Anda di halaman 1dari 5

Capacity Building

Di negara dunia ketiga atau negara-negara berkembang, mengalami berbagai


permasalahan khususnya pada hal pembangunan. Negara berkembang biasanya
meminjam dana untuk melakukan pembangunan di negaranya. Dengan demikian,
kerjasama yang dilakukan berdampak pada pengembangan kapasitas masyarakat
dapat berkembang atau bahkan sebaliknya (James. V.U, 1998: XV). Pemerintah di
negara berkembang, berusaha untuk membangun berbagai macam struktur seperti
ekonomi dan sosial, serta menciptakan institusi pemerintah yang kuat. Upaya
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara
tersebut. Namun, hal tersebut tidak menjadikan negara berkembang menjadi
pemeran/pemain utama dalam pembangunan di negaranya. Tantangan untuk negara
berkembang dan negara donor/ pendamping adalah berusaha untuk meningkatkan
kapasitas/ kemampuan masyarakat di negara berkembang. Valentine Udoh James
memberikan pengertian capacity building, sebagai berikut.

“Capacity Building as atemp to enhance the ability of people of developing


nations to develop essential politics and management skills necessary to build
their nation’ s human, economic, sosial political and cultural structures so as
to their proper place in global affairs” (James, V.U, 1998: XV)

Artinya, Valentine Udoh James mendefinisikan capacity building sebagai upaya


untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pada negara yang sedang
berkembang untuk mengembangkan keterampilan manajemen dan kebijakan yang
esensial yang dibutuhkan untuk membangun struktur budaya, sosial, politik,
ekonomi, serta SDM sehingga mereka eksis dalam percaturan global.

Menurut A. Fiszbein (1997) capacity building fokus pada kemampuan tenaga kerja,
kemampuan teknologi yang diwujudkan dalam organisasi atau kelembagaan,
kemampuan kapital yang diwujudkan dalam bentuk dukungan sumber daya, sarana,
dan prasarana.

Menurut D. Edade (1998), peningkatan kapasitas dilihat dalam tiga dimensi yaitu
individu, organisasi, dan network.
Pengembangan dimensi individu dan organisasi merupakan kunci utama atau titik
strategis bagi kinerja (Mentz, 1997), tetapi masuknya dimensi network ini sangat
penting karena melalui dimensi ini individu dan organisasi dapat belajar
mengembangkan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Oleh karena itu, agar negara berkembang dapat memperbaiki pertumbuhan


ekonomi di negaranya, maka hal yang harus dilakukan oleh pemerintahan suatu
negara adalah dengan mengembangkan kapasitas masyarakatnya. Apabila kapasitas
masyarakat di suatu negara dapat berkembangkan, maka diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga negara tersebut dapat menjadi
negara maju. Pengembangan tersebut, dilakukan dengan menggunakan strategi
yang tepat agar kualitas masyarakat di negara tersebut dapat meningkat. strategi
tersebut harus dilakukan secara efektif dan efisien.

Community Development

Kerangka pengembangan kapasitas telah dikembangkan oleh world bank selama


tiga tahun terakhir. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan standar dalam upaya
meningkatkan efektivitas sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan
kapasitas kerja. Selain itu, world bank juga berharap agar panduan ini tidak hanya
digunakan oleh world bank multilaral saja namun juga oleh instansi pemerintahan
yang memiliki tanggung jawab dalam merencanakan dan mengimplementasikan
tujuan pembangunan (world bank, 2009:2). Selain itu World Bank, 2009:3
membagi dua definisi mengenai Capacity Development yaitu:

“Capacity Development is locally driven process of learning by leaders,


coalitions, and other agents of change that brings about changes in
sociopolitical, policy – related, and organizational factors to enhance local
ownership for and the effectiveness and efficiency of efforts to achieve a
development goals.”

Artinya, Pengembangan kapasitas adalah proses pembelajaran yang digerakan


secara lokal oleh para pemimpin, koalisi, dan lembaga-lembaga lainnya yang
membawa perubahan dalam faktor sosiopolitik, terkait kebijakan, dan organisasi
yang meningkatkan kepemilikan lokal dan efektivitas serta efisiensi dalam upaya
mencapai tujuan.

“Capacity for development is the availability of resources and the efficiency


and effectiveness with which societies deploy those resources to identify
and pursue their development goals on a sustainable basis

Kapasitas untuk pengembangan adalah ketersediaan sumber daya dan efisiensi serta
efektivitas masyarakat yang menggunakan sumber daya tersebut untuk
mengidentifikasi dan mengejar tujuan pembangunan mereka yang berkelanjutan.

Pengembangan kapasitas juga merupakan proses di mana individu, organisasi, dan


masyarakat memperoleh, memperkuat, dan mempertahankan kemampuan untuk
menetapkan dan mencapai tujuan pembangunan mereka sendiri dari waktu ke
waktu (endvawnow.org).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan kapasitas adalah suatu proses


peningkatan kemampuan yang digerakkan secara lokal oleh para pemimpin, koalisi,
lembaga, dan masyarakat yang membawa perubahan secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Persamaan Capacity Building dan Capacity Development:

1. memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan kapasitas masyarakat dengan


menggunakan strategi yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas
masyarakat di suatu negara.

2.

Perbedaan Capacity Building dan Capacity Development:


1. perbedaan asumsi mengenai definisi dari CB dan CD.

Daftar pustaka :

Buku:

Eade, D., 1998 capacity Building : An

Approach to People-Centreted Development, Oxford, UK : Oxfam, GB

Fiszbein, A., 1997, The Emergence of Local

Capacity : Lessen From Columbia, World Development, Vol. 25 (7), p.


1029-1043

Mentz, J.C.N., 1997, Personal and Institution

Factor In Capacity Building and Intutional Factor in Capacity Building and


Institutional Development, Working Paper No. 14, Maastrict : ECDPM

Internet:

https://www.endvawnow.org/en/articles/321-ca

pacity-development-.html. Di akses pada hari Senin, 3 Februari 2020, Pukul


05.15 WIB

Anda mungkin juga menyukai