Anda di halaman 1dari 2

Konsep Listrik Statis pada Elektrokardiograf (EKG)

Nisrina Nur Ramadhani (17030184007)

Gambar 1 Elektrokardiograf
Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat dijelaskan gejala yang ada di sekitar kita terkait konsep fisika
materi listrik statis dari dimensi faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
1. Dimensi Faktual
Sesuai ilustrasi diatas, menggambarkan suasana rumah sakit dengan seorang petugas medis
sedang memeriksa kondisi salah satu pasien yang terbaring di ranjang rumah sakit. Pada gambar
tersebut juga terdapat sebuah alat medis yang berbentuk segiempat dengan dominasi warna silver
dan beberapa bagian berwarna biru muda yang dilengkapi berbagai tombol. Pada monitor alat
tersebut berisi beberapa grafik berbentuk gelombang dengan berbagai keterangan kondisi dan angka.
Monitor alat tersebut menampilkan tiga jenis grafik gelombang yang berbeda bentuk maupun
warnanya.

2. Dimensi Konseptual
Alat medis seperti pada gambar diatas adalah elektrokardiograf. Elektrokardiograf (EKG)
merupakan perangkat keras yang berfungsi mencatat aktivitas listrik dari sebuah jantung pada layar
maupun pada kertas. Hasil pencatatan aktivitas listrik dari jantung yang membentuk gelombang
PQRST pada kertas disebut dengan elektrokardiogram, parameter ini biasanya digunakan untuk
melihat keadaan jantung normal dan tidak normal. Prinsip kerja elektrokardiograf bekerja dengan
mengukur perbedaan potensial listrik pada tubuh manusia. Jantung memiliki parameter fisiologi
dengan tegangan 0.1-5.0 (mV) dan frekuensi maksimal pengamatan 300 Hz. Prinsip kerja
elektrokardiograf memanfaatkan konsep fisika yaitu listrik statis.
Listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang tetap (statis),
ketidakseimbangan muatan listrik di dalam atau permukaan benda. Muatan listrik akan tetap ada
sampai benda kehilangan dengan cara sebuah arus listrik melepaskan muatan listrik. Dari hal ini,
dapat dikatakan bahwa listrik statis berhubungan dengan gejala kelistrikan yang diam alias tidak
mengalir.

3. Dimensi Prosedural
Konsep listrik statis diperlukan terkait prinsip kerja elektrokardiograf sehingga dapat
melakukan pencatatan aktivitas sistem kelistrikan yang berupa gelombang PQRST. Konsep listrik
statis yang terkait prinsip kerja alat ini yaitu Hukum Coulumb dengan persamaan sebagai berikut :
(1)

Sedangkan untuk proses terbentuknya gelombang EKG dapat dilihat pada gambar 2 :

Bioelektrik jantung dibangkitkan


dari SA node secara spontan, yang
terjadi kontrak pada atrium
menyebabkan depolarisasi atrium
(terjadinya perpindahan cepat
natrium, bersama dengan melambat
kalsium (Ca++) menyebabkan
bagian dalam sel berubah dari
negatif ke positif). Depolarisasi ini
menghasilkan kontraksi atrium yang
Gambar 2 Ilustrasi terbentuknya akivitas gelombang denyut jantung membentuk gelombang P.
Selanjutnya, konduksi arus listrik
ini disalurkan melalui septum interventrikulare (AV node) kecepatan konduksi menjadi sangat pelan
agar atrium dapat menyelesaikan kontraksinya dulu sebelum AV node. Terjadinya depolarisasi
miokardium ini menghasilkan kontaksi ventrikel, yang menyebabkan terbentuknya gelombang QRS
kompleks.
Proses pengukuran detak jantung ini terjadi dengan menjalarnya aruslistrik melalui sel
konduksi yang disebut berkas bagian selanjutnya mengalir ke seluruh bagian jantung sehingga
membentuk kompleks sinyal EKG di permukaan tubuh. Setelah proses depolarisasi, selmiokard
kembali seperti keadaan awal atau dikenal dengan repolarisasi (sel memulihkan elektronegativitas
agar dapat dirangsang kembali) yang membentuk gelombang T. Pola denyutan jantung ini akan
terjadi secara kontinyu dan bergantung pada aktivitas listrik jantung itu sendiri.

4. Dimensi Metakognitif
Selain penerapan konsep fisika listrik statis, elektrokardiograf juga menerapkan konsep fisika
lain yaitu gelombang. Hal ini terbukti dari output pencatatan aktivitas sistem kelistrikan jantung
yang dihasilkan oleh elektrokardiograf berupa sinyal yang berbentuk gelombang PQRST. Untuk
contoh penerapan lain yang memanfaatkan konsep listrik statis adalah mesin fotokopi dan printer
laser. Mesin fotokopi menggunakan daya tarik muatan listrik berbeda, pola muatan positif pada pelat
mesin fotokopi mencitrakan bidang hitam yang akan digandakan, menarik partikel bermuatan
negatif dari bubuk hitam halus (toner) dan toner menjadi bermuatan negatif, lalu pola toner
dipindahkan di atas secarik kertas kosong dan dicetak di atasnya. Printer laser bekerja menggunakan
muatan listrik statis, pada saat drum yang bermuatan positif berputar, laser bersinar melintasi
permukaan yang tidak bermuatan. Laser selanjutnya menggambar pada kertas yang bermuatan
negatif.

Anda mungkin juga menyukai