PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA
SERTA BUDAYA K3 DI LABORATORIUM
A. Uraian Umum
Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah,
dengan mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu
berbagai macam konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari
perkuliahan. Selain itu, praktikum juga bermaksud untuk mengembangkan
keterampilan menggunakan peralatan dengan metode tertentu. Oleh karena
itu, diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat dari alat-alat tersebut.
Beberapa alat-alat kimia yang sering dijumpai dalam laboratorium seperti alat-
alat elektronik (instrumen), alat-alat gelas, alat-alat ukur dan alat lainnya.
Keterampilan bekerja di laboratorium maupun dunia kerja dapat
diperoleh melalui kegiatan praktikum.Di samping itu ada kemungkinan bahaya
yang terjadi di laboratorium seperti adanya bahan kimia yang karsinogenik,
bahaya kebakaran, keracunan, sengatan listrik dalam penggunaan alat
listrik.Oleh karena itu kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di Laboratorium
harus menjadi perhatian penting dalam melaksanakan kegiatan di
laboratorium.
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menggunakan alat – alat laboratorium
sesuai dengan teknik penggunaannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui sifat kimia dan fisika dari bahan kimia.
3. Mahasiswa dapat mengetahui keselamatan kerja di laboratorium.
F. Prosedur Kerja
1. Mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum mengenai bentuk dan
fungsi alat-alat laboratorium, serta mecoba menggunakan peralatan
tersebut.
2. Mendengarkan penjelasan asisten mengenai sifat fisik dan kimia bahan
kimia serta mencatatnya
3. Mendengarkan penjelasan asisten mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja.
4. Mengisi tabel berikut sesuai dengan penjelasan asisiten praktikum
Tabel 1
No Gambar Alat Spesifikasi
1. Nama :
Bahan :
Jenis peralatan :
Ukuran :
Fungsi :
Tabel 2
No Nama Bahan Sifat Fisik dan Kimia
1.
G. Soal-soal
1. Tuliskan setiap alat yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 1)
2. Tuliskan setiap bahan yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 2)
3. Uraikan secara singkat cara menggunakan alat-alat pada percobaan
sesuai dengan penjelasan yang telah disampaikan
4. Uraikan secara singkat sifat (Fisik dan kimia) bahan-bahan pada
percobaan sesuai dengan penjelasan yang telah disampaikan
5. Uraikan secara singkat tentang kesehatan dan keselamat kerja di
laboratorium.
PERCOBAAN II
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
A. Uraian Umum
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih
zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat bervariasi. Untuk menyatakan komposisi larutan secara
kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi suatu larutan didefinisikan
sebagai perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan
dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu
dari pelarut.
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain
molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya. Molaritas yaitu jumlah mol zat
terlarut dalam satu liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solute per 1000
gram pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah gram ekuivalen zat
terlarutdalam 1 liter larutan.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan.
Berapa volum atau massa larutan yang akan dibuat.
2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut
sebelum dan sesudah pengenceran adalah sama, dan memenuhi
persamaan :
M1 .V1 = M2 . V2
Ket :
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
B. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui macam – macam konsentrasi dalam larutan.
2. Mengetahui dan menghitung konsentrasi larutan.
3. Mengetahui dan menjelaskan teknik pembuatan larutan
2. Bahan
a. NaOH e. H2C2O4.2H2O
b. H2SO4 pekat f. CH3COOH glasial
c. Aquades g. Na2S2O3.5H2O
d. K2Cr2O7 h. CuSO4.5H2O
F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan 100 mL NaOH 0,01 M dari padatan NaOH
a. Hitung berat padatan NaOH yang dibutuhkan dalam membuat 100 mL
NaOH 0,01 M
b. Timbang padatan NaOH hasil perhitungan.
c. Larutkan dengan sedikit aquades di dalam gelas kimia, aduk sampai
semua padatan larut,
d. Dinginkan larutan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
tambahkan aqudes sampai tanda batas
e. Homogenkan dan masukkan ke dalam botol yang telah dicuci bersih
dan kering.
f. Beri label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi,
tanggal pembuatan dan sifat larutan.
H. Soal-soal
1. Tuliskan setiap alatyang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 1)
2. Tuliskan setiap bahan yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 2)
3. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap alat pada soal nomor 1
4. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap bahanpada soal nomor 2
5. Apa yang dimaksud dengan pengenceran
6. Hitung berat padatan NaOH yang dibutuhkan dalam membuat 100 mL
NaOH 0,01 M
7. Hitung berat padatan H2C2O4 yang dibutuhkan dalam membuat 50 mL
H2C2O4 0,005 M
8. Hitung volume H2SO4 pekat yang dibutuhkan dalam membuat 25 mL
H2SO4 2 M
9. Hitung berat padatan K2Cr2O7 yang dibutuhkan dalam membuat 25 mL
K2Cr2O7 0,00167 M
10. Hitung volume CH3COOH glasial yang dibutuhkan untuk membuat 50 mL
CH3COOH 1%
11. Hitung berat Na2S2O3.5H2Oyang dibutuhkan dalam membuat 50 mL
Na2S2O3 0,01 M
12. Hitung berat padatan CuSO4.5H2Oyang dibutuhkan dalam membuat 25
mL Cu2+ 100 ppm
13. Hitung jumlah bahan yang diperlukan untuk pembuatan larutan NaOH 10 %
sebanyak 25 mL dari padatan NaOH.
14. Hitung jumlah bahan yang diperlukan untuk pembuatan larutan
CuSO4.5H2O 0,02 M sebanyak 100 mL
15. Bagaimana cara membuat larutan Na2S2O3 0,002 M dari larutan
Na2S2O30,01 M.
16. Simpulkan hasil percobaan yang sesuai dengan tujuan percobaan.
PERCOBAAN IV
SENYAWA HIDROKARBON
A. Uraian umum
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.
Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari
atom hidrogen dan atom karbon. Hidrokarbon ini dapat diklasifikasi atau digolongkan
untuk mempermudah dalam pengenalannya.
Penggolongan pertama berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya yaitu,
hidrokarbon jenuh yaitu senyawa hidrokarbon yang ikatan antar atom karbonnya
merupakan ikatan tunggal dan hidrokarbon tak jenuh, ini yaitu senyawa hidrokarbon
yang memiliki 1 ikatan rangkap dua (alkena) atau lebih dari 1 ikatan rangkap dua atau
ikatan rangkap tiga (alkuna). Sedangkan penggolongan kedua berdasarkan bentuk
rantai karbonnya yaitu hidrokarbon alifatik (senyawa hidrokarbon dengan rantai
terbuka jenuh/ikatan tunggal maupun tidak jenuh/ ikatan rangkap), hidrokarbon
alisiklik (senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar atau tertutup/cincin), dan
hidrokarbon aromatik (senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar/cincin yang
mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling/bergantian).
Adapun sifat-sifat dari senyawa hidrokarbon diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air.
Jika suatu hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di
atas sebab massa jenisnya lebih kecil. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah
pelarut nonpolar, seperti CCl4, eter, dan benzena.
2. Makin banyak atom C, titik didih makin tinggi. Untuk hidrokarbon yang berisomer
(jumlah atom C sama banyak), titik didih makin tinggi apabila rantai C makin
panjang (bercabang sedikit).
3. Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10)
berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana(C17H36) berwujud cair,
sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.
4. Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2),maka atom-atom
H pada alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom- atom halogen.
10
Dan jika unsur halogen direaksikan terhadap senyawa alkena dan alkuna maka akan
terjadi reaksi adisi. Secara umum alkana dan aromatis banyak digunakan sebagai
pelarut karena sifat mereka yang inert (sukar bereaksi)
5. Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi pembakaran ini
selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana digunakan sebagai bahan bakar.
B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat dari hidrokarbon dan reaktivitas kimia
berdasarkan jenis senyawa hidrokarbon (jenuh, tak jenuh dan aromatis).
hidrogen dan karbon. Senyawa ini memiliki sifat non polar sehingga tidak larut dalam
air dan larut dalam senyawa non polar. Berdasarkan teori diatas dapat kita tarik
hubungan dalam praktikum yaitu membuat percobaan yang dapat menjelaskan tentang
kelarutan senyawa hidrokarbon dalam pelarut polar dan non polar. Percobaan ini dapat
dilihat secara visual perbedaannya sehingga mahasiswa lebih memahami hal yang
diajarkan
F. Prosedur Kerja
1. Kelarutan
a. Ambil tabung reaksi yang telah dibersihkan dan dikeringkan
b. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 3 mL n-heksana, toluena, minyak
tanah, asam oleat, sikloheksana
c. Kemudian disemua tabung ditambahkan 5 tetes aquades lalu dikocok. Amati dan
catat hasil pengamatan
d. Lakukan hal yang sama pada bagian a-b, selanjutnya masingmasing tabung
ditambahkan 5 tetes kloroform
2. Uji KMnO4
a. Ambil tabung reaksi yang telah dikeringkan dan dibersihkan
b. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 3 mL n-heksana, toluena, minyak
tanah, asam oleat, sikloheksana
c. Kemudian disemua tabung ditambahkan KMnO4 1% hingga warnanya tetap ada
dan tidak hilang. Amati dan catat hasil pengamatan serta dihitung jumlah tetesan
KMnO4 yang digunakan
12
3. Uji H2SO4
a. Ambil tabung reaksi yang telah dikeringkan dan dibersihkan
b. Tabung reaksi diisi masing-masing 3 mL n-heksana, toluena, minyak tanah,
asam oleat, sikloheksana
c. Kemudian disemua tabung ditambahkan H2SO4 pekat 3 tetes.
d. Amati perubahan warna dan pegang tabung serta rasakan apakah terjadi
perubahan suhu
4. Reaksi Adisi
a. Dibuat larutan I2 dalam kloroform sebanyak 15 mL, larutan dibagi kedalam 3
tabung reaksi masing-masing 5 mL (larutan I2 dalam kloroform akan berwarna
merah muda keunguan)
b. Tabung pertama ditetesi dengan asam oleat dan tabung kedua kedua ditetesi
dengan n-heksana dan tabung ketiga ditetesi dengan toluena.
c. Amati yang terjadi dan hitung jumlah tetesan asam oleat, n-heksana dan toluena
yang diperlukan untuk menghilangkan warna merah muda keunguan menjadi
bening
G. Hasil Pengamatan
1 Kelarutan
No Sampel + Aquades + Diklorometana Hasil Pengamatan
n-heksana
1
Sikloheksana
2
Toluena
3
Minyak tanah
4
Asam oleat
5
Ket : Larut (+) ; Tidak larut (-)
13
2 Uji KMnO4
No Sampel Pereaksi Jumlah tetesan KMnO4 Hasil Pengamatan
1 n-heksana KMnO4
2 Sikloheksana KMnO4
3 Toluena KMnO4
3 Uji H2SO4
No Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan
1 n-heksana H2SO4
2 Sikloheksana H2SO4
3 Toluena H2SO4
4 Reaksi Adisi
No Sampel Pereaksi Jumlah tetesan Hasil Pengamatan
I2 dalam
1 n-heksana
kloroform
14
kloroform
I2 dalam
3 Toluena
kloroform
H. Soal-soal
1. Jelaskan mengapa senyawa hidrokarbon dapat larut dalam senyawa
diklorometana(non polar) sedangkan tidak larut dalam aquades (polar)?
2. Tuliskan struktur kimia dari senyawa n-heksana, sikloheksana, toluena, asam oleat,
diklorometana!
3. Apa yang mempengaruhi kepolaran suatu senyawa !
4. Senyawa KMnO4 termasuk oksidator, apakah yang dimaksud oksidator?
5. Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi dengan KMnO 4?
Jelaskan!
6. Sama halnya dengan KMnO4, asam sulfat merupakan suatu oksidator kuat. Apakah
senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi dengan H2SO4? Jelaskan
7. Apa yang dimaksud dengan reaksi adisi!
8. Mengapa hidrokarbon tak jenuh dapat diadisi oleh I2 sedangkan hidrokarbon jenuh
tidak bisa? Jelaskan!
9. Tuliskan reaksi antara senyawa asam oleat dengan H2SO4, KMnO4 dan I2
10. Dari hasil percobaan diatas, golongkan senyawa sampel kedalam penggolongan
hidrokarbon (hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh)
15
PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI ALDEHIDA & KETON
A. Uraian umum
Aldehida dan keton merupakan dua dari sekian banyak kelompok senyawa
organik yang mengandung gugus karbonil. Gugus karbonil adalah gugus yang sangat
menentukan sifat kimia dari aldehida dan keton. Oleh karena itu tidaklah
mengherankan jika kebanyakan sifat-sifat dari senyawa-senyawa ini adalah mirip satu
sama lain. Aldehida dan keton merupakan dua senyawa yang sangat penting, dan
lazim terdapat dalam sistem makhluk hidup
Aldehida mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang melekat pada
gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Sedangkan
keton mengandung dua gugus alkil atau aril yang terikat pada atom karbon karbonil.
Aldehida dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil) yang sama,
maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya berlainan. Sifat-sifat unik
gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehida dan keton. Karena senyawa ini
polar, dan karena itu melakukan tarik-menarik dipol-dipol antarmolekul, aldehida dan
keton mendidih pada temperatur yang lebih tinggi dari pada senyawa nonpolar yang
bobot molekulnya sama.
Ada beberapa perbedaan antara aldehida dan keton pada sifat dan struktur yang
mempengaruhinya:
a. Aldehida sangat mudah untuk mengalami reaksi oksidasi, sedangkan keton sukar
untuk mengalami reaksi oksidasi.
b. Aldehida biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen yang sama. Hal ini
disebabkan karena atom karbonil dari aldehida kurang dilindungi dibandingkan
dengan keton, begitu pula aldehida lebih mudah dioksidasi dari keton.
c. Aldehida jika teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom
yang sama tetapi untuk keton tidak. Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehida dan
keton melalui oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa
tersebut.
Uji Tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana
yang termasuk senyawa aldehida dan mana yang termasuk senyawa keton. Selain
16
dengan menggunakan Uji Tollens untuk membedakan senyawa aldehida dan keton
dapat juga menggunakan Uji Fehling. Aldehida lebih mudah dioksidasi dibanding
keton. Oksidasi aldehida menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon
yang sama
B. Tujuan percobaan
Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan membedakan antara senyawa aldehida
dan keton serta mengetahui perubahan dan reaksi yang terjadi pada aldehida dan keton
memahami materi yang diajarkan contohnya sifat kimia aldehida dan keton. Diketahui
bahwa aldehida dan keton merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil
(C=O). Dikarenakan kemiripan struktur terkadang sulit untuk membedakannya, namun
hal ini dapat kita jelaskan berdasarkan percobaan di laboratorium dengan reaksi kimia.
Reaksi kimia yang terjadi dapat membedakan kedua senyawa ini. Senyawa ini dapat
dibedakan melalui reaksi oksidasi, dimana keduanya mengalami reaksi yang berbeda
dimana aldehida dapat dioksidasi sedangkan keton tidak dan dari sini kita dapat
menjelaskan bahwa terjadinya reaksi pada aldehida dapat ditandai dengan adanya hal-
hal tertentu seperti endapan atau yang lainnya. Melalui percobaan ini dapat dilihat
secara visual perbedaannya sehingga mahasiswa lebih memahami hal yang diajarkan.
F. Prosedur Kerja
1. Kelarutan dalam air
a. Siapkan 2 buah tabung reaksi
b. Tabung (1) diisi dengan 0,5 mL formaldehida dan tabung (2) dengan 0,5 mL
aseton.
c. Perhatikan warna dan baunya.
d. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes)
e. Catat pengamatan (larutan jangan dibuang)
2. Uji dengan KMnO4 0,1 N
a. Ambil larutan 1 diatas
b. Tiap tabung ditambah 2-3 tetes KMnO4 0,1 N
c. Perhatikan warna KMnO4 tersebut
d. Catat pengamatan
18
G. Hasil Pengamatan
1 Kelarutan dalam air
No Sampel + Aquades Keterangan
Formaldehida +/-
1
Aseton +/-
2
Aseton KMnO4
2
19
1 Formaldehida Tollens
2 Aseton Tollens
3 Glukosa Tollens
4 Fruktosa Tollens
5 Parasetamol Tollens
6 Asetosal Tollens
1 Formaldehida Fehling
2 Aseton Fehling
3 Glukosa Fehling
4 Fruktosa Fehling
5 Parasetamol Fehling
6 Asetosal Fehling
20
H. Soal-soal
1. Bagaimana kelarutan formaldehida dan aseton terhadap air?Jelaskan apa yang
mempengaruhinya!
2. Apa yang dimaksud reaksi reduksi oksidasi?
3. Jelaskan fungsi KMnO4, tollens dan fehling dalam percobaan ini!
4. Tuliskan struktur kimia dari formaldehida, aseton, glukosa, fruktosa, parasetamol
dan asetosal!
5. Apa reaksi positif aldehida jika sampel masing-masing direaksikan dengan KMnO4,
tollens dan fehling?
6. Jelaskan mengapa senyawa aldehida lebih mudah teroksidasi dibandingkan
senyawa keton?
7. Pada percobaan oksidasi dengan fehling, fruktosa menghasilkan endapan merah
bata. Diketahui bahwa ciri terjadi oksidasi senyawa aldehida dengan pereaksi
fehling ialah terjadinya endapan merah bata. Hal ini tidak sesuai dengan teori,
karena struktur fruktosa memiliki gugus keton, mengapa demikian?Jelaskan!
8. Tuliskan reaksi yang terjadi antara formaldehida, aseton, glukosa, fruktosa,
parasetamol, dan asetosal dengan :
a. KMnO4
b. Pereaksi Tollens
c. Pereaksi Fehling
9. Pada percobaan ini dilakukan pemanasan, apa tujuan dari pemanasan tersebut?
Jelaskan!
10. Berdasarkan struktur dan hasil percobaan serta penjelasan jawaban soal-soal diatas
beri pengggolongan senyawa sampel ke dalam aldehid dan keton!
21
PERCOBAAN VI
IDENTIFIKASI ALKOHOL DAN FENOL
A. Uraian umum
Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur
yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin aromatik.
Alkohol dan fenol mempunyai rumus struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol
alifatik) R adalah gugus alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R
nya adalah gugus aril. Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari
unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan
dari letak gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol primer dimana
gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom sekunder; alkohol tersier dimana gugus hidroksida terikat
oleh atom karbon tersier.
Alkohol dan fenol adalah senyawa yang sama-sama mengandung gugus OH.
Walaupun sama-sama memiliki gugus -OH, akan tetapi sifat kedanya tidaklah sama.
Salah satu perbedaan utama adalah fenol bersifat lebih asam daripada alkohol. Fenol
lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi,
dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik. Penambahan
sejumlah larutan natrium hidroksida ke dalam fenol akan menyebabkan gugus –OH
dalam molekul terdeprotonasi, hal ini tidak akan terjadi pada alkohol.
Semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol, maka biasanya titik didih
semakin tinggi. Ketika ukuran suatu alkohol bertambah besar, maka probabilitas
alkohol menjadi berwujud padat semakin besar. Sebagian besar senyawa fenol
berwujud padat. Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran
gugus alkil pada alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal
ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan
ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini menjadi cukup
besar, akibatnya molekul-molekul air akan menolak molekul-molekul alkohol untuk
menstabilkan kembali ikatan hidrogen antar molekul air. Jika gugus non polar (seperti
gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, maka kelarutan fenol dalam air akan
berkurang.
22
B. Tujuan percobaan
Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan membedakan antara senyawa alkohol
dan fenol serta mengetahui perubahan dan reaksi yang terjadi pada alkohol dan fenol
23
24
F. Prosedur Kerja
1. Uji gugus hidroksil
a. Ambil 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung I diisi dengan
kristal fenol, tabung II diisi 4 tetes etanol, tabung III diisi 4 tetes benzil alkohol.
b. Tambahkan 5 tetes larutan NaOH 2M di setiap tabung lalu kocok lalu
tambahkan beberapa kemudian amati yang terjadi.
c. Dari hasil b tambahkan setiap tabung dengan HCl 2M sebanyak 5 tetes,
kemudian amati yang terjadi.
2. Membedakan gugus hidroksil pada alkohol dan fenol (Uji senyawa fenolat)
a. Ambil 4 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung I diisi dengan 2
mL etanol, tabung II diisi dengan 2 mL larutan fenol, tabung III diisi 2 mL
dengan benzil alkohol, tabung IV diisi dengan 2 mL larutan asam benzoat
b. Ke dalam ketiga tabung tabung tersebut, tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1%.
c. Amati apa yang terjadi.
25
G. Hasil Pengamatan
A. Uji gugus hidroksil
Senyawa yang
No Pereaksi Hasil/perubahan yang terjadi
diperiksa
Senyawa yang
No Pereaksi Hasil/perubahan yang terjadi
diperiksa
26
Fenol
Benzil Alkohol
2 FeCl3
Etanol
Asam Benzoat
3. Uji iodoform
Positif/Negatif
No Nama Alkohol Struktur
Uji Iodoform
Etanol
3
Isopropanol
4. Uji keasaman
Senyawa yang
No pH
diperiksa
Fenol
4 Benzil Alkohol
Etanol
27
H. Soal-soal
1. Apa yang dimaksud senyawa alkohol dan fenol? Tuliskan beberapa penggolongan
alkohol !
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan dari senyawa alkohol dan fenol !
3. Tuliskan beberapa contoh reaksi yang sering terjadi pada alkohol dan fenol masing-
masing 3!
4. Tuliskan struktur senyawa etanol, isopropanol, fenol, benzil alkohol dan asetosal !
5. Bagaimana kelarutan antara alkohol dan fenol terhadap air ?
6. Tuliskan reaksi antara :
a. Fenol dengan NaOH
b. Etanol dengan NaOH
c. Benzil alkohol dengan NaOH
7. Apa yang kalian ketahui tentang tes iodoform? Apa tujuan tes iodoform pada
percobaan ini!
8. Pada percobaan ini digunakan FeCl3 untuk membedakan gugus hidroksil pada
alkohol dan fenol, apa reaksi positif yang akan dihasilkan untuk dapat membedakan
gugus hidroksil dari keduanya? Tuliskan reaksinya!
9. Berdasarkan nilai pKa bagaimana urutan nilai keasaman antara etanol, benzil
alkohol dan fenol?Sesuaikah dengan pengujian praktikum?Jelaskan mengapa
demikian!
10. Dari hasil percobaan diatas, manakah sampel yang termasuk golongan alkohol dan
fenoL
28
PERCOBAAN VII
IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT
A. Uraian umum
Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus
hidroksil. Struktur asam karboksilat pada dasarnya derivat hidrokarbon dengan sebuah
atom karbon ujung yang mempunyai ikatan rangkap ke oksigen dan sebuah gugus
hidroksil. Sehingga asam karboksilat sering dituliskan dengan rumus molekul RCOOH
Gugus karbonil dan hidroksil pada asam karboksilat mengakibatkan suatu
kereaktifan kimia yang unik. Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karboksil
merupakan asam, karena dalam air senyawa-senyawa tersebut sedikit mengalami
ionisasi dengan pelepasan proton dan dapat dinetralisasikan dengan basa. Asam-asam
organik pada umumnya lemah dibandingkan dengan asam-asam mineral dan hanya
sedikit berdisosiasi dalam air, tetapi kesanggupannya membentuk garam-garam yang
stabil, bahkan dengan basa lemah natrium bikarbonat, memberikan sifat-sifat fisika
dan kimia yang khas pada senyawa-senyawa itu
Suatu molekul asam karboksilat mengandung gugus COOH dan dengan
sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena adanya ikatan
hidrogen, maka asam karboksilat yang mengandung atom karbon satu sampai empat
dapat bercampur dengan air. Asam karboksilat yang mempunyai atom karbon lebih
banyak kebanyakan larut sebagian dalam air. Asam karboksilat juga membentuk
ikatan hidrogen dengan asam karboksilat lainnya dimana terjadi dua ikatan hidrogen
antara dua gugusan karboksil.
Titik didih asam karboksilat relatif tinggi dibandingkan titik didih alkohol,
aldehida, dan keton dengan bobot molekul yang kira-kira sama. Misalnya, asam
formiat mendidih 23oC lebih tinggi dari pada etanol, meskipun bobot molekul
keduanya sama. Titik didih asam-asam karboksilat yang sama disebabkan oleh ikatan
hidrogen antarmolekul antara dua molekul.
Asam karboksilat dengan basa akan membentuk garam. Banyak dijumpai dalam
lemak dan minyak, sehingga sering juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara
lain melalui oksidasi alkohol primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi
29
B. Tujuan percobaan
Mahasiswa dapat mempelajari sifat fisik dan kimia dari senyawa asam
karboksilat
karboksilat. Hanya saja penjelasan ini masih abstrak, apalagi terkait sifat dan
terjadinya reaksi kimia, oleh sebab itu diperlukan kolaborasi antara percobaan di
laboratorium untuk turut mendukung teori yang sudah dijelaskan agar mahasiswa
dapat lebih memahami materi yang diajarkan contohnya derajat keasaman dari
senyawa asam karboksilat dan kelarutannya. Teori hanya mampu menjelaskan tingkat
keasaman berdasarkan nilai pKa namun tidak bisa menunjukkan secara langsung
pembuktian melalui indikator pH. Sehingga dari praktek, mahasiswa bisa secara
langsung melihat derajat keasaman dapat dibuktikan secara sederhana melalui
indikator pH.
F. Prosedur Kerja
1. Tes keasaman senyawa – senyawa organik
a. Siapkan 7 buah tabung reaksi
b. Pada tabung I dilarutkan 0,05 g asam benzoat dalam 10 mL aquades. Pada
tabung II larutkan 0,05 gram asam salisilat dalam 10 mL aquades dan pada
tabung III larutkan 0,05 g asam trikloro asetat dalm 10 mL aquades. Tes larutan
asam benzoat dan asam salisilat dengan kertas lakmus atau dengan indikator
universal.
c. Kemudian bandingkan dengan keasaman air suling, fenol, etanol, dan asam
asetat.
31
2. Tes kelarutan
a. Ambil 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung I diisi dengan 0,1
gram asam benzoat, tabung II dengan 0,1 gram asam salisilat, dan tabung III
dengan 0,1 gram fenol.
b. Tambahkan larutan NaOH 2 M tetes demi tetes sampai asam–asam tersebut
larut. Hitung jumlah NaOH yang digunakan hingga ketiga sampel tersebut larut.
Ketika sudah larut, tambahkan kembali dengan HCl 2 M.
c. Amati yang terjadi
G. Hasil Pengamatan
1. Tes Keasaman
o Fenol
o Etanol
Indikator
o Asam asetat
universal / kertas
o Asam benzoat
o Aquades
2. Tes Kelarutan
32
o Asam benzoat
o Fenol
H. Soal-soal
1. Apa yang dimaksud asam karboksilat ? Berikan 10 contoh struktur dari senyawa
yang memiliki gugus fungsi asam karboksilat beserta namanya!
2. Jelaskan sifat fisik dan kimia dari senyawa asam karboksilat berantai pendek
(C1-C5)!
3. Jelaskan pengertian asam dan basa menurut :
a. Arhennius
b. Bronsted Lowry
c. Lewis
4. Tuliskan struktur dan nilai pka dari senyawa :
a. Asam trikloroasetat
b. Asam salisilat
c. Asam benzoat
d. Asam asetat
e. Fenol
f. Etanol
5. Bagaimana nilai pKa dan Ka dapat menjelaskan keasamaan suatu senyawa!
6. Apa yang dimaksud dengan resonansi?Berikan contohnya!
7. Jelaskan bentuk resonansi dari ion asetat dan ion fenoksida!
8. Menurut teori, asam asetat lebih asam daripada fenol dan etanol namun tidak lebih
asam daripada asam trikloroasetat, mengapa demikian? Jelaskan!
9. Apa tujuan penambahan NaOH dan HCl pada uji kelarutan dalam percobaan ini!
33
10. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum dan penjelasan teori, urutkan tingkat
keasaman dari asam salisilat, asam benzoat, asam asetat, asam trikloroasetat, fenol
dan etanol!
34
PERCOBAAN VIII
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
A. Uraian Umum
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Karbohidrat terdiri atas
unsur C, H, dan O dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Istilah karbohidrat diambil dari kata
carbon dan hydrat (air). Selain itu, karbohidrat juga dikenal dengan nama sakarida
(saccharum =gula). Senyawa karbohidrat mudah ditemukan di dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya di dalam gula pasir, buah-buahan, gula tebu, air susu, beras, jagung,
gandum, ubi jalar, kentang, singkong, dan kapas.
Penggolongan Karbohidrat
Penggolongan karbohidrat atau sakarida dibedakan menurut jumlah atom C yang
dikandungnya dan menurut gugus fungsionalnya.
A. Menurut jumlah atom C
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan sakarida paling sederhana yang tidak dapat diuraikan lagi
menjadi molekul lebih sederhana secara hidrolisis.
Contoh:
a. Heksosa (terdiri dari enam atom karbon)
Glukosa (C6H12O6)
Banyak terdapat di dalam buah-buahan yang sudah masak atau matang, terutama
buah anggur sehingga sering disebut gula anggur. Darah manusia juga mengandung
glukosa sehingga glukosa di darah biasa disebut gula darah.
Fruktosa (C6H12O6)
Sering ditemukan dalam bentuk campuran dengan glukosa. Fruktosa banyak
terkandung di dalam buah-buahan dan madu sehingga disebut gula buah. Fruktosa
merupakan gula paling manis.
Galaktosa (C6H12O6)
Jarang terdapat dalam keadaan bebas, umumnya berikatan dengan glukosa dalam
bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat di susu mamalia. Galaktosa memiliki rasa
kurang manis jika dibandingkan glukosa.
35
37
Identifikasi/Uji Karbohidrat
1. Uji Molisch: dengan cara meneteskan larutan α-naftol pada larutan atau suspensi
karbohidrat, kemudian ditambah asam sulfat pekat secukupnya, sehingga terbentuk dua
lapisan cairan dengan batas kedua lapisan berwarna merah-ungu.
2. Uji Gula Pereduksi: Monosakarida dan disakarida (kecuali sukrosa) dapat ditunjukkan
dengan pereaksi Fehling atau pereaksi Benedict.
3. Uji Iodin/Lugol: Polisakarida penting, seperti amilum, glikogen, dan selulosa dapat
ditunjukkan dengan cara ditetesi larutan iodin sehingga terbentuk warna biru-ungu
untuk amilum, cokelat merah untuk glikogen, dan cokelat untuk selulosa.
B. Tujuan
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Gelas kimia
d. Penangas air
e. Plat tetes
38
f. Pipet tetes
g. Penjepit tabung
2. Bahan
b. α-naftol
c. Pereaksi Seliwanoff
d. Pereaksi Benedict
e. Pereaksi Barfoed
f. Pereaksi Fehling
g. Iodium
h. H2SO4 pekat
F. Prosedur Kerja
1. Uji Molisch
2. Uji Seliwanoff
3. Uji Fehling
b. Panaskan dalam penangas air dan akan terbentuk endapan Cu 2O yang berwarna
39
merah coklat.
4. Uji Benedict
c. Reaksi positif bila terjadi endapan Cu2O yang berwarna hijau, kuning, atau
merah bata.
5. Uji Barfoed
c. Reaksi positif bila terjadi endapan Cu2O yang berwarna hijau, kuning, atau
merah bata.
6. Uji Iodium
G. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
40
Benedict
Barfoed
Iodium
Hasil pengamatan : +/-
H. Soal-Soal
1. Tuliskan judul percobaan yang telah anda lakukan!
2. Apakah tujuan percobaan yang telah anda lakukan?
3. Jelaskan prinsip kerja dari masing-masing identifikasi karbohidrat!
4. Gambarkan struktur dari semua jenis karbohidrat pada sampel yang anda gunakan!
5. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap bahan yang anda gunakan pada setiap
percobaan, kaitkan dengan hasil pengamatan!
6. Uraikan apakah semua pengujian dapat digunakan untuk semua jenis karbohidrat!
7. Tuliskan mekanisme reaksi identifikasi karbohidrat menggunakan pereaksi Molisch
dan Iodium!
41
PERCOBAAN IX
LIPID
A. Uraian Umum
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam
pelarut-pelarut organik.
Fungsi lipid
B. Tujuan Percobaan
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Plat tetes
d. Penangas
e. Gelas kimia
f. Batang pengaduk
2. Bahan
b. Kloroform
c. I2 1%
d. H2SO4 pekat
43
e. HNO3 pekat
F. Prosedur Kerja
1. Kelarutan Lemak dan Terjadinya Emulsi
a. Diambil 3 tabung reaksi dan tiap tabung diisi dengan 2 mL larutan kloroform,
air dan larutan empedu encer.
b. Ditiap tabung ditambahkan 1 tetes minyak goreng.
c. Dikocok larutan tersebut dan dibiarkan selama 1 menit.
d. Diamati yang terjadi.
2. Pengujian Ketidakjenuhan Asam Lemak Bebas
a. Dimasukkan 10 mL kloroform ke dalam gelas kimia 50 mL dan ditambahkan
10 tetes larutan I2, lalu dihomogenkan akan membentuk warna merah muda
karena adanya iod bebas.
b. Dibagi larutan berwarna tersebut ke dalam 4 tabung reaksi, lalu ditambahkan
setetes demi setetes sampel hingga warna merah muda tepat hilang.
c. Dihitung jumlah tetesan yang diperlukan untuk menghilangkan warna merah
muda dari tiap sampel.
d. Dibandingkan hasilnya dan diurutkan ketidakjenuhannya.
3. Pengujian Kolesterol
a. Dimasukkan 2 mL sampel, tambahkan 1 mL kloroform dan 1 mL asam asetat
anhidrat ke dalam tiap tabung reaksi.
b. Ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat, tambahkan melalui dinding tabung
c. Pada batas kedua larutan terbentuk cincin merah kecoklatan atau ungu,
sedangkan larutan pada bagian atas menjadi hijau atau ungu, hal ini
menunjukan adanya Kolesterol.
4. Pengujian Pigmen Empedu
a. Dimasukkan 2 mL larutan empedu encer ke dalam tabung reaksi.
b. Dimiringkan tabung reaksi, lalu dengan pipet dialirkan secara perlahan 2 mL
HNO3 pekat melalui dinding tabung sehingga terbentuk dua bidang batas.
c. Perhatikan warna yang terbentuk pada perbatasan antara kedua cairan.
5. Fungsi Empedu sebagai Emulgator
a. Disiapkan 2 tabung reaksi, semua tabung diisi 3 mL aquades dan 1 tetes minyak
44
goreng.
b. Ditambahkan 3 mL larutan empedu encer pada tabung kedua.
c. Dikocok hingga homogen.
d. Dicatat dan diperhatikan apakah terbentuk misel atau emulsi yang stabil.
G. Soal-Soal
1. Tuliskan judul percobaan yang telah anda lakukan!
2. Apakah minyak larut dalam air. Uraikan jawaban saudara sesuaikan
dengan hasil pengamatan!
3. Jelaskan prinsip dasar pengujian ketidakjenuhan asam lemak bebas!
4. Jelaskan fungsi penambahan HNO3 pada pengujian pigmen empedu!
5. Apakah perbedaan bilirubin dan biliverdin?
6. Uraikan konsep dasar emulglator!
7. Apakah kolesterol dapat bertindak sebagai emulglator. Uraikan jawaban saudara
sesuaikan dengan hasil pengamatan!
8. Tuliskan mekanisme reaksi antara kolesterol, asam asetat anhidrat dan asam
sulfat!
45
PERCOBAAN X
ASAM AMINO DAN PROTEIN
A. Uraian Umum
4. Uji timbal asetat untuk mengetahui ada tidaknya unsur belerang dalam protein. Positif
pada sistein dan metionin.
Sifat Protein
Protein dapat mengalami kerusakan struktur sehingga kehilangan fungsinya. Proses
tersebut dinamakan denaturasi protein. Faktor yang menyebabkan denaturasi protein
adalah suhu tinggi (pemanasan), perubahan pH yang ekstrim, adanya pelarut organik, dan
zat kimia tertentu, serta pengaruh mekanik seperti guncangan. Contoh pada pemanasan
putih telur. Pada pemanasan putih telur, protein akan mengalami koagulasi
(penggumpalan).
B. Tujuan Percobaan
48
c. Pipet tetes
d. Rak & tabung reaksi
e. Penjepit tabung
f. Vortex
2. Bahan
F. Prosedur Kerja
1. Pengujian asam amino dalam sampel
a. Disiapkan 7 tabung reaksi dan diisi 1 mL larutan sampel dan aquades sebagai
kontrol.
b. Ditambahkan 5 tetes ninhidrin 0,1 % dan dipanaskan.
c. Diamati terbentuknya warna ungu atau biru.
2. Uji xantoprotein
a. Disiapkan 7 tabung reaksi dan diisi 1 mL larutan sampel dan aquades sebagai
kontrol.
b. Ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat dan dipanaskan akan terjadi perubahan warna
menjadi kuning.
c. Ditambahkan 5 tetes NaOH 10 % dan diamati yang terjadi.
G. Soal-Soal
1. Gambarkan struktur umum asam amino dan protein!
2. Tuliskan judul percobaan yang telah anda lakukan!
3. Tuliskan tujuan percobaan yang telah anda lakukan!
4. Jelaskan perbedaan antara asam amino dan protein!
5. Jelaskan prinsip dasar pengujian menggunakan ninhidrin. Uraikan sesuai dengan
hasil pengamatan yang saudara dapatkan!
6. Sebutkan fungsi penambahan HNO3 pekat dan NaOH pada sampel protein!
7. Bagaimanakah caranya logam dapat mendenaturasi protein?
8. Apakah jenis logam yang berbeda akan menyebabkan pengendapan yang sama.
Uraikan sesuai dengan hasil pengamatan yang saudara dapatkan!
9. Tuliskan mekanisme reaksi pengujian protein!
50
PERCOBAAN XI
ASAM NUKLEAT
A. Uraian Umum
Setiap sel mempunyai kemampuan menggandakan diri dengan kode DNA sebagai
cetak biru, dengan katalis enzim. Menurut model Watson-Crick, makro molekul DNA
merupakan utas ganda dimana pita-pita komponen dihubungkan oleh ikatan hidrogen.
Ikatan-ikatan ini sangat stabil, namun akan terlepas pada pemanasan 95 oC sampai 100oC
dan akan menempel lagi bila temperatur diturunkan pada 65 oC.
Unit dasar dari DNA adalah nukleotida yang terdiri dari basa (Adenin, Guanin, Timin
dan Sitosin), gula dioksiribosa dan gugus fosfat. Nukleotida-nukleotida itu saling
dirangkaikan dengan ikatan-ikatan fosfodiester kovalen yang menghubungkan karbon 5’
pada sebuah gugus dioksiribosa dengan karbon 3’ pada gugus berikutnya. Keempat macam
basa tersebut tersambung ke rantai gula fosfat.
Masing-masing basa purin (Adenin dan Guanin) selalu berpasangan dengan basa
pirimidin (Timin dan Sitosin). Semua basa dari molekul DNA selalu berada di sebelah
dalam pilin ganda dengan gula-fosfat disebelah luar. Pasangan-pasangan basa ini ditautkan
oleh ikatan-ikatan hidrogen yang relatif lemah, adenin selalu berpasangan dengan timin
(diikatkan oleh 2 ikatan hidrogen) , guanin selalu berpasangan dengan sitosin (diikatkan
oleh 3 ikatan hidrogen).
Sel tumbuhan terbungkus dalam membran sitoplasmayang dikelilingi sel yang kuat.
Untuk mengeluarkan DNA dari dalam sel terlebih dahulu harus menghancurkan membran
dan dinding sel tersebut. Cara yang paling sering dilakukan pada bakteri adalah dengan
menggunakan bahan kimia. Selain itu, seperti yang sering dilakukan pada tanaman, dapat
pula dilakukan dengan cara fisik yaitu menghancurkan sel menggunakan mortar dan pestle.
Tepung sel yang diperoleh melalui cara fisik ini kemudian dilarutkan dengan beberapa
bahan kimia, kemudian disentrifugasi untuk memisahkan supernatan yang mengandung
DNA, RNA dan protein.
B. Tujuan Percobaan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui penampakan asam nukleat dari bagian
tanaman.
51
F. Prosedur Kerja
1. Timbang brokoli sebanyak 5 gram
2. Ditumbuk sampai halus dengan mortar dan pestle
3. Ditambahkan aquadest sebanyak 50 mL
4. Ditambahkan garam : detergen sesuai perbandingan (½ : 1, 1 : 1, 1 : ½)
5. Ditunggu selama 15 menit
6. Disaring, diambil 2,5 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
7. Ditambahkan 5 mL alkohol 96%
8. Diamati perubahan yang terjadi
52
G. Soal-Soal
1. Sebutkan judul dari percobaan yang telah anda lakukan!
2. Jelaskan prinsip kerja dari ekstraksi asam nukleat!
3. Gambarkan struktur dasar DNA!
4. Jelaskan cara-cara ekstraksi asam nukleat!
5. Uraikan fungsi penambahan garam, detergen dan alkohol pada ekstraksi asam nukleat!
6. Uraikanlah hasil pengamatan yang anda dapatkan selama praktikum ekstraksi asam
nukleat!
53
PERCOBAAN XII
Pemisahan Dan Identifikasi Kation Golongan I Dan II
A. Ulasan Umum
Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion
yang bermuatan negatif. Kation dan anion merupakan penyusun suatu
senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara
sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang
dikandungnya. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion
mempunyai reaksi kimia spesifik.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang
palingumum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan
ammoniumkarbonat. Pemisahan kation-kation golongan I didasarkan pada
kelarutan garam-garam klorida dari kation-kation Ag+, Pb2+, dan Hg2+. Garam
klorida dari kation golongan I tidak larut dalam air, sedangkan untuk garam
klorida golongan lain dapat larut dalam air. Apabila ke dalam larutan sampel
ditambahkan HCl, maka kation-kation golongan I akan mengendap sebagai
AgCl, PbCl2, dan HgCl2. PbCl2 dapat larut dalam air panas sehingga dapat
digunakan untuk memisahkannya dari AgCl dan Hg2Cl 2. Selanjutnya
dilakukan uji spesifik untuk kation-kation tersebut.
Larutan sampel yang tidak terendapkan pada penambahan HCl diatas,
kemungkinan adalah kation-kation golongan II sampai V. Apabila larutan
tersebut dialiri gas H2S yang diasamkan dengan HCl 0,3M hanya sulfida
golongan II saja yang dapat mengendap sedangkan kation-kation golongan iii
sampai V larut dalam HCl 0,3M.
Sulfida golongan II yang mungkin terbentuk adalah As 2S5, As2S3, HgS,
CuS, Sb2S3, Sb2S5, SnS2, Bi2S3, CdS, dan SnS. Kation-kation golongan II
dibagi menjadi 2 sub golongan, berdasarkan kelarutan endapan sulfidanya
dalam amonium polisulfida.
54
B. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi dan Membedakan reaksi Pb2+, Ag+, Hg2+, Cu2+dan
Sn2+
E. Prosedur Kerja
1. Ke dalam 5 buah tabung reaksi larutan cuplikan A, B, C, D, dan E
2. Ke dalam setiap tabung yang berisi larutan cuplikan ditambahkan larutan
K2CrO4 1M.
3. Jika terbentuk endapan, pisahkan kemudian endapan ditambahkan NaOH
2M
4. Ulangi ad. 1 kemudian penambahan pereaksi mengikuti petunjuk tabel
berikut:
55
Pereaksi A B C D E
K2CrO4, jika terjadi endapan tambahkan
NaOH 2M
Larutan NaOH
HCl 2M, Jika terjadi endapan cuci
dengan aquades (dekantasi) kemudian
tambahkan larutan NH4OH pelan-pelan,
jika terbentuk endapan tambahkan terus
pereaksi.
Larutan amonia (NH4OH)
F. Soal-soal
1. Tuliskan setiap alat yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 1)
2. Tuliskan setiap bahan yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 2)
3. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap alat pada soal nomor 1
4. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap bahan pada soal nomor 2
5. Tuliskan kation yang termasuk dalam golongan I
6. Tuliskan kation yang termasuk dalam golongan II
7. Tuliskan pereaksi spesifik kation golongan I
8. Tuliskan pereaksi spesifik kation golongan II
9. Jika hasil yang diperoleh masing-masing sampel setelah ditambahkan
pereaksi terdapat perbedaan, jelaskan mengapa perbedaan tersebut
terjadi
10. Tentukan jenis kation yang terdapat dalam setiap cuplikan
11. Tuliskan persamaan reaksi dan perubahan yang terjadi
12. Simpulkan hasil percobaan yang sesuai dengan tujuan percobaan
56
PERCOBAAN XIII
Pemisahan Dan Identifikasi Kation Golongan III
A. Ulasan Umum
Logam golongan ini membentuk endapan dengan adanya amonia dan
amonium klorida, atau larutan amonium sulfida. Logam-logam ini diendapkan
sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai
hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.
Sedangkan sulfida untuk golongan IV dan V akan larut.
Besi, aluminium, dan kromium (sering disertai sedikit mangan) juga
diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium
klorida. Golongan ini dikelompokkan dalam golongan III A (Fe, Al, Cr).
Sedangkan logam yang lain tetap dalam larutan dan dapat diendapkan
sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Golongan ini dikelompokkan dalam
golongan III B (Ni, Co, Mn dan Zn).
B. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi dan membedakan reaksi, Fe3+, Al3+, Ni2+, Co2+ dan
Zn2+.
57
kation golongan III yang telah dijelaskan pada kelas teori. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada masing-masing kation dapat langsung diketahui
sehingga mahasiswa dapat membedakan reaksi-reaksi kation khususnya
golongan III.
E. Prosedur Kerja
1. Ke dalam 5 buah tabung reaksi dimasukkan larutan cuplikan A, B, C, D
dan E.
2. Ke dalam setiap tabung yang berisi larutan cuplikan ditambahkan larutan
NH4OH.
3. Jika terbentuk endapan, tambahkan terus pereaksi dan perhatikan apa
yang terjadi.
4. Ulangi ad. 1 kemudian penambahan pereaksi mengikuti petunjuk tabel
berikut:
Pereaksi A B C D E
NH4OH, jika terjadi endapan tambah
kan terus pereaksi
KSCN 2M
KCN 2M
NaOH, jika terbentuk endapan
tambah terus pereaksi
NaOH dalam keadaan dingin jika
terbentuk endapan, tambahkan
alkali berlebih kemudian panaskan
F. Soal-soal
1. Tuliskan setiap alat yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 1)
2. Tuliskan setiap bahan yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 2)
3. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap alat pada soal nomor 1
4. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap bahan pada soal nomor 2
5. Tuliskan kation yang termasuk dalam golongan III
6. Tuliskan pereaksi spesifik kation golongan III
58
59
PERCOBAAN XIV
Pemisahan Dan Identifikasi Kation Golongan IV Dan V
A. Ulasan Umum
Pemisahan golongan IV didasarkan pada pembentukan senyawa
karbonat yaitu dengan penambahan amonium karbonat (NH4)2CO3 dalam
larutan basa yang mengandung NH4Cl berlebih. Penambahan pereaksi
tersebut dapat menyebabkan terjadinya endapan putih dari kation golongan IV
yaitu BaCO3, CaCO3, dan SrCO3. Sedangkan kation golongan V tetap berada
dalam larutan.
Kation Golongan V merupakan bagian akhir dari pemisahan kelima
golongan. Kation-kation golongan V tidak bereaksi dengan asam klorida,
hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat.
B. Tujuan Percobaan
60
Pereaksi A B C D E
Asam oksalat, jika terjadi endapan,
tambahkan asam asetat encer
K2CrO4, jika terbentuk endapan,
endapan dibagi dua:
1. tambah asam asetat encer
2. tambah HCl
Asam asetat encer, jika terbentuk
endapan, endapan ditambahkan
amonium sulfat
NH4OH + asam
Larutan NaOH
Larutan NaOH 6M, letakkan sepotong
kertas lamus merah pada mulut tabung
F. Soal-soal
1. Tuliskan setiap alat yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 1)
2. Tuliskan setiap bahan yang telah digunakan pada saat praktikum (tabel 2)
3. Uraikan kegunaan atau fungsi setiap alat pada soal nomor 1
61
62