1.1.Definisi
Gagal ginjal akut (GGA) merupapakan sindrom klinik akibat adanya
gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam
sampai beberapa hari) yang menyebabkan retensi sisa metabolism nitrogen (urea-
kreatinin) dan non-nitrogen, dengan atau tanpa disertai oluguria. Tergantung dari
keparaan dan lamanya gangguan fungsi ginjal, retensi sisa metabolisme tersebut
dapat disertai dengan gangguan metabolic lainnya seperti asidosis dan
hiperkalemia, gangguan keseimbangan cairan serta dampak terhadap beragai
organ tubuh lainnya
Diagnosis GGA berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditegakkan bila
terjadi peningkatan secara mendadak kreatinin serum 0,5 mg% pada pasien
dengan kadar kreatinin awal <2,5 mg% atau peningkatan > 20% bila kreatinin
awal > 2,5 mg%. dengan demikian gagal ginjal akut pada gagal ginjal kronis
(acute on chronic renal disease) termasuk dalam definisi ini. The Acute Dialysis
Quality Intiations Group membuat RIFLE sistem yang mengklasifikasikan GGA
dalam tiga katagori menurut beratnya (Risk Injury Failure) serta dua katagori
akibat klinik (Loss dan End Stage renal disease)
1.2 Diagnosis
Pemeriksaan fisik dan penunjang adalah untuk membedakan GGA pre-renal,
GGA renal, dan GGA post-renal.
Dalam menegakkan diagnosis gagal ginjal akut perlu diperiksa :
1. Anamnesis yang baik serta pemeriksaan fisik yang teliti ditujukan untuk
mencari penyebab GGA seperti misalnya operasi kardivaskuler, angiografi,
riwayat infeksi (Infeksi kulit, infeksi tenggorokan, infeksi saluran kemih),
riwayat adanya bengkak, riwayat kencing batu.
2. Membedakan gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis GGK misalnya anemia
dan ukuran ginjal yang kecil menunjukkan gagal ginjal kronis.
3. Untuk mendiagnosis GGA diperlukan pemeriksaan berulang fungsi ginjal
yaitu kadar ureum, kreatinin dan filtrasi glomerulus. Pada pasien yang dirawat
selalu diperiksa asupan dan keluaran cairan, berat badan dan untuk
memperkirakan adanya kekurangan atau kelebihan cairan tubuh. Pada gagal
ginjal akut yang berat dengan berkurangnya fungsi ginjal ekskresi air dan
garam berkurang sehingga dapat menimbulkan asidosis metabolic dengan
kompensasi pernafasa Kussmaul. Umumnya pasien GGA lebih didominasi
oleh factor-faktor presipitasi atau penykait utamanya.
4. Assessment of patient with acute renal failure (tabel 2)
5. A. kadar kreatinin serum. Pada gagal gibjal akut faal ginjal dinilai dengan
memeriksa berulang kali kadar serum creatinin. Kadar serum kreatinin tidak
dapat mengukur secara tepat laju filtrasi glomerulus karena tergantung dari
produksi (otot), distribusi dalam cairan tubuh dan ekskresi oleh ginjal.
b. kadar cystatin C serum. Walaupun belum diakui secara umum nilai serum
cystatin C dapat menjadi indicator gagal ginjal akut tahap awal yang cukup
dapat dipercaya.
c. volume urin. Anuria akut atau oliguria berat merupakan indicator yang
spesifik untuk gagal ginjal akut, yang dapat terjadi sebelum perubahan nilai-
nilai biokimia darah. Walaupun demikian volume urin pada GGA bisa
beracam-macam, GGA pre-renal dan GGA renal dapat ditandai baik oleh
anuria maupun poliuria.
d. Kelainan analisis urin (tabel 3)
e. Petanda biologis (Biomarker). Syarat petanda biologis GGA adalah mampu
di deteksi sebelum kenaikan kadar kreatinin disertai GGA adalah mampu
dideteksi sebelum kenaikan kadar kreatinin disertai dengan kemudahan teknik
pemeriksaannya. Petanda biologis ini adalah zat –zat yang dikeluarkan oleh
tubulus ginjal yang rusak, seperti interleukin 18, enzim tubular, N-acetyl-β-
glucosamidase, alanine aminopeptidase, kidney injury molecule. Dalam satu
penelitian pada anak-anak pasca bedah jantung terbuka gelatinase-associated
lipocalin (NGAL) terbukti dapat di deteksi 2 jam setelah pembedahan, 34 jam
lebih awal dari kenaikan kadar kreatinin. Dalam masa yang akan datang
kemungkinan diperlukan kombinasi dari petanda biologis.
1.4 Penatalaksanaan
Tujuan pengelolaan terjadinya kerusakan ginjal, mempertahankan
hemostasis, melakukan resusitasi, mencegah komplikasi metabolic dan infeksi
serta mempertahankan pasien tetap hidup sampai faal ginjalnya sembuh secara
spontan. Prinsipp pengelolaannya dimulai dengan mengidentifikasi pasien
berisiko GGA sebagai tindak pencegahan mengatasi penyebab GGA.
Mempertahankan hemostasis mempertahankan euvolemia, keseimbangan cairan
dan elektrolit, mencegah komplikasi metabolic serta hiperkalemia, asidosis,
hiperfosfotemia, mengevaluasi status nutrisi, kemudia mencegah infeksi dan
selalu mengevaluasi obat-obat yang dipakai.
Untuk pencegahan pada beberapa keadaan misalnya pengguunaan zat
kontras yang dapat menyebabkan nefropati kontras. Pencegahan nefropati akibat
zat kontras adalah menjaga hidrasi yang baik, pemakaian N-Acetyl cystein serta
pemakaian furosemid. Pada penyakit tropic perlu diwaspadai kemungkinan GGA
pada gastroenteritis akut, malaria dan demam berdarah.
Bila GGA sudah terjadi perlu pengobatan khusus, umumnya daam ruang
lingkup perawatan intensif sebab beberapa penyakit primernya yang berat seperti
sepsis, gagal jantung dan usia lanjut diajurkan untuk inisiasi dialysis dini.
Dialysis berfungsi untuk koreksi akibat metabolic dari GGA. Dengan dialysis
dapat diberikan cairan atau nutrisi dan obat-obat yang lain seperti antibiotic.
GGA post-renal memerlukan tindakan cepat bersama dengan ahli uroloogi
misalnya pembuatan nefrostomi, mengatasi saluran kemih dan menghilangkan
sumbatan yang disebabkan oleh batu, striktur urethra atau embesaran prostat.
Kebutuhan nutrisi pada GGA sangat bervariasi sesuai penyakit dasarnya
atau kondisi komorbidya, dari kebutuhan yang biasa, sampai kebutuhan yang
tinggi seperti pada pasien sepsis. Rekmendasi nutrisi GGA amat berbeda dengan
GGK dimana pada GGA kebutuhan nutrisi disesuaikan dengna keadaan proses
kataboliknya. Pada GGK justru dilakukan pembatasan-pembatasan. GGA
menyebabkan abnormalitas metabolism yang amat kompleks, tidak hanya
pengaturan air, asam basa, elektrolit, tetap juga asam amino/protein karbohidrat
dan lemak. Heterogenitas GGA yang amat tergantung penyakit dasarnya
membuat keadaan ini lebih kompleks. Oleh karena itu nutrisi pada GGA
disesuaikan dengan proses katabolis yang terjadi sehingga pada suatu saat akan
normal lagi.