Panasonic Corporation Bribery Case
Panasonic Corporation Bribery Case
Panasonic Corporation
Bribery Case
AMMARA ZULAFA WAHYU
1706972543
BAB I
LATAR BELAKANG
manufaktur dan perkembangan komponen elektronik yang tersohor. Berbasis di Osaka, Jepang,
Panasonic melaporkan penjualan bersih terkonsolidasi sebesar 7.85 triliun yen pada tahun yang
berakhir tanggal 31 Maret, 2012. Saham Panasonic terdaftar pada bursa efek Tokyo, Osaka,
Nagoya, dan New York. Perusahaan Panasonic memiliki visi untuk menjadi nomor satu pada
merupakan perusahaan subsidiari yang dimiliki seluruhnya oleh perusahaan Panasonic cabang
Amerika Utara, merupakan korporasi Delaware yang berbasis di Lake Forest, California. PAC
System (IFE) dan Global-communication Services (GCS) pada sistem penerbangan, perusahaan
bisnis dari AVC Network Company, dan sejumlah pengurus PAC juga memiliki posisi (ganda)
Pada awal tahun 2017, Panasonic terjerat skandal dalam pencatatan akuntansi, di mana
ditemukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (US SEC) bahwa Panasonic
melakukan kesalahan akuntansi secara disengaja berupa premature recognition dari pendapatan
mereka, dan melakukan kesalahan dalam pencatatan yang terbilang material, sejumlah kurang
lebih 38,5 juta dolar atau 9% pada pre-tax income dan 22,4 juta dolar atau 16% pada net income
yang dilaporkan pada tahun 2012. US SEC menyatakan bahwa PAC secara sengaja
menyembunyikan pembayaran kepada para konsultan di daerah Asia dan Timur Tengah,
menyalahi accounting provisions dari Foreign Corrupt Practices Act. PAC juga mengakui bahwa
mereka juga menyembunyikan pembayaran terhadap sejumlah agen yang tidak memenuhi standar
Internal Diligence perusahaan. PAC dan perusahaan induknya, korporasi Panasonic itu sendiri,
Mengapa bisa kesalahan ini sampai terjadi, bahkan setelah skandal pengauditan besar yang
menimpa perusahaan Toshiba pada tahun 2015 memperketat regulasi akuntansi dan audit yang
dipergunakan oleh negara Jepang? Rincian kasus akan ditelusuri secara mendalam pada bab-bab
berikutnya. Tugas ini saya laksanakan dengan sebaik-baiknya dalam rangka memenuhi kewajiban
KRONOLOGI KASUS
Dijelaskan dalam laporan keluaran Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat
(Securities Exchange Act of 1934 Release No. 83128 terhitung tanggal 30 April 2018, Accounting
and Auditing Enforcement Release No. 3938 terhitung tanggal 30 April 2018, Administrative
Proceeding File No. 3-18459) mengenai pelanggaran atas provisi anti-sogok, anti-fraud,
pembukuan dan pencatatan, serta kontrol internal akuntansi bahwa Panasonic Avionics
recognition dari akun pendapatan mereka dan melakukan kesalahan dalam pencatatan yang
terbilang material, sejumlah kurang lebih 38,5 juta dolar atau 9% pada pre-tax income dan 22,4
juta dolar atau 16% pada net income yang dilaporkan pada tahun 2012.
PAC menyediakan informasi tidak sesuai fakta mengenai persetujuannya dengan salah satu
pejabat pemerintahan Amerika Serikat yang membantu PAC dalam melaksanakan bisnis dengan
maskapai penerbangan milik negara. Kala PAC tengah menegosiasikan dua perjanjian/kontrak
seharga 700 juta dolar Amerika Serikat dengan maskapai penerbangan milik negara, PAC juga
menawarkan kepada pejabat pemerintahan yang membantunya tersebut sejumlah 200 ribu dolar
Amerika Serikat sebagai gaji tahunan post-retirement agar beliau tertarik untuk tetap menjadi
Puncaknya, PAC membayar sejumlah kurang lebih 875.000 dolar Amerika Serikat kepada
pejabat pemerintahan tersebut sebagai pembayaran atas jasa konsultasi yang sesungguhnya tidak
vendor yang menyediakan pelayanan yang tidak ada kaitannya dengan bisnis PAC. Hubungan
dengan pejabat pemerintahan tersebut amat menyalahi aturan dan prosedur dari perusahaan
Panasonic itu sendiri, serta tidak dicatat dan dibukukan sesuai dengan realita pada laporan
keuangan. Mengetahui hal ini, perusahaan induk Panasonic sendiri dengan sengaja melaporkan
laporan keuangan secara tidak sesuai, menyalahi ketentuan umum dari proses pencatatan laporan
keuangan.
Sebagai tambahan, Panasonic juga tidak melaksanakan kontrol internal dalam bidang
akuntansi dengan baik dan benar—PAC bahkan telah membayar hingga lebih dari 1.76 juta dolar
Amerika Serikat kepada para konsultan yang kurang jelas asal-usul dan progress kerjanya,
termasuk pembayaran kepada pejabat pemerintahan yang telah dijelaskan sebelum ini. Berhubung
sejumlah besar dari consulting sales agent tidak memenuhi ketentuan internal Panasonic itu sendiri,
PAC merancang skema pembayaran atas jasa konsultasi agen-agen tersebut melalui pihak
eksternal terpisah.
Apabila ditilik secara mendalam, kasus pelanggaran serta penyembunyian fakta yang
Pada tahun 2004, PAC dengan maskapai penerbangan milik negara menandatangani
kontrak 10 tahun Master Product Supply Agreement (MPSA) di mana PAC memiliki
kewajiban untuk menyediakan produk IFE dan pelayanan untuk sejumlah pesawat milik
Pada tahun 2006, bagian penjualan PAC melakukan negosiasi dengan pejabat
mengenai pembelian tambahan terhadap produk keluaran PAC. Dalam negosiasi tersebut,
pejabat pemerintahan juga menawarkan asistensi dari kantor konsultasi swasta yang baru
saja dibangun oleh pejabat pemerintahan tersebut. Hasil negosiasi untuk amendment
pertama MPSA, yang bernilai nyaris mencapai 360 juta dolar Amerika Serikat,
Pada tahun 2007, PAC dan pejabat pemerintahan melaksanakan amendment kedua
terhadap MPSA, lagi-lagi mengenai pembelian tambahan terhadap produk keluaran PAC.
Akibat keterlambatan dalam proses pengiriman tanda terima yang semestinya dikeluarkan
oleh maskapai penerbangan milik negara setelah amendment pertama, sejumlah produk
yang telah dikirimkan oleh PAC berakhir tercantum dalam amendment kedua. Amendment
kedua ditandatangani pada bulan November 2007, dan bernilai lebih dari 353 juta dolar
Amerika Serikat.
Senior eksekutif dari PAC mengetahui tentang keseluruhan negosiasi tersebut. Pada
September 2007, salah seorang eksekutif yang menjabat sebagai direktur dari Unit Bisnis
PAC memberi peringatan kepada eksekutif PAC lainnya, bahwa mereka harus “berhati-
hati” terhadap posisi terkini dari pejabat pemerintahan yang berperan sebagai
asisten/konsultan tersebut. Beliau menyatakan bahwa apa yang tengah dijalankan oleh
PAC pada saat itu tergolong beresiko tinggi untuk perusahaan sekelas Panasonic. Beliau
berpendapat bahwa hal tersebut masih boleh dilakukan apabila dengan intensi-intensi baik,
Meski demikian, PAC dan pejabat pemerintahan tersebut menutup-nutupi soal negosiasi
mereka dari maskapai penerbangan milik negara. Segala proses setelahnya dilaksanakan
melanggar peringatan yang disampaikan oleh salah satu eksekutif sebelumnya, negosiasi
berhasil memeroleh profit margin dari amendments pertama dan kedua yang lebih besar
secara signifikan apabila dibandingkan dengan total pendapatan yang diperoleh PAC dari
pelanggan lain yang membeli produk yang setara, pada periode waktu yang sama.
Puncaknya, selama periode April 2008 hingga Januari 2014, PAC membayar gaji sejumlah
875.000 dolar Amerika Serikat kepada pejabat pemerintah yang tidak melakukan pekerjaan
secara signifikan. Grup audit internal PAC telah mengidentifikasi pembayaran tersebut
sebagai salah satu unsur resiko yang tinggi, namun PAC tidak juga berhenti untuk
membayar beliau. Bahkan pada Desember 2010, ketika grup audit internal mengeluarkan
laporan yang menyatakan bahwa pembayaran terus berjalan meski tidak ada pelayanan
yang diberikan oleh pejabat pemerintah tersebut terhadap PAC, PAC tetap tidak
PAC (serta perusahaan induknya sendiri, Panasonic) benar-benar tidak memiliki kontrol
internal yang baik saat itu, juga terus menyusun laporan keuangan yang tidak sesuai dengan
sepengetahuan seluruh eksekutif dari PAC. Laporan dari grup audit internal PAC yang
dikeluarkan pada tahun 2010 juga telah sampai dalam genggaman para eksekutif, namun
hanya memeroleh respon berupa pernyataan bahwa procurement department PAC tidak
tergabung dalam proses penerimaan konsultan, serta tidak satupun anggota dari Panasonic
beritikad baik untuk mengadakan review dan follow up terhadap isu-isu berbahaya
US SEC, dalam laporannya menyatakan bahwa Panasonic telah gagal dalam mengikuti
of Accounting Edisi ke-tiga karya Rick Hayes, dkk., tim akuntan dan auditor professional memiliki
kode etik yang perlu diperhatikan dalam proses pencatatan dan pemeriksaan (audit) laporan
keuangan yang menjadi kewajiban mereka. Standar kode etik untuk akuntan dan auditor tersebut
bahkan diatur dalam The International Ethics Standards Board of Accountants (IESBA) sebagai
acuan bagi tiap-tiap akuntan dan auditor di seantero bumi dalam mengemban tugas masing-masing.
IESBA dan IFAC memakai Conceptual Framework Approach dalam menyusun panduan
beretika. Sebuah conceptual framework memerlukan kompetensi dari seorang akuntan profesional
Terdapat lima prinsip fundamental etika yang harus ditaati oleh seluruh akuntan di seluruh
a. Integrity – senantiasa bertindak jelas, lugas, dan jujur dalam seluruh relasi bisnis
profesional.
b. Objectivity – tidak mengizinkan terjadinya bias, konflik interest serta pengaruh apapun
kemampuan dalam level yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa setiap klien menerima
pelayanan profesional yang kompeten sesuai dengan perkembangan yang terjadi saat ini.
d. Confidentiality – menjaga tiap-tiap informasi yang bersifat konfidensial (rahasia) secara
profesional, tidak membocorkan informasi apapun kepada pihak eksternal tanpa autoritas
spesifik, kecuali apabila terdapat hak untuk mempublikasikan informasi tersebut, serta
tidak menggunakan segala informasi milik klien untuk keuntungan pribadi maupun
Ditilik dari kronologi kasus yang menimpa Panasonic beserta PAC pada 2017 lalu, dapat kita
ketahui bahwa sumber masalah utama tidak berasal dari grup audit internal yang ditugaskan untuk
memeriksa keuangan dari PAC (maupun Panasonic itu sendiri). Grup audit internal telah
melakukan pekerjaan mereka dengan baik dan sesuai dengan prinsip-prinsip fundamental yang
harus ditaati oleh seluruh akuntan dan auditor. Sesuai fakta, mereka telah menyatakan bahwa
terdapat transaksi beresiko tinggi serta ketidaksesuaian yang dilakukan oleh manajemen PAC.
Tindakan ini sesuai dengan prinsip integritas, objektivitas, serta professional behavior yang
notabene merupakan tiga dari lima poin prinsip fundamental kode etik.
Amat disayangkan, laporan (dan peringatan) jujur tersebut terus menerus diabaikan oleh
manajemen PAC yang bertugas melakukan negosiasi dengan pejabat pemerintah serta konsultan-
konsultan lainnya. Sesuai dengan prinsip nomor empat, konfidensialitas, grup audit internal tidak
memiliki wewenang untuk membocorkan informasi tersebut, apalagi bila masih berupa suatu
Kunci dari accounting fraud yang dilakukan oleh perusahaan Panasonic dengan subsidiarinya,
PAC, ini terletak pada manajemen internal dan tim akuntan perusahaan. Sebagai akuntan yang
menjunjung tinggi kode etik, laporan harus ditulis dengan sebagaimana mestinya, sesuai dengan
apa yang terjadi di lapangan. Namun kita juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan tim akuntan
dari Panasonic, berhubung masih ada kemungkinan paksaan dan manipulasi data dari manajemen
Penyembunyian transaksi yang dilaksanakan secara ilegal termasuk salah satu contoh manipulasi
Menurut Hayes, terdapat sejumlah kategori dari ancaman terhadap prinsip-prinsip fundamental,
a. Self-interest
b. Self-review
c. Advocacy
d. Familiarity
e. Intimidation
Salah satu yang kemungkinan besar terjadi, menimpa grup audit internal maupun tim
akuntan PAC, adalah ancaman yang tercantum pada poin ke-lima : Intimidation, atau
intimidasi.
langsung, dari pihak-pihak internal perusahaan seperti direktur, eksekutif, maupun staff
menumpulkan skeptisme profesional mereka sebagai pelaksana profesi akuntan dan auditor.
Pengabaian termasuk ke dalam salah satu tindak intimidasi, apalagi bila mengetahui bahwa
tim auditor dan akuntan takkan bisa melakukan apa-apa meski manajemen internal
mengindahkan peringatannya.
BAB IV
sesungguhnya bersumber dari manajemen internal yang tidak memiliki kontrol baik untuk
mempertahankan bisnis agar berjalan sesuai dengan semestinya, selaras dengan kode etik yang
berlaku.
kemungkinan besar bahwa manajemen internal Panasonic, terutama PAC, tidak memiliki pondasi
etika yang baik untuk menjalankan bisnis. Sikap tergoda dengan negosiasi dan tawaran pekerjaan
dari pihak luar yang kurang jelas asal-usulnya, tidak mengindahkan peringatan eksekutif senior
dan rekan auditor, serta tabiat buruk yang dicerminkan dengan sikap cuek/tidak mau peduli
terhadap permasalahan yang menimpa perusahaan, tidak bisa diselesaikan apabila tidak ada
kontrol internal terhadap diri masing-masing. Kecenderungan untuk tidak mau menang sendiri,
kejujuran, serta objektifitas merupakan unsur-unsur rohaniah yang harus ditempa oleh pribadi
masing-masing, ditambah dengan tindak saling menguatkan juga mengingatkan antar staf
perusahaan.
perlu dilakukan pula penegakan mengenai pentingnya transparansi dalam proses bisnis,
pengembangan diri untuk masing-masing staf termasuk auditor agar bisa melaksanakan tugasnya
dengan lebih baik, jujur, serta tegas untuk kedepannya. Selain itu, perlu pula dilaksanakan seleksi
yang lebih ketat dalam memilih staf manajemen yang akuntabel dan bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Securities and Exchange Commission of United States, Securities Exchange Act of 1934 Release
No. 83128 30 April 2018, Accounting and Auditing Enforcement Release No. 3938 30 April
2019.
https://news.panasonic.com/global/press/data/2017/02/en170202-7/en170202-7-1.pdf, diakses