Anda di halaman 1dari 53

Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia

Badan Eksekutif Mahasiswa


Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
pertolongan-Nya sehingga buku Pedoman Pengaderan Keluarga Mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Hasanuddin (KEMAFAR-UH) ini dapat terselesaikan.
Buku Pedoman Pengaderan KEMAFAR-UH ini diharapkan dapat menjadi
acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pengaderan kader-kader KEMAFAR-UH
selanjutnya. Kami sadari bahwa Pengaderan yang terlaksana dalam kepengurusan
kami sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga kami mengharapkan adanya
penyempurnaan-penyempurnaan dalam pelaksanaan pengaderan pada kepengurusan
berikutnya. Besar harapan kami melalui buku ini dapat tercipta kader yang beriman
dan bertaqwa, berwawasan mandiri dan berjiwa social. Tak lupa pula kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan selama proses pembuatan dan penerbitan buku pedoman pengaderan
KEMAFAR-UH. Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan dan kekurangan kami selama satu periode kepengurusan kami. Terimakasih.

Makassar, 18 Mei 2018

Penyusun
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan
tinggi tertentu yang memiliki intelektualitas tinggi, kecerdasan dalam berpikir, dan
perencanaan dalam bertindak. Peran dan fungsi mahasiswa adalah sebagai garda atau
agen yang memiliki tugas untuk membuat perubahan yang lebih baik untuk Bangsa
dan Negara. Mulai dari membawa perubahan, mengontrol, penengah pemerintah dan
rakyat, dan sebagai aset bangsa.
Perkembangan dan perubahan zaman mengharuskan mahasiswa beradaptasi
agar tidak tersingkir dalam menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa dan diperlukan
usaha secara sadar dan terus menerus dalam menyiapkan kader untuk kelanjutan roda
organisasi melalui sistem pengaderan yang terencana, terarah, terpadu, sistematis, dan
berkesinambungan .
Perubahan kearah kemajuan merupakan sasaran utama dalam prinsip
pengaderan. pengaderan tersebut diharapkan mampu membentuk karakter dan sosok
mahasiswa ideal yang memiliki jiwa loyalitas, integritas, dan kapabilitas yang tinggi
terhadap bangsa dan Negara. Untuk melahirkan sosok mahasiswa yang ideal perlu
ditopang dengan tingkat ilmu pengetahuan, wawasan, pola pikir, akhlak, moral yang
baik serta pengabdian yang tinggi terhadap fenomena lingkungan yang terjadi
disekitarnya.
Untuk memberikan panduan yang dilaksanakan dalam setiap pengaderan, maka
dipandang perlu untuk menjawab kebutuhan dan tantangan organisasi sesuai dengan
lingkungan sosial dan budaya yang berlaku dalam konteks zamannya. Buku putih
pengaderan akan menjadi pedoman umum proses pengaderan yang memberikan arah,
panduan, dan pegangan bagi pelaksanaan proses pengaderan di tubuh KEMAFAR-
UH.

1
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

I.2 Tujuan

Tujuan buku putih pengaderan untuk memberikan arah, pedoman, dan


pegangan bagi pelaksana kebijakan BEM KEMAFAR-UH dalam melaksanakan
proses pengaderan.

I.3 Sasaran

Sasaran buku putih pengaderan adalah seluruh komponen organisasi yang


melakukan proses pengaderan di dalam organisasi KEMAFAR-UH.

2
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

BAB II

POKOK-POKOK PENGADERAN

II.1 Pengertian

Pokok-pokok pengaderan adalah Segala hal yang meliputi asas, dasar, intisari
yang dijadikan sebagai pedoman dalam menunjang tercapainya tujuan pengaderan.

II.2 Isi

Adapun pokok–pokok pengaderan yang dimaksud antara lain:

1. Kader
Kader adalah anggota KEMAFAR-UH yang sedang atau telah melalui proses
pengaderan.
2. Pengaderan/kaderisasi
Pengaderan adalah usaha organisasi KEMAFAR-UH dalam membentuk,
membina, dan mengembangkan potensi kader.
3. Sistem pengaderan
Sistem pengaderan adalah keseluruhan komponen pengaderan yang saling
memiliki keterkaitan fungsional yang dilaksanakan secara sistematis, terpadu dan
konsisten sesuai dengan tujuan pengaderan KEMAFAR-UH.
4. Manajemen pengaderan
Manajemen pengaderan adalah proses pengelolaan sumber daya manusia/ kader
dan sumber daya organisasi secara sistematis, sinergis, dan berkelanjutan dalam
rangka mencapai tujuan pengaderan pada khususnya dan tujuan KEMAFAR-UH
pada umumnya.
5. Mekanisme pengaderan
Mekanisme pangaderan adalah proses yang harus dilalui anggota KEMAFAR-
UH secara bertahap dalam melakukan pengaderan untuk mencapai tujuan pengaderan
pada khususnya dan tujuan KEMAFAR-UH pada umumnya.

3
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

6. Metodologi pengaderan
Metodologi pengaderan adalah suatu cara yang teratur yang diaplikasikan untuk
mencapai tujuan pengaderan.
7. Kurikulum Pengaderan
Seperangkat komponen penunjang yang meliputi kerangka, nilai dan tujuan,
komposisi materi, analisis sosial dan stake holder serta indikator pencapaian yang
mendukung tujuan pengaderan KEMAFAR-UH.

II.2 Tujuan Pengaderan

Tujuan pengaderan adalah untuk membentuk, membina, dan mengembangkan


potensi yang dimiliki oleh anggota KEMAFAR-UH yang akan melanjutkan
regenerasi kelembagaan untuk mewujudkan tujuan KEMAFAR-UH.

II.3 Fungsi Pengaderan

Pengaderan KEMAFAR-UH memilki fungsi sebagai wadah penggerak


organisasi yang akan mendorong dan melahirkan usaha-usaha yang terencana,
sistematis, dan berkelanjutan menuju ke arah tercapainya tujuan pengaderan pada
khususnya dan tujuan KEMAFAR-UH pada umumnya.

II.4 Arah Pengaderan

Pengaderan KEMAFAR-UH diarahkan kepada tercapainya kader yang


memiliki nilai-nilai pengaderan sesuai dengan tujuan pengaderan pada khususnya dan
tujuan KEMAFAR-UH pada umumnya

Pengaderan pada lembaga kemahasiswaan sendiri mengandung beberapa hal,


antara lain:
1. Proses transformasi pemikiran aktivitas atau kegiatan dimana di dalamnya ada
upaya untuk mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh kader.

4
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

2. Proses transformasi pemikiran pada saat diskusi, dialog, pembacaan buku-buku


yang bertujuan untuk pematangan dan perluasan wacana.

3. Proses dalam rangka regenerasi di mana hasil atau outputnya diharapkan


tumbuh nilai-nilai loyalitas, mempunyai kapasitas, dan kapabilitas yang
memiliki keunggulan komparatif.

4. Proses yang dapat mengembangkan kader yang terbaik, tidak hanya loyal pada
organisasi tetapi juga pada akademik, dan peka terhadap kondisi sosial
masyarakat.

II.5 Asas-Asas Pengaderan


Asas Pengaderan adalah prinsip-prinsip yang menjiwai semangat setiap
pelaksanaan Pengaderan. Adapun asas pengaderan yang dimaksud meliputi:
a. Asas keimanan dan ketakwaan, pengaderan harus mampu meningkatkan
keimanan dan ketakwaan setiap pribadi kader.
b. Asas Kemandirian, pengaderan harus mampu menciptakan kondisi yang
dinamis untuk melahirkan kader-kader yang mandiri dalam bersikap, berpikir,
dan memutuskan sesuatu persoalan pribadi meupun kelembagaan.
c. Asas Kemanusiaan, pengaderan harus mampu memberikan manfaat langsung
maupun tidak langsung terhadap kehidupan kader, maupun kehidupan sosial
kader.
d. Asas Kekeluargaan, pengaderan harus mampu memperat rasa kebersamaan dan
persaudaraan diantara kader dalam bingkai kekeluargaan.
e. Asas Keteladanan, pengaderan harus mampu memperlihatkan sikap keteladanan
dalam setiap proses pelaksanaannya selama tidak melanggar konstitusi
KEMAFAR-UH.
f. Asas Berkelanjutan, pengaderan harus mampu menghadirkan kesadaran bagi
setiap kader bahwa proses pengaderan terus berlanjut tidak terbatas pada
dimensi ruang dan waktu demi keberlanjutan roda organisasi.

5
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

g. Asas Pemecahan Masalah, pengaderan harus mampu memberikan kerangka


analitis, pendekatan ataupun teknik dalam memecahkan masalah secara
rasional, efektif, dan efisien.
II.6 Nilai-nilai pengaderan
Nilai-nilai pengaderan adalah semangat atau isi yang perlu diinternalisasikan,
disosialisasikan, atau dikembangkan dalam setiap bentuk atau model pengaderan
sesuai dengan proporsinya. Nilai-nilai pengaderan ini, dijabarkan dalam tema-tema
baik yang bersifat teoritis maupun praktis dan dapat dikembangkan secara kreatif
sesuai dengan bentuk/model dan jenjang Pengaderan itu. Karenanya, nilai-nilai ini
tidak bersifat membatasi, tetapi justru memberikan arahan dalam pengembangan
sumber daya kader untuk menuju kualitas kader dan kelembagaan secara menyeluruh.
Beberapa nilai-nilai pengaderan itu sebagai berikut:
a. Nilai Spritual

1) Keimanan, bahwa kader dalam melakukan aktifitas tidak melupakan


hakikatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

2) Tinjauan Instruksional Khusus, bahwa kader dalam melakukan aktifitas


dapat memahami dan menyadari antara baik dan buruk yang berlaku di
dalam lingkungannya.

3) Moralitas, bahwa kader dalam melakukan segala aktifitasnya harus


menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang berlaku dalam kehidupan di
lingkungannya yang mencakup hak dan kewajiban.

b. Nilai Intelektualitas

1) Idealitas, dimaksudkan untuk menjaga citra dan sifat yang melekat dalam
diri seorang mahasiswa yang senantiasa menjaga idealisme, karena
mahasiswa tak terikat dengan kepentingan yang memihak.

6
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

2) Kesadaran Kritis, dimaksudkan agar mahasiswa mampu berpikir kritis dan


objektif dalam menyikapi setiap fenomena yang terjadi pada lingkungan
sekitarnya.

3) Keilmuan, dimaksudkan agar mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan,


wawasan, dan solusi yang komprehensif atas permasalahan yang terjadi
pada lingkungan sekitarnya. Dapat menunjukkan karakter dan jati dirinya
sebagai kaum akademis.

c. Nilai Humanitas

1) Kebersamaan

2) Toleransi

3) Kepedulian

d. Nilai Kepemimpinan

1) Tanggungjawab, dimaksudkan agar kader dalam menjalankan aktivitas


kesehariannya, baik dalam hubungannya dengan aktivitas keluarga,
kemasyarakatan, kebangsaan, ataupun dalam kegiatan akademik dan
organisasi selalu dilandasi atas dasar sikap yang bertanggungjawab dalam
menjalankan hak dan kewajibannya.

2) Loyalitas, dimaksudkan agar kader memiliki rasa pengabdian yang tinggi


dan rasa kepemilikan terhadap organisasi lembaga kemahasiswaan,
dengan maksud dapat membantu organisasi mahasiswa dalam mencapai
tujuan dan sasaran Pengaderannya.

3) Profesionalisme, dimaksudkan agar kader memiliki jiwa professional,


serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam kegiatan-kegiatan
organisasi, seperti memiliki manajemen yang efektif dan efesien, dapat
menghargai waktu, dan sebagainya.

7
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/208

4) Integritas, dimaksudkan agar kader dapat mengembangkan prinsip-prinsip


idealisme kemahasiswaan dan keilmuan yang dimilikinya. Yang dimaksud
integritas disini apabila kader dapat mengatualisasikan dan menyelaraskan
antara pemikirannya dengan sikap kesehariannya, antara nilai universal
ilmu pengetahuan dengan realitas yang terjadi.

5) Kemandirian, dimaksudkan agar kader dapat mengembankan sikap yang


mandiri, tidak tergantung pada pihak-pihak lain, sehingga kader tetap akan
terjaga independensinya dan idealismenya.

e. Nilai Kemahasiswaan

1) Universalitas ilmu pengetahuan, dimaksudkan agar kader dapat


memahami substansi sebuah dunia pendidikan dalam hubungannya dengan
realitas lingkungan yang terjadi, kader dapat berpikir holistis, tidak
terjebak pada pemikiran sempit bahwa penguasaan ilmu pengetahuan
hanya terbatas pada jurusan akademiknya saja.

2) Keunhasan, dimaksudkan agar kader dapat memahami realitas yang terjadi


pada lingkungan UNHAS dan dapat mencarikan solusi atas sejumlah
permasalahan, serta kader dapat menjaga/meningkatkan citra UNHAS
sebagai sebuah institusi pendidikan tinggi yang senantiasa
mengembangkan intelektualisme dan moralitas.

3) Tri darma perguruan tinggi, dimaksudkan agar kader dapat memahami dan
mengembangkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Tri Darma
Perguruan Tinggi yakni, mengaktualisasikan diri dalam aktivitas-aktivitas
yang berlandaskan prinsip pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.

8
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

f. Nilai Kelembagaan

Kelembagaan, dimaksudkan agar kader dapat memiliki pemahaman yang


mendalam tentang pentingnya dan manfaat dari kehadiran lembaga kemahasiswaan
ditengah-tengah lingkungan akademik.

g. Nilai Kebangsaan

1) Realitas kebangsaan, dimaksudkan agar kader sebagai salah satu elemen


kebangsaan dalam posisinya sebagai social control dan agent of change
dapat memahami masalah-masalah yang terjadi dalam penyelenggaraan
aktivitas kebangsaan dan kenegaraan yang dalam hal ini dilakukan oleh
pemerintah.

2) Solusi kebangsaan, dimaksudkan agar kader selain mengetahui realitas


permasalahan yang terjadi, juga dapat dan mampu mengaktualisasikan
pemikirannya untuk mengatasi sejumlah permasalahan yang terjadi,
khususnya dalam hal persoalan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.

9
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 20172018

BAB III

SISTEM DAN MANAJEMEN PENGADERAN

A. Sistem Pengaderan

A.1 Jenis Pengaderan

Pengaderan pada KEMAFAR-UH, secara umum dapat dikelompokkan menjadi


dua jenis, yaitu:

1. Pengaderan formal
Pengaderan formal adalah pengaderan bertingkat dan berjenjang yang diikuti
oleh anggota, dan setiap jenjang merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang
selanjutnya. Bentuk pengaderan formal ini biasanya diwajibkan karena juga
merupakan syarat untuk menjadi anggota keluarga mahasiswa. Yang terdiri dari:
a. Pengaderan Formal Utama:
1) Penerimaan dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara Mahasisswa Baru
(P2KBN)
2) Resep (Reformulasi sikap, Etika dan pola pikir)
3) PDKMF (Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Farmasi)
b. Pengaderan Formal Pendukung
1) Bahan (Bina Kerohanian)
2) LKMMF (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Farmasi)
c. Pengaderan Formal Pelengkap
1) Pelatihan ESQ
2) Pelatihan Fasilitator (pendampingan)
3) Pelatihan Jurnalistik Dasar
4) Pelatihan Penelitian Dasar
5) Pelatihan pelengkap lainnya yang disesuaikan sesuai kebutuhan

10
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

2. Pengaderan nonformal
Pengaderan non-formal adalah bentuk Pengaderan yang bersifat tidak resmi
dan tidak berjenjang. Pengaderan ini mengutamakan keikutsertaan secara aktif
angota/kader pada kepanitiaan dan kegiatan organisasi untuk mengembangkan
diri dan mengimplementasikan hasil Pengaderan formal. Bentuk-bentuk
Pengaderan non formal adalah:
a. Pendelegasian untuk kegiatan tertentu
b. Aktifitas dalam Kepanitiaan
c. Aktifitas dalam Kepengurusan
d. Aktifitas dalam UKM

A.2 Jenjang Pengaderan


1. P2KBN (Penerimaan dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara Mahasiswa Baru)
2. RESEP (Reformulasi Sikap ,Etika dan Pola Pikir)
3. PDKMF (Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Farmasi)
A.3 Aspek Pengaderan
Yang menjadi sasaran dalam pengembangan peserta di dalam pelaksanaan
Pengaderan meliputi aspek-aspek:
a. Kognitif
Aspek nalar atau intelektualitas, antara lain : kecerdasan berpikir, ketajaman
pengamatan, ketepatan analisa, kepekaan, kemampuan kritis dan lainnya Aspek
penguasaan pengetahuan dan informasi, antara lain : keluasan wawasan,
perbendaharaan ilmu keagamaan, kefarmasian, keorganisasian dan ilmu
pengetahuan lainnya.
b. Afektif
Aspek kejiwaan dan watak, antara lain : semangat, motivasi, kesungguhan,
keberanian, kesadaran, kepedulian, tanggung jawab dan aspek sikap mental
lainnya Aspek tingkah laku atau tindakan sehari-hari, antara lain : moral dalam

11
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

perkataan dan perbuatan, hubungan antar sesama, sopan santun, kedisiplinan, dan
lain-lain.
c. Psikomotorik
Aspek kecakapan atau keterampilan (skill), antara lain : keterampilan
memimpin, berkomunikasi, memecahkan masalah, meneliti, menulis dan
keterampilan yang bersifat teknis lainnya.
B. Manajemen Pengaderan
1. Planing
a. Penyusunan konsep
b. Penyusunan materi
c. Penyusunan jajaran kepanitiaan
d. Penyusunan jadwal
2. Organizing
Pengorganisasian merupakan usaha untuk mengalokasikan sumber daya
kader dan sumber daya organisasi dalam pencapaian target yang telah
direncanakan. Adapun komponen tersebut yaitu:

a. Instruktur dan Pengarah


yaitu seorang atau sebuah tim yang mempunyai wewenang untuk
menjadi narasumber dalam memberikan materi, mengelola sebuah forum
dan menjalankan proses pengaderan. Instruktur dan pengarah ini
merupakan fasilitator, motivator, dan aspirator, bagi para kader yang
didampinginya.
b. Peserta Kader
Untuk kriteria mutu (kualitas) peserta pada masing-masing komponen
dan jenjang pengaderan ditentukan berdasarkan kekhususan dan
kepentingan/kebutuhan masing-masing.

12
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

c. Panitia
Mahasiswa yang bertatus anggota biasa yang dipilih secara langsung
oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KEMAFAR-UH melalui surat
Keputusan anggota.
3. Actuating
Bentuk-bentuk metodologi Pengaderan KEMAFAR-UH sebagai berikut :
a. Ceramah
Metode ini dimaksudkan sebagai pendekatan penyajian materi yang
bersifat satu arah dari pemateri kepada peserta.
b. Tanya jawab
Pada dasarnya metode ini merupakan tindak lanjut dari metode
ceramah. Metode ini mempunyai maksud ganda, yaitu untuk memupuk
keberanian bagi peserta mengemukakan pendapat dan untuk mengukur
tingkat pemahaman peserta terhadap materi Pengaderan sebagai umpan
balik.
c. Diskusi
Metode ini dipergunakan untuk menampilkan kegiatan bertanya,
berkomentar berpendapat serta berargumentasi bagi peserta dalam proses
latihan. Metode ini dapat diklasifikasikan menurut sifat kegiatannya
sebagai berikut :
1) Diskusi Kelompok
Dilakukan dalam jumlah kecil dan terbatas, yakni antara 5-15
orang peserta, untuk menumbuhkan keberanian mengemukakan
pendapat di forum yang kecil sebagai persiapan pada forum yang
lebih besar.
2) Controlled discussion
Diskusi yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh instruktur, termasuk memimpin dan mengarahkan
diskusinya.

13
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

3) Buzz discussion
Dilaksanakan secara informal dalam waktu yang singkat di
tengah-tengah proses pelatihan dan diikuti oleh 2-6 orang peserta.
4) Case discussion
Dilakukan untuk membahas suatu kasus yang nyata dalam
keseharian dengan analisis yang terinci, guna memberikan saran atau
rekomendasi sebagai alternatif pemecahan masalah.
5) Field work discussion
Dilakukan untuk membahas dan mengevaluasi hasil dari suatu
perencanaan dan kerja di lapangan oleh para peserta dengan membuat
dan mendiskusikan rencana kerja yang telah ditentukan berikut
proses kegiatan yang dilakukan.
6) Brainstorming (curah pendapat)
Diskusi intensif yang dilakukan secara bebas dan spontan,
sebagai curah pendapat untuk melahirkan gagasan-gagasan baru
dalam rangka pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
7) Free group discussion
Diskusi yang arah, tujuan, tema dan materinya bebas
ditentukan sendiri oleh peserta. Sementara peran instruktur hanya
sebagai pengamat yang aktif.
8) Seminar
Diskusi yang dilakukan untuk membahas makalah yang
disajikan (presentasi) peserta yang ditugaskan. Pendekatan ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan daya fikir kritis, melatih peserta
mengemukakan pendapat dan gagasan secara tertulis, serta mampu
mengetengahkan dan mempertahankan suatu argumen.
9) Metaplan
Diskusi dengan mnggunakan papan panel atau lembaran kertas
untuk merumuskan secara tertulis konstribusi pemikiran para peserta

14
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

yang kemudian diklasifikasikan menurut aspek-aspek yang diketahui


dalam rangka mempercepat perumusan simpul.
d. Resitasi (Penugasan)
Metode ini dipergunakan untuk melatih disiplim peserta dan untuk
memperoleh umpan balik (feed back) tentang pemahaman materi baik
dari hasil latihan maupun kegiatan membaca buku. Metode ini dapat
berbentuk penugasan membuat ikhtisar resume sebuah buku atau
ceramah, membuat laporan hasil pengamatan, membuat makalah,
menyusun usulan proyek (proposal) dan lain sebagainya.
e. Role play (bermain peran)
Metode ini dipergunakan untuk membantu peserta menghayati dan
mengklasifikasikan teori-teori yang didapatkan dari arena pelatihan ke
dalam praktek di lapangan. Bentuk permainan peran misalnya tentang
diskusi, persidangan, protokoler, komunikasi dan lain-lain.
f. Simulasi
Metode ini dipergunakan untuk menciptakan suasana tertentu dari
kenyataan hidup yang sesungguhnya dalam bentuk permainan yang
dilakukan oleh peserta melalui instrumen-instrumen yang telah disiapkan.
Permainan ini hendaknya mampu menumbuhkan kesadaran diri, rasa
simpati, kepekaan dan perubahan sikap, serta mampu meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam aspek-aspek kepemimpinan
komunikasi, kerjasama, kreativitas dan tanggung jawab.
g. Metode angket
Pengamatan dalam bentuk pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
peserta untuk mengetahui keadaan dan opini mereka.
h. Metode Demonstrasi
Mempraktekkan sesuatu yang sudah direncanakan untuk memberikan
gambaran sebenarnnya.

15
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

i. Metode lokakarya
Diskusi mengenai masalah yang bersifat teknis operasional untuk
menghasilkan suatu rumusan yang dapat digunakan untuk mewujudkan
kerja nyata.
j. Metode praktek nyata
Mempraktekkan teori yang diperoleh dari latihan kader dalam
pelaksanaan sesungguhnya di lapangan atas suatu tugas yang ditentukan.
k. Metode observasi
Pengamatan dalam suatu objek secara langsung dilapangan agar
peserta memperoleh gambaran nyata sebagai bahan studi antara teori dan
kenyataan.
1) Controlling
Kontrol adalah kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan dari setiap
program kerja Pengaderan yang telah atau akan dijalankan oleh pihak
pelaksana. Sedangkan Evaluasi adalah kegiatan pencapaian terhadap proses
dan hasil (output) kader yang telah dicapai.
Pengorganisasian dan pergerakan dalam setiap Pengaderan memerlukan
kontrol dan evaluasi baik secara reguler maupun periodik. Fungsi adanya
kontrol dan evaluasi adalah:
a. Untuk memonitor perkembangan Pengaderan dalam mencapai tujuan
organisasi.
b. Untuk menjaga konsistensi dan sinkronisasi antara perencanaan,
pengorganisasian, dan pergerakan, khususnya relevansinya dengan tujuan
Pengaderan.
c. Untuk menjaga optimalisasi pencapaian output kader yang ideal.
Untuk melakukan evaluasi maka perlu ditetapkan standar penilaian.
Bisa bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Standar penilaian kualitatif

16
Departemen Pengembangan Pusat Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

misalnya menyangkut ukuran nilai-nilai, moral, tingkat pemahaman,


sikap, mentalitas, perilaku, dan sebagainya. Sedangkan standar kuantitatif
misalnya menyangkut frekuensi keterlibatan secara fisik dalam sebuah
aktivitas, juga tertulis, jangka waktu, dan aspek-aspek fisik lainnya.
Evaluasi model Pengaderan menyangkut beberapa komponen, yaitu:
1) Peserta
Evaluasi untuk peserta/kader dilakukan sejak mulai berproses
dalam jenjang Pengaderan sampai selesai. Karena itu evaluasinya
adalah mencakup proses dan hasil/output kader. Beberapa variabel
yang menjadi sasaran/standar penilaian adalah:
a) Respon
b) Mentalitas/kepribadian/akhlak
c) Tingkat pemahaman
d) Logika
e) Kreatifitas
f) Kepemimpinan
Untuk mengevaluasi beberapa variabel di atas, maka bisa dilakukan
melalui:
a) Observasi secara langsung, baik di dalam kelas (forum) maupun
di luar forum
b) Tugas tertulis
c) Wawancara
d) Tugas mandiri
Beberapa variabel penilaian di atas agar dapat optimal secara
objektif, maka menuntut peran pendamping yang secara intensif
memonitor perkembangan peserta. Dengan demikian perkembangan
peserta/kader dari hari ke hari atau dari satu sesi ke sesi yang lain
bisa dideteksi. Sampai akhirnya hasil akhir dari proses pendidikan itu
dapat diketahui prospek dari peserta kader serta aspek-aspek yang

17
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

perlu ditindaklanjuti. Kemudian prospek dan tindak lanjut itu menjadi


bahan rekomendasi bagi struktur terkait dengan pembinaan kader.

2) Pendamping
Pendamping adalah seorang yang diangkat oleh lembaga yang
berwenang untuk bertanggungjawab atas nama lembaga tersebut
untuk mengelola sebuah proses Pengaderan. Evaluasi bagi
pendamping adalah :
a) Koordinasi
b) Kekompakan
c) Job description
d) Tanggung jawab
e) Kepribadian
f) Kemampuan mengelola forum
g) Penguasaan materi
h) Emosi
i) Administrasi
Evaluasi pendamping dapat dilakukan secara periodik ataupun di
akhir forum, baik lewat tertulis maupun secara langsung.
3) Narasumber
Evaluasi narasumber dilakukan oleh beberapa peserta dan
pendamping yang meliputi beberapa aspek berikut:
a) Kepribadian (personality)
b) Penguasaan materi
c) Penguasaan forum
d) Teknik penyajian
e) Retorika
f) Penampilan

18
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

4) Panitia Pelaksana
Evaluasi panitia secara umum mencakup tim dan personal yang
meliputi beberapa aspek berikut:
a) Perencanaan (planning)
b) Pembagian kerja
c) Koordinasi
d) Penyediaan akomodasi
e) Pelayanan terhadap peserta, narasumber, pendamping, dan
lingkungan
f) Sikap terhadap peserta, narasumber, pendamping, dan
lingkungan

19
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

BAB IV
KURIKULUM PENGADERAN

Kurikulum Pengaderan KEMAFAR-UH ini dapat menjadi pedoman atau


kerangka kerja terhadap semua aktivitas pengaderan di lembaga kemahasiswaan
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin karena dalam penyusunannya telah
diidentifikasi dan dievaluasi pokok-pokok masalah serta hal-hal pokok yang harus
diperbaiki dalam rangka mewujudkan suatu pola Pengaderan yang ideal, sistematika,
dan memiliki nilai-nilai universal. Kurikulum Pengaderan ini menjelaskan tentang
latar belakang setiap jenjang pengaderan, pergeseran nilai yang terjadi dalam setiap
jenjang pengaderan, follow up dari setiap jenjang pengaderan.
Kurikulum juga mengatur tentang nilai yang melandasi setiap jenjang
pengaderan, tujuan yang ingin dicapai dalam setiap jenjang pengaderan, dan sasaran
yang diharapkan atas pelaksanaan setiap jenjang pengaderan.
Kurikulum Pengaderan KEMAFAR-UH dalam rangka tercapainya nilai, tujuan
dan sasaran maka juga diputuskan untuk mengatur materi-materi yang senantiasa
harus ada dan dibutuhkan terkait dengan nilai, tujuan dan sasaran. Dengan
ditetapkannya meteri-materi dalam kegiatan pengaderan agar tidak mengalami
kesalahan dalam menurunkan sasaran yang hendak dicapai maka disetiap materi yang
ditetapkan memiliki tujuan instruksional umum dan khusus sebagai pedoman
terhadap pengurus KEMAFAR-UH dalam penyampaian materi. Poin-poin yang
menjadi kerangka kerja terhadap seleruh kegiatan Pengaderan KEMAFAR-UH yang
tertuang dalam Buku Putih Pengaderan KEMAFAR-UH semuanya dalam kerangka
tercapainya VISI dan MISI KEMAFAR-UH.

20
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

Kurikulum pengaderan KEMAFAR-UH secara terperinci disajikan pada


pembahasan berikut ini:
A. Penerimaan dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara Mahasiswa Baru
(P2KBN)
A.1 Latar Belakang
Penyambutan bagi setiap mahasiswa baru yang akan masuk di Fakultas Farmasi
mutlak diperlukan, karena mereka akan memasuki lingkungannya yang baru.
Sehingga diperlukan adanya pengenalan dan sosialisasi bagi mahasiswa baru utuk
lebih mengenal lingkungan barunya tersebut.
Prosesi Penyambutan Mahasiswa Baru Fakultas Farmasi merupakan Pengaderan
pertama KEMAFAR-UH, penyambutan ini merupakan pintu gerbang bagi seorang
mahasiswa baru untuk masuk ke dunia baru yaitu lingkungan kampus yang tentunya
berbeda dengan dunia sebelumnya. Prosesi Penyambutan yang biasa juga disebut
ospek ini Meskipun banyak mengalami perubahan nama akan tetapi citra prosesi
Pengaderan awal ini lekat dengan nilai-nilai kekerasan dan tidak banyak mengalami
perubahan yang signifikan. Ospek dengan segala atribut kekerasannya jika kita coba
tinjau dalam perjalanan sejarah mempunyai landasan-landasan yang dari tahun ke
tahun semakin tidak jelas. Kondisi yang terjadi antara lain: Ospek telah kehilangan
jati diri/terjadi penyimpangan nilai, Tidak ada pengenalan kampus, Ketidaksesuaian
antara konsep Pengaderan yang telah dirumuskan dengan teknis pelaksanaan. Terjadi
perubahan hegemoni di mana hegemoni fisik yang selama ini menjadi ciri khas dari
pelaksanaan ospek tidak sesuai lagi dengan perkembangan wacana baik dalam
lingkup masyarakat, bangsa, dan negara. Saat ini yang dibutuhkan adalah hegemoni
pemikiran.
Penyambutan Mahasiswa baru ini diharapkan dapat membantu maba untuk lebih
mengenal lingkungan barunya di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, sehingga
dapat menjalani kehidupan barunya yang lebih baik.

21
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

A.2 Nilai dan tujuan


A.2.1 Nilai-nilai
1. Nilai nilai kesadaran kritis
2. Menanamkan dan Mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan
3. Menanamkan kepekaan sosial
4. Menanamkan nilai keakraban
5. Menumbuhkan semangat kebersamaan dan gotong royong
A.2.2 Tujuan
1. Memperkenalkan lingkungan internal dan eksternal kampus yang menunjang
kegiatan perkuliahan dan memperkenalkan kultur kampus
2. Membangun semangat keakraban, kebersamaan dan kekompakan di
kalangan Mahasiswa Baru
3. Melakukan upaya dekonstruksi konsep pemikiran mahasiswa baru
A.3 Persyaratan Peserta kader
Peserta kader adalah mahasiswa baru yang telah melewati proses penerimaan
ditingkat universitas dan tingkat fakultas.

1. Pakaian:
a. Pria: Peserta kader mengenakan baju kemeja putih rapi (kaki baju
dimasukkan dalam celana), celana kain hitam, dasi hitam dan sepatu hitam
b. Wanita: Peserta mengenakan baju kemeja putih (tidak transparan dan tidak
ketat (tidak memperlihatkan lekuk tubuh), jilbab hitam polos tebal (tidak
transparan) bagi peserta wanita muslim, dan rok hitam
2. Rambut :
a. Pria : rambut plontos (No.1 = 0,5 cm)
b. Wanita : rambut diikat satu dengan menggunakan pengikat yang tidak
mencolok
3. Atribut
Name tag (warna biru) dan atau pin

22
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

A.4 Komposisi Materi P2KBN


1. Materi Wajib
a. Pengenalan lembaga
b. Identitas Mahasiswa
c. Potensi Kecerdasan Manusia
2. Materi Tambahan
a. Sukses Jadi Mahasiswa
b. Materi yang dianggap perlu
B. Reformulasi Sikap Etika dan Pola Pikir (RESEP)
B.1 Latar Belakang
Farmasi merupakan tempat atau sebuah komunitas intelektual yang harus cerdas,
kreatif, dan inovatif dalam membaca dan menafsirkan wacana kontemporer termasuk
masalah kesehatan, politik, ekonomi dan sosial budaya seperti demokrasi, otonomi
daerah, wacana paradigma gerakan, serta respon terhadap masalah pendidikan dan
kesehatan masyarakat. Dimana sekelumit masalah tersebut akan marak dibicarakan
dan mahasiswa Farmasi harus berani menperlihatkan citra dan mengambil andil
dalam memberikan solusi yang akan membawa suatu perubahan terutama dalam
sektor kehidupan bangsa dalam menyokong proses pendewasaan pada semua elemen
bangsa.
Pendidikan, pelatihan / training atau pendidikan nonformal dan semacamnya
merupakan langkah awal untuk membekali seseorang dalam melakukan perubahan
dalam menata paradigma Farmasi khususnya dan masyarakat sosial umumnya.
Rangkaian waktu yang mengiringi kegiatan tersebut akan ditempuh oleh organisasi
dalam dunia keFarmasian satu periode ke depan tentu tidak lepas dari sejumlah
dinamika dan problematikanya yang menuntut para pelaku didalamnya untuk lebih
cerdas memahami dan menafsirkan segala perubahan yang muncul dalam proses
tersebut terutama dalam dunia kesehatan yang mana harus dipahami sebagai upaya
atau proses untuk mencari yang lebih ideal. Sehingga akan menjadi suatu kewajiban

23
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

kita sebagai elemen yang tidak terpisahkan dari manusia Indonesia untuk tetap berada
dalam garis perjuangan yang diawali dengan penataan kader yang militan terutama
mempunyai komitmen tinggi untuk memajukan organisasi yang dipimpinnya.
Sehingga langkah awal yang perlu dimatangkan ialah punya pegangan dalam
hal Pengaderan, hanya saja perubahan tidak akan pernah ada dan konsep perubahan
itu masih kabur, statement ini menjadi salah satu langkah acuan dasar ketika
melangkah menapaki terjal tanggung jawab yang diamanahkan kepada kami. Ideologi
yang jelas harus terbangun sebelum melangkah lebih jauh sehingga segala kebijakan,
program kerja dan perangkat organisasi dapat bersinergi dan berkesinambungan
sehingga cita-cita dan tujuan bersama dapat terwujud.
Pembacaan dinamika organisasi dalam konteks internal inilah menyiratkan akan
kebutuhan mendasar sebuah organisasi dimana gerak dan langkah Farmasi harus
terfokus pada penguatan basis massa, penataan organisasi, jalinan komunikasi antar
warga, pencerdasan kader, selain kebutuhan intern hadir juga ditengah kita sebagai
sebuah tuntutan untuk peduli dan kritis terhadap segala kebijakan yang menyesatkan.
Maka salah satu prioritas utama ialah pembenahan pada grassroot (akar rumput) yang
merupakan tuntutan yang harus terus dipikirkan secara serius mengingat banyaknya
mahasiswa Farmasi melalui proses keanggotaan secara pasif pada organisasi kita
(Badan Eksekutif Mahasiswa), sehingga pengurus institusi harus mampu melakukan
pembenahan secara aktif sebelum menjamurnya berbagai kegiatan lainnya sehingga
akan dilakukan proses Pengaderan secara sistematis lewat jenjang Pengaderan dan
perumusan program pembinaan yang terstruktur, terencana, berkesinambungan dan
mampu menggugah minat anggota untuk terlibat lebih jauh dalam aktifitas organisasi.
Agar dapat mewujudkan cita-cita diatas, maka seyogyanya Pengaderan harus
diarahkan pada proses rekayasa pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan
kemampuan yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian yang
beretika , kritisme, serta orientasi profesionalisme.
Pengaderan yang berjenjang yang dimaksud diawali dengan kegiatan Bina
Akrab yang menjadi kewajiban seorang mahasiswa baru. Kegiatan Bina akrab

24
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

Fakultas Farmasi yang diberi nama RESEP (Reformulasi Sikap, Etika dan Pola Pikir)
inilah yang merupakan pintu awal seorang mahasiswa untuk menjadi bagian Keluarga
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (KEMAFAR-UH). Kegiatan ini
hanya sebatas memberikan materi-materi dasar tentang pembentukan jiwa, karakter,
dan pola pikir yang leadersip.
Pola pikir yang dimaksud disini sangat penting bagi seorang mahasiswa baru
karena seorang mahasiswa baru yang sebelumnya digembleng dengan phaedagogy,
setelah memasuki dunia kampus, secara horizontal langsung akan diperhadapkan
dengan dunia kampus yang berdinamika andragogy. Sehingga jika tidak ada
pendampingan dan pembinaan, maka pasti seorang mahasiswa baru akan mengalami
proses yang sangat lama dalam memahami fungsi, peran, dan tanggung jawab sebagai
seorang mahasiswa untuk berbuat bagi dirinya sendiri dan masyarakat umumnya.
B.1 Nilai dan tujuan
B.1.1 Nilai-nilai
1) Penanaman etika dan moralitas
2) Penguatan basis keilmuan farmasi
3) Penanaman nilai keakraban
B.1.2 Tujuan
1) Membentuk pola pikir, sikap, dan etika mahasiswa baru
2) Melakukan identifikasi potensi calon kader
3) Membina keakraban diantara senior dengan mahasiswa baru
4)Mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama anggota
KEMAFAR-UH
5) Sebagai ajang reuni alumnus farmasi
6) Menanamkan rasa kecintaan akan bidang ilmu yg digeluti
7) Studi pengenalan kampus

25
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

B.3 Persyaratan Peserta RESEP (meliputi Pra-RESEP dan Pasca RESEP)


1. Telah mengikuti P2KBN tingkat lembaga sampai selesai
2. Pakaian :
a. Pria : Memakai baju kemeja dan atau kaos berkerah (tidak ketat), dan
celana kain hitam (tidak ketat)
b. Wanita : Memakai baju kemeja lengan panjang (tidak ketat dan tidak
memperlihatkan lekukan tubuh), rok hitam panjang, jilbab hitam (tidak
transparan)
3. Rambut
a. Pria : rambut botak (No.1 = 0,5 cm)
b. Wanita : rambut diikat satu dengan menggunakan pengikat yang tidak
mencolok
4. Atribut
Name tag dan atau pin
B.4. Metode Pelaksanaan
1. Pra-RESEP
a. Focus Group Discussion (FGD), suatu model kegiatan Pra-RESEP yang
lebih dikenal dengan kegiatan pengumpulan di mana kegiatan ini
menjadi metode penyampaian materi sekaligus penanaman nilai-nilai
aktualisasi Pengaderan yang berlaku dalam KEMAFAR-UH.
b. Latihan Acara,suatu persiapan para peserta sebelum memberikan
persembahan dalam kegiatan RESEP nanti.
c. Sosialisasi, suatu kegiatan di mana peserta diwajibkan melakukan
sosialiasi kepada warga KEMAFAR-UH dan juga dosen-dosen Fakultas
Farmasi agar tercipta hubungan kekeluargaan dan keakraban sejak dini.
d. Pendampingan, suatu kegiatan pembimbingan kepada peserta akan
persiapan sebelum berangkat menuju RESEP dan untuk menggali serta
mengarahkan pengembangan potensi dari peserta.

26
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

e. Outbond, suatu kegiatan untuk mengenalkan lingkungan kampus kepada


mahasiswa baru serta memberikan pemahaman awal akan kehidupan
kampus dan mahasiswa.
2. RESEP
Pelaksanaan RESEP di tempat dan waktu kegiatan yang telah ditetapkan,
adapun model kegiatannya adalah penyampaian materi, diskusi, outbond,
FGD, sosialisasi senior dan alumni KEMAFAR-UH, persembahan peserta,
dan pengukuhan.
3. Follow Up RESEP
Follow up RESEP dilaksanakan setelah kegiatan RESEP untuk
memastikan nilai-nilai yang ditanamkan benar-benar terpatri. Adapun
pelaksanaannya dapat melaui:
a. Post test
Post test merupakan suatu tes tertulis yang diberikan kepada
peserta yang telah mengikuti RESEP, tes tersebut mencakup dari
keseluruhan materi yang pernah diberikan sejak Pra-RESEP hingga
hari H RESEP.
b. Penugasan
Penugasan merupakan model follow up RESEP dengan
memberikan tugas berupa membuat resume dan merangkum sejarah
KEMAFAR-UH.
c. Bedah buku
Bedah buku merupakan kegiatan pembedahan buku-buu non-fiksi
yang dibantu dengan pendamping yang telah dibagi kepada tiap-tiap
kelompok peserta.
d. Bedah Film
Bedah film merupakan kegiatan pembedahan film dengan genre
tertentu yang dapat membangun semangat keorganisasian kader yang
dibantu dengan pendamping dan dibagi dalam tiap-tiap kelompok peserta.

27
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

B.5 Komposisi Materi


1. Tanggung Jawab Kaum Intelektual
2. Wajah Organisasi Farmasi
3. Prospek Fakultas Farmasi/dirangkaikan dengan perkenalan alumni
4. How to Survive
5. Sejarah Pergerakan Mahasiswa
6. Kerangka Berpikir Ilmiah
7. Materi yang dianggap perlu
Tinjauan Instruksional Khusus dan Tinjauan Instruksional Umum
1. Tanggung jawab kaum Intelektual
a. Tinjauan Instruksional Umum :
Peserta mampu memahami dan mengetahui realitas kaum intelektual.
b. Tinjauan Instruksional Khusus :
1. Mahasiswa baru mampu memahami hakikat Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
2. Mahasiswa baru mampu memahami definisi dan karakteristik kaum
intelektual.
3. Mahasiswa baru mampu mengetahui realitas kebangsaan.
4. Mahasiswa baru mampu mengerti hakikatnya sebagai makhluk sosial
dan mampu memainkan peran dalam kehidupan sosialnya.
5. Mahasiswa baru mampu memahami tanggung jawab dari ilmu
pengetahuan yang dimilikinya.
2. Prospek Kerja Farmasi
a. Tinjauan Instruksional Umum :
Mahasiswa Mengetahui prospek kerja alumnus Farmasi setelah menempuh
pendidikan S1.
b. Tinjauan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa baru mampu memahami sektor pekerjaan yang dapat
dipilih oleh bidang farmasi.
b. Mahasiswa baru mampu memahami esensi dari ilmu pengetahuan
yang ditempuh selama proses perkuliahan yang relevan dengan
prospek kerja kedepannya.
28
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

3. How to survive

a. Tinjauan Instruksional Umum:


Peserta mampu mengetahui dan memahami strategi dalam mengahadapi
dan menyelesaikan segala kesulitan untuk meraih kesuksesan.
b. Tinjauan Instruksional Khusus :
1. Peserta bisa melatih diri untuk menjadi pribadi yang tegar dalam
menghadapi kesulitan
2. Menguji ketangguhan dan keuletan dalam meraih kesuksesan
3. Peserta mampu mengenali kelebihan dan kelemahan dalam dirinya
4. Melatih kerjasama dengan orang lain
5. Melatih kesabaran, terutama bila berhadapan dengan kesulitan
6. Belajar mengolah konflik, baik dari dalam diri maupun dari luar diri

4. Kerangka Berpikir Ilmiah

a. Tinjauan Instruksional Umum:


Peserta mampu mengetahui dan memahami tentang kerangka berpikir ilmiah.
b. Tinjauan Instruksional Khusus:
1. Peserta dapat memahami peran dan fungsi akal.
2. Peserta dapat memahami ontologi, epistemologi, dan aksiologi
3. Peserta dapat memahami tingkatan-tingkatan berfikir
4. Peserta dapat memahami Empirisme, Rasionalisme, dan skriptualisme.
5. Peserta dapat memahami jenis-jenis kesalahan berpikir.
5. Sense of Belonging
a. Tinjauan Instruksional Umum
Peserta mampu memahami dan menumbuhkan rasa memiliki dalam
dirinya terhadap organisasi.

29
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

b. Tinjauan Instruksional Khusus


1. Peserta dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap organisasi
2. Peserta mampu menumbuhkan pentingnya berpartisipasi dan bertanggung
jawab dalam lingkungan sesama dan bersesama.
3. Peserta mampu membentuk identitas diri sebagai motivasi untuk
berpartisipasi dalam lingkungan sesama dan bersesama.
B.6 Analisis Situasi dan Kondisi RESEP

1. Pra-RESEP
a. Waktu pengumpulan yang terbatas
b. Kesibukan akademik
c. Kedisiplinan panitia dan pengurus
d. Kurangnya respon positif dari birokrat
e. Kondisi tertekan pada mahasiswa baru
f. Latar belakang organisasi
g. Jeda P2MB sampai RESEP, idealnya 1 bulan
h. Format Pengaderan tidak jelas
i. Keberadaan penggembira yang sangat banyak
j. Kepedulian KEMAFAR-UH terhadap Pengaderan masih kurang
k. Mind set awal mahasiswa baru yang hanya ingin menjadi anggota
2. RESEP
a. Dana
b. Waktu
c. Lokasi
d. Kesiapan mahasiswa baru dan panitia
e. Perizinan
f. Partisipasi anggota
g. Nasib panitia
h. Kualitas dan kuantitas panitia

30
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

i. Kedisiplinan
j. Keamanan
k. Fasilitas
3. Follow Up RESEP
a. Sibuk akademik
b. OC lepas tanggung jawab
c. Animo mahasiswa baru berkurang
d. Kondisi kesehatan mahasiswa baru
e. Jeda waktu yang terlalu lama/sebentar
f. Tidak ada format serta metode yang baku
B.7 Analisis Stakeholder RESEP

1. Organizing Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b.Loyal
c. Cakap, cepat tanggap dan siaga
d.Mengerti konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin
2. Steering Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b. Mengerti konsep Pengaderan
c. Pernah menjadi OC dalam kegiatan RESEP, atau dengan kesepakatan
koordinator stering, Presiden BEM, dan Ketua MAPERWA.
d. Mampu menerjemahkan konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin

31
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

3. Pemateri
a. Paham akan materi
b. Paham proses Pengaderan
c. Telah mengikuti/melewati proses min LK 1 yang dianggap paham dan
menguasai akan materi yang akan dibawakan
d. Berpakaian rapi
e. Berwibawa
B.8 Indikator Pencapaian RESEP
1. Pengukuran dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik
2. Mengetahui dan memahami mengenai lembaga
3. Dekonstruksi paradigma peserta
4. Kebersamaan antar sesama calon anggota dan anggota KEMAFAR-UH
5. Keharmonisan antar anggota KEMAFAR-UH.
C. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Farmasi (PDKMF)
C.1 Latar Belakang
Dengan tinta emasnya, sejarah telah membuktikan sebuah kekuatan luar biasa yang
dimiliki oleh sosok pemuda yang menghuni dan mendinamisasi kehidupan di
dalam dan di luar „habitat‟nya, yaitu kampus. Mahasiswa sebagai simbol moral force
yang senantiasa berdiri kokoh dengan idealisme sosial dan intelektualitasnya adalah
kontributor terbesar bagi perubahan demi perubahan di negeri ini. Tidak berlebihan
ketika memori sepak terjangnya senantiasa menjadi inspirasi bagi setiap gerakan
perlawanan menuju sebuah kemapanan bagi masyarakat. Secara garis besar,
mahasiswa memiliki dua peran yang harus mereka jalani yaitu sebuah konsekuensi
logis atas keberadaan mereka, yaitu :
1. Mahasiswa sebagai makhluk intelektual
Peran ini muncul sebagai implikasi keberadaannya yang merupakan bagian dari
unsur penyusun tatanan kampus. Mereka adalah komponen dengan jumlah
terbesar, yang menjadi bagian dari civitas akademika, bersama dosen dan
karyawan kampus.

32
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

Peran sebagai kaum intelektual yang mencari hakikat, kegunaan dan peranan ilmu
dalam menjawab permasalahan-permasalahan kehidupan, melekat dalam setiap
geraknya, baik di dalam maupun diluar almamater. Kesadaran akan perannya
diharapkan dapat memunculkan sikap dan pandangan pribadi yang berpedoman
pada karakteristik yang objektif, rasional, logis, sistematis dan konstruktif dalam
batasan nilai dan norma yang ada. Mahasiswa dihadapan almamater memiliki
fungsi yang sama dengan unsur penyusun kampus yang lain seperti birokrat
kampus dan dosen, terutama dalam upayanya melakukan panggilan terhadap ilmu.
Kebebasan mimbar akademis, kebebasan untuk berinovasi dan kebebasan ruang
gerak untuk berfikir bukan menjadi monopoli milik salah satu dari unsur penyusun
kampus tetapi menjadi sebuah fungsi yang akan dibawa dengan sendirinya oleh
setiap komponen kampus ketika mereka telah diidentifikasikan sebagai bagian dari
kampus yang merupakan sebagai institusi pendidikan.
2. Mahasiswa sebagai makhluk sosial
Sangat tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan mahasiswa sangat diharapkan
oleh masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan dan mendapatkan solusi
atas realita sosial yang harus dihadapi masyarakat. Sekian Asa senantiasa melekat
pada dinding kampus dari masyarakat, atas penghidupan yang lebih baik demi
terciptanya tatanan masyarakat yang kokoh. Begitu banyak harapan yang
disandangkan oleh masyarakat kepada calon- calon farmasis yang akan berinterksi
dengan masyarakat secara langsung nantinya.
Mahasiswa, dalam hal ini „calon farmasis-farmasis muda‟ adalah manusia yang
merupakan makhluk sosial. Hal tersebut merupakan label awal yang akan selalu
melekat padanya, karena mereka suatu saat akan kembali lagi ketengah-tengah
kehidupan aslinya, masyarakat. Keberadaan mahasiswa

33
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

dalam kampus hanyalah melakukan pencarian atas sekian pertanyaan kehidupan


yang selama ini menjadi beban besar bagi masyarakat.
C.2 Nilai dan Tujuan
C.2.1 Nilai
1. Tanggung Jawab
2. Urgensi kelembagaan
3. Idealitas
a. Memperkenalkan dan menanamkan wawasan almamater dan wawasan widya
mandala
b. Memperluas wawasan dan wacana peserta
c. Membangun kemampuan kader dalam pengembangan skill dan karakter
kepemimpinan
d. Membangun spirit berorganisasi
e. Membangun idealisme
C.3 Persyaratan Peserta Kader
1. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus RESEP
2. Pakaian:
a. Pria : Memakai baju kemeja putih (tidak ketat), almamater, dasi
hitam, dan celana kain hitam (tidak ketat)
b. Wanita : Memakai baju kemeja putih (tidak ketat dan tidak
memperlihatkan lekukan tubuh), almamater, rok hitam panjang,
jilbab hitam (tidak transparan)
3. Rambut:
a. Pria : rambut rapi
b. Wanita : rambut diikat satu dengan menggunakan pengikat yang tidak
mencolok

34
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

C.4 Analisis Stakeholder PDKMF

1. Organizing Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b. Loyal
c. Cakap, cepat tanggap dan siaga
d. Mengerti konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin
2. Steering Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b. Mengerti konsep Pengaderan
c. Pernah menjadi OC dalam kegiatan PDKMF, atau dengan kesepakatan
koordinator stering, Presiden BEM, dan Ketua MAPERWA.
d. Mampu menerjemahkan konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin

3. Pemateri
a. Paham akan materi
b. Paham proses Pengaderan
c. Telah mengikuti/melewati proses min LK 1 yang dianggap paham dan
menguasai akan materi yang akan dibawakan
d. Berpakaian rapi
e. Berwibawa
C.5 Komposisi Materi
1) Pra-PDKMF
a. Persidangan dan keprotokoleran
b. analisis SWOT

35
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

c. Team Work Building


d. Hakikat dan Urgensi Organisasi
2) PDKMF
a. wawasan keismafarsian
b. Nine Stars Pharmacist
c. wawasan almamater
d. Sistem pergerakan mahasiswa
e. Psikologi dan komunikasi
f. Kepemimpinan dan manajemen organisasi
g. Manajemen Aksi
h. Konstitusi KEMAFAR UH
i. Kesekretariatan dan Kebendaharaan
j. Pengenalan UKM KEMAFAR-UH
C. 5 Tinjauan Instruksional Khusus dan Tinjauan Instruksional Umum

1. Persidangan Dan Keprotokoleran

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Peserta Dapat Memahami Metode Persidangan Dan Keprotokoleran Dalam

Menjalankan Organisasi

b. Tinjauan Instruksional Khusus:


1. Peserta Mengetahui Definisi Persidangan
2. Peserta Mengetahui Unsur-Unsur Metode Persidangan
3. Peserta Mengetahui Model / Bentuk Persidangan

36
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

4. Peserta Mengetahui Tingkatan Sidang

5. Peserta Mengetahui Istilah-Istilah Persidangan

6. Peserta Mengetahui Tata Cara Ketukan Palu Sidang

7. Melakukan Simulasi/Praktek Persidangan

2. Analisis Swot

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Peserta Dapat Melakukan Identifikasi Berbagi Faktor Secara Sistematis


Untuk Merumuskan Strategi Tertentu

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Mengetahui Pengertian Dan Manfaat Analisis Swot


2. Peserta Dapat Menganalisis Faktor-Faktor Strategis (Swot) Dalam Kondisi
Tertentu
3. Peserta Mengetahui Teknik Penyusunan Swot Dan Penerapannya Dalam
Organisasi
4. Simulasi Analisis Swot
3. Teamwork Building

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Peserta Mampu Membangun Sebuah tim dan kerja Tim yang solid

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Mengetahui Pengertian Dan Tujuan Tim

37
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

2. Peserta Mampu Mengetahui Cara Dan Langkah-Langkah Membangun Tim

3. Peserta Mampu Mengetahui Ciri-Ciri Tim Yang Berkinerja Tinggi

4. Simulasi Tim Work Building

4. Hakikat Dan Urgensi Organisasi

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Peserta dapat memahami fungsi dan urgensi organisasi

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta dapat memahami definisi organisasi

2. Peserta dapat memahami manfaat dan peran organisasi

3. Peserta dapat memahami unsur, prinsip dan struktur organisasi

4. Peserta dapat memahami pentingnya kaderisasi dalam organisasi

5. Wawasan Keismafarsian

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Peserta dapat mengetahui dan memahami tentang eksistensi organisasi


ismafarsi, serta memiliki keterikatan terhadap ismafarsi.

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Dapat Menjelaskan Sejarah Berdirinya Ismafarsi

2. Peserta Dapat Menjelaskan Visi Dan Misi Ismafarsi

3. Peserta Dapat Mengetahui Aturan, Struktur, Dan Kegiatan Ismafarsi

4. Peserta Mengetahui Nilai-Nilai Dasar Organisasi Ismafarsi

38
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

5. Keterkaitan Organisasi Ismafarsi Dengan Dunia Farmasi

6. Nine-Star Pharmacist

a. Tinjauan Instruksional Umum:


Peserta dapat mengetahui dan memahami peran pharmasist dalam dunia modernisasi
serta memiliki kapabilitas dalam penerapan nine-star pharmacist

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Dapat Memahami Peranan Pharmasist Dalam Kehidupan Manusia Modern

2. Peserta Dapat Memahami Nilai Yang Terkandung Dalam Nine Star Pharmasis

3. Peserta Dapat Memahami Interaksi Mutualisme Antar Profesi Kesehatan

4. Peserta Dapat Mamahami Pentingnya Nine Star Pharmasis.

7. Wawasan Almamater

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Peserta Dapat Memahami Almamater Sebagai Jiwa Mahasiswa Untuk Terus Belajar

Dan Berkembang

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Mengetahui Pengertian Wawasan Almamater


2. Peserta Memahami Pentingnya Wawasan Almamater
3. Peserta Memahami Dan Menjelaskan Nilai Yang Harus Berada Sebagai
Mahasiswa Almamater Merah
4. Peserta Memahami Dan Mampu Menjiwai Nilai Dasar Menjadi Bagian Dari
Almamater Merah

39
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

8. Psikologi Dan Komunikasi

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Peserta Dapat Memahami Aspek Psikologi Dalam Komunikasi Sehingga Dapat

Berkomunikasi Dengan Baik Dalam Interaksi Sosial.

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Memahami Pengertian Psikologi, Psikologi Sosial, Dan Psikologi


Komunikasi
2. Peserta Memahami Interaksi Sosial, Kelompok Sosial Dan Sikap Sosial
3. Peserta Memahami Dan Mampu Menjelaskan Komponen Dan Peraturan Dalam
Komunikasi
4. Peserta Mampu Meningkatkan Kualitas Komunikasi Dalam Diri (Interpersonal)
Dan Komunikasi Dengan Orang Lain (Interpersonal)

9. Kepemimpinan Dan Manajemen Organisasi

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Mahasiswa Mampu Mengetahui Urgensi Kepemimpinan Sekaligus Melakukan

Manajemen Dalam Berorganisasi.

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Mengetahui Pengertian Pemimpin Dan Kepemimpinan

2. Peserta Mengetahui Beberapa Gaya Kepemimpinan

3. Peserta Mengetahui Syarat-Syarat Pemimpin

4. Peserta Mengetahui Fungsi-Fungsi Manajeman Organisasi (Poace)

40
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

10. Manajemen Aksi Dan Sistem Pergerakan Mahasiswa

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Mahasiswa mengetahui Tata Cara Dan Dapat Melakukan Aksi

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta Memahami Definisi Aksi

2. Peserta Mengetahui Esensi Aksi

3. Peserta Mengetahui Prinsip Aksi

4. Peserta Mengetahui Bentuk-Bentuk Aksi

5. Peserta Mengetahui Persiapan (Perangkat, Perlengkapan, Sasaran, Target, Dan


Waktu) Dan Evaluasi Aksi

11. Konstitusi KEMAFAR-UH

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Mengetahui dan memahami konstitusi yang ada di tubuh KEMAFAR-UH.

b. Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Peserta mengetahuipengertian konstitusi.

2. Peserta mengetahui kekuatan dan hirarki konstitusi.

3. Peserta mengetahui prinsip dan syarat pembentukan konstitusi .

4. Peserta mengetahui konstitusi KEMAFAR-UH dan penjabarannya.

12. Kesekretariatan Dan Kebendaharaan

a. Tinjauan Instruksional Umum:

Mahasiswa dapat mengorganisir suatu sekretariat dan perbendaharaan keuangan

41
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

Tinjauan Instruksional Khusus:

1. Mengetahui fungsi kesekretariatan

2. Mengetahui perencanaan pengaturan sekretariat

3. Mengetahui administrasi persuratan

4. Mengetahui administrasi kearsipan

5. Mengetahui inventarisasi organisasi dan dokumentasi organisasi

6. Mengetahui pedoman keprotokuleran administrasi

7. Mengetahui sumber keuangan organisasi dan alur dana kemahasiswaan

8. Mengetahui sistem penganggaraan

9. Mengetahui sistem pengelolaan dan administrasi keuangan

10. Mengetahui penyusunan laporan keuangan.

C.6 Penutup
Setelah mahasiswa baru menjadi anggota KEMAFAR-UH yang telah mengikuti
jenjang pengaderan KEMAFAR-UH maka BEM perlu menyediakan wadah dalam
mengembangkan potensi kader.

D. Latihan Kepemimimpinan dan Manajemen Mahasiswa Farmasi


(LKMMF)
D.1 Latar Belakang
Dalam sejarah dunia tak satupun gerak perubahan tidak melibatkan kaum
terpelajar di dalam perubahannya. Hal tersebut disebabkan tingginya resistensi
kelompok ini terhadap realitas sosial yang terjadi. Mahasiswa termasuk dalam
kelompok ini sehingga setiap perubahan di negeri ini tidak luput dari keterlibatan
mahasiswa Indonesia, yang memicu terjadinya pergerakan mahasiswa dalam
menyikapi fenomena sosial ini oleh Max Weber dikarenakan oleh “the ethic of
absolute ends”
42
atau nilai-nilai luhur (idealisme) yang didapatkan oleh pemuda mahasiswa yang
dijadikan sebagai main stream perjuangan dalam menyikapi fenomena sosial, dari
sudut pandang inilah sehingga mahasiswa dikatakan “ agent of social control”, juga
nilai-nilai luhur itupunlah yang dijadikan orientasi mahasiswa dalam mengawal
segala perubahan untuk sebuah proses transformasi sosial sehingga mahasiswa
mendapatkan predikat “agent of social change”. Maka sangat ironis jika dalam dunia
kemahasiswaan sendiri, terjadi kemapanan yang berlangsung terus menerus dan
cenderung mempertahankan status quo.
Melihat fenomena yang dihadapi oleh Gerakan Mahasiswa yang tidak menentu
arah dan semakin kurang menariknya kelembagaan mahasiswa menjadi alasan yang
mendasari perlunya kajian intensif dalam rangka memperjelas peran dan posisi
kemahasiswaan. Karena Gerakan Mahasiswa sebagai pendorong perubahan social
selama ini dianggap ampuh namun pasca Reformasi menjadi tak menentu BEM
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin sebagai representatif kelompok
kemahasiswaan merasa penting untuk mendiskusikan secara sistematis dalam rangka
penguatan kapasitas mahasiswa baik individu maupun kelembagaan. Berdasarkan
pemikiran di atas maka dipandang perlu untuk mengadakan Latihan Kader Tingkat II
atau Latihan Kepemimimpinan dan Manajemen Mahasiswa Farmasi (LKMMF)
sebagai manifestasi mempertahankan eksistensi Mahasiswa dalam pembangunan
bangsa dimasa yang akan datang.
D.2 Nilai dan Tujuan
D.2.1 Nilai
1. Loyalitas, dan integritas
2. Kebangsaan
3. Interkoneksitas
4. Profesionalisme berlembaga
5. Kearifan
6. Kepemimpinan
7. Kapasitas dan kapabilitas

43
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

D.2.2 Tujuan
1. Menciptakan kader yang siap berkiprah menjadi pemimpin dilembaga
kemahasiswaan
2. Pendalaman wacana dan wawasan
3. Menciptakan kader yang mampu menganalisa realitas sosial dan kebangsaan
4. pengembangan nilai –nilai kepemimpinan
5. Meningkatkan tanggung jawab intelektual yang dimiliki kader
6. Memiliki kemampuan memanejemen konflik wacana

D.3 Persyaratan Peserta

1. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus di LK1


2. Telah mengikuti dan dinyatakan lulus screening
3. Memenuhi persyaratan administrasi (Surat mandat jika dari luar KEMAFAR-
UH, Kontribusi, melengkapi formulir.)

D.4 Komposisi Materi

1. Paradigma Sosial
2. Falsafah Pergerakan Sosial
3. Pergerakan Mahasiswa
4. Ideopolistrata
5. Analisis Kebijakan Publik
6. Manajemen Penelitian dan Riset
7. Advokasi Pergerakan Media
8. Analisa kondisi Pergerakan Mahasiswa
9. Materi lain yang dianggap perlu.

D.5 Tinjauan Instruksional Khusus dan Tinjauan Instruksional Umum

1. Falsafah Pergerakan Mahasiswa


a. Tinjauan instruksi umum
Memahamkan konsep pergerakan mahasiswa secara holistik demi
terwujudnya idealisme peserta untuk menjalankan dan mengawal nilai-nilai
kemahasiswaan
44
b. Tinjauan instruksi khusus:
1. Peserta mampu mengetahui mahasiswa dan pergerakan mahasiswa
2. Peserta mampu mengetahui posisi, peran, dan potensi mahasiswa
3. Peserta mampu mengetahui arah pergerakan mahasiswa
4. Peserta mampu mengetahui dan menerapkan manajemen konflik dalam
pergerakan mahasiswa.
5. Peserta mampu mengetahui dan mengenal aksi mahasiswa yang cerdas.
6. Peserta mampu mengetahui pergerakan mahasiswa masa lalu dan
sekarang.
7. Peserta mampu menerangkan amanah penerus bangsa terhadap perubahan
bangsa indonesia.
2. Pergerakan Mahasiswa

a. Tinjauan instruksi umum


Memahamkan konsep pergerakan mahasiswa secara holistik demi
terwujudnya idealisme peserta untuk menjalankan dan mengawal nilai-nilai
kemahasiswaan pada umumnya serta mahasiswa farmasi pada khususnya
b. Tinjauan instruksi khusus:
1. Peserta mampu mengetahui sejarah pergerakan mahasiswa.
2. Peserta mampu mengetahui tantangan pergerakan mahasiswa pada
masa pra dan pasca orde lama, orde baru, dan reformasi.
3. Peserta mampu membedakan strategi / solusi praktis pergerakan
mahasiswa pada masa pra dan pasca orde lama, orde baru, dan
reformasi.
4. Peserta mampu menentukan arah pergerakan mahasiswa di era sharing
digital dan globalisasi.
5. Peserta mampu mengetahui arah pergerakan mahasiswa farmasi di
indonesia.
6. Peserta mampu menjalankan dan mengawal nilai-nilai kemahasiswaan
di lingkup farmasi dan universitas.
7. Peserta mampu menjadi contoh inisiator dalam membangun kontruk
pergerakan mahasiswa secara verbal dan praktis di lingkungan kampus
dan indonesia pada umumnya serta lingkungan farmasi pada
khususnya.
45
3. Ideopolstrata
a. Tinjauan instruksi umum
Membantu peserta dalam memahami ideopolstrata sebagai pisau analisis
intelektual muda untuk mewujudkan pemimpin transformatif.
b. Tinjauan instruksi khusus:
1. Peserta diharapkan mengerti pokok kajian dan ruang lingkup ideopolstrata.
2. Peserta diharapkan memahami ideopolstrata sebagai metode perjuangan.
3. Peserta diharapkan memahami implementasi ideopolstrata dalam kehidupan
sehari-hari dan determinasi kebijakan strategis.
4. Peserta diharapkan memahami konsep pejuang paripurna.
4. Analisis Kebijakan Publik
a. Tinjauan instruksi umum
Membantu peserta dalam memahami konsep dasar, analisis dan prosedur pelaksanaan
kebijakan publik.
b. Tinjauan instruksi khusus:
1. Peserta diharapakan memahami terminologi, pokok kajian dan ruang lingkup
kebijakan publik.
2. Peserta diharapakan memahami bentu-bentuk analisis kebijakan publik.
3. Peserta diharapakan memehami prosedur pelaksanaan kebijakan publik.
4. Peserta diharapakan memahami arti opinik publik serta pendekatan prinsip
terhadap kajian opini publik.
5. Peserta diharapakan memahami proses analisis kebijakan publik dan
penerapannya lewat contoh kasus.
5. Manajemen Penelitian Dan Riset
a.Tinjauan instruksi umum
Peserta diharapkan memahami manajemen penelitian dan riset sehingga terdorong
terciptanya upaya dan minat dalam mensintesis hasil – hasil penelitian yang
manfaatnya konstruktif, solutif , dan berkelanjutan dalam menjawab tantangan –
tantangan masa kini.
b. Tinjauan instruksi khusus:
1. Peserta mengerti dan memahami definisi – definisi dan ruang lingkup dalam
desain riset dan metode penelitian.
2. Peserta memahami kerangkangka berpikir ilmiah sebagai pondasi penelitian
3. Peserta mengerti azas kebermanfaatan dan cara – cara pemanfaatan hasil
penelitian dalam justifikasi sebuah kebijakan dan penentuan solusi.
46
6. Advokasi Pergerakan Media
a. Tinjauan instruksi umum
Peserta diharapkan memahami peran dan urgensi media sebagai bagian dari media
perjuangan advokasi
b. Tinjauan instruksi khusus:
1. Peserta mengerti peran media dalam proses advokasi isu.
2. Peserta memahami tujuan advokasi media yakni membuat media menjadi peka isu
dan bersedia mengambil peran dalam advokasi.
3. Peserta mengerti cara menarik perhatian media.
4. Peserta mengerti cara menyelenggarakan konferensi pers.
5. Peserta mampu menulis press release sebagai salah satu sarana untuk advokasi
media.

47
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

E. FOLLOW UP
Dalam rangka mewujudkan Pengaderan KEMAFAR-UH yang ideal tentu
membutuhkan proses yang berkelanjutan dan sistematika. Kelemahan Pengaderan
KEMAFAR-UH selama ini adalah kegiatan Pengaderan yang berlangsung secara
bertahap (gradual), tidak ada proses yang sistematika untuk menindaklanjuti kegiatan
pengakaderan yang telah dilakukan.
Berangkat dari kondisi ini maka kemudian diambil langkah-langkah untuk
menindaklanjuti kegiatan Penyambutan KEMAFAR-UH, agar tujuan, nilai, dan
sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan Pengaderan awal tersebut benar-benar
dapat diwujudkan. Apalagi mengingat waktu yang agak terbatas pada pelaksanaan
kegiatan pengakaderan awal tersebut sehingga nilai-nilai yang akan diturunkan tentu
menjadi tidak maksimal.
Berikut adalah rencana tindak lanjut dari kegiatan Pengaderan MABA
KEMAFAR-UH yang akan berlangsung secara intensif sampai pada jenjang kegiatan
Pengaderan KEMAFAR-UH selanjutnya. Materi-materi yang disampaikan pada
kegiatan follow up adalah materi-materi yang diturunkan dalam kegiatan Pengaderan
KEMAFAR-UH.
Materi ini dapat bersifat mengulang kembali materi yang telah disampaikan,
melanjutkan materi yang belum diturunkan atau memperluas/memperdalam materi
tersebut dengan membahas materi - materi yang terkait dengan materi pokok
(membahas referensi materi yang dianjurkan). Bentuk penyampaian materi dari
follow up Pengaderan MABA KEMAFAR-UH terdiri atas berbagai model
penyampaian. Model penyamapaian materi follow up Pengaderan KEMAFAR-UH
adalah sebagai berikut:
1. Ceramah dan Dialog
Ceramah dan dialog yaitu seorang narasumber menyampaikan pokok-pokok
materi di hadapan peserta, kemudian diteruskan dengan dialog untuk
mempertajam materi yang telah disampaikan. Urgensi dialog adalah memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya mengenai persoalan yang belum

48
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

jelas, sharing pendapat mengenai gagasan dalam perspektif yang berbeda dengan
apa yang disampaikan oleh narasumber, mengkritisi suatu persoalan yang
dipandang masih meragukan ataupun memberikan gagasan-gagasan cerdas yang
sebenarnya.
2. Bedah kasus, bedah buku dan bedah film.
Bedah kasus merupakan sebuah forum interaksi peserta berdasarkan kasus
tertentu dimasyarakat yang relevan dengan topik atau tema pembicaraan.
Teknisnya sebelum memasuki pokok materi, fasilitator melemparkan sebuah
kasus tertentu, bisa secara lisan langsung atau dengan tulisan mengenai kasus
tersebut, kemudian peserta diberi kesempatan beberapa saat untuk
mendiskusikannya.
Bedah buku merupakan sebuah forum interaksi peserta berdasarkan judul buku
tertentu yang dikupas secara mendalam untuk menemukan dan memahami
makna dan pokok-pokok permasalahan yang disampaikan dalam buku tersebut.
Bedah film merupakan sebuah forum interaksi peserta berdasarkan tema tertentu
yang ada dalam sebuah film. Untuk kegiatan bedah film sebelum dilakukan
interaksi antarpeserta maka terlebih dahulu dilakukan pemutaran film sesuai
dengan tema yang akan diangkat dalam topik diskusi.
3. Penugasan
Penugasan dikukan untuk melatih tanggung jawab mahasiswa baru terhadap tugas
yang diberikan.
4. Kontrol Bacaan & Kegiatan
Pada dasarnya metode penyampaian di atas bersifat fleksibel. Karena itu
beberapa metode di atas dapat dilaksanakan secara konfiguratif dengan tetap
mempertimbangkan relevansi atau sinkronisasi diantara masing-masing metode
tersebut. Karenanya setiap pengader KEMAFAR-UH atau narasumber dituntut
untuk selalu kreatif, inovatif, dan mampu melakukan improvisasi yang dinamis
dan antisipatif dalam mengelola sebuah forum, sehingga tujuan dan target materi

49
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018

berhasil disampaikan secara maksimal dengan melibatkan peserta seefektif


mungkin.
5. Aksi
6. Kepanitiaan

50

Anda mungkin juga menyukai