Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Mata Ajar : Konsep Dasar Keperawatan Endoskopi


Pokok Bahasan : Pengetahuan Umum Endoskopi
Sub Pokok Bahasan : Kompetensi dan peluang kerja dipasar global
Peserta didik : Perawat Endoskopi yang belum sertivikasi
Hari/tanggal :
Waktu : - WIB (45 menit)
Tempat : Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK)

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti proses pembelajaran Perawat Endoskopi mampu memahami tentang
Kompetensi dan peluang kerja dipasar global

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti proses pembelajaran, perawat endoskopi mampu :
1.

III. MATERI PENGAJARAN


1. Pengertian
2. Tujuan
3. Gejala klinik
4.

IV. METODE PENGAJARAN


1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. MEDIA
1. Laptop
2. Proyektor
3. Hand out
VI. BAGAN RENCANA KEGIATAN PENGAJARAN

NO. Tahapan & waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Pasien


1. Kegiatan  Memberi salam  Manjawab salam
awal/Pembukaaan  Penjelasan tujuan dan  Memperhatikan dan
(5 menit) materi yang akan mendengarkan
diberikan
 Evaluasi awal  Menjawab
pengetahuan tentang
Kompetensi ners dan
peluang kerja Global

2. Kegiatan inti  Menjelaskan definisi  Memperhatikan dan


(20 menit) mendengarkan
 Menjelaskan  Memperhatikan dan
mendengarkan

 Memberi kesempatan  Bertanya dan


untuk bertanya mendegarkan
pertanyaan
 Memberi pertanyaan  Menyimak dan
pada peserta didik menjawab

3. Penutup (5 menit)  Menyimpulkan  Memperhatikan dan


bersama-sama mendengarkan

 Mengucapkan salam  Menjawab salam


penutup

VII. SUMBER

..............
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

A. PENGERTIAN
Demam tifoid dan paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus (Juwono, 1996). Sinonim
dari demam tifoid dan paratifoid adalah typhoid dan paratyphoid fever, enteric fever, tifus, dan
paratifus abdominalis (Kapita selekta, 1999).

B. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit ini adalah salmonella typhi, salmonella paratyphi A, B, dan C (Juwono,
1996).
Morfologi dan fisiologi kuman
- Kuman berbentuk batang tidak berspora
- Gram negatif
- Ukuran 1-3 Um x 0,5-0,8 Um
- Tumbuh dalam suasana aerob dan lingkungan yang bersuhu 375 0 C dan pH 6-8
- Kuman mati pada suhu 560 C dan kondisi kering
- Daya invasi kuman salmonella di usus halus adalah dengan melakukan penetrasi ke epitel
usus sampai ke lapisan lamina propria
- Pada percobaan dengan menggunakan manusia sebagai orang percobaan, didapatkan hasil
gejala klasik dari demam tifoid. Dimungkinkan demam terjadi karena endotoksin dari
kuman yang merangsang pelepasan zat pirigen dari sel makrofak dan sel leukosit

Patogenesis
- Penularan melalui mulut oleh makanan yang tercemar
- Sebagian mati oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus mencapai jaringan
limfoid lalu berkembang biak
- Kuman kemudian masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial hati, limpa
dan organ-organ lainnya
- Pada akhirnya sel-sel retikulo endotelial melepaskan kuman kedalam pembuluh darah dan
menimbulkan bakteriemia
- Kuman selanjutnya masuk ke jaringan beberapa organ tubuh terutama limpa, usus dan
kandung empedu
- Semula demam dan gejala toksemia disangka disebabkan oleh endotoksin (endotoksin
bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala toksemia)
- Endotoksin dan salmonela typhi merangsang dilepaskannya zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang.
- Leukosit merangsang pengeluran zat pirogen yang merangsang hipotlamus untuk
mengeluarkan asam arakidonat dan prostagalnding E2 yang menyebabkan vasokonstriksi
perifer sehingga panas tubuh tidak bisa dikeluarkan

Patologi
- Pada minggu I penyakit terjadi hiperplasia plaque peyer
- Disusul minggu II terjadi nekrosis
- Dalam minggu III terjadi ulserasi plaque peyer
- Minggu IV penyembuhan ulkus-ulkus dengan meninggalkan sikatrik
- Ulkus dapat meyebabkan erdarahan bahkan sampai perforasi usus.

C. PATOFISIOLOGI

Kuman s. typhi, s. paratyphi


masuk ke sal. cerna
sebagian dimusnakan sebagian masuk usus halus
asam lambung

di ileum terminalis membentuk


limfoid plaque peyer

sebagian hidup sebagian menembus


dan menetap lamina propia
↓ ↓
perdarahan masuk aliran linfe
↓ ↓
perforasi masuk di kel. Limfe
mesenterial
↓ ↓
peritonitis menembus dan masuk
aliran darah

masuk dan bersarang
di hati & limpa

Infeksi S. Typhi, paratyphi + endotoksin



Dilepaskannya zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

DEMAM TIFOID

D. GEJALA KLINIS
 Masa inkubasi salmonella typhi umumnya 1-2 minggu, dapat menjadi lebih singkat yaitu 3
hari, menjadi lebih panjang sampai 2 bulan.
 Demam tinggi biasanya terjadi pada minggu ke 2-3 sakit
 Gejala lain yang muncul: anoreksia, nyeri otot, sakit kepala, pusing, mual, muntah,
konstipasi/diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis.
 Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam,bradikardi relatif,
hepatomegali, splenomegali, gangguan kesadaran dari somnolen sampai koma.
 “Relaps” merupakan komplikasi yang umum terjadi setelah 1-3 minggu pengobatan
dihentikan.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Biakan darah
Biakan positif membuktikan tifoid, tetapi biakan darah negatif tidak menyingkirkan tifoid.
Hal ini tergantung pada beberapa faktor:
a. Teknik pemeriksaan laboratorium
 Hal ini dikarenakan oleh perbedaan teknik dan media yang digunakan
 Karena kuman yang berada dalam darah sedikit (10 kuman/ml darah) maka untuk
keperluan pembiakan diperlukan darah, diambil sebanyak 5-10 ml untuk dewasa, 2-5
ml untuk anak-anak.
 Bila darah yang diambil terlalu sedikit maka hasil akan negatif disamping itu darah
tersebut harus langsung ditanam disamping penderita dan langsung dikirim ke
laboratorium
 Waktu pengambilan darah paling baik adalah saat demam tinggi pada waktu
bakterimia berlangsung.
b. Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit
Salmonella typhi positif pada minggu pertama dan berkurang minggu-minggu berikutnya.
c. Vaksinasi dimasa lampau
Menimbulkan antibodi didalam darah penderita dan dapat menekan bakterimia, hingga
bakterimia mungkin negatif.
d. Pengobatan dengan antimikroba
Bila penderita sebelum pembiakan darah sudah mendapat obat antimikroba pertumbuhan
kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negatif.
2. Tes Widal
Reaksi widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Antigen
yang digunakan pada reaksi widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan
diolah dilaboratorium. Akibat infeksi salmonella typhi penderita membuat antibodi
(aglutinin) yaitu:
a. Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman)
b. Aglutinin H, karena rangsangan antigen H (berasal dari flagella kuman)
c. Aglutinin Vi, kaena rangsangan antigen Vi (bewrasal dari simpai kuman)
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk
diagnosis. Titer aglutinin O 1/320 atau kenaikan titer lebih dari empat kali berarti tes widal
positif atau terjadi infeksi akut salmonela typhi.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksaan demam tifoid, yaitu:
1. Pemberian antibiotik
a Kloramfenikol; dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500 mg diberikan selama
demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam kemudian dosis diturunkan menjadi 4 x
250 mg selama 5 hari kemudian.
b Ampisilin, amoxilin: dosis 100 mg/kgBB/hr selama 2 minggu
2. Istirahat
Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih 14 hari.
Maksudnya untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus taau perforasi usus.
Penderita dengan kesadaran menurun perlu dilakukan perubahan posisi untuk mencegah
terjadinya komplikaso pneumonia dan dekubitus
3. Diet
Pada masa lampau diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai
dengan tingkat kesembuhan pasien. Menurut penelitian bahwa pemberian makanan padat
dini, yaitu nasi dan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat
diberikan dengan aman.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
a Resiko tinggi terjadi gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan
suhu tubuh
b Gangguan pemenuhan nutrisi: kurang berhubungan dengan menurunnya nafsu makan
c Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi: konstipasi berhubungan dengan lesi pada
saluran pencernaan.
2. Intervensi Keperawatan
a Lakukan pengkajian yang komprehensif pada warna, turgor dan temperatur kulit
b Kaji tingkat kesadaran pasien tiap 2-3 jam
c Mnitor tanda-tanda vital tiap 2-3 jam
d Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan tiap 4 jam
e Monitor BJ urine
f Posisikan pasien tidur terlentang atau posisi kepala ditinggikan 15 0
g Berikan minum minimal 3000 cc/24 jam atau sesuai dengan program tim kesehatan
h Ukur TB dan BB, hitung/validasi kebutuhan nutrisi pasien
i Lakukan oral hygiene secara kontinyu
j Berikan makanan rendah serat dan dapat meningkatkan nafsu makan (yang tidak
kontraindikasi ke pasien)
k Posisikan pasien semifowler/fowler saat makan
l Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering
m Kolaborasi pemberian obat-obatan: antibiotik kloramfenikol, antipiretik, analgetik,
laxatif.
DAFTAR EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

No.
No. Butir soal Kunci jawaban
TIK
1. 1 Sebutkan definisi Demam tifoid dan paratifoid adalah penyakit
demam tifoid infeksi akut usus halus
2. 2 Sebutkan etiologi Etiologi dari penyakit ini adalah salmonella
demam tifoid typhi, salmonella paratyphi A, B, dan C
3. 3 Jelaskan patofisiologi Kumam masuk saluran cerna. Sebagian kuman
dimusnakan asam lambung dan sebagian lagi
masuk usus halus dan mencapai jaringan limfoid
plag peyeri di ilium terminalis yang hipertropi.
Endotoksin salmonella typhi berperan dalam
proses inflamasi lokal pada jaringan kuman
tersebut berkembang biak. Salmenalla typhi dan
endotoksinya merangsang sintesis dan pelepasan
zat pirigen dan leukosit ada jaringan yang
meradang sehingga terjadi demam.
4. 4 Sebutkan gejala  Masa inkubasi salmonella typhi umumnya 1-
klinis 2 minggu, dapat menjadi lebih singkat yaitu 3
hari, menjadi lebih panjang sampai 2 bulan.
 Demam tinggi biasanya terjadi pada minggu
ke 2-3 sakit
 Gejala lain yang muncul: anoreksia, nyeri
otot, sakit kepala, pusing, mual, muntah,
konstipasi/diare, perasaan tidak enak diperut,
batuk dan epistaksis.
 dalam minggu ke dua gejala-gejala menjadi
lebih jelas berupa demam,bradikardi relatif,
hepatomegali, splenomegali, gangguan
kesadaran dari somnolen sampai koma.
 “Relaps” merupakan komplikasi yang umum
terjadi setelah 1-3 minggu pengobatan
dihentikan.
5. 5 Sebutkan  Biakan darah
pemeriksaan  Tes widal
diagnostik
6. 6 Sebutkan Trilogi Pemberian antibiotik
penatalaksanaan  Kloramfenikol; dosis hari pertama 4 x 250
demam tifoid mg, hari kedua 4 x 500 mg diberikan selama
demam dilanjtkan sampai 2 hari bebas
demam kemudian dosis diturunkan menjadi 4
x 250 mg selama 5 hari kemudian.
 Ampisilin, amoxilin: dosis 100 mg/kgBB/hr
selama 2 minggu
Istirahat
 Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari
bebas demam atau kurang lebih 14 hari
Diet
 Pemberian makanan padat dini, yaitu nasi
dan lauk pauk rendah selulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan
dengan aman.
7. 7 Sebutkan diagnosa 1. Resiko tinggi terjadi gangguan keseimbangan
keperawatan yang caiaran berhubungan dengan peningkatan
mungkin timbul suhu tubuh
2. Gangguan pemenuhan nutris: kurang
berhubungan dengan menurunnya nafsu
makan
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi:
konstipasi berhubungan dengan lesi pada
saluran pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai