Pembelian obat keluar atau keapotek luar atau kerumahsakit lain atas
permintaan dokter, hanya bias dilayani jika di RS UMUM KARTINI tidak memiliki
obat yang mempunyai isi, efek farmakoterapi yang sama atau tidak ada saran
subtitusinya.
13.13 Instalasi Farmasi tidak menyediakan alkohol 70% untuk dijual bebas.
13.14 Instalasi Farmasi tidak menyediakan susu bayi (< 6 bulan) untuk dijual bebas.
13.15 Waktu tunggu pelayanan obat pasien rawat jalan untuk obat jadi ≤ 30 menit,
untuk racikan ≤ 60 menit. Waktu tunggu pelayanan obat pasien rawat inap 120
menit.

14. Keseragaman Sistem Penyiapan dan Penyerahan Obat


14.1 Resep atau pesanan obat dikaji ketepatannya.
14.2 Pengkajian dilakukan sebelum obat diberikan kepada pasien.
14.3 Apoteker melakukan pengkajian administrasi, farmasetik dan klinis.
14.4 TTK membantu melakukan pengkajian resep sederhana karena keterbatasan
jumlah Apoteker yang meliputi persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik,
mengecek dosis obat lazim dan duplikasi terapi.

15
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


14.5 Pengkajian administrasi meliputi : nama, tgl lahir, jenis kelamin dan berat
badan pasien; nama, nomor SIP dan paraf dokter; tanggal resep dan ruangan/unit
asal resep.
14.6 Pengkajian farmasetik meliputi : nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan,
dosis dan jumlah obat, stabilitas, aturan dan cara penggunaan.
14.7 Pengkajian klinis meliputi : ketepatan indikasi, dosis, frekuensi dan rute
pemberian, duplikasi pengobatan, alergi, kontraindikasi, interaksi obat dan
makanan.
14.8 Pengkajian tidak perlu dilakukan pada keadaan darurat atau bila dokter
pemesan hadir untuk pemesanan, pemberian dan monitoring pasien (misal di kamar
bedah atau IGD) atau dalam tindakan radiologi intervensional dimana obat
merupakan bagian dari prosedur.
14.9 Apoteker/TTK harus melakukan klarifikasi kepada dokter penulis resep bila
hasil pengkajian tidak memenuhi persyaratan sebelum obat diberikan kepada pasien
dan didokumentasikan.

15. Penetapan Staf Klinis yang Kompeten dan Berwenang


15.1 Penyiapan obat di farmasi dikerjakan oleh Apoteker dan/atau TTK yang
memiliki Surat Ijin Kerja yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang di bawah
pengawasan Apoteker.
15.2 Staff yang berwenang memberikan obat adalah apoteker yang memiliki STR
dan SIPA, tenaga teknis kefarmasian yang memiliki STRTTK dan SIKTTK di RS
UMUM KARTINI, untuk pasien rawat inap tenaga bidan dan perawat yang telah
menerima surat pendelegasian.

16. Verifikasi Penyerahan Obat


16.1 Pemberian obat harus meliputi proses verifikasi 6 benar, yaitu :
16.1.1 Petugas mengecek identitas pasien (nama, tanggal lahir, dan
nomor rekam medis) di label obat dengan daftar obat pasien.
16.1.2 Mengecek nama obat

Petugas mengecek nama obat pada label obat dicocokkan dengan obat dan
16
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


daftar obat. Petugas mengecek kesesuaian obat yang akan diberikan
dengan kondisi klinis pasien.

16.1.3 Mengecek dosis obat

Petugas mengecek kekuatan obat


(miligram/gram/mililiter/persentase/unit/dll) dan dicocokkan dengan daftar
obat.

16.1.4 Mengecek waktu pemberian obat

Petugas mengecek aturan pakai obat (frekuensi) dan dicocokkan dengan


daftar obat. Petugas mengecek waktu pemberian obat (sebelum
makan/sesudah makan/bersama makan/dll) dan dicocokkan dengan daftar
oba dengan rute yang diinstruksikan.

16.1.5 Mengecek cara pemberian obat

Petugas mengecek rute pemberian obat (oral/iv/im/sc/dll) dan dicocokkan


dengan daftar obat. Petugas memastikan obat dapat diberikan kepada
pasien sesuai dengan rute yang diinstruksikan.

16.1.6 Mengecek kadaluarsa obat

Petugas mengecek tanggal kadaluarsa obat yang tertera pada obat atau
etiket obat (jika tidak tertera pada obat)

17. Pengobatan Sendiri (Self Administration)


17.1 Pasien tidak diperkenankan membawa sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan
medis habis pakai dari luar RS UMUM KARTINI selama menjalani perawatan di
RS UMUM KARTINI, kecuali :
17.1.1 Untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis
pakai yang memang benar-benar dibutuhkan oleh pasien dan tidak tersedia
alternatifnya atau tidak ada di formularium.
17.1.2 Obat yang dipakai pasien karena meneruskan terapi
sebelumnya.

17
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com


17.2 Sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai yang dibawa oleh
pasien harus diperiksa oleh Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian atau Perawat
untuk memastikan :
17.2.1 Kualitas fisik
17.2.2 Label identitas obat
17.2.3 Tanggal kadaluarsa atau beyond use date
17.3 Sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai yang dibawa oleh
pasien dapat digunakan bila telah diperiksa dan terbukti layak digunakan serta
mendapat persetujuan dari dokter yang merawat.
17.4 Sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai yang dibawa oleh
pasien dan disetujui oleh DPJP untuk dipakai lagi, disimpan di pos perawat.
17.5 Obat dari rumah yang disetujui oleh DPJP untuk dipakai lagi, wajib diberi
label.
17.6 Sediaan farmasi yang tidak dipakai diberi penandaan STOP, dan
dikembalikan ke pasien.
17.7 DPJP menuliskan obat yang disetujui untuk dipakai di Daftar Obat.

18. Pemantauan Terapi Obat dan Efek Samping


18.1 Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien.
18.2 Pemantauan terapi obat dilakukan terhadap indikasi obat, efektivitas obat,
keamanan obat, dan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat.
18.3 Pemantauan terapi obat didokumentasikan di formulir asuhan kefarmasian
dan dalam catatan perkembangan terintegrasi untuk intervensi yang diberikan
dengan metode SOAP.
18.4 Kegiatan pemantauan terapi obat dilakukan kepada pasien rawat inap dan
atau rawat jalan tertentu (pasien TB) sesuai dengan ketersediaan jumlah Apoteker.
18.5 Setiap petugas kesehatan (dokter, perawat, apoteker, dan lain-lain)
berkolaborasi untuk memantau efek obat yang digunakan oleh pasien.
18.6 Pasien dan keluarganya diedukasi untuk dapat memantau efek obat sesuai
dengan jenis obat yang digunakan.
18.7 Penggunaan setiap jenis obat untuk pertama kali pada pasien harus dilakukan
pemantauan efeknya.
18.8 Respon pasien terhadap obat-obatan baik respon yang diharapkan maupun
yang tidak diharapkan harus dicatat di lembar catatan perkembangan terintegrasi.
18.9 Efek obat yang tidak diharapkan yang dialami pasien segera dilaporkan oleh
petugas kesehatan ke DPJP/Dokter Jaga dalam waktu maksimal 5 (lima) menit dan
dicatat di lembar catatan perkembangan terintegrasi.
18.10 Hasil pemantauan efek obat digunakan sebagai pertimbangan untuk
melakukan modifikasi terapi obat.
18.11 Petugas kesehatan melakukan pelaporan efek samping obat sesuai dengan
kebijakan pelaporan efek samping obat.
18.12 Petugas melaporkan kesalahan obat sesuai dengan kebijakan pelaporan
insiden keselamatan pasien.

18
RUMAH SAKIT UMUM KARTINI
Jl. Kartini Nomor 104 Kalirejo Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah

Telp. 0729-370028, Fax. 0279-370883, email: rumahsakitkartini@yahoo.com

19. Medication Safety


19.1 Medication Error/kesalahan obat adalah setiap kejadian yang sebenarnya
dapat dicegah yang dapat menyebabkan atau membawa kepada penggunaan obat
yang tidak layak atau membahayakan pasien, ketika obat berada dalam kontrol
petugas kesehatan, pasien, atau konsumen.
19.2 Setiap kesalahan obat yang ditemukan wajib dilaporkan oleh petugas yang
menemukan atau terlibat langsung dengan kejadian tersebut atau kepala unit/kepala
ruang.
19.3 Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan alur dan format Laporan
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) yang sudah ditetapkan oleh Panitia Mutu dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
19.4 Kerangka waktu pelaporan, risk grading, tindak lanjut dan pencegahan
medication error mengikuti aturan pelaporan insiden keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
19.5 Tipe kesalahan obat (medication error) yang harus dilaporkan adalah
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/Adverse Event,
dan Kejadian Sentinel.

Ditetapkan di Kalirejo
Pada tanggal 10 Juni 2018
DIREKTUR RSU KARTINI

dr. Hernowo Anggoro Wasono, M.Kes.

19

Anda mungkin juga menyukai