Anda di halaman 1dari 56

Asuhan Keperawatan Perioperatif

Pasien dengan Modified Radikal


MASTEKTOMI Sinistra

JUL STEVIE CLAUDIA LARIO


Table of Contents
Tinjauan Teori
I. Anatomi Mammae
Setiap manusia memiliki payudara, baik
pria maupun wanita. Hanya saja payudara
pria dan wanita memiliki fungsi yang sangat
berbeda. Payudara pada pria ada, tapi tidak
dapat berkembang. Sementara pada
wanita, payudara akan terbentuk setelah
pubertas dan merupakan organ penentu
akan identitas bagi seseorang yang disebut
sebagai Wanita dewasa ( siap bereproduksi)
3

• Payudara pada wanita merupakan


stuktur berpasangan yang terletak pada
dinding toraks anterior. Payudara
mengandung kelenjar susu, fungsi
utamanya adalah memproduksi ASI /
menyusui . Kebanyakan payudara wanita
tidak simetris, dari segi ukuran maupun
letak.
• Struktur anatomi payudara dapat dibagi
menjadi dua, yang pertama struktur yang
dapat Anda lihat dengan mata telanjang
yakni anatomi luar payudara. Sementara
bagian yang menyusun payudara terletak
di bagian dalam dan disebut anatomi
payudara bagian dalam.
17/05/2019
4

A. Struktur anatomi payudara bagian luar


1. Korpus (badan payudara)
Yang dimaksud korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran pada payudara atau bisa disebut
dengan badan payudara. Sebagian besar badan payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi
oleh kulit.
2. Areola
Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu. Ada banyak kelenjar sebasea, kelenjar keringat,
dan kelenjar susu. Kelenjar sebasea berfungsi sebagai pelumas pelindung bagi areola dan puting susu. Bagian
areola inilah yang akan mengalami pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui.
3. Puting susu (papilla)
Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap. Puting terletak dibagian tengah areola yang
sebagian besar terdiri dari serat otot polos, berfungsi untuk membantu puting agar terbentuk saat distimulasi.
Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di puting susu dan areola akan meningkat
(sehingga warnanya jadi lebih gelap) dan membuat puting susu semakin menonjol.

17/05/2019
5

17/05/2019
6

B. Struktur anatomi payudara bagian dalam


1. Jaringan adiposa
Sebagian besar payudara wanita terdiri dari jaringan adiposa atau yang biasa disebut sebagai
jaringan lemak. Jaringan lemak terdapat bukan hanya di payudara, tapi di beberapa bagian tubuh
lainnya.
Pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan menentukan perbedaan ukuran payudara wanita
satu dengan lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi yang lembut pada payudara.
2. Lobulus, lobus, dan saluran susu
Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian dalam penyusun korpus atau badan payudara,
yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit terkecil produksi susu. Lobulus yang
terkumpul kemudian membentuk lobus, dalam satu payudara wanita umumnya terdapat 12-20
lobus.
Lobus dan lobulus dihubungkan oleh saluran susu yang membawa susu bermuara ke puting susu.
17/05/2019
7

17/05/2019
8

3. Pembuluh darah
Pembuluh darah dan
kelenjar getah bening juga
merupakan bagian yang
menyusun payudara. Selain
terdiri dari kumpulan
lemak, pada payudara juga
terdapat kumpulan
pembuluh darah yang
berguna untuk menyuplai
darah. Terutama pada ibu
hamil dan menyusui, darah
membawa oksigen dan
nutrisi ke jaringan payudara
kemudian pembuluh darah
di payudara bertugas
memasok nutrisi yang
dibutuhkan untuk produksi
ASI.
17/05/2019
9

4. kelenjar getah bening


Sementara getah bening adalah cairan yang
mengalir melalui jaringan yang disebut sistem
limfatik dan membawa sel-sel yang membantu
tubuh untuk melawan infeksi. Saluran getah
bening mengarah ke kelenjar getah bening yang
berukuran kecil yang merupakan bagian dari
sistem limfatik.
Kelenjar getah bening terletak di beberapa
bagian tubuh seperti di ketiak, dada, rongga
perut, dan di atas tulang selangka. Pada kasus
kanker payudara, sel yang menyebabkan kanker
bisa masuk melalui pembuluh darah atau
saluran getah bening. Jika kanker telah mencapi
titik ini, kemungkinan besar sel kanker telah
menyebar ke bagian tubuh yang lain.
17/05/2019
10

17/05/2019
11

II. Ca Mammae
1. Definisi
Kanker berasal dari bahasa Yunani Cancri
yang berarti kepiting. Hal ini dikarenakan
bentuk pembuluh darah yang
mengelilingi tumor dianggap berbentuk
seperti capit serta kaki-kaki kepiting bagi
orang-orang jaman dahulu. Kanker
adalah tumor ganas sedangkan tumor
jinak tidak bisa dikatakan kanker
(Virshup, 2010). Kanker ditandai dengan
pembelahan sel yang tidak terkendali.
Pertumbuhan yang tidak terkendali
tersebut disebabkan oleh kerusakan DNA
akibat mutasi di gen vital yang
mengontrol pembelahan sel (Murray, et
al., 2003).
17/05/2019
12

• Kanker payudara adalah tumor yang


berasal dari kelenjar payudara. Gangguan
dalam keseimbangan ini akan dapat
mengakibatkan terjadinya kanker.
Estrogen receptor memainkan peran
penting pada pertumbuhan sel. Dalam
tubuh manusia terdapat dua jenis
reseptor estrogen yaitu ERα dan Erβ,
yang berbeda letaknya dalam tubuh.
Salah satu titik untuk pengobatan kanker
khususnya kanker payudara adalah
dengan menghambat aktivitas estrogen
pada Estrogen Receptor alpha (ERα).
( Kumar, 2005 )

17/05/2019
13

Kanker payudara yang paling umum terjadi


• Ductal carcinoma in situ. Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium
awal dan mudah diobati. Namun demikian, kanker ini bisa menyebar ke jaringan sekitarnya jika tidak segera ditangani.
• Lobular carcinoma in situ. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus. Sama seperti ductal carcinoma in situ, kanker ini tidak menyebar ke jaringan
sekitarnya.
• Invasive ductal carcinoma. Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang
lain. Jenis kanker ini terjadi pada 70-80% kasus kanker payudara.
• Invasive lobular carcinoma. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus
kanker payudara.

Sedangkan jenis kanker payudara yang jarang terjadi ;


• Angiosarcoma. Adalah jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan saluran getah bening di payudara.
• Penyakit Paget. Merupakan kanker yang tumbuh di puting payudara, lalu meluas ke area hitam di sekitar puting (areola).
• Tumor phyllodes. Jenis kanker yang jarang ini tumbuh di jaringan ikat payudara yang disebut stroma.
• Inflammatory breast cancer. Adalah jenis kanker payudara yang jarang, namun berkembang cepat dan menyumbat saluran getah bening,
sehingga membuat payudara tampak meradang seperti infeksi.
• Triple negative breast cancer. Adalah jenis kanker yang menunjukkan hasil negatif pada pemeriksaan keberadaan reseptor hormon estrogen
(ER), reseptor hormon progesterone (PR), dan reseptor protein HER-2 pada jaringan kanker, yang biasanya positif pada kanker payudara.

17/05/2019
14

17/05/2019
15

2. Faktor Penyebab
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih
belum Di ketahui. Tetapi ada beberapa faktor resiko, yaitu:
- Faktor reproduksi
- Penggunaan Hormon Estrogen
- fibrokistik / tumor sebelumnya
- Obesitas
- Pola Hidup / olahraga
- Radiasi
- Faktor genetik
17/05/2019
16

2. Tanda / gejala
a. Benjolan atau penebalan pada payudara
b. Pada tahap lanjut, kulit cekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu nyeri
- Nyeri tekan , keluar cairan dan berdarah dari putting
- Kulit peau d’orange
- Tanpa / ada ulserasi pada payudara
c. Bila sudah metastasis
- Nyeri pada bahu, pinggang, bahu bagian bawah atau pelvis
- Batuk menetap
- Anoreksi ,Gang pencernaan, BB turun
- Pusing, penglihatan kabur dan nyeri kepala
d. Pembesaran kelenjar getah bening
(Gale .1991)

17/05/2019
17

3. Klasifikasi Stadium Ca
Mammae
Hal yang paling mendasar
dalam menegakkan Diagnosa
pasti karsinoma mammae
melalui tiga langkah ( Triple
Diagnostic )
Yaitu ;
a. Pemeriksaan klinis
b. Radiologis (Mammografi)
c. Sitologis / PA
17/05/2019
18

• Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasien, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan
sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada
tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
• Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak
dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM
yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari
World Health Organization) / AJCC (American Joint Committee On cancer yang
disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).

17/05/2019
19

Sistem TNM
• TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau
penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi
(PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
• T (tumor size), ukuran tumor:
– T 0: tidak ditemukan tumor primer
– T 1: ukuran tumor diameter < 2 cm
– T 2: ukuran tumor diameter antara 2–5 cm
– T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
– T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak,
kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
• N (nodul), kelenjar getah bening regional (kgb):
– N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
– N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
– N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
– N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
• M (metastasis), penyebaran jauh:
– M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
– M 0: tidak terdapat metastasis jauh
– M 1: terdapat metastasis jauh

17/05/2019
20

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut


kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
• Stadium 0: T0 N0 M0
• Stadium 1: T1 N0 M0
• Stadium II A: T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
• Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
• Stadium III A: T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0
• Stadium III B: T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
• Stadium III C: Tiap T N3 M0
• Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

17/05/2019
21

4. Pemeriksaan
Penunjang

a. PemerikSAan
payuDAra sendiRI
(SADARI) secara
teratur setiap
bulan untuk
deteksi dini
adanya tumor /
kanker pada
payudara
(MenKes,2005)
17/05/2019
22

b. Mamografi

Pemeriksaan sinar-X payudara untuk


mengidentifikasi tumor / kanker,
dianjurkan untuk 40 tahun keatas.

17/05/2019
23

c. Pemeriksaan USG, adanya


dan ukuran tumor
d. Pemeriksaan USG untuk
histopatologis yang dilakukan
dengan :
1) Biopsi jaringan, dengan
mengangkat sebagai jaringan
tumor dan sedikit jaringan
sehat, dilakukan untuk tumor-
tumor yang inoperable atau
lebih besar dari 5 cm.
2) Core Needle Biopsi / FNAB

17/05/2019
24

4. Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
Pasien diberi obat-obatan yang digunakan untuk membunuh sel - sel kanker (ACS, 2013)
2. Radiasi
Diameter sel kanker yang telah mengecil memungkinkan untuk dilakukan terapi radiasi
3. Terapi Hormonal
Terapi hormonal adalah bentuk lain dari terapi sistemik. Terapi ini paling sering digunakan sebagai
terapi adjuvan untuk membantu mengurangi resiko kanker datang kembali setelah operasi.
4. Pembedahan
Pembedahan seringkali dipilih sebagai metode pengobatan primer (Brunner & Suddarth, 2001).
pembedahan dapat diberikan bersama pengobatan lain seperti radiasi atau kemoterapi (ACS,2013)
MASTEKTOMI

17/05/2019
25

III. MASTEKTOMI
1. Definisi
Mastektomi adalah istilah kedokteran bagi
operasi pengangkatan satu ataupun kedua
payudara, bisa sebagian ataupun seluruhnya.
Pengobatan kanker payudara pada dahulu kala
ialah dengan mengangkat payudara secara
keseluruhan ( Radikal mastektomi), Akhir-akhir
ini, keputusan untuk melakukan mastektomi
dipertimbangkan berdasarkan factor-faktor,
antara lain: ukuran payudara, jumlah massa
(benjolan), keagresifitasan dari sel kanker
payudara tersebut, efek dari terapi radiasi, dan
kemauan penderita untuk menerima resiko yang
lebih tinggi angka kekambuhan setelah
dikerjakan lumpectomy dan radiasi.

17/05/2019
26

2. Indikasi
a. Wanita yang telah menerima terapi radiasi pada payudara yang sakit,
b. Wanita dengan kanker pada dua area atau lebih pada satu payudara dengan jarak yang terlalu jauh untuk
diangkat dengan satu kali pengirisan (incision),
c. Wanita yang telah menjalani lumpectomy sebelumnya bersama dengan re-excision namun belum dapat
mengangkat kanker secara keseluruhan,
d. Wanita yang memiliki kelainan atau penyakit pada jaringan ikatnya, seperti scleroderma, dimana hal tersebut
membuat penderita, secara khusus, sensitive terhadap efek dari terapi radiasi,
e. Wanita hamil yang masih memerlukan terapi radiasi selama masa kehamilannya, yang bila dikerjakan akan
berbahaya bagi janin,
f. Wanita yang memiliki tumor dengan diameter lebih besar dari 5 cm yang tidak bisa mengecil dengan terapi
tambahan, seperti kemoterapi,
g. Wanita dengan kanker yang ukurannya relative lebih besar dari pada ukuran payudaranya,
h. Wanita yang terbukti positif pada terjadinya mutasi penghilangan (deleterious mutation) pada gen BRCA1 atau
BRCA2 dan mau dikerjakan operasi profilaksis pengangkatan payudara,
17/05/2019
27

3. Jenis / indikasi
Mastektomi
Tindakan pembedahan mastektomi
ini didasarkan diagnosis dan staging
dari kanker payudara. Ada beberapa
faktor yang dilihat seperti : kondisi
umum pasien, usia pasien, sudah
menopause atau belum, ukuran
tumor, stadium tumor (apakan sudah
terjadi penyebaran jauh atau
metastasis atau belum), agrasifitas
tumor, dan status hormon tubuh
serta ada tidak keterlibatan
limfonodi.
17/05/2019
28

a. Mastektomi Parsial
Prosedur ini digunakan pada kanker payudara stadium
1 dan 2. prosedur ini akan diikuti kemo dan terapi
radiasi pada jaringan payudara yang tersisa. Dengan
terapi radiasi ini, sinar X di sinarkan ke jaringan
payudara untuk membunuh sel kanker dan mencegah
penyebaran dan rekurensi. Pada beberapa kasus,
setelah tindakan ini diikuti tindakan bedah lainnya
terutama jika sel kanker masih terdapat di jaringan
payudara. Jenis mastektomi parsial meliputi :
- Lumpectomy : pengambilan tumor / kanker dan
sedikit jaringan sehat di sekitar tumor utama
- Quadranectomy : pengambilan tumor lebih luas dari
lumpektomi dan biasanya lebih dari seperempat
jaringan payudara total.

17/05/2019
29

b. Mastektomi Total
Mastektomi total disebut juga
mastektomi Simpel. Pada prosedur
ini, dilakukan pengangkatan
jaringan payudara disertai puting,
tetapi tidak termasuk
pengangkatan pada limfonodi,
glandula sekitar payudara yang
berguna bagi imunitas pasien.
Mastektomi total dilakukan
terutama jika tidak ada
keterlibatan limfonodi sekitar

17/05/2019
30

c. Mastektomi Prefentif
Mastektomi jenis ini disebut juga dengan mastektomi
profilaksis dan dilakukan teruama pada wanita dengan
risiko tinggi kanker payudara, terdeteksi lewat
beberapa px penunjang serta dalam stadium awal.
Penelitian menunjukkan wanita dengan risiko tinggi
kanker payudara 90% menurun setelah dilakukan
tindakan mastektomi profilaksis ini.

Setelah prosedur ini, jika ingin dibuatkan payudara


buatan atau rekontruksi maka dapat dilakukan segera
(immedietly) dan tertunda (delayed). Pada prosedur
rekontruksi ini, jaringan sintesis atau jaringan lemak
dari bagian tubuh lain dimasukkan ke payudara sebagai
pengganti jaringan payudara yang telah diangkat.

17/05/2019
31

d. Mastektomi Radikal
Mastektomi radikal ini mengangkat
payudara dan meliputi puting serta
limfonodi sekitar, serta sebagian otot
dada. Tindakan pembedahan ini akan
mengangkat kulit, dan otot di payudara
serta limfonodi. Karena tindakan
mastektomi tipe ini tidak efektif dan
merupakan jenis yang sangat ekstrim
maka sangat jarang dilakukan kecuali
kanker payudara sudah benar-benar
ganas dan invasi ke dalam otot dada
serta limfonodi ( Paliatif )

17/05/2019
32

e. Modified Mastektomi Radikal


Modified Radical Mastectomy
adalah suatu tindakan pembedahan
onkologis pada keganasan payudara
yaitu dengan mengangkat seluruh
jaringan payudara yang terdiri dari
seluruh stroma dan parenkhim
payudara, areola dan puting susu
serta kulit diatas tumornya disertai
diseksi kelenjar getah bening aksila
ipsilateral level I, II/III secara en bloc
TANPA mengangkat musc. pektoralis
major dan minor.

17/05/2019
33

4. Beberapa Teknik insisi


pada operasi Mastektomi
a. Cara “ ORR “
Insisi yg paling sering digunakan
untuk nodul tumor pada kuadran
kanan atas, serta lapang operasi
lebih luas untuk teknik operasi
MRM.
kadang terdapat space jaringan /
tension jaringan, penyembuhan
luka agak lambat, kosmetik kurang
baik.
17/05/2019
34

b. Cara “ Stewart “
insisi yang paling sering di
gunakan terlebih pada
prosedur operasi mastektomi
total, tumor yg terletak pada
ke empat kuadran mammae
(Multinodul)
jarang menyisahkan space
jaringan, serta dari segi
kosmetik luka operasi lebih
baik.
17/05/2019
35

c. Nipple Sparing Mastectomie


insisi untuk operasi mastektomi parsial ( Lumpektomi, Wide Exicion, Quartektomi )

17/05/2019
36

d. Insisi “ Halsted “

e. Insisi “ Kocher &


Greenough “

17/05/2019
37

Cara Insisi operasi yang di pakai tentunya menyesuaikan dengan, letak, besar
nya tumor serta jenis prosedur yang akan dilakukan pada Mastektomi.
(Contoh landmark pada operasi mastektomi)

17/05/2019
38

IV. Asuhan Keperawatan Perioperatif Mastektomi


a. Pengkajian :
• Identitas pasien
• Tanda-tanad vital
• Riwayat penyakit : alergi, penyakit paru (asma, PPOM, TB paru), penggunaan narkoba, alkoholisme, menggunakan obat seperti
kortikosteroid dan obat jantung
• Riwayat kesehatan keluarga : DM. Hipertensi
• Status nutrisi : BB, puasa, tinggi badan
• Keseimbangan cairan dan elektrolit
• Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan implan lainnya
• Pencukuran daerha operasi
• Kolaborasi dengan dokter anestesi tentang pemberian jenis anestesi dan pemakaian obat anestesi yang akan dilakukan
• Pemeriksaan penunjung : rontgen, EKG, pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, faal hepar, faa ginjal, masa pembekuan darah),
biopsi, pemeriksaan gula darah
• Informed consent bedah dan anastesi

17/05/2019
39

b. Diagnosa keperawatan Mastektomi


1) Pre Op
• Cemas berhubungan dengan krisis situasional
• Gangguan asupan nutrisi
• Nyeri berhubungan dengan adanya proses keganasan
2) Intra Op
• Gangguan Hemodinamik berhubungan dengan obat obatan anasthesi
3) Post Op
• Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi
• Integritas kulit terganggu berhubungan adanya proses keganasan
17/05/2019
40

Tinjauan Kasus
I. Pengkajian
A. Identitas pasien
Ny. FB ,umur 73 thn
B. Riwayat MRS dan keluhan utama
tgl. 10-05-2018 registrasi RS untuk rencana operasi 11-05-2018 ( Sdh Kontrol sebelmnya di Poli)
Benjolan mammae Kanan sejak 1,6 thn lalu; sdh biopsi eksisi, hasil PA Ca mammae dextra st.3, sdh
di kemo 4x, KGB axila (+), ulkus (-)
Benjolan mammae Kiri sejak 1 thn lalu, sdh kemo 11x, radiasi 30x, Riwayat TB (+) sdh selesai OAT
C. Diagnosa medik
Ca Mammae Dextra St. 3
Ca mammae Sinistra Pro MRM oleh dr. BAB
17/05/2019
41

1. Pre Op
a. Penerimaan pasien
11-05-2018 pkl. 15:20
Menerima pasien dan oforan
dengan perawat ruangan ; KU
sedang, kesadaran CM, GCS
15, persediaan darah WBC
500cc, hasil lab (+), informed
consent bedah / anastesi (+)
(persiapan lainnya tercatat
dalam surgical Check List )
17/05/2019
42

b. Persiapan Consumable
- Gown linen set
- Handscoen (sesuai ukuran Tim)
- Abdominal pack 2 set
- Blade 10 / 2
- Gaas non x-ray
- Lap sponge
- Iodine Povidone
- Nacl 0,9 %
- Skin Marker / spidol marker
- benang silkam 2/0 tapper, 2/0 cutting
- benang PGA no. 2/0, 3/0
- Drain vacum no. 14
- Elastis verban 6inc
- dll

17/05/2019
43

c. Persiapan OT dan Electrosurgical


- Meja operasi
- Mesin elektrosurgey
- Pencil Cauter ( M / B )
- Mesin suction
- Slang suction
- Meja mayo / instrumen
- handle light
- Mesin Penghangat
- Persiapan Anastesi

17/05/2019
44

d. Persiapan Instrumen
- Basic Set

17/05/2019
45

Instrumen Meja Mayo


- Piala ginjal dgn blade 10
- Klem bengkok / 4
- Klem 90 / 1
- Ring Forceps / 1
- Gunting metzembaun / 1
- Gunting jaringan sedang / 1
- Gunting benang / 1
- Pincet cirurgis / 2
- Pincet Anatomis / 2
- Klem Kocher / 2
- Canule Suction / 1
- Langenback / 2
- Gaas Non X-ray (sesuai kebutuhan)
- Amplas Cauter steril / 1

17/05/2019
46

17/05/2019
47

2. Intra Op
a. Sign IN
Pkl. 15:30,
- Pasien di masukkan / di pindahkan ke
meja op OT C
- Cross Check kelengkapan Dokumen
pasien, laboratorium, informed consent
(+), persiapan darah WB 500cc, site
marking (+)
- Kelengkapan anastesi siap
- Dilakukan tindakan pembiusan dengan
GA anastesi oleh tim Anastesi

17/05/2019
48

- Posisi pasien Supine


- Posisi lengan kanan abduksi 90 derajat
- Pasang safety Belt di paha pasien
- Pasang Pad diatermi di paha kiri bagian medial
- Pada Scapula kiri di ganjal dgn bantalan 5 – 10
cm dan meja operasi di miringkan 10 – 15 derajat
ke arah kanan
- Dilakukan pencucian area op dengan
Chlorhexidine 4%
- Dilakukan antisepsis area operasi dgn iodine
povidone ;
Antisepsis lapangan operasi, bagian atas sampai dengan
pertengahan leher, bagian bawah sampai dengan
umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma
kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral
skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai
dengan siku lengan kiri.
17/05/2019
49

Lajutan .......

- Di lakukan Drapping
dimulai pada bagian bawah dari scapula, lengan kiri
bagian kiri kebawah dibungkus dengan linen steril
dan difiksasi melingkar dengan elastis verban steril;
kemudian di persempit area steril pada bagian atas
batas abdomen, pada bagian tengah segaris badan
sternum dan pada bagian atas selevel klavikula. Pada
masing masing ke empat sudut siku pertemuan linen
steril di fiksasi dengan doek klem.
- Lengan kiri di posisikan di terlentangkan (
Abduksi 90 derajat; posisi telpak tangan
supinasi / fleksibel )
Armboard lengan kiri di sesuaikan dengan
posisi lengan pasien ( mencegah penekanan,
dislokasi / fraktur bahkan kelumpuhan
daripada lengan kiri)
17/05/2019
50

b. TIME Out
Pkl. 16.05
(Nama,tgl. Lahir,diagnosa,prosedur, operator di sebutkan)
• Dilakukan insisi elips sebatas kulit dengan blade no.
10 pada area operasi “ cara Stewart “ ( garis insisi
berjarak masing masing 2 cm dari tepi tumor)
• Insisi di perdalam dan dibuat Flap
• kontrol Perdarahan dengan monopolar
• Dengan Kocher pada jaringan Flap bagian atas di
perdalam dengan monopolar sampai dibawah
klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral,
flap bawah sampai inframammary fold, flap lateral
sampai tepi anterior m. Latissimus dorsi.

17/05/2019
51

• Prosedur “mastektomi” dimulai


dari bagian medial menuju lateral
(deep / fasia pectoralis) dengan
menggunakan monopolar, sambil
kontrol perdarahan terutama
cabang pembuluh darah interkostal
di daerah parasternal. Saat sampai
pada tepi lateral otot pektoralis
mayor terlihat dan sisihkan dengan
langenback,kemudian jaringan
mammae dilepaskan dari otot
Pektoralis minor dan otot serratus
anterior .
17/05/2019
52

• Dilanjutkan diseksi area aksila dengan klem


90 derajat
Untuk mencari KGB aksila Level I (lateral otot pektoralis
minor), Level II (medial otot pektoralis minor) dan level III (
superior otot pektoralis minor)
• Vena-vena yang menuju ke jaringan
mammae di potong/ligasi dengan silkam 2/0
• Mengidentifikasi vena dan nervus Thoracalis
longus dan thoracalis dorsalis (jgn
Terpotong)
sebisanya jaringan mammae dan KGB aksila
terlepas sebagai satu kesatuan ( Utuh)
Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah
vena aksilaris (daerah lengan)
17/05/2019
53

• Jaringan mammae dan KGB terangkat secara utuh


• Lapangan operasi dicuci dengan larutan Nacl 0,9%
1 liter
• Kontrol perdaraharan dgn monopolar ;
perdarahan (-)
• Di pasang drain vacum no.14 dua ( di area bawah
axilla )
• Fiksasi drain dgn silkam 2/0 cutting
• Melapisisi area operasi dengan linen duk steril
yang bersih
• Mengganti instrumen set hecting dengan yang
bersih
(Needle holder, pincet cirurgis, gunting benang)
17/05/2019
54

C. Sign OUT
Pkl. 20.35
• Gaas dan instrumen di hitung ( jumlah sesuai )
• Jahit jaringan intrakutan dengan PGA 2/0 dan 3/0 untuk merapatkan tepi luka ( Space -)
• Jahit kulit dgn jahitan terputus menggunakan silkam 2/0 cutting
• Rawat luka jahitan dan drain dengan Dayrantule kemudian di tutup dengan Gaas non x-ray
• Plester dengan hypafix (sesuai kebutuhan)
• Balut dada secara melingkar dengan elastis verban 6inc
• Area operasi sekitar luka op pada pasien di bersihkan
• Operasi Selesai
Pkl. 21.10
• Oforan alat instrumen dengan tim CSSD
17/05/2019
55

II. Diagnosa Keperawatan


Intra Op
• Gangguan hemodinamik berhubungan prosedur pembedahan
Post Op
• Pola napas belum adekuat berhubungan pengaruh obat abatan anastesi

17/05/2019

Anda mungkin juga menyukai