Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INOVASI PENCEGAHAN PENCEMARAN TANAH

Disusun oleh:

David Eben Ezer Siahaan 1902011008

MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Inovasi
Pencegahan Pencemaran Tanah” dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini juga berisi tentang pengertian pencemaran tanah, penyebab terjadinya
pencemaran tanah, proses terjadinya pencemaran tanah, dampak terjadinya pencemaran tanah,
dan langkah pencegahan dan penanggulangannya.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan ini
masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan penulis. Kritik dan
saran sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai acuan tugas-tugas selanjutnya.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan semua pihak
yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, sarana dan prasarana selama penulisan
makalah ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan semoga atas bantuan yang telah diberikan selama penulisan dan
penyusunan makalah ini mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


Penulis ..................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
1.3 Sistematika Penulisan Makalah .............................................................................................. 5
1.4 Ruang Lingkup........................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Pencemaran Tanah ................................................................................................ 6
2.2 Penyebab terjadinya Pencemaran Tanah................................................................................. 6
2.3 Proses terjadinya Pencemaran Tanah ...................................................................................... 8
2.4 Dampak terjadinya Pencemaran Tanah................................................................................... 8
2.5 Langkah pencegahan dan penanggulangannya ....................................................................... 9
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................... 12
3.2 SARAN ................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya.
Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di
kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung
berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia
banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka
panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa
disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti
pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi
penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang
merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya
menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan
kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan
kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi(landscape), terutama
pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang
besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan
digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal
bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan
perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut
mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan
merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Berdasarkan fakta tersebut, sangat diperlukan pengkajian khusus yang membahas
mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1.2.1 Untuk mengetahui definisi tentang pencemaran tanah.
1.2.2 Sebagai bahan kajian mengenai dampak pencemaran terhadap lingkungan.
1.2.3 Untuk mengetahui jenis - jenis pencemaran tanah.
1.2.4 Sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak
pencemaran tanah.

4
1.2.5 Sebagai metode pengumpulan data tentang pencemaran tanah terhadap
lingkungan.

1.3 Sistematika Penulisan Makalah


Sistematika dari penulisan makalah ini terdiri dari :
Bab 1 Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang pembuatan makalah, tujuan penulisan makalah,
dan sistematika penulisan makalah dan ruang lingkup pembahasannya.
Bab 2 Pembahasan
Berisi tentang definisi pencemaran tanah, penyebab terjadinya
pencemaran tanah, proses terjadinya pencemaran tanah, dampak terjadinya
pencemaran tanah, dan langkah pencegahan dan penanggulangan.
Bab 3 Kesimpulan
Berisi tentang kesimpulan tentang pencemaran tanah.

1.4 Ruang Lingkup


Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, mulai dari gambaran, dampak,
dan cara menanggulangi pencemaran tanah tersebut.

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub – permukaan, kecelakaan kendaraaan
pengangkut minyak, zat kimia, atau air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah dan tidak memenuhi syarat untuk itu (illegal
dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau bahkan masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk
ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung terhadap manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Pupuk dan pestisida juga dapat membatasi kemampuan organisme tanah untuk
menguraikan limbah. Akibat penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dapat merusak
produktivitas tanah.
Pencemaran tanah disebabkan oleh hasil pembuangan limbah yang mengandung bahan-
bahan anorganik yang sukar terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan kaleng. Bahan-bahan
ini sukar diuraikan oleh organisme dan mengakibatkan produktivitas tanah akan berkurang.
Jika limbah atau sampah yang dibuang mudah terurai oleh mikroorganisme, bahan-
bahan itu akan mengalami proses pembusukan kemudian terurai dan menyatu dengan tanah
sehingga tidak menimbulkan pencemaran.
Dampak langsung akibat limbah yang dirasakan manusia adalah timbulnya bau yang
tidak sedap dan kotor. Dampak yang tidak langsung diantaranya tempat pembuangan limbah
dapat menjadi tempat berkembangnya organisme penyebab penyakit. Organisme ini dapat
menyebabkan pernyakit ataupun hanya sebagai vektor (pembawa) penyakit yang merugikan
manusia. Adapun penyakit yang dapat berkembang pada daerah berlimbah yang tidak terjada
sanitasinya seperti pes, kaki gajah, malaria, demam berdarah ataupun penyakit yang lain.

2.2 Penyebab terjadinya Pencemaran Tanah


Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka
bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari
tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari
makanan kita berasal dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita
menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan
tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan
manusia juga.

6
Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah
pertanian.
a. Limbah domestik yang bisa menyebabkan pencemaran tanah bisa berasal dari
daerah pemukiman penduduk, perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain,
kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta, dan wisata, bisa
berupa limbah padat dan cair. Dalam garis besar, Limbah Domestik di kelompokan
menjadi dua kelompok yaitu Limbah Organik dan Anorganoik. Sama halnya
seperti Limbah Industri, Limbah Domestik juga dapat berupa Limbah Padat, Cair
ataupun Limbah Gas. Contoh dari Limbah Domestik Organik yaitu seperti kotoran
manusia dan hewan. Sedangkan untuk Limbah Domestik Anorganik bisa berupa
plastik dan bahan-bahan kimia, yang diakibatkan oleh penggunaan deterjen, sampo
dan penggunaan bahan kimia lainnya.
b. Limbah Industri adalah limbah yang berasal dari pabrik-yang ada di sekitar kita,
dapat berupa Limbah Padat, Limbah Cair maupun Limbah Gas. Contoh dari limbah
Industri seperti Hg, Pb, Cr, Cu, Zn, dan Ni. Berdasarkan karakteristiknya, limbah
Industri di kelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu Limbah dari Industri
Pertanian dan Makanan, Industri Kimia, Industri Pertambangan, Industri
Metalurgi, Industri Electroplating, Industri Perkayuan dan Industri Rotan.
c. Limbah Pertanian diartikan sebagai bahan yang dibuang di sektor
pertanian dan dalam hal ini dapat mencemari tanah, misalnya sabut dan tempurung
kelapa,jerami dan dedak padi, kulit, tulang pada ternak potong serta jeroan & darah
pada ikan. Secara garis besar limbah pertanian itu dibagi ke dalam limbah pra dan
saat panen serta limbah pasca panen. Limbah pasca panen juga bisa terbagi dalam
kelompok limbah sebelum diolah dan limbah setelah diolah atau limbah industri
pertanian. Pengertian limbah pertanian pra panen yaitu materi – materi biologi yang
terkumpul sebelum atau sementara hasil utamanya diambil. Sebagai contoh : daun,
ranting, atau daun yang gugur sengaja atau tidak biasanya dikumpulkan sebagai
sampah dan ditangani umumnya hanya dibakar saja. Kotoran ternak umumnya
hanya dijadikan pupuk kandang saja walaupun sebenarnya masih bisa diolah
menjadi bahan bakar langsung, difermentasi menjadi gas bio, media atau campuran
media jamur, campuran makanan ternak lainnya (seperti misalnya pada peternakan
sistem longyam atau peternakan di atas kolam ikan). Limbah pertanian saat panen
cukup banyak berlimpah. Golongan tanaman serealia misalnya yang populer di
Indonesia antara lain padi, jagung, dan mungkin sorgum. Sisa potongan bagian
bawah jerami padi yang termasuk akar tanaman padi belum digunakan dengan
baik, selain bagian ini dirasakan kurang efisien kalau diambil, juga bisa
dikembalikan untuk kesuburan tanah. Limbah pertanian yang juga bisa
menyebabkan pencemaran tanah contohnya sisa-sisa pupuk sintetik untuk
menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama
tanaman, misalnya DDT.

7
Sedangkan berdasarkan bentuknya, penyebab pencemaran tanah dapat
digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang
berasal dari sisa proses pengolahan. Contohnya seperti besi/logam dan plastik.
b. Limbah Cair
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam
sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga
dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Cairan kimia dan oli bekas adalah
beberapa dari banyak contoh limbah cair.
c. Limbah Gas
Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media.
Contohnya seperti gas CO, CO2, FeO, NO2 (NOx), SO2 (SOx) dan lain
sebagainya. Khusus untuk gas NO2, SO2 akan menyebabkan terjadinya hujan
asam yang akan berdampak terhadap tanah yaitu kadar PH tanah tersebut menjadi
asam sehingga akan sulit untuk tanaman tumbuh diatasnya.

2.3 Proses terjadinya Pencemaran Tanah


Secara garis besar, proses terjadinya pencemaran tanah yaitu zat – zat atau bahan kimia
yang digunakan oleh manusia ataupun limbah – limbah lain tidak terurai di alam sehingga akan
mengendap dan mencemari tanah.
Berikut diagram alir pencemaran tanah :

Zat - Zat
Kimia atau
Limbah
Tanah
Tanah Tercemar
Subur

2.4 Dampak terjadinya Pencemaran Tanah


Timbunan sampah yang berasal dari limbah domestik dapat mengganggu/ mencemari
karena: lindi (air sampah), bau dan estetika. Timbunan sampah juga menutupi permukaan tanah
sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan.
Timbunan sampah bisa menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida, adanya zat
mercury, chrom dan arsen pada timbunan sampah bisa menimbulkan pencemaran tanah /
gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah.
Limbah lainnya adalah oksida logam, baik yang terlarut maupun tidak menjadi racun di
permukaan tanah.

8
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi menyebabkan lapisan tanah tidak dapat
ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air adalah, sehingga peresapan air dan mineral
yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan
berkurang, oleh sebab itu tanaman sulit tumbuh dan bahkan mati sebab tidak mendapatkan
makanan untuk berkembang.
Tinja, deterjen, oli bekas, cat, adalah limbah cair rumah tangga, peresapannya kedalam
tanah akan merusak kandungan air tanah dan zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat
membunuh mikro-organisme di dalam tanah, inilah salah satunya yang disebutkan sebagai
pencemaran tanah. Padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan adalah limbah
padat hasil buangan industri. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu
menyebabkan penimbunan limbah padat ini busuk yang selain menyebabkan pencemaran tanah
juga menimbulkan bau di sekitarnya karena .
Tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama menyebabkan permukaan tanah
menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri tertentu dan
berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena telah terjadinya
pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang bahaya kebakaran.
Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti tembaga, timbal,
perak, khrom, arsen dan boron adalah limbah cair yang sangat beracun terhadap
mikroorganisme. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi
mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam hal
ini pun menyebabkan pencemaran tanah.
Pupuk yang digunakan secara terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman
tertentu karena unsur hara tanah dalam semakin berkurang. Dalam kondisi ini tanpa disadari
justru pupuk juga mengakibatkan pencemaran tanah.
Pestisida yang digunakan bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada
jumlah organisme di dalamnya. Selain pencemaran tanah penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

2.5 Langkah pencegahan dan penanggulangannya


Langkah Pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak
menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan
pencemar, antara lain:
1) Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka,
kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari
gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara
berlapis-lapis dengan tanah.
2) Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar

9
seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang
jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak
dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian
dikubur.

3) Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari
tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses
pemurnian.
4) Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki
dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang
jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang
sangat dalam.
5) Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan.
6) Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

Langkah Penanggulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap
pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar
tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.
Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami
dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah
tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara :
1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup
banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau
dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan
anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton
didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang
menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.
2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang
dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-
lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan
banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut
bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.
3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka
tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.

10
Jadi secara umum, dapat juga dikatakan bahwa langkah penanggulangan dari
pencemaran tanah tersebut ada 2, yaitu :
a. Remediasi
Remidiasi merupakan kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan
remediasi. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:
1) Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau
tidak.
2) Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
3) Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
4) Jenis tanah.
5) Kondisi tanah (basah, kering).
6) Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
7) Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).

Selanjutnya yaitu ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in situ (atau on site) dan ex situ
(atau off site). Pembersihan on site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke
daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah
air limbah. Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.

b. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah,
ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan
ketersediaan oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
1) Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan
nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dan sebagainya.
2) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme
yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
3) Penerapan immobilized enzymes.
4) Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah
pencemar.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari
permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau bahkan masuk ke dalam
tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun
di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung terhadap manusia ketika
bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Untuk penyebab dari pencemaran tanah itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian. Sedangkan menurut wujudnya,
penyebab pencemaran tanah itu dibedakan menjadi limbah padat, limbah cair, dan limbah gas.
Kemudian untuk proses terjadinya pencemaran tanah secara umum yaitu zat – zat atau
bahan kimia yang digunakan oleh manusia ataupun limbah – limbah lain tidak terurai di alam
sehingga akan mengendap dan mencemari tanah.
Untuk tindakan pencegahan pencemaran tanah dengan tidak membuang sampah atau
limbah secara sembarangan, sedang untuk tindakan penanggulangannya terdapat 2 cara yaitu
dengan remediasi dan bioremediasi. Dengan melakukan tindakan pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran tanah ini,
berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan
terhadap pemanfaatan lingkungan (tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang
pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.

3.2 SARAN
Untuk lebih memahami materi tentang pencemaran tanah, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu, diharapkan
para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari – hari dalam menjaga kelestarian tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

12
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

• http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah diakses pada tanggal 19 Mei 2013

• http://belajar.kemdiknas.go.id/index3.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belaj
ar/Pengetahuan%20Populer/view&id=107&uniq=672 diakses pada tanggal 16 Mei 2013

• http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=613:proses-terjadinya-pencemaran-dan-pengaruhnya-terhadap-
lingkungan&catid=39:kesehatan&Itemid=15 diakses pada tanggal 16 Mei 2013

• http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-tanah/cara-
pencegahan-dan-penanggulangan-bahan-pencemar-tanah/ diakses pada tanggal 16 Mei
2013

13

Anda mungkin juga menyukai