ABSTRAK
Variabel pemaafan adalah variabel yang masih terbilang cukup baru dan
dibutuhkan banyak pengembangan baik dari segi penelitian, penerapan, dan alat
ukur. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan adaptasi alat ukur TRIM-18 yang
diadaptasi dari McCullough, Root, dan Cohen (2006) dan disesuaikan dengan
subjek yang memiliki orang tua bercerai. TRIM-18 (McCullough, Root, & Cohen,
2006) memiliki 3 komponen yaitu avoidance, revenge, benevolence. TRIM-18
disusun menggunakan likert dengan rating 5 skala.
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Pemaafan merupakan suatu konsep yang sudah tidak asing lagi bagi semua
orang. Namun dalam psikologi, pengembangan dan penelitian terkait pemaafan
masih terbilang belum banyak berkembang dibandingkan
pengembangan-pengembangan variabel psikologi yang lainnya. Sehingga
dibutuhkan lebih banyak riset dan pengembangan pemaafan yang lebih
mendalam. Pemaafan sendiri memiliki definisi dari beberapa sudut pandang.
Menurut Worthington dan Scherer (2004) pemaafan didefinisikan dengan dua hal,
yaitu decisional forgiveness dan emotional forgiveness. Decisional forgiveness
adalah pernyataan seseorang terkait niat untuk memperbaiki hubungan dengan
transgressor, sedangkan emotional forgiveness kaitannya dengan memaafkan
dari sudut pandang mereka dalam menghadapi masalah. Pendapat lain dari
McCullough, Root, dan Cohen (2006) mengungkapkan pemaafan adalah cara
seseorang agar tidak menghindar, mengurangi motivasi membalas dendam, dan
memiliki belas kasih pada pelanggar atau yang disebut sebagai transgressor. Hal
tersebut menunjukkan pemaafan erat kaitannya dengan hubungan interpersonal
individu dan menjadi isu penting yang perlu dibahas (Agung, 2017).
Pemaafan adalah salah satu hal yang menarik untuk diteliti, karena kaitannya
dengan hubungan interpersonal individu. Ketika individu dihadapkan pada suatu
konflik atau masalah, seringkali pemaafan dijadikan sebagai salah satu religious
coping yang dapat dilakukan seseorang untuk menghadapi masalah (Jaufalaily &
Himam, 2017). Oleh karena itu, penelitian terkait pemaafan seringkali dikaitkan
dengan masalah-masalah yang dihadapi individu. Salah satu masalah menarik
adalah permasalahan terkait perceraian yang dampaknya sangat dirasakan
langsung oleh anak. Jika anak memasuki fase usia remaja, artinya anak
mengalami fase transisi menuju dewasa (Santrock, 2012). Anak yang menginjak
usia remaja dicirikan sebagai tahap dimana seseorang mengalami perubahan
yang dapat menjadikannya sebagai sarana berlatih untuk menjadi dewasa
(Hurlock, 2001). Masa remaja memberi dampak secara langsung untuk
pemenuhan kebutuhan perkembangan selanjutnya (Hurlock, 2001). Islam
mengatakan pemaafan dikenal sebagai Al-Afu (pemaafan) yang merupakan
praktik keagamaan yang didasarkan Al-Quran, untuk membantu umat Islam
sukses ketika menghadapi dan bertahan dari tantangan hidup (Husain, 1998;
Jaufalaily & Himam, 2017). Pemaafan menurut Worthington dan Scherer (2004)
dapat juga didefinisikan sebagai penyetaraan emosi positif. Penyetaraan emosi
positif ini perlu dimiliki individu ketika menghadapi permasalahan, salah satunya
adalah masalah terkait perceraian orang tua. Hal tersebut dapat dibuktikan, salah
satunya dari penelitian Azra (2017) yang menunjukkan bahwa jika remaja dalam
keluarga bercerai mampu melewati tahap pemaafan, remaja akan menunjukkan
kepuasan hidup serta emosi positif yang dominan. Penelitian lain menyebutkan
keterkaitan pemaafan dengan kondisi psikologis seseorang. Menurut penelitian
Rienneke dan Septianingrum (2018) seseorang yang mampu memaafkan dapat
membuat dirinya lebih bahagia.
Para ahli telah memiliki beberapa alat ukur pemaafan, seperti Enright dkk
(1995) menyusun Enright Forgiveness Inventory (EFI) dengan enam subscale
yang terdiri dari 60 aitem. McCullough, dkk (1998) dengan TRIM inventory yang
terdiri dari dua subscale yaitu revenge (balas dendam) dan avoidance
(menghindar). Sementara Thompson dan Snyder (2005) melihat pemaafan
sebagai proses intrapersonal yang targetnya adalah self, orang lain dan situasi,
berdasarkan hal tersebut mereka mengembangkan pengukuran pemaafan yang
bernama Heartland Forgiveness Scale (HFS) terdiri dari 18 aitem.
METODE
Partisipan
Alat Ukur
Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah Transgression Related
Interpersonal Motivation Inventory (TRIM-18) yang diadaptasi dari McCullough,
Root, dan Cohen (2006) yang terdiri dari 3 komponen, yaitu avoidance (7 aitem),
revenge (5 aitem) dan benevolance (6 aitem). Model skala TRIM-18 ini
menggunakan likert dengan 5 rating skala, yang terdiri dari sangat tidak setuju,
tidak setuju, netral, setuju, dan sangat setuju.
DAFTAR PUSTAKA
Enright, R. D., Gassin, E. A., & Knutson, J. A. (2003). Waging peace through
forgiveness education in Belfast, Northern Ireland: A review and proposal for
mental health improvement of children. Journal of Research in Education,
13(1).
Gupta, N., & Kumar, S. (2015). Significant predictors for resilience among a
sample of undergraduate students: Acceptance, forgiveness and gratitude.
Indian Journal of Health and Wellbeing, 6(2), 188.
Husain, S. A. (1998). Religion and mental health from the Muslim perspective. In
H. G. Koenig (Ed.), Handbook of religion and mental health (pp. 279-290).
California: Academic Press.
Maddux, J. E., Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2004). Toward a positive clinical
psychology: Deconstructing the illness ideology and constructing an ideology
of human strengths and potential. Positive psychology in practice, 320-334.
McCullough, M. E., Rachal, K. C., Sandage, S. J., Worthington Jr, E. L., Brown, S.
W., & Hight, T. L. (1998). Interpersonal forgiving in close relationships: II.
Theoretical elaboration and measurement. Journal of personality and social
psychology, 75(6), 1586.
McCullough, M. E., Root, L. M., & Cohen, A. D. (2006). Writing about the benefits
of an interpersonal transgression facilitates forgiveness. Journal of consulting
and clinical psychology, 74(5), 887.
Nancy, M.N (2013). Hubungan Nilai Dalam Perkawinan Dan Pemaafan Dengan
Keharmonisan Keluarga. Proceeding Pesat (Psikologi, Ekonomi, Sastra,
Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5, 32-39
Saputro, I., & Nashori, F. (2018). Resiliensi mahasiswa ditinjau dari pemaafan dan
sifat kepribadian agreeableness. Jurnal Psikologi Islam, 4(2), 171-180
Thompson, L. Y., Snyder, C. R., Hoffman, L., Michael, S. T., Rasmussen, H. N.,
Billings, L. S & Roberts, D. E. (2005). Dispositional forgiveness of self, others,
and situations. Journal of personality, 73(2), 313-360.