Mengelola Perilaku Buruk
Mengelola Perilaku Buruk
Pembahasan menurut Vardi dan Weitz tentang perilaku buruk yang mencangkup perilaku
menyimpang, agresi, dan perilaku politik. Di dukung secara empiris dan dapat diperiksa melalui
pengujian lebih lanjut yang tidak dapat dihindari akan menghasilkan beberapa modifikasi. Sumber /
penyebab
• Organisasi
• kelompok
• individu
• pekerjaan
1. Mediator
2. Hasil
• properti
• politik
• interpersonal
• intrapersonal
• kinerja
Lima kategori spesifik perilaku buruk yang dibahas dalam leteratur digunakan
3. Biaya
Potensi biaya kerugian dari perilaku buruk karyawan terhadap individu, kelompok organisasi, dan
kelompok bisa besar.
Inervensi manajemen
Intervensi manajemen merupakan tindakan yang diambil oleh manajer sebagai wakil manajemen
untuk mencegah,mengendalikan, atau merespons perilaku buruk yang berbahaya yang dapat
merugikan manajemen.
Pelecehan sekdual merupakan bentuk agresi dan perilaku yang tidak etis. Perilaku yang buruk ini
mengambil bentuk godaan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk pelayanan seksual, dan
tindakan fisik atau verbal lain yang bersifat seksual ketika:
a. Perlakuan atau penolakan tindakan seperti itu dibuat secara eksplisit atau emplisit dalam proses
penerimaan individu.
b. Perlakuan atau penolakan tindakan semacam itu oleh seorang individu yang digunakan sebagai
dasar keputusan ketenagakerjaan yang mempengaruhi keputusan tersebut.
c. Tindakan semacam itu memiliki tujuan atau menciptakan suatu intimidasi, permusuhan, atau
lingkungan kerja yang menentang.
Pelecehan seksual muncul karena perbedaan kekuasaan, nafsu, dan untuk beberapa alas an yang
tidak sepenuhnya dipahami. Pelecehan seksual muncul antara jenis kelamin dan antar jalur orientasi
seksual.
Fitzferald dan rekan kerjanya mengajukan suatu model pelecehan seksual yang telah dipelajari
secara empiris. Mereka melontarkan ide bahwa iklim pelecehan seksual dan konteks jenis kelamin
pekerjaan merupakan penyebab siknifikan dari berbagai bentuk pelecehan. Mereka menyatakan
dalam tiga (3) tahap.
Perilaku quid pro quo melibatkan ancaman seksual atau penyuapan yang dilakukan untuk
mempengaruhi keputusan ketenagakerjaan seperti penerimaan pegawai, penghargaan, dan
pemberhentian karyawan.
Agresi dan kejahatan ditempat kerja secara ringkas merupakan suatu usaha dari seorang individu
yang menimbulkan bahaya terhadap orang lain yang sebelumnya bekerja dengannya, atau yang
pada saat ini bekerja untuknya, atau yang bekerja dalam organisasi itu sendiri. Usaha untuk
membahayakan ini dilakukan dngan sengaja dan menghakibatkan cidera psikologis dan juga cedera
fisik.
Bunuh diri
Kekerasan
Kekerasan seksual
Penampilan mesum
Sabotase
Menghancurkan property
Teriakan
Pelecehan seksual
Hinaan da serkasme
Memamerkan status
Mengadu
Merendahkan pendapat
Menyerang protégé
Mendiamkan target
3. Bullying
Didefinisikan sebagai tindakan berulang, yang tidak diinginkan, yang diarahka kepada rekan kerja
yang lain, dimana hal tersebut dilakukan dengan sengaja maupun secara tidak sadar, jelas
menyebabkan rasa malu dan tertekan, dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak
menyenangkan.
4. Ketidaksopanan
Ketidaksopanan ditempat kerja berhubungan dengan tindak tanduk dasar, tidak sopan, atau
merendahkan orang lain. Ini merupakan ujung bawah dari kontinum penganiayaan. Ketidak sopanan
bukan kejahatan atu kekerasan, tapi hal tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap
orang lain.
5. Penipuan
Penipuan merupakan suatu tindakan yang disengaja untuk menglihkan dan menyalahartikan
informasi dengan tujuan menghsilkan tindakan yang lain.
6. Penyalahgunaan obat di tempat kerja
7. Cyberslacking
Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi. Dalam kata lain penggunaan internet untuk
kepentingan pribadi diluar keperluan pekerjaan. Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi
merupakan suatu bentuk dari bermalas-malasan secara virtual “cyberslacking”. Perilaku ini
menghabiskan waktu dan tenaga karyawan yang didedikasikan pada persoalan yang tidak berkaitan
dengan organisasi.
8. Sabotase
Merupakan suatu bentuk ekstrem kejahatan tempat kerja yang dilakukan untuk mengganggu,
menghancurkan, atau merusak perlatan, data, atau tempat kerja. Sabotase karyawan dapat berkisar
mulai dari perilaku seperti gurauan sederhana hingga vandalism atau bom computer.
• Orang
Tujuannya adalah menghancurkan karier, kemajuan, reputasi, atau bidang kerja seseorang.
Peralatan
• Sabotase peralatan
• Sabotase fisik.
9. Pencurian
Pencurian merupakan pengambilan, konsumsi, atau transfer uang atau barang yang dimiliki oleh
organisasi tanpa izin.
Empat (4) motif STEAL (Support, Thwart, Even the score, Approva L)
• Prososial (membantu)
Sebagian besar manajer berusaha untuk mencegah pencurian, akan tetapi dalam beberapa kasus
terdapat peraturan tidak tertulis yang mengizinkan (menyetujui) beberapa pencurian.
Suatu kelompok kerja dengan norma yang menyimpang tentang pencurian dapat memiliki pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pencurian. Kelompok tersebut dapat, melalui perilaku, menunjukkan
apa, kapan ,dan dimana mencuri. Kolompok tersebut membentuk rencana, menunjukkan bagaimana
melaksanaknnya, dan menghargai partisipasi dari anggota. Rekan kerja yang berpartisipasi dalam
pencurian dianggap sebagai anggota yang baik. Seni mencuri dan berpartisipasi menggambarkan
kesetiaan terhadap kelompok.
Suatu perilaku antisocial dirancang untuk menghasilkan sejumlah bentuk yang berbahaya bagi
organisasi. Membalas perbuatan orang lainmerupakan suatu cara untuk menyakiti organisasi karena
sesuatu yang telah dilakukan oleh organisasi (misalkan: menolak permintaan, tidak dipromosikan,
dimarahi karena menyelesaikan kinerja pada waktunya)
Motif menggagalkan diajukan untuk menentang norma kelompok yang mengatur pencurian. Alasan
utamanya adalah menyakiti pemberi kerja dengan menyakiti anggota dari salah satu kelompok kerja.
Hal ini merupakan usaha untuk menggagalkan usaha kelompok yang mengendalikan pencurian.
Dengan menentang norma kelompok, seseorang yang mencuri lebih mungkin untuk menciptakan
tekanan yang kuat. Tekanan ini dapat melibatkan isolasi, alienasi, gangguan aliran kerja, atau
perlakuan kasar. Respons dari anggota kelompok yang tertantang mungkin dangan merajuk atau
dengan merajuk atau dengan sesuatu yang lebih berat.
10. Privasi
Privasi merupakan suatu situasi atau kondisi yang membatasi atau menghalangi orang lain untuk
mengakses catatan, data, atau informasi individu. Privasi di tempat kerja merupakan hal penting
yang dihadapi manajer dan keryawan. Kata lain lebih focus, privasi merupakan kebebasan seseorang
yang membatasi campur tangan orang lain terhadap kata-kata, tulisan, opini, dan sikap individu.
Tanpa privasi, seseorang tidak memiliki kebebasan psikologis untuk berencana, bercita-cita, atau
berfikir.
Perspektif manajerial mengenai privasi dapat termasuk pengujian obat terlarang, penggeledahan
computer, pengintaian dengan menggunakan rekaman kaset atau video, dan memonitor perilaku
diluar jam kerja.
• Privasi e-mail
• Batasan organisasi
Hubungan antara karyawan dan pemberi kerja merupakan hubungan timbal balik. Seorang pemberi
kerja berharap karyawan tidak memberitahukan rahasia perusahaan, jadi selayaknya manajemen
member dan menghormati privasi karyawan. Agar hubungan timbal balik terjalin.
di 12/22/2013 06:59:00 AM
Berbagi
Posting Komentar
Beranda
Mengenai Saya