Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor atau neoplasma adalah sel abnormal yang tumbuh terus menerus
tanpa batas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitar dan tidak berguna bagi
tubuh.
Tumor ganas tulang jarang terjadi. Insidensi tumor ganas tulang
menempati urutan kesebelas dari seluruh tumor ganas yang ada dan hanya 1.5%
dari seluruh tumor ganas. Insidensi tumor ganas tulang berkaitan dengan usia,
misalnya osteosarkoma yang banyak terjadi pada anak dan dewasa. Lokasi
anatomi juga mempunyai kekhususan, yaitu sering terjadi pada daerah metafisis
panjang, yaitu femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal.
Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa faktor resiko utama tumor ganas
pada tulang adalah faktor genetik. Gejala awal yang umum berupa nyeri
berkepanjangan pada tulang. Nyeri juga dapat muncul akibat trauma benturan atau
bahkan tanpa didahului nyeri, yaitu berupa pembengkakan pada tulang. Uniknya
tumor ini potensial menyeran penderita berusia di bawah 20 tahun.
Tumor tulang benigna ditatalaksana dengan eksisi atau kuretase. Defek
tulang ditutup dengan tandur tulang. Neoplasma muskuloskeletal primer yang
ganas secara umum ditatalaksana dengan pembedahan yang biasanya disertai
dengan radioterapi dan kemoterapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap
pertumbuhan sel yang baru dan abnormal disebut neoplasma. Tumor adalah
pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-sel tersebut tidak pernah
menjadi dewasa.
Tumor tulang merupakan kelainan pada tulang yang bersifat neoplastik
yang dapat bersifat benigna (jinak ) atau maligna (ganas). Tumor ganas tulang
dapat bersifat primer yang berasal dari unsur-unsur tulang sendiri atau sekunder
dari metastasis (infiltrasi) tumor ganas primer organ lain ke tulang.
1. Tumor Jinak (Benigna)
Tumor jinak (benign) tidak menyerang dan menghancurkan jaringan
(sekumpulan sel terinterkoneksi yang membentuk fungsi serupa
dalam suatu organisme) yang berdekatan, tetapi mampu tumbuh
membesar secara lokal. Biasanya setelah dilakukan operasi
pengangkatan (tumor jinak), tumor jenis ini tidak akan muncul lagi.
2. Tumor Ganas (Maligna)
Tumor jenis ini lebih dikenal dengan istilah kanker, yang memiliki
potensi untuk menyerang dan merusak jaringan yang berdekatan,
baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau menyebabkan terjadinya metastasis (migrasi sel kanker
ke tempat yang jauh).

2.2. Insidensi Tumor Tulang


Dari seluruh tumor tulang primer; 65,8% bersifat jinak dan 34,2% bersifat
ganas. Tumor ganas tulang menempati urutan kesebelas dari seluruh tumor ganas
yang ada dan hanya 1,5% dari seluruh tumor ganas. Perbandingan insiden tumor
tulang pada pria dan wanita adalah sama.
Tumor jinak primer tulang yang paling sering ditemukan adalah osteoma
(39,3%), osteokondroma (32,5%), kondroma (9,8%) dan sisanya tumor tulang
jinak yang lain.
Osteogenik sarkoma (48,8%) merupakan tumor ganas primer tulang yang
paling sering ditemukan, diikuti giant cell tumor (17,5%), kondrosarkoma (10%)
dan sisanya adalah tumor tulang ganas yang lain.

Tabel 1. Insidens tumor jinak dan tumor ganas primer pada tulang
Tumor Jinak Tumor Ganas
Jenis Insidens Jenis Insidens
Osteoma 39,3% Osteogenik sarkoma 48,8%
Osteokondroma 32,5% Giant cell tumor 17,5%
Kondroma 9,8% Kondrosarkoma 10%
Tumor jinak 18,4% Tumor ganas lainnya 23,7%
lainnya

2.3. Klasifikasi Tumor Tulang


Klasifikasi tumor tulang berdasarkan asal sel, antara lain:
1. Primer
Tumor asal jaringan tulang (Osteogenik)
Jinak: - Osteoma. Ganas: - Osteosarkoma.
- Osteoid osteoma. - Parosteal
osteosarkoma.
- Osteoblastoma jinak.
1.2. Tumor asal jaringan tulang rawan (Kondrogenik)
Jinak: - Kondroma. Ganas: -
Kondrosarkoma.
- Osteokondroma. -
Kondrosarkoma juksta
- Kondroblastoma jinak. - Kortikal.
- Fibroma kondromiksoid.
1.3. Tumor asal jaringan ikat (Fibrogenik)
Jinak: - Non Ossifying Fibroma. Ganas: - Fibrosarkoma.
- Lipoma. - Liposarkoma.
- Mesenkimoma
ganas.
- Sarkoma tak
berdiferensiasi
1.4 Tumor asal sumsum tulang (mielogenik)
Ganas: - Sarkoma Ewing.
- Limfosarkoma tulang.
- Retikulo sarkoma tulang.
- Mieloma Multipel.
1.5. Tumor asal vaskuler
Jinak: - Hemangioma. Ganas: - Angiosarkoma.
- Limfangioma.
- Tumor glomus.
Intermediate: - Hemangio-endotelioma.
- Hemangio-perisitoma.
1.6. Tumor tulang lainnya
Jinak: - Giant cell tumor. Ganas: - Kordoma.
- Neurilemoma. -
Adamantinoma.
- Neurofibroma.
2. Sekunder/Metastatik
Tumor yang berasal dari organ lain yang menyebar ke tulang.
Contoh: tumor/kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel
tumornya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
Yang termasuk dalam kategori tumor tulang sekunder adalah:
- Tumor Metastatik.
- Tumor yang berasal dari hasil penyebaran issue neoplasma yang
berdekatan.
- Tumor yang merupakan hasil transformasi membahayakan dari luka
atau tumor jinak yang sudah ada sebelumnya.
B. Klasifikasi menurut TNM, yaitu:
- T = Tumor induk
TX tumor tidak dapat dicapai.
T0 tidak ditemukan tumor primer.
T1 tumor terbatas dalam periost.
T2 tumor menembus periost.
T3 tumor masuk dalam organ atau struktur sekitar tulang.
- N = Kelenjar limf regional
N0 tidak ditemukan tumor di kelenjar limf.
N1 tumor di kelenjar limf regional.
- M = Metastasis jauh
M0 tidak ditemukan metastasis jauh.
M1 metastasis jauh.
I. Osteosarkoma/Sarkoma Osteogenik
1. Definisi
Merupakan neoplasma tulang ganas primer yang paling sering didapat.
Terjadi pada dekade ke-2 dari kehidupan dimana masa tersebut merupakan
masa aktif pertumbuhan tulang, hanya kurang dari 5% terjadi pada anak-
anak usia kurang dari 10 tahun. Bersifat sangat ganas, cepat bermetastase
ke paru-paru dengan melalui aliran darah.

2. Klinis
- Pria lebih banyak diserang daripada wanita dengan perbandingan 2:1.
- Didapat terutama pada usia muda, berusia 10-20 tahun.
- Keluhan utama penderita ialah perasaan sakit pada bagian tulang yang
terkena disertai adanya benjolan.
- Didapat pula tanda-tanda keganasan umum seperti anemia, berat
badan menurun.
3. Lokasi
Didapat pada metafisis tulang-tulang panjang terutama pada bagian distal
femur, proksimal tibia dan proksimal humerus.

4. Radiologi:
Didapat 3 macam gambaran radiologi, yaitu:
i. Gambaran osteolitik, dimana proses destruksi merupakan proses
utama.
ii. Gambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh banyak pembentukan
tumor tulang.
iii. Gambaran campuran antara proses destruksi dan proses pembentukan
tumor tulang.

5. Radiologis
Adanya gambaran osteolitik dan osteoblatik, pada MRI ditemukan garis
destruksi.
6. MRI ditemukan garis akibat proses destruksi dan ekstensi jaringan lunak
sel-sel tumor.
Pertumbuhan neoplasma yang cepat mengakibatkan terangkatnya
poriosteum dan tulang reaktif terbentuk antara periosteum yang terangkat
dengan tulang dan padaX-Ray terlihat sebagai segitiga Codman.
Kombinasi antara tulang reaktif dan tulang neoplastik yang dibentuk
sepanjang pembuluh darah berjalan radier dari kortek tulang ke arah masa
tumor membentuk gambaran Sunbrust.

II. Parosteal Osteosarkoma/Juxtakortikal Osteosarkoma


1. Definisi
Merupakan neoplasma yang jarang didapat. Didapat pada golongan usia
muda, dan paling sering mengenai bagian posterior distal femur. Kelainan
ini berasal dari sel osteoblast periost dan paling sering tumbuh di sisi
tulang. Neoplasma ini mempunyai perangai yang berbeda jauh dengan
osteosrakoma. Tumbuhnya lambat bila dibanding dengan osteosarkoma
dan juga lambat bermetastase di paru-paru. Terapi adalah eksisi luas, kalau
perlu amputasi. Prognosisnya baik, 5 years Survival Rate-nya lebih dari
50%.
Sarcoma ini jarang menimbulkan nyeri dan patah tulang patologis.
2. Radiologis

III. Kondrosarkoma
1. Definisi
Merupakan tumor ganas yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan)
yang dapat tumbuh spontan (kondrosarkoma primer) atau merupakan
degenerasi maligna lesi jinak seperti esteokondroma, enkondroma
(kondrosarkoma sekunder). Ditemukan usia antara 30-60 tahun.
Neoplasma ini tumbuhnya agak lambat dan hanya memberikan sedikit
keluhan. Neoplasma ini lambat memberikan metastase.

2. Lokasi
Terutama mengenai tulang ceper seperti pelvis dan skapula, tetapi dapat
juga didapat pada tulang panjang seperti femur dan humerus.

3. Klinis
Keluhan penderita adalah adanya masa tumor yang menjadi besar secara
perlahan-lahan.

4. Radiologi
Tampak sebagai lesi osteolitik ditengah metafisis tulang dengan bercak-
bercak kalsifikasi yang berasal dari matriks kartilago disertai proses
destruksi kortek, sehingga tumor dapat dilihat meluas ke jaringan lunak
disekitarnya.

IV. Fibrosarkoma
1. Definisi
Jaringan ikat dalam rongga tulang merupakan asal dari tumor ganas ini,
tumor ganas tulang ini membentuk matrik kolagen tetapi tidak membentuk
osteoid ataupun chondroid. Jarang didapat dan merupakan noplasma sel
spindle yang ganas. Kejadian pada wanita dan pria hampir sama.
Fibrosarkoma dapat dihubungkan dengan adanya paget’s disease, fibrous
dysplasia, giant sel tumor, osteomielitis kronis. Neoplasma ini juga dapat
merupakan neoplasma sekunder, sebagai akibat radiasi terhadap tumor
tulang jinak.

2. Klinis
Didapat pada usia 20-60 tahun dengan keluhan sakit yang sangat pada
benjolan yang membesar dengan lambat. Dapat terjadi fraktur patologis.

3. Lokasi
Mengenai tulang-tulang panjang, paling banyak pada tulang femur, tibia
dan humerus. Tumor didapat di daerah metafisis yaitu pada lesi di
intramedular dan periosteal.

4. Radiologi
Tampak sebagai lesi yang radiolusen, sebagai akibat proses destruksi
cortikal tulang , batas tumor tidak jelas.

V. Sarkoma Ewing
1. Definisi
Tumor ganas yang jarang didapat. Disebut juga “Small Round Blue Cell”.
Menyerang golongan usia muda, kebanyakan dibawah usia 20 tahun
dengan prevalensi kurang lebih 80%. Lebih banyak didapat pada kaum
pria.

2. Klinis
Penderita mengeluh sakit dengan diseretai adanya benjolan. Kemungkinan
ada suhu badan yang meninggi, berkeringat berlebih, lekositosis dan laju
endap darah meningkat.

3. Lokasi
Pada diafsisi tulang-tulang panjang, paling sering pada femur, humerus,
tibia, ulna dan fibula, dapat juga mengenai tulang-tulang tipis.
4. Radiologi
Tampak proses destruksi tulang dengan batas yang tidak jelas.
Pembentukan tulang reaktif baru oleh periosteum bisa berlapis-lapis yang
memberikan gambaran Onion Skin atau tegak lurus yang nampak sebagai
Sunbrust.

5. Pada MRI menunjukkan kerusakan kortek dan gangguan pada jaringan


lunak sekitarnya.

VI. Retikulo Sarkoma Tulang


1. Definisi
Tumor ganas yang gambaran mikroskopisnya mirip sekali dengan sarkoma
Ewing, tetapi mempunyai perangai klinis yang berlainan. Didapat terutama
pada usia dewasa, terutama mengenai tulang-tulang panjang, pelvis dan
iga. Tumbuh lebih lambat daripada sarkoma Ewing, sehingga
mengakibatkan rasa sakit yang lebih sedikit. Secara lokal proses
destruksinya lebih banyak, dengan akibat dapat terjadi fraktur patologis.
2. Radiologi
Mirip dengan sarkoma Ewing.

VII. Mieloma Multipel /Plasma Sel Mieloma/Plasmasitoma


1. Definisi
Neoplasma tulang ganas yang sering didapat akibat dari penyebaran
kerusakan osteolitik tulang. Lebih banyak didapat pada kaum pria dengan
usia diatas 40 tahun.

2. Klinis
Tumor mengakibatkan rasa sakit. Pada penderita dapat ditemukan anemia,
hiperkalsemia, suhu badan yang meninggi, berat badan yang menurun dan
perasaan mudah lelah. Di dalam darah ada peninggian kadar
gammaglobulin. Urin mengandung protein spesifik yaitu protein Bence
Jones, yang dapat ditemukan pada lebih kurang 50% mieloma. Fraktur
patologis merupakan komplikasi yang sering terjadi karena adanya proses
destruksi yang cepat dengan disertai sedikit reaksi pembentukan tulang
reaktif. Tidak adanya pembentukan tulang reaktif penyebab tumor ini tidak
sering terdeteksi dengan bone scan. Diagnosis ditegakkan dengan dengan
pemeriksaan B.M.P (Bone Marrow Puncture) di daerah sternum atau kista
iliaka dimana akan dilihat adanya sel-sel plasma abnormal. Adanya protein
bence jones dalam urin dan peninggian gammaglobulin pada elektro
foresis.

3. Lokasi
Pada orang tua sumsum tulang masih masih didapat tulang vertebra, pelvis
dan tengkorak, dan thoraks maka neoplasma ini paling sering ditemukan
pada tulang-tulang tersebut.

4. Radiologi
Lesi mengakibatkan gambaran punched out, berupa lesi osteolitik yang
bulat irreguler. Tidak terdapat reaksi periosteal. Erosi dimulai dari
intramedular hingga ke kortek.

VIII. Angiosarkoma
1. Definisi
Tumor ganas yang jarang ditemukan, secara histologist ditandai dengan
pembentukan anastomosis vaskuler yang ireguler yang dilapisi oleh
satu/lebih sel-sel endotelial yang atipik dan biasa terdapat gambaran sel
yang imatur disertai dengan massa padat yang kurang berdiferensiasi
(anaplastik). Lesi pada kelainan ini merupakan lesi multiple pada satu
tulang, kemudian dengan sangat cepat akan metastasis ke tulang sekitarnya
atau menuju ke paru-paru. Lympangioma yang tumbuh cepat dapat
mengakibatkan destruksi tulang luas (massive osteolysis) dan memberikan
gambaran X-Ray dissapearing bone atau phantom bone.

2. Lokasi
Terutama pada tulang panjang pada diafisis tulang.

3. Klinis
Nyeri yang berat pada bagian diafisis tulong terutama tulang ekstremitas
bawah.

4. Radiologi
Terdapat gambaran lesi pada mid-diafisis ataupun ipsilateral tulang dan
pada bagian kontralateral dari lesi yang pertama. CT Scan thorak
menunjukkan nodule pada paru, jika dilakukan biopsy akan ditegakkan
diagnosis angiosarkoma derajat tinggi.
IX. Giant Cell Tumor/Tumor Sel Raksasa/Osteoklastoma
1. Definisi
Tulang tumor yang asalnya masih kontroversial, ada yang berpendapat
tumor ini berasal dari jaringan ikat, pendapat lain mengatakan tumor ini
asalnya dari sel osteoklas, tetapi ada juga yang berpendapat asal tumor ini
asalnya tidak diketahui. Tumor ini mempunyai sifat dan kecenderungan
untuk berubah menjadi ganas dan agresif sehingga dikategorikan sebagai
suatu tumor ganas.
Tumor sel raksasa menempati urutan kedua (17,5%) dari seluruh tumor
ganas tulang, terutama ditemukan pada umur 20-40 tahun dan jarang sekali
di bawah umur 20 tahun dan lebih sering pada wanita daripada pria.

2. Lokasi
Didapat pada epifisis tulang panjang yang dapat meluas ke arah metafisis.
Tempat yang paling sering terjadi adalah proksimal tibia, distal femur dan
distal radius. Juga dapat ditemukan di pelvis dan sacrum.

3. Klinis
Keluhan rasa nyeri yang terus bertambah serta pembengkakan pada
bagian tulang yang mengalami lesi, terutama pada lutut dan mungkin
ditemukan efusi sendi serta gangguan gerakan pada sendi.

4. Radiologi
Tampak daerah osteolitik di epifisis dengan batas yang jelas dan
memberikan kesan multilokuler gambaran soap bubble. Terjadi penipisan
kortek.

X. Kordoma
1. Definisi
Merupakan tumor ganas yang berasal dari sisa notokordal, sering
ditemukan pada usia dewasa muda dengan prevalensi tertinggi pada usia
50 hingga 70 tahun. Perbandingan kejadian pada laki-laki dan perempuan
adalah 2:1.

2. Lokasi
Tumor ini berkembang secara progresif pada daerah sakrum dan koksigis
(50%). Kordoma dapat juga ditemukan pada tulang belakang dan akan
memberikan nyeri pada pinggang bawah. Apabila terjadi sakrum, kordoma
dapat menimbulkan obstruksi uretra/rektum dan pada tingkat lanjut dapat
timbul gejala-gejala neurologis. Terdapat juga laporan bahwa tumor ini
dapat terjadi pada tulang kepala.

3. Klinis
Gejala kinis tergantung pada tempat terjadinya, kadang terdapat keluhan
nyeri, gangguan pada system urogenital, keluhan sakit kepala jika terjadi
pada tulang kepala.

4. Radiologis
Gambaran radiologik secara plain yang dapat ditemukan adalah gambaran
radiolusen pada daerah sakrum yang menunjukkan adanya lesi dengan
pengrusakan tulang. Terdapat fokal kalsifikasi. Dengan CT-scan dan MRI
dapat dilihat penyebaran dan pembesaran tumor intrapelvik, kalsifikasi
epidural.

XI. Adamantinoma
1. Definisi
Merupakan tumor ganas tulang yang jarang ditemukan, terutama mengenai
diafisis tulang tibia (90%) dan sering ditemukan pada umur 20-25 tahun.
Tumor ini termasuk dalam tumor low grade dan bermetastasis secara
lambat.

2. Lokasi
Terutama terletak pada diafisis tulang tibia, juga pada tulang rahang
(mandibula).

3. Klinis
Nyeri tumpul pada tulang yang kronik, jaringan lunak disekitarnya terasa
nyeri melingkari tulang yang nyeri.

4. Radiologis
Gambaran radiologik terlihat gelembung khas berupa defek pada korteks
anterior tibia. Mungkin pula ditemukan penebalan dari tulang sekitarnya.
Lesi radiolusen mengelilingi bagian tulang yang sklerosis, dan terdapat
juga lesi-lesi kecil dengan gambaran yang serupa. Dengan pemeriksaan
CT-scan dapat dilihat adanya penyebaran tumor ke dalam medula atau
penyebaran di luar periosteum.

XII. Tumor Tulang Sekunder


1. Definsi
Merupakan jenis tumor tulang ganas yang sering didapat. Kemungkinan
tumor tulang merupakan tumor metastatik yang harus selalu difikirkan,
pada penderita yang berusia lanjut. Pada usia dewasa/lanjut jenis
keganasan yang sering bermetastase ke tulang ialah karsinoma payudara,
paru-paru, lambung, ginjal, usus, prostat dan tiroid.
Sedang pada anak-anak ialah neuroblastoma. Penderita-penderita yang
meninggal akibat karsinoma, pada pemeriksaan bedah mayat ternyata
paling sedikit seperempatnya menunjukkan tanda-tanda metastase ke
tulang. Sel-sel anak sebar mencapai tulang dengan melalui jalan darah,
saluran limfe atau dengan cara ekstensi langsung. Sumsum tulang
merupakan tempat yang subur untuk pertumbuhan sel-sel anak sebar,
dengan demikian tulang vertebra, pelvis, iga dan bagian proksimal tulang-
tulang panjang merupakan tempat yang paling sering dihinggapi oleh sel-
sel anak sebar.
Pada penderita dengan kemungkinan keganasan tulang metastasik, maka
harus dilakukan pemeriksaan pada semua tulang misalnya dengan bone
survey atau bone scan. Keluhan penderita yang paling menonjol ialah rasa
sakit. Rasa sakit dapat diakibatkan oleh fraktur patologis.
Dalam beberapa keadaan justru lesi metastatik ditulang yang terlebih dulu
ditemukan dan didiagnosis, dimana hasil pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan suatu jenis neoplasma tulang metastatik yang kadang-
kadang jaringan asalnya sulit ditentukan, sehingga harus dicari dengan
cermat lokasi daripada tumor primernya.

2. Radiologi
Pada umumnya tumor metastatik akan mengakibatkan gambaran
osteolitik, sedang pada metastase Ca prostat nampak gambaran
osteoblatik/osteosklerosis. Kadar Calsium meninggi karena terjadi
pelepasan kalsium ke dalam darah akibat proses resorpsi osteoblastik pada
tulang-tulang. Adanya pembentukan tulang reaktif ditandai oleh kadar
fosfatase alkali yang meningkat. Pada metastase Ca prostat, kadar
fosfatase asam meninggi.

XIII. GAMBARAN RADIOGRAFI KONVENSIONAL


1. Gambaran lesi
- Destruksi tulang
- Reaksi periosteal
- Matriks tumor
- Ekspansi lesi
- Keterlibatan jaringan lunak

2. Reaksi tulang terhadap tumor


Respon terbatas tulang
o Destruksi lesi litik
o Reaksi sklerosis
o Remodelling reaksi periosteal
Kecepatan pertumbuhan tumor menentukan respon
o Pertumbuhan lambat sklerotik
o Pertumbuhan cepat litik
Batas antar tumor dan tulang normal terlihat pada foto polos
Proses pertumbuhan tumor yang slow progresif akan menghasilkan batas
yang tegas antara tumor dan jaringan tulang sekitarnya
Proses pertumbuhan tumor yang sangat progresif mendestruksi tulang
akan menghasilkan batas yang kabur antara tumor dan jaringan tulang sekitarnya

Tipe destruksi ada 3 macam yaitu:


Geographic
Moth-eaten
Permeative

Geographic Bone Destruction

Batas tegas
Indikasi kurang agresif, pertumbuhan lambat, jinak
Zona transisi sempit

Matriks tumor
Osteoblastik
o Fluffy, cotton-like or cloud-like densities
Osteosarcoma
Cartilaginous
o Comma-shaped, punctate, annular, popcorn-like
Enchondroma, chondrosarcoma, chondromyxoid fibroma

Tumor matrix

Osteoblastic
Cartilaginous

Keterlibatan jaringan lunak


Indikasi
o Biasa keganasan
o Seperti massa jaringan lunak yang tegas
Lesi jinak dgn keterlibatan jaringan lunak

XIV. PRINSIP
1. Radioterapi
Radiasi dengan energi tinggi merupakan suatu cara untuk eradikasi tumor-
tumor ganas yang radiosensitif dan dapat juga sebagai pengobatan awal
sebelum tindakan operasi dilakukan. Kombinasi radioterapi dapat pula
diberikan bersama-sama dengan kemoterapi. Radioterapi dilakukan pada
keadaan-keadaan yang in-operable misalnya adanya metastasis atau
keadaan lokal yang tidak memungkinkan untuk tindakan operasi.

2. Kemoterapi
Merupakan suatu pengobatan tambahan pada tumor ganas tulang dan
jaringan lunak. Obat-obatan yang dipergunakan adalah metotreksat,
adriamisin, siklofosfamid, vinkristin, sisplatinum. Pemberian kemoterapi
biasanya dilakukan pada pre/pasca operasi.
BAB III
KESIMPULAN

Tumor tulang merupakan kelainan pada tulang yang bersifat neoplastik.


Dengan istilah lain “Tumor Tulang” adalah pertumbuhan abnormal pada tulang
yang bisa jinak atau ganas.
Dari seluruh tumor tulang primer; 65,8% bersifat jinak dan 34,2% bersifat
ganas. Ini berarti dari setiap tiga tumor tulang terdapat satu yang bersifat ganas.
Perbandingan insidens tumor tulang pada pria dan wanita adalah sama.
Klasifikasi neoplasma tulang berdasarkan asal sel, yaitu: primer
(osteogenik, kondrogenik, fibrogenik, mielogenik, tumor asal vaskuler, tumor
tulang lainnya) dan sekunder/metastatik (tumor yang berasal dari organ lain yang
menyebar ke tulang).
Untuk menetapkan diagnosis tumor tulang diperlukan beberapa hal, yaitu:
anamnesis, pemeriksaan klinik, pemeriksaan neurologis, pemeriksaan radiologis,
pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan biopsi.
Metode pengobatan pada neoplasma tulang antara lain dengan operasi,
radioterapi, dan kemoterapi. Ada beberapa teknik operasi, yaitu: intralesional atau
intrakapsuler, eksisi marginal, eksisi luas, serta operasi radikal.
DAFTAR PUSTAKA

Doherty, Gerard M. Current Surgical Diagnosis & Treatment 12th Chapter 42


page 1201 – 1205. Mc Graw Hill
Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Jakarta: Yarsif Watampone. 2007, Hal.
275-315.
Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara. 1995,
Hal. 331-340.
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC.
2005, Hal. 934-939.
Suyadi A. Keganasan Tulang. Yogyakarta: Bagian Bedah FK UII. 2009, Hal. 1-
11.
http://naturindonesia.com/artikel-kanker/881-jenis-kanker-tulang.html
http://www.scribd.com/doc/31348774/Tumor-Tulang
http://www.scribd.com/doc/54186345/Neoplasma-Tulang

Anda mungkin juga menyukai