KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
pertolongan-Nya sehingga buku Pedoman Pengaderan Keluarga Mahasiswa Fakultas
Farmasi Universitas Hasanuddin (KEMAFAR-UH) ini dapat terselesaikan.
Buku Pedoman Pengaderan KEMAFAR-UH ini diharapkan dapat menjadi
acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pengaderan kader-kader KEMAFAR-UH
selanjutnya. Kami sadari bahwa Pengaderan yang terlaksana dalam kepengurusan
kami sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga kami mengharapkan adanya
penyempurnaan-penyempurnaan dalam pelaksanaan pengaderan pada kepengurusan
berikutnya. Besar harapan kami melalui buku ini dapat tercipta kader yang beriman
dan bertaqwa, berwawasan mandiri dan berjiwa social. Tak lupa pula kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan selama proses pembuatan dan penerbitan buku pedoman pengaderan
KEMAFAR-UH. Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan dan kekurangan kami selama satu periode kepengurusan kami. Terimakasih.
Penyusun
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
I.2 Tujuan
I.3 Sasaran
2
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
BAB II
POKOK-POKOK PENGADERAN
II.1 Pengertian
Pokok-pokok pengaderan adalah Segala hal yang meliputi asas, dasar, intisari
yang dijadikan sebagai pedoman dalam menunjang tercapainya tujuan pengaderan.
II.2 Isi
1. Kader
Kader adalah anggota KEMAFAR-UH yang sedang atau telah melalui proses
pengaderan.
2. Pengaderan/kaderisasi
Pengaderan adalah usaha organisasi KEMAFAR-UH dalam membentuk,
membina, dan mengembangkan potensi kader.
3. Sistem pengaderan
Sistem pengaderan adalah keseluruhan komponen pengaderan yang saling
memiliki keterkaitan fungsional yang dilaksanakan secara sistematis, terpadu dan
konsisten sesuai dengan tujuan pengaderan KEMAFAR-UH.
4. Manajemen pengaderan
Manajemen pengaderan adalah proses pengelolaan sumber daya manusia/ kader
dan sumber daya organisasi secara sistematis, sinergis, dan berkelanjutan dalam
rangka mencapai tujuan pengaderan pada khususnya dan tujuan KEMAFAR-UH
pada umumnya.
5. Mekanisme pengaderan
Mekanisme pangaderan adalah proses yang harus dilalui anggota KEMAFAR-
UH secara bertahap dalam melakukan pengaderan untuk mencapai tujuan pengaderan
pada khususnya dan tujuan KEMAFAR-UH pada umumnya.
3
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
6. Metodologi pengaderan
Metodologi pengaderan adalah suatu cara yang teratur yang diaplikasikan untuk
mencapai tujuan pengaderan.
7. Kurikulum Pengaderan
Seperangkat komponen penunjang yang meliputi kerangka, nilai dan tujuan,
komposisi materi, analisis sosial dan stake holder serta indikator pencapaian yang
mendukung tujuan pengaderan KEMAFAR-UH.
4
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
4. Proses yang dapat mengembangkan kader yang terbaik, tidak hanya loyal pada
organisasi tetapi juga pada akademik, dan peka terhadap kondisi sosial
masyarakat.
5
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
b. Nilai Intelektualitas
1) Idealitas, dimaksudkan untuk menjaga citra dan sifat yang melekat dalam
diri seorang mahasiswa yang senantiasa menjaga idealisme, karena
mahasiswa tak terikat dengan kepentingan yang memihak.
6
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
c. Nilai Humanitas
1) Kebersamaan
2) Toleransi
3) Kepedulian
d. Nilai Kepemimpinan
7
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/208
e. Nilai Kemahasiswaan
3) Tri darma perguruan tinggi, dimaksudkan agar kader dapat memahami dan
mengembangkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Tri Darma
Perguruan Tinggi yakni, mengaktualisasikan diri dalam aktivitas-aktivitas
yang berlandaskan prinsip pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
8
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
f. Nilai Kelembagaan
g. Nilai Kebangsaan
9
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 20172018
BAB III
A. Sistem Pengaderan
1. Pengaderan formal
Pengaderan formal adalah pengaderan bertingkat dan berjenjang yang diikuti
oleh anggota, dan setiap jenjang merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang
selanjutnya. Bentuk pengaderan formal ini biasanya diwajibkan karena juga
merupakan syarat untuk menjadi anggota keluarga mahasiswa. Yang terdiri dari:
a. Pengaderan Formal Utama:
1) Penerimaan dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara Mahasisswa Baru
(P2KBN)
2) Resep (Reformulasi sikap, Etika dan pola pikir)
3) PDKMF (Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Farmasi)
b. Pengaderan Formal Pendukung
1) Bahan (Bina Kerohanian)
2) LKMMF (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa Farmasi)
c. Pengaderan Formal Pelengkap
1) Pelatihan ESQ
2) Pelatihan Fasilitator (pendampingan)
3) Pelatihan Jurnalistik Dasar
4) Pelatihan Penelitian Dasar
5) Pelatihan pelengkap lainnya yang disesuaikan sesuai kebutuhan
10
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
2. Pengaderan nonformal
Pengaderan non-formal adalah bentuk Pengaderan yang bersifat tidak resmi
dan tidak berjenjang. Pengaderan ini mengutamakan keikutsertaan secara aktif
angota/kader pada kepanitiaan dan kegiatan organisasi untuk mengembangkan
diri dan mengimplementasikan hasil Pengaderan formal. Bentuk-bentuk
Pengaderan non formal adalah:
a. Pendelegasian untuk kegiatan tertentu
b. Aktifitas dalam Kepanitiaan
c. Aktifitas dalam Kepengurusan
d. Aktifitas dalam UKM
11
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
perkataan dan perbuatan, hubungan antar sesama, sopan santun, kedisiplinan, dan
lain-lain.
c. Psikomotorik
Aspek kecakapan atau keterampilan (skill), antara lain : keterampilan
memimpin, berkomunikasi, memecahkan masalah, meneliti, menulis dan
keterampilan yang bersifat teknis lainnya.
B. Manajemen Pengaderan
1. Planing
a. Penyusunan konsep
b. Penyusunan materi
c. Penyusunan jajaran kepanitiaan
d. Penyusunan jadwal
2. Organizing
Pengorganisasian merupakan usaha untuk mengalokasikan sumber daya
kader dan sumber daya organisasi dalam pencapaian target yang telah
direncanakan. Adapun komponen tersebut yaitu:
12
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
c. Panitia
Mahasiswa yang bertatus anggota biasa yang dipilih secara langsung
oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KEMAFAR-UH melalui surat
Keputusan anggota.
3. Actuating
Bentuk-bentuk metodologi Pengaderan KEMAFAR-UH sebagai berikut :
a. Ceramah
Metode ini dimaksudkan sebagai pendekatan penyajian materi yang
bersifat satu arah dari pemateri kepada peserta.
b. Tanya jawab
Pada dasarnya metode ini merupakan tindak lanjut dari metode
ceramah. Metode ini mempunyai maksud ganda, yaitu untuk memupuk
keberanian bagi peserta mengemukakan pendapat dan untuk mengukur
tingkat pemahaman peserta terhadap materi Pengaderan sebagai umpan
balik.
c. Diskusi
Metode ini dipergunakan untuk menampilkan kegiatan bertanya,
berkomentar berpendapat serta berargumentasi bagi peserta dalam proses
latihan. Metode ini dapat diklasifikasikan menurut sifat kegiatannya
sebagai berikut :
1) Diskusi Kelompok
Dilakukan dalam jumlah kecil dan terbatas, yakni antara 5-15
orang peserta, untuk menumbuhkan keberanian mengemukakan
pendapat di forum yang kecil sebagai persiapan pada forum yang
lebih besar.
2) Controlled discussion
Diskusi yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh instruktur, termasuk memimpin dan mengarahkan
diskusinya.
13
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
3) Buzz discussion
Dilaksanakan secara informal dalam waktu yang singkat di
tengah-tengah proses pelatihan dan diikuti oleh 2-6 orang peserta.
4) Case discussion
Dilakukan untuk membahas suatu kasus yang nyata dalam
keseharian dengan analisis yang terinci, guna memberikan saran atau
rekomendasi sebagai alternatif pemecahan masalah.
5) Field work discussion
Dilakukan untuk membahas dan mengevaluasi hasil dari suatu
perencanaan dan kerja di lapangan oleh para peserta dengan membuat
dan mendiskusikan rencana kerja yang telah ditentukan berikut
proses kegiatan yang dilakukan.
6) Brainstorming (curah pendapat)
Diskusi intensif yang dilakukan secara bebas dan spontan,
sebagai curah pendapat untuk melahirkan gagasan-gagasan baru
dalam rangka pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
7) Free group discussion
Diskusi yang arah, tujuan, tema dan materinya bebas
ditentukan sendiri oleh peserta. Sementara peran instruktur hanya
sebagai pengamat yang aktif.
8) Seminar
Diskusi yang dilakukan untuk membahas makalah yang
disajikan (presentasi) peserta yang ditugaskan. Pendekatan ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan daya fikir kritis, melatih peserta
mengemukakan pendapat dan gagasan secara tertulis, serta mampu
mengetengahkan dan mempertahankan suatu argumen.
9) Metaplan
Diskusi dengan mnggunakan papan panel atau lembaran kertas
untuk merumuskan secara tertulis konstribusi pemikiran para peserta
14
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
15
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
i. Metode lokakarya
Diskusi mengenai masalah yang bersifat teknis operasional untuk
menghasilkan suatu rumusan yang dapat digunakan untuk mewujudkan
kerja nyata.
j. Metode praktek nyata
Mempraktekkan teori yang diperoleh dari latihan kader dalam
pelaksanaan sesungguhnya di lapangan atas suatu tugas yang ditentukan.
k. Metode observasi
Pengamatan dalam suatu objek secara langsung dilapangan agar
peserta memperoleh gambaran nyata sebagai bahan studi antara teori dan
kenyataan.
1) Controlling
Kontrol adalah kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan dari setiap
program kerja Pengaderan yang telah atau akan dijalankan oleh pihak
pelaksana. Sedangkan Evaluasi adalah kegiatan pencapaian terhadap proses
dan hasil (output) kader yang telah dicapai.
Pengorganisasian dan pergerakan dalam setiap Pengaderan memerlukan
kontrol dan evaluasi baik secara reguler maupun periodik. Fungsi adanya
kontrol dan evaluasi adalah:
a. Untuk memonitor perkembangan Pengaderan dalam mencapai tujuan
organisasi.
b. Untuk menjaga konsistensi dan sinkronisasi antara perencanaan,
pengorganisasian, dan pergerakan, khususnya relevansinya dengan tujuan
Pengaderan.
c. Untuk menjaga optimalisasi pencapaian output kader yang ideal.
Untuk melakukan evaluasi maka perlu ditetapkan standar penilaian.
Bisa bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Standar penilaian kualitatif
16
Departemen Pengembangan Pusat Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
17
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
2) Pendamping
Pendamping adalah seorang yang diangkat oleh lembaga yang
berwenang untuk bertanggungjawab atas nama lembaga tersebut
untuk mengelola sebuah proses Pengaderan. Evaluasi bagi
pendamping adalah :
a) Koordinasi
b) Kekompakan
c) Job description
d) Tanggung jawab
e) Kepribadian
f) Kemampuan mengelola forum
g) Penguasaan materi
h) Emosi
i) Administrasi
Evaluasi pendamping dapat dilakukan secara periodik ataupun di
akhir forum, baik lewat tertulis maupun secara langsung.
3) Narasumber
Evaluasi narasumber dilakukan oleh beberapa peserta dan
pendamping yang meliputi beberapa aspek berikut:
a) Kepribadian (personality)
b) Penguasaan materi
c) Penguasaan forum
d) Teknik penyajian
e) Retorika
f) Penampilan
18
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
4) Panitia Pelaksana
Evaluasi panitia secara umum mencakup tim dan personal yang
meliputi beberapa aspek berikut:
a) Perencanaan (planning)
b) Pembagian kerja
c) Koordinasi
d) Penyediaan akomodasi
e) Pelayanan terhadap peserta, narasumber, pendamping, dan
lingkungan
f) Sikap terhadap peserta, narasumber, pendamping, dan
lingkungan
19
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
BAB IV
KURIKULUM PENGADERAN
20
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
21
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
1. Pakaian:
a. Pria: Peserta kader mengenakan baju kemeja putih rapi (kaki baju
dimasukkan dalam celana), celana kain hitam, dasi hitam dan sepatu hitam
b. Wanita: Peserta mengenakan baju kemeja putih (tidak transparan dan tidak
ketat (tidak memperlihatkan lekuk tubuh), jilbab hitam polos tebal (tidak
transparan) bagi peserta wanita muslim, dan rok hitam
2. Rambut :
a. Pria : rambut plontos (No.1 = 0,5 cm)
b. Wanita : rambut diikat satu dengan menggunakan pengikat yang tidak
mencolok
3. Atribut
Name tag (warna biru) dan atau pin
22
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
23
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
kita sebagai elemen yang tidak terpisahkan dari manusia Indonesia untuk tetap berada
dalam garis perjuangan yang diawali dengan penataan kader yang militan terutama
mempunyai komitmen tinggi untuk memajukan organisasi yang dipimpinnya.
Sehingga langkah awal yang perlu dimatangkan ialah punya pegangan dalam
hal Pengaderan, hanya saja perubahan tidak akan pernah ada dan konsep perubahan
itu masih kabur, statement ini menjadi salah satu langkah acuan dasar ketika
melangkah menapaki terjal tanggung jawab yang diamanahkan kepada kami. Ideologi
yang jelas harus terbangun sebelum melangkah lebih jauh sehingga segala kebijakan,
program kerja dan perangkat organisasi dapat bersinergi dan berkesinambungan
sehingga cita-cita dan tujuan bersama dapat terwujud.
Pembacaan dinamika organisasi dalam konteks internal inilah menyiratkan akan
kebutuhan mendasar sebuah organisasi dimana gerak dan langkah Farmasi harus
terfokus pada penguatan basis massa, penataan organisasi, jalinan komunikasi antar
warga, pencerdasan kader, selain kebutuhan intern hadir juga ditengah kita sebagai
sebuah tuntutan untuk peduli dan kritis terhadap segala kebijakan yang menyesatkan.
Maka salah satu prioritas utama ialah pembenahan pada grassroot (akar rumput) yang
merupakan tuntutan yang harus terus dipikirkan secara serius mengingat banyaknya
mahasiswa Farmasi melalui proses keanggotaan secara pasif pada organisasi kita
(Badan Eksekutif Mahasiswa), sehingga pengurus institusi harus mampu melakukan
pembenahan secara aktif sebelum menjamurnya berbagai kegiatan lainnya sehingga
akan dilakukan proses Pengaderan secara sistematis lewat jenjang Pengaderan dan
perumusan program pembinaan yang terstruktur, terencana, berkesinambungan dan
mampu menggugah minat anggota untuk terlibat lebih jauh dalam aktifitas organisasi.
Agar dapat mewujudkan cita-cita diatas, maka seyogyanya Pengaderan harus
diarahkan pada proses rekayasa pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan
kemampuan yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian yang
beretika , kritisme, serta orientasi profesionalisme.
Pengaderan yang berjenjang yang dimaksud diawali dengan kegiatan Bina
Akrab yang menjadi kewajiban seorang mahasiswa baru. Kegiatan Bina akrab
24
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
Fakultas Farmasi yang diberi nama RESEP (Reformulasi Sikap, Etika dan Pola Pikir)
inilah yang merupakan pintu awal seorang mahasiswa untuk menjadi bagian Keluarga
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (KEMAFAR-UH). Kegiatan ini
hanya sebatas memberikan materi-materi dasar tentang pembentukan jiwa, karakter,
dan pola pikir yang leadersip.
Pola pikir yang dimaksud disini sangat penting bagi seorang mahasiswa baru
karena seorang mahasiswa baru yang sebelumnya digembleng dengan phaedagogy,
setelah memasuki dunia kampus, secara horizontal langsung akan diperhadapkan
dengan dunia kampus yang berdinamika andragogy. Sehingga jika tidak ada
pendampingan dan pembinaan, maka pasti seorang mahasiswa baru akan mengalami
proses yang sangat lama dalam memahami fungsi, peran, dan tanggung jawab sebagai
seorang mahasiswa untuk berbuat bagi dirinya sendiri dan masyarakat umumnya.
B.1 Nilai dan tujuan
B.1.1 Nilai-nilai
1) Penanaman etika dan moralitas
2) Penguatan basis keilmuan farmasi
3) Penanaman nilai keakraban
B.1.2 Tujuan
1) Membentuk pola pikir, sikap, dan etika mahasiswa baru
2) Melakukan identifikasi potensi calon kader
3) Membina keakraban diantara senior dengan mahasiswa baru
4)Mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesama anggota
KEMAFAR-UH
5) Sebagai ajang reuni alumnus farmasi
6) Menanamkan rasa kecintaan akan bidang ilmu yg digeluti
7) Studi pengenalan kampus
25
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
26
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
27
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
3. How to survive
29
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
1. Pra-RESEP
a. Waktu pengumpulan yang terbatas
b. Kesibukan akademik
c. Kedisiplinan panitia dan pengurus
d. Kurangnya respon positif dari birokrat
e. Kondisi tertekan pada mahasiswa baru
f. Latar belakang organisasi
g. Jeda P2MB sampai RESEP, idealnya 1 bulan
h. Format Pengaderan tidak jelas
i. Keberadaan penggembira yang sangat banyak
j. Kepedulian KEMAFAR-UH terhadap Pengaderan masih kurang
k. Mind set awal mahasiswa baru yang hanya ingin menjadi anggota
2. RESEP
a. Dana
b. Waktu
c. Lokasi
d. Kesiapan mahasiswa baru dan panitia
e. Perizinan
f. Partisipasi anggota
g. Nasib panitia
h. Kualitas dan kuantitas panitia
30
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
i. Kedisiplinan
j. Keamanan
k. Fasilitas
3. Follow Up RESEP
a. Sibuk akademik
b. OC lepas tanggung jawab
c. Animo mahasiswa baru berkurang
d. Kondisi kesehatan mahasiswa baru
e. Jeda waktu yang terlalu lama/sebentar
f. Tidak ada format serta metode yang baku
B.7 Analisis Stakeholder RESEP
1. Organizing Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b.Loyal
c. Cakap, cepat tanggap dan siaga
d.Mengerti konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin
2. Steering Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b. Mengerti konsep Pengaderan
c. Pernah menjadi OC dalam kegiatan RESEP, atau dengan kesepakatan
koordinator stering, Presiden BEM, dan Ketua MAPERWA.
d. Mampu menerjemahkan konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin
31
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
3. Pemateri
a. Paham akan materi
b. Paham proses Pengaderan
c. Telah mengikuti/melewati proses min LK 1 yang dianggap paham dan
menguasai akan materi yang akan dibawakan
d. Berpakaian rapi
e. Berwibawa
B.8 Indikator Pencapaian RESEP
1. Pengukuran dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik
2. Mengetahui dan memahami mengenai lembaga
3. Dekonstruksi paradigma peserta
4. Kebersamaan antar sesama calon anggota dan anggota KEMAFAR-UH
5. Keharmonisan antar anggota KEMAFAR-UH.
C. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Farmasi (PDKMF)
C.1 Latar Belakang
Dengan tinta emasnya, sejarah telah membuktikan sebuah kekuatan luar biasa yang
dimiliki oleh sosok pemuda yang menghuni dan mendinamisasi kehidupan di
dalam dan di luar „habitat‟nya, yaitu kampus. Mahasiswa sebagai simbol moral force
yang senantiasa berdiri kokoh dengan idealisme sosial dan intelektualitasnya adalah
kontributor terbesar bagi perubahan demi perubahan di negeri ini. Tidak berlebihan
ketika memori sepak terjangnya senantiasa menjadi inspirasi bagi setiap gerakan
perlawanan menuju sebuah kemapanan bagi masyarakat. Secara garis besar,
mahasiswa memiliki dua peran yang harus mereka jalani yaitu sebuah konsekuensi
logis atas keberadaan mereka, yaitu :
1. Mahasiswa sebagai makhluk intelektual
Peran ini muncul sebagai implikasi keberadaannya yang merupakan bagian dari
unsur penyusun tatanan kampus. Mereka adalah komponen dengan jumlah
terbesar, yang menjadi bagian dari civitas akademika, bersama dosen dan
karyawan kampus.
32
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
Peran sebagai kaum intelektual yang mencari hakikat, kegunaan dan peranan ilmu
dalam menjawab permasalahan-permasalahan kehidupan, melekat dalam setiap
geraknya, baik di dalam maupun diluar almamater. Kesadaran akan perannya
diharapkan dapat memunculkan sikap dan pandangan pribadi yang berpedoman
pada karakteristik yang objektif, rasional, logis, sistematis dan konstruktif dalam
batasan nilai dan norma yang ada. Mahasiswa dihadapan almamater memiliki
fungsi yang sama dengan unsur penyusun kampus yang lain seperti birokrat
kampus dan dosen, terutama dalam upayanya melakukan panggilan terhadap ilmu.
Kebebasan mimbar akademis, kebebasan untuk berinovasi dan kebebasan ruang
gerak untuk berfikir bukan menjadi monopoli milik salah satu dari unsur penyusun
kampus tetapi menjadi sebuah fungsi yang akan dibawa dengan sendirinya oleh
setiap komponen kampus ketika mereka telah diidentifikasikan sebagai bagian dari
kampus yang merupakan sebagai institusi pendidikan.
2. Mahasiswa sebagai makhluk sosial
Sangat tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan mahasiswa sangat diharapkan
oleh masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan dan mendapatkan solusi
atas realita sosial yang harus dihadapi masyarakat. Sekian Asa senantiasa melekat
pada dinding kampus dari masyarakat, atas penghidupan yang lebih baik demi
terciptanya tatanan masyarakat yang kokoh. Begitu banyak harapan yang
disandangkan oleh masyarakat kepada calon- calon farmasis yang akan berinterksi
dengan masyarakat secara langsung nantinya.
Mahasiswa, dalam hal ini „calon farmasis-farmasis muda‟ adalah manusia yang
merupakan makhluk sosial. Hal tersebut merupakan label awal yang akan selalu
melekat padanya, karena mereka suatu saat akan kembali lagi ketengah-tengah
kehidupan aslinya, masyarakat. Keberadaan mahasiswa
33
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
34
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
1. Organizing Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b. Loyal
c. Cakap, cepat tanggap dan siaga
d. Mengerti konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin
2. Steering Committee
a. Anggota KEMAFAR-UH
b. Mengerti konsep Pengaderan
c. Pernah menjadi OC dalam kegiatan PDKMF, atau dengan kesepakatan
koordinator stering, Presiden BEM, dan Ketua MAPERWA.
d. Mampu menerjemahkan konsep Pengaderan
e. Profesional
f. Disiplin
3. Pemateri
a. Paham akan materi
b. Paham proses Pengaderan
c. Telah mengikuti/melewati proses min LK 1 yang dianggap paham dan
menguasai akan materi yang akan dibawakan
d. Berpakaian rapi
e. Berwibawa
C.5 Komposisi Materi
1) Pra-PDKMF
a. Persidangan dan keprotokoleran
b. analisis SWOT
35
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
Menjalankan Organisasi
36
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
2. Analisis Swot
Peserta Mampu Membangun Sebuah tim dan kerja Tim yang solid
37
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
5. Wawasan Keismafarsian
38
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
6. Nine-Star Pharmacist
2. Peserta Dapat Memahami Nilai Yang Terkandung Dalam Nine Star Pharmasis
7. Wawasan Almamater
Peserta Dapat Memahami Almamater Sebagai Jiwa Mahasiswa Untuk Terus Belajar
Dan Berkembang
39
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
40
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
41
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
C.6 Penutup
Setelah mahasiswa baru menjadi anggota KEMAFAR-UH yang telah mengikuti
jenjang pengaderan KEMAFAR-UH maka BEM perlu menyediakan wadah dalam
mengembangkan potensi kader.
43
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
D.2.2 Tujuan
1. Menciptakan kader yang siap berkiprah menjadi pemimpin dilembaga
kemahasiswaan
2. Pendalaman wacana dan wawasan
3. Menciptakan kader yang mampu menganalisa realitas sosial dan kebangsaan
4. pengembangan nilai –nilai kepemimpinan
5. Meningkatkan tanggung jawab intelektual yang dimiliki kader
6. Memiliki kemampuan memanejemen konflik wacana
1. Paradigma Sosial
2. Falsafah Pergerakan Sosial
3. Pergerakan Mahasiswa
4. Ideopolistrata
5. Analisis Kebijakan Publik
6. Manajemen Penelitian dan Riset
7. Advokasi Pergerakan Media
8. Analisa kondisi Pergerakan Mahasiswa
9. Materi lain yang dianggap perlu.
47
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
E. FOLLOW UP
Dalam rangka mewujudkan Pengaderan KEMAFAR-UH yang ideal tentu
membutuhkan proses yang berkelanjutan dan sistematika. Kelemahan Pengaderan
KEMAFAR-UH selama ini adalah kegiatan Pengaderan yang berlangsung secara
bertahap (gradual), tidak ada proses yang sistematika untuk menindaklanjuti kegiatan
pengakaderan yang telah dilakukan.
Berangkat dari kondisi ini maka kemudian diambil langkah-langkah untuk
menindaklanjuti kegiatan Penyambutan KEMAFAR-UH, agar tujuan, nilai, dan
sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan Pengaderan awal tersebut benar-benar
dapat diwujudkan. Apalagi mengingat waktu yang agak terbatas pada pelaksanaan
kegiatan pengakaderan awal tersebut sehingga nilai-nilai yang akan diturunkan tentu
menjadi tidak maksimal.
Berikut adalah rencana tindak lanjut dari kegiatan Pengaderan MABA
KEMAFAR-UH yang akan berlangsung secara intensif sampai pada jenjang kegiatan
Pengaderan KEMAFAR-UH selanjutnya. Materi-materi yang disampaikan pada
kegiatan follow up adalah materi-materi yang diturunkan dalam kegiatan Pengaderan
KEMAFAR-UH.
Materi ini dapat bersifat mengulang kembali materi yang telah disampaikan,
melanjutkan materi yang belum diturunkan atau memperluas/memperdalam materi
tersebut dengan membahas materi - materi yang terkait dengan materi pokok
(membahas referensi materi yang dianjurkan). Bentuk penyampaian materi dari
follow up Pengaderan MABA KEMAFAR-UH terdiri atas berbagai model
penyampaian. Model penyamapaian materi follow up Pengaderan KEMAFAR-UH
adalah sebagai berikut:
1. Ceramah dan Dialog
Ceramah dan dialog yaitu seorang narasumber menyampaikan pokok-pokok
materi di hadapan peserta, kemudian diteruskan dengan dialog untuk
mempertajam materi yang telah disampaikan. Urgensi dialog adalah memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya mengenai persoalan yang belum
48
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
jelas, sharing pendapat mengenai gagasan dalam perspektif yang berbeda dengan
apa yang disampaikan oleh narasumber, mengkritisi suatu persoalan yang
dipandang masih meragukan ataupun memberikan gagasan-gagasan cerdas yang
sebenarnya.
2. Bedah kasus, bedah buku dan bedah film.
Bedah kasus merupakan sebuah forum interaksi peserta berdasarkan kasus
tertentu dimasyarakat yang relevan dengan topik atau tema pembicaraan.
Teknisnya sebelum memasuki pokok materi, fasilitator melemparkan sebuah
kasus tertentu, bisa secara lisan langsung atau dengan tulisan mengenai kasus
tersebut, kemudian peserta diberi kesempatan beberapa saat untuk
mendiskusikannya.
Bedah buku merupakan sebuah forum interaksi peserta berdasarkan judul buku
tertentu yang dikupas secara mendalam untuk menemukan dan memahami
makna dan pokok-pokok permasalahan yang disampaikan dalam buku tersebut.
Bedah film merupakan sebuah forum interaksi peserta berdasarkan tema tertentu
yang ada dalam sebuah film. Untuk kegiatan bedah film sebelum dilakukan
interaksi antarpeserta maka terlebih dahulu dilakukan pemutaran film sesuai
dengan tema yang akan diangkat dalam topik diskusi.
3. Penugasan
Penugasan dikukan untuk melatih tanggung jawab mahasiswa baru terhadap tugas
yang diberikan.
4. Kontrol Bacaan & Kegiatan
Pada dasarnya metode penyampaian di atas bersifat fleksibel. Karena itu
beberapa metode di atas dapat dilaksanakan secara konfiguratif dengan tetap
mempertimbangkan relevansi atau sinkronisasi diantara masing-masing metode
tersebut. Karenanya setiap pengader KEMAFAR-UH atau narasumber dituntut
untuk selalu kreatif, inovatif, dan mampu melakukan improvisasi yang dinamis
dan antisipatif dalam mengelola sebuah forum, sehingga tujuan dan target materi
49
Departemen Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Fakultas Farmasi universitas Hasanuddin
Periode 2017/2018
50