Obat Cacing Pirantel Pamoat
Obat Cacing Pirantel Pamoat
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur atas berkat rahmat allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah
tugas Teknologi Sediaan Semi Solid Dan Liquid berupa Sediaan Obat Cacimg, yakni
kami memilih pembuatan Preformulasi Suspensi Pirantel Pamoat.
Tujuan pembuatan makalah ini selain sebagai tugas juga agar pembaca dapat
mengetahui tentang Teknologi Sediaan Semi Solid Dan Liquid berupa Preformulasi
Suspensi Pirantel Pamoat.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
lagi kepada pembaca. Akhir nya, saya ucapkan Terima Kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...ii
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................................................2
2.2.1 Defenisi.........................................................................................3
Perbandingan.....................................................................................................15
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................17
BAB V KESIMPULAN....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
LAMPIRAN......................................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Oabat cacing dengan bahan aktif Pirantel Pamoate merupakan serbuk dengan
kelarutannya dalam air praktis tidak larut dam air. Oleh karena itu untuk mengatasi
kekurangannya tersebut perlu dibuat sediaan cair apa yang membuat sediaan tersebut stabil dan
bahan tambahan apa saja yang diperlukan.
1.3 Tujuan
Preformulasi sebagai zat aktif nya berupa Pyrantel Pamoate yang mempunyai
efek terapi anthelmintik ini, bertujuan untuk menentukan dan memilihkan bahan
tambahan sediaan suspensi oral yang paling sesuai dengan sifat dan kelarutan dari zat
aktif, dan untuk mendapatkan atau membuat bentuk sediaan obat yang efisien dan lebih
disukai oleh anak – anak .
1.4 Manfaat
Mendapatkan bentuk sediaan yang lebih mudah ditelan oleh anak. Lebih cepat
kerjanya, sehingga efek nya juga lebih cepat dibanding tablet, kapsul & serbuk. Serta
sediaan yang stabil secara fisika, kimia, maupun biologi.
Kerugian Suspensi
Stabilitas suspensi adalah kondisi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan
mereka tetap terdispersi merata atau sisa partikel tetap mengendap, mereka mudah
terdispersi kembali dengan pengocokan yang ringan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kestabilan suspensi adalah :
1. Ukuran partikel
Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang
sama ). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan
semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat
gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)
Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel yang dikandungnya
akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi
agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
3. Jumlah partikel (konsentrasi)
Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi endapan partikel dalam
waktu yang singkat.
4. Sifat / muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa macam campuran bahan
yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar
bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena
sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
A. Zat Aktif
Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan sediaan suspensi adalah zat aktif yang
sukar atau tidak larut didalam air. Contoh zat aktif yang sering digunakan:
B. Zat Pensuspensi (Suspending Agent)
Sebaik nya zat pensuspensi memiliki sifat mudah terdisfersi kembali dengan
pengocokan ringan. Contoh zat pensuspensi :
1) Berasal dari Alam
Polisakarida
a. Gom Arab : Kurang efektif, karena dibutuhkan dalam jumlah besar
b. Na. Alginat : Mempunyai kekentalan yang stabil di dalam air pada pH 4–10.
Kadar yang biasa digunakan adalah 1 %.
c. Pektin : Pektin biasa digunakn bersama – sama denga gom arab dengan kadar
0,1 gr/gr gom arab.
d. Tragacant : Dalam suspensi digunakan dalam kadar 0,2 %. pH stabil adalah 4 –
7,5. Pengawet yang biasa digunakan kloroform, nipagin, nipasol.
e. Amylum : Jika tidak dikatakan lain, dalam suspensi amylum digunakan dengan
kadar 2% (amylum dilarutkan dengan air sama banyak)
Tanah Liat
a. Bentonit : Kadar nya dalam suspensi 2 % dan untuk bentonit magma 5 %
b. Veegum : Kadar dalam sediaan suspensi adalah 0,5 – 2 %
2) Semi Sintesis
a. Metil Selulose (Tylose) : kadar nya 0,5 – 2 % sebagai pensuspensi
b. PVP
c. Na. CMC : Kadar nya 0,25 – 1 % sebagai pensuspensi
3) Sintesis
a. Karbomer
b. Colloidal Silikon Dooxyda
C. Zat Tambahan
Evaluasi Kimia
1. Penetapan Kadar
Penetapan kadar dilakukan dengan metode KCKT
2. Identifikasi
Untuk identifikasi diperlukan suatu larutan yang mengandung setara dengan 4 mg
ampisilin dengan penambahan asam klorida 0,1 N pada sejumlah ampisilin untuk
suspensi oral.
3. pH dan BJ
Evaluasi Mikrobiologi
1. Cemaran (bilangan mikroba), untuk zat tambahan alami
2. Potensi : untuk zat aktif antibiotic
2. CMC Na
Sinonim: Cellulose gum, Sodium cellulose glycolate, Akucell; Aquasorb;
Blanose; permen selulosa, CMC sodium; E466; Finnfix; Nymcel; SCMC; karboksi
metilselulosanatrium, natrium glycolate selulosa; sodium CMC; Tylose CB.
Nama Kimia: Celullose, Karboksimetil eter
Fungsi: Suspending agent, Stabilizing agent, Pelapisan agen; bahan
stabilisasi,menangguhkan agen, tablet dan hancur untuk kapsul; pengikat tablet; agen
peningkatviskositas.
Pemerian: Serbuk putih, tidak berbau, seperti granul bedak
Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluen Mudah
terdispersi di dalam air pada semua temperatur, membentuk jelas, solusi koloid.
Kelarutanair bervariasi dengan derajat substitusi (DS).
pH: 2 - 10
Konsentrasi: 0,5 – 2 %
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan : natrium karboksimetilselulosa adalah stabil,mesk
ipun bahan higroskopis. Simpan dalam tempat yang dingin dan kering.
OTT : Larutan asam, garam besi, beberapa logam dan xantan gum
pKa = 4,30
Titik lebur: cokelat di sekitar 227 ° C, dan karakter pada sekitar 252 ° C.
Tidak kompatibel : natrium karboksimetil selulosa tidak kompatibel dengan solusi sangat asam
dan garam larut dengan besi dan beberapa logam lain, seperti aluminium, merkuri,
dan seng. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2, dan juga bila dicampur dengan etanol(95%).
Karboksi metil selulosa natrium bentuk coacervates kompleks dengan gelatin dan pektin.
Hal ini juga membentuk kompleks dengan kolagen dan mampu presipitan protein bermuatan
positif tertentu
3. Gliserin
Glycerin
o Bentuk : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, kental, cairan higriskopis,
rasa manis (0,6 x sukrosa).
7. Flock Agent
Kalsium Klorida & Aluminium Klorida
o Rumus Kimia : CaCl2 & AlCl3
o Bentuk : Dapat berupa cairan maupun serbuk, senyawa ionik yang
terdiri dari unsur dan klorin. tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun,
o Konsentrasi : 5-10%
o Kegunaan : Pembentuk flok, pengawet.
8. Pewarna
Karotenoid
BAB III
METODELOGI
3 Tambahan
Dapar As. Sitrat As. Sitrat As. Sitrat
Monohydrat Monohydrat Monohydrat
q.s
Pengawet - Sod. Benzoat -Metil Paraben - Potassium - Sod. Benzoat
0,18% Sorbate
-Propil Paraben - Sodium
0,02% Benzoate
Pembasah - Glyserin Syr. Simplex - Glyserin
25%
Antimikroba
Pengikat - Lechitin
- Povidone
Corigensia
Zat Tambahan
Lain
- antifoam Antifoam suspension
-anticaking
-antioksidan BTH
-flock agent CaCl2 10% CaCl2 10%
AlCl3 10%
4 Pembawa Water purified up to Aquadest ad Water up to Water purified Air ad 100%
100% 100% 100% up to 100%
BAB IV
PEMBAHASAN
Tabel pembanding keempat formula diatas, dapat menjadi acuan formula mana
yang tampilan dan kestabilan yang mendekati sempurna atau lebih baik dari formula
pembanding lainnya.
Suspensi ini merupakan suspensi dengan bahan pembawa aqua destilasi. Penambahan
Na. CMC sebagai pensuspensi, karena Na. CMC mudah didapat dan harga nya terjangkau. Dan
lagi Na. CMC dan gliserin sebagai pembasah, pengikat, dan Co-solvent mendukung kestabilan
yang baik terhadap viskositas suspensi. Na.CMC dan juga gliserin dapat mendukung efek dari
terapi pirantel pamoat yang melumpuhkan cacing diusus, tapi absorbsinya rendah untuk
merangsang neuromuscular agar terjadi spasmus diusus. Adanya Na.CMC dan gliserin akan
membantu proses eksresi, mengeluarkan cacing melalui feses. Kami menggunakan flok agent
untuk mengatasi kemungkinan adanya caking pada sediaan. Na benzoat sebagai pengawet
didukung efek lain dari sorbitol sebagai antimikroba untuk menghambat pertumbuhan mikroba
pada sediaan. Dapar asam sitrat untuk menjaga pH agar stabil pada sediaan maupun ketika
masuk ketubuh. Asam sitrat juga memberikan rasa manis serta aroma jeruk karena dihasilkan
dari isolasi buah jeruk selain itu asam sitrat juga dapat memberikan manfaat lain sebagai
antioksidan yang mencegah sediaan teroksidasi sehingga tidak menimbulkan bau tengik dalam
waktu yang lama. Pemanis utama untuk menutupi rasa tidak enak adalah sorbitol. Dan pewarna
yang digunakan untuk menghasilkan warna jingga (orange) adalah pewarna alami karotenoid.
BAB V
KESIMPULAN
Zat aktif pyrantel pamoate dengan sifat kelarutan yang praktis tidak larut dalam air,
akan dibuat sediaan suspensi oral yang mempunyai karakteristik :
a. Pengendapan partikel lambat sehingga takaran pemakaian yang serba sama dapat
dipertahankan dengan pengocokan sediaan.
Dimana sediaan suspensi oral ini terdiri dari komponen penyusun berupa, Zat Aktif,
Zat Pensuspensi, Zat Tambahan dan Zat Pembawa. Prinsip pembuatan suspensi ini
menggunakan metode presipitasi dengan sistem terflokulasi.
Diharakan agar formula yang akan dibuat dapat menjadi suatu sediaan yang baik, stabil,
dan memenuhi persyaratan evaluasi sediaan suspensi yang berupa evaluasi fisika, kimia, dan
biologi. Serta sediaan ini memenuhi tujuan dari pembuatan atau rencana preformulasi, yaitu
untuk mendapatkan sediaan stabil dan juga yang menarik minat anak-anak dengan
keunggulannya mudah digunakan dan dituang, mengandung perisa, perasa dan pengaromadan
untuk menutupi bau yang tidak enak yang disukai oleh anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Bagus, Ade. 2014. Pengaruh Perbandingan Cmc-Na, Karbomer Dan Tragakan Sebagai
Suspending Agent Terhadap Sifat Fisik Suspensi Pirantel Pamoat.
http://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parapemikir/article/download/57/68.
(Diakses, 23 November 2014).
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III : , Jakarta, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Neogen Corporation dba Columbia Laboratories. 2012. Pyrantel Pamoate- Pyrantel Pamoate
suspension. http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/getFile.cfm? setid=fb7cf21d-1574-
4a51-ada8-c2d264297e29&type=pdf&name=fb7cf21d-1574-4a51-ada8-c2d264297e29.
(Diakses 24 November 2014).
Pfizer Inc, Pfizer Pharmaceutical Group, New York. 2010. Material Safety Data Sheet Of
Pyrantel Pamoate Suspension. http://www.pfizer.com/
files/products/material_safety_data/PZ00929.pdf. (Diakses, 23 November 2014).
Wattimena, Joke R , 1987. Farmakodinamik dan Terapi Antibiotika. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press hal 75.
1) Apa alasan yang mendasari pemilihan jenis pengawet yang berbeda pada formula
pembanding & kenapa terdapat formula dengan mengguanakan dua jenis bahan
pengawet ? (Ahmad Yani Setiawan 10334012)
Jawab :
a) Metil dan propil paraben (pada formula 2)
Digunakan dalam kombinasi 2 : 1 – 3 : 1 (metil : propil). {Chichester dan Tanner,
1972}
Stabil di udara dan resistan terhadap panas dan dingin, termasuk sterilisasi serta
efektif pada pH 3-8. {Aalto et al., 1953}
Metil paraben
Serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir tidak berbau dan tidak mempunyai
rasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal (Depkes, 1979; Rowe, dkk.,
2005) . Digunakan sebagai pengawet dan antimikroba. Metil paraben
meningkatkan aktivitas antimikroba dengan panjangnya rantai alkil, namun dapat
menurunkan kelarutan terhadap air, sehingga paraben sering dicampur dengan
bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kelarutan. (Rowe., dkk, 2005)
Propil paraben
Propil paraben merupakan serbuk kristalin putih, tidak berbau dan tidak berasa
serta berfungsi sebagai pengawet. Propil paraben sangat larut dalam aseton dan
etanol, larut dalam 250 bagian gliserin dan sukar larut di dalam air. Larutan
propil paraben dalam air dengan pH 3-6, stabil dalam penyimpanan selama 4
tahun pada suhu kamar, sedangkan pada pH lebih dari 8 akan cepat terhidrolisis.
Efektif sebagai pengawet pada rentang pH 4-8, peningkatan pH dapat
menyebabkan penurunan aktivitas antimikrobanya. (Rowe., dkk. 2005).
{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33514/4/Chapter%20II.pdf}
Sodium benzoat
Bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat karena lebih mudah larut. Natrium
benzoat berupa granul atau serbuk berwarna putih, tidak berbau dan stabil diudara,
mudah larut dalam air. Kelarutan dalam air pada suhu 25 0 sebesar 66 gr/L dengan
bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7% pada range pH 4,8. Dalam bahan
pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoat yang
tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5 –
4,0 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan kamir. Syarat konsentrasi
penggunaannya 0,02% - 0,5 %.
{http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17607/4/Chapter%20II.pdf}
Kesimpulan : antifoam suspension pada formula 1, adalah untuk mengatasi zat aktif
yang praktis tidak larut dalam air dengan mengatasinya melalui memperbaiki sudut
kontak solute terhadap solvent sehingga sediaan tidak seperti adanya partikel yang
mengambang atau seperti busa yang mengambang.
4) Jelaskan bagaimana karakteristik evaluasi rheologi pada sediaan suspensi yang baik ?
Jawab :
Kriteria sediaan suspensi oral ;
f. Pengendapan partikel lambat sehingga takaran pemakaian yang serba sama dapat
dipertahankan dengan pengocokan sediaan.
Kata Rheologi berasal dari bahasa Yunani, Rheo : Mengalir Logos : Ilmu yaitu
menggambarkan aliran zat cair atau perubahan bentuk (deformasi) zat di bawah tekanan
(Bingham & Crawford). Kekentalan (viskositas, viscosity) : resistansi zat cair untuk
mengalir, semakin tinggi viskositas cairan akan semakin besar resistansinya.
Kekentalan (viskositas; η) adalah suatu ungkapan dari resistensi zat cair untuk mengalir.
Semakin tinggi viskositas aliran
akan semakin besar resistensinya. Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan
obat dari saluran pencernaan
Tipe-tipe aliran (Farmasi Fisika : 522)
a. Sistem Newton (jenis cairan ideal : pelarut)
Makin besar viskositas suatu cairan, akan makin besar pula gaya persatuan luas
(shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan rate of shear tertentu. Aliran
newton adalah jenis aliran yang ideal. Pada umumnya cairan yang bersifat ideal
adalah pelarut, campuran pelarut, dan larutan sejati.
b. Sistem Non- Newtonian (jenis cairan dengan BM tinggi : suspensi, emulsi, koloid)
Tidak dipengaruhi waktu
- Plastis
Yield value adalah harga yang harus dipenuhi agar cairan mulai mengalir,
sebelum yield value zat bertindak sebagai bahan elastis setelah yield value
siatem mengalir sesuai dengan sistem newton dimana shearing stress
berbanding dengan rate of shear. Contoh : Pada sistem suspensi yang
terflokulasi, yield value adalah nilai yang dibutuhkan untuk memecah ikatan
antar partikel terflokulasi
- Pseudoplastis
Viskositas menurun dengan meningkatnya rate of share. Terjadi pada
molekul berantai panjang seperti polimer-polimer termasuk gom, tragakan,
na-alginat, metil selulosa, karboksimetilselulosa. Meningkatnya shearing
stress menyebabkan keteraturan polimer sehingga mengurangi tahanan dan
lebih meningkatkan rate of
share pada shearing stress berikutnya. Sistem pseudoplastik disebut pula
sebagai sistem geser encer ( shear-thinning) karena dengan menaikkan
tekanan geser viskositas menjadi turun. Contoh klasik adalah kecap atau
saus tomat yang untuk
mengeluarkannya dari botol harus mengocoknya kuatkuat.
- Rheopeksi
Suatu gejala dimana suatu sol lebih cepat menjadi gel bila diaduk perlahan-
lahan daripada dibiarkan membentuk gel tanpa pengadukan.
{http://blogs.unpad.ac.id/arifbudiman/files/2011/05/Rheologi.pdf}
W = γ . ΔA
Rumus diatas menunjukkan bahwa untuk menstabilkan suatu suspensi maka ukuran
partikel harus diperkecil sehingga energi bebasnya juga menjadi kecil. Selain itu
dilengkapi oleh pertimbangan Hukum Stokes :
V = d2 (ρ1 – ρ2) g
18 η
V : kecepatan sedimentasi
d : jari-jari partikel
ρ1 : masa jenis fase dalam
ρ2 : masa jenis fase luar
g : gravitasi
η : viskositas fase luar
Selain itu, CaCl2 juga dapat sebagai koloid pelindung dengan memberikan lapisan
mekanik pada suatu zat terdispersi maka agregasi dari suatu partikel dapat dicegah.
Umumnya suspensi dibuat dengan sistem terflokulasi karena partikel terflokulasi terikat
lemah, mengendap denga cepat dan tidak membentuk caking serta dapat dengan mudah
terdispersi kembali.
{http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126128-FAR.053-08-Formulasi%20suspensi-
Literatur.pdf}
Reaksi berlangsung pada pH optimum 4 sampai 12. Flok yang terbentuk umumnya
padat dan dapat mengendap. Konsentrasi yang digunakan umumnya 5-10%, kelebihan
konsentrasi flock agent ini dapat menyebabkan terjadinya pemisahan jelas fase
terdispersi dan didispersinya.
{https://tatyalfiah.files.wordpress.com/2009/09/pengolahan-fisik-kimia.pdf}