Analisis Getaran PDF
Analisis Getaran PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Analisa getaran merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat sebagai
prediksi awal terhadap adanya masalah pada mekanikal, elektrikal dan proses pada
peralatan, mesin-mesin dan sistem proses yang kontinu di pabrik. Sehingga analisa
getaran saat ini menjadi pilihan teknologi predictive maintenance yang paling sering
digunakan [8].
getaran juga digunakan sebagai teknik untuk mendiagnosa, yang dapat diaplikasikan
antara lain untuk: acceptance testing, pengendalian mutu, mendeteksi bagian yang
Getaran secara teknis didefenisikan sebagai gerak osilasi dari suatu objek
terhadap posisi objek awal/diam, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Gerakan
massa dari posisi awal menuju atas dan bawah lalu kembali ke posisi semula, dan
akan melanjutkan geraknya disebut sebagai satu siklus getar. Waktu yang dibutuhkan
10
untuk satu siklus disebut sebagai periode getaran. Jumlah siklus pada suatu selang
percepatan (acceleration) suatu objek bergetar terkait dengan gaya penyebab getaran.
Satuan yang digunakan tiap karakteristik dapat dilihat pada Tabel 2.1. Untuk
Satuan
Karakteristik Getaran Metrik British
microns peak-to-peak mils peak-to-peak
Perpindahan
(1µm=0.001mm) (0.001 in)
G G
Percepatan
(1g = 980 cm/s2) (1g = 5386 in/s2)
Getaran dari sebuah mesin merupakan resultan dari sejumlah getaran individu
komponen yang muncul oleh gerak ataupun gaya pada komponen mekanikal ataupun
proses pada mesin ataupun sistem yang saling terkait. Setiap komponen individu yang
bergetar ini memiliki gerak periodik. Gerakan akan berulang pada periode waktu
tertentu. Interval atau selang waktu τ , dimana getaran berulang biasanya diukur
Setiap frekuensi komponen mesin dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
1
f = (2.1)
τ
dan frekuensi lingkaran atau kecepatan sudut dapat dihitung dengan rumus
1
ω = 2π (2.2)
τ
ω = 2πf (2.3)
Bentuk sederhana dari gerak periodik disebut sebagai gerak hamonik, lihat Gambar
2.2. Pada gerak harmonik, hubungan antara perpindahan maksimum dan waktu dapat
ditampilkan:
x = X sin ωt (2.4)
Perpindahan adalah ukuran dari jarak aktual yang dilalui komponen mesin
yang timbul dari getaran komponen. Nilai maksimum dari perpindahan yaitu X ,
dx
= x& = ( Xω )cos ωt (2.5)
dt
sehingga:
d2
dt 2
( )
= &x& = − Xω 2 sin ωt (2.6)
bersama-sama. Gerak periodik dapat dihasilkan oleh getaran bebas sistem dengan
banyak derajat kebebasan, dimana getaran pada tiap frekuensi natural memberi
x(t)
Gerak harmonik pada Gambar 2.3, dapat dinyatakan dalam deretan sinus dan
cosinus yang dihubungkan secara harmonik. Jika x(t ) adalah fungsi periodik dengan
periode τ , maka fungsi ini dapat dinyatakan oleh deret Fourier [10]sebagai:
2π
dengan ω1 = ; ωn = 2ω1
τ
Pada gelombang segiempat berlaku x(t ) = ± X pada t =0, dan t =τ, dan
seterusnya. Deret ini menunjukkan nilai rata-rata dari fungsi yang diskontinu. Untuk
menentukan nilai koefisien an dan bn , kedua ruas persamaan (2.7) dengan cos ωt dan
sin ωt , kemudian setiap suku diintegrasi untuk lama perioda τ . Dengan mengingat
hubungan berikut,
τ
0 jika, m ≠ n
∫0 cos ω m t cos ω n tdt =
τ 2 jika, m = n
τ
0 jika, m ≠ n
∫0 sin ω m t sin ω n tdt =
τ 2 jika, m = n
(2.8)
τ
0 jika, m ≠ n
∫0 sin ω m t cos ω n tdt =
0 jika, m = n
τ
1
τ 2 ∫0
an = x(t ) cos ωntdt (2.9)
τ
1
τ 2 ∫0
bn = x(t ) cos ωntdt (2.10)
dan
1
τ 2 τ
an = X ∫ cos ω n dt − X ∫ cos ω n dt = 0
τ 2 0 τ 2
τ 2 τ
karena, ∫ cos ω n dt = ∫ cos ω n dt = 0
0 τ 2
dan
1
τ 2 τ
bn = X ∫ sin ω n dt − X ∫ sin ω n dt
τ 2 0 τ 2
=
1
(τ 2)n
[
X (cos ω n )τ0 2 + X (cos ω n )ττ 2 ]
X
= [(1 − cos n τ2 ) + (1 − cos n τ2 )]
(τ 2)n
τ
akan menghasilkan nilai bn =0 untuk n bilangan genap, dan bn = 4 X 2 untuk n
bilangan ganjil. Sehingga deret Fourier untuk gelombang empat persegi menjadi:
Pada sebuah sistem yang dipengaruhi oleh eksitasi harmonik paksa, maka
respon getarannya akan berlangsung pada frekuensi yang sama dengan frekuensi
seimbangan pada mesin-mesin yang berputar. Eksitasi ini mungkin tidak diinginkan
m ωt
x
M
k k
2 2
c
Gambar 2.4. Gaya pengganggu harmonik dari ketidak seimbangan yang berputar
Perhatikan sistem pegas massa yang dibatasi untuk hanya bergerak dalam arah
vertikal dan dirangsang oleh mesin yang berputar yang tidak seimbang, seperti
terlihat pada Gambar 2.4. Ketidakseimbangan itu ditunjukkan oleh massa eksentrik
geraknya adalah:
d2
( M − m) &x& + m ( x + e sin ωt ) = − kx − cx&
dt 2
Dengan mengganti (meω 2 ) dengan Fo yang disebut gaya harmonik, maka persamaan
(2.12) identik dengan persamaan gerak sistem dengan satu derajat kebebasan yang
Solusi khusus persamaan (2.13) adalah osilasi keadaan tunak (steady state) dengan
frekuensi ω yang sama dengan frekuensi eksitasi. Solusi khusus dapat diasumsikan
berbentuk
x = X sin(ωt − φ ) (2.14)
dengan X adalah amplitudo osilasi dan φ adalah beda fasa simpangan terhadap gaya
eksitasi.
mengingat bahwa dalam gerak harmonik fasa kecepatan dan percepatan masing-
masing mendahului fasa simpangan pada 90o dan 180o, maka suku-suku persamaan
diferensial tadi juga dapat ditunjukkan secara grafik pada Gambar 2.5.
Mω2X
cωX
Fo ωt
X kX
φ
acuan
Fo
X = (2.15)
(k − Mω 2 ) 2 + (cω ) 2
cω
dan φ = tan −1 (2.16)
k − Mω 2
m&x& + kx = 0 (2.17)
Persamaan (2.17) ini dikenal sebagai persamaan linier yang didasarkan pada asumsi
bahwa pegas elastis mengikuti hukum Hooke, dimana kurva karakteristik dari gaya
linear. Pada kasus kumparan pegas sederhana, deviasi dari linear timbul ketika
mengalami kompresi yang besar dan kumparan hampir menutup, demikian juga
Sama seperti halnya pada sistem pegas massa, sistem pendulum sederhana
juga menunjukkan karakteristik yang disebut softening. Kedua tipe karakteristik ini
dapat dilihat pada Gambar 2.7. Suatu sistem sederhana dengan gaya restoring berupa
m&x& + k ( x ± µ 2 x 3 ) = 0 (2.18)
Yang mana tanda (+) untuk karakteristik hardening dan tanda (-) untuk karakteristik
softening.
Gambar 2.7. Kurva karakteristik gaya restoring untuk sistem getaran linier,
hardening dan softening
Bentuk lain dari sistem yang non linier dapat dilihat pada amplitudo getaran
dawai (string) yang diberi massa terpusat, seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.8.
1 a3 + b3 3
&& + Fo w + ( SE − Fo )
mw 3 3
w = 0 (2.19)
ab 2a b
Dimana Fo adalah initial tension, S adalah luas penampang, dan E adalah modulus
elastisitas dawai. Apabila a = b dan dengan panjang setengah dari panjang dawai l o .
a − lo
Fo = SE (2.20)
lo
a − lo w a w
3
(a) (b)
Gambar 2.9. Sistem friksi sabuk:(a) Getaran tereksitasi sendiri pada sistem
friksi sabuk dan (b) Kurva karakteristik gaya redaman pada
sistem friksi (a)
Pada sistem friksi sabuk pada Gambar 2.9 (a), kondisi non linier terjadi akibat
friksi kering antara massa dan sabuk yang bergerak. Sabuk dengan kecepatan konstan
dimana gaya friksi F ( x& ) ditampilkan pada Gambar 2.9 (b). Untuk nilai perpindahan
yang besar maka redaman dinyatakan positif, memiliki kemiringan positif, dan
menghilangkan energi dari sistem. Sedangkan untuk nilai perpindahan yang kecil,
redaman dinyatakan negatif dan, memiliki kemiringan negatif dan menambah energi
pada sistem.
Pada pengukuran getaran struktur/mesin yang bergetar pada Gambar 2.10, alat
ukur dipasang pada struktur/mesin yang hendak diukur, mempunyai gerakan absolut
y = Y sin ω f t , yang hanya bergerak dalam arah vertikal. Massa kecil dari struktur
pendukung dapat diabaikan karena dapat dianggap sebagai bagian dari mesin.
x
m m&x&
(a) (b)
Gambar 2.10. Respon alat pengukur gerakan dan diagram benda bebas
massa bergetar
terhadap base adalah z = x − y . Dan hasil pengukuran alat ini merupakan fungsi dari
gerak relatif tadi. Dari diagram benda bebas yang ditunjukkan pada Gambar 2.10.(b),
Sisi kanan persamaan (2.24) adalah gaya paksa akibat getaran struktur yang diukur,
sedangkan sisi kiri adalah getaran relatif alat ukur. Penyelesaian steady-state
(mω f Y / k ) sin(ω f t − ψ )
2
z=
(1 − r 2 ) + (2ξr ) 2
r2
z= Y sin(ω f t − ψ ) (2.25)
(1 − r 2 ) + (2ξr ) 2
dimana:
2ξr ωf k
tanψ = , r= , ω=
1− r2 ω m
Persamaan (2.25) adalah persamaan dasar untuk alat ukur getaran. Simbol y
dan turunannya terhadap waktu adalah simbol yang menunjukkan getaran struktur
yang diukur.
Untuk sinyal getaran yang hanya memiliki komponen satu harmonik tunggal,
bersumber dari lebih dari satu sinyal harmonik, bahkan beberapa, dan oleh sebab itu
suatu nilai rata-rata dari amplitudo getaran sering digunakan untuk menyatakan besar
sinyal getaran. Dua perjanjian nilai rata-rata dimaksud adalah nilai absolut rata-rata
dan nilai RMS, yang merupakan evaluasi dari selang waktu ∆t berikut ini [13],
t + ∆t
1
A = average =
∆t ∫ x dt
t
(2.26)
1
1
t + ∆t 2
RMSaverage = ∫t x dt
2
(2.27)
∆t
Dan untuk sinyal harmonik sederhana pada persamaan (2.25), kedua persamaan nilai
rata-rata (2.26) dan (2.27) akan menghasilkan nilai amplitudo sebenarnya, yakni
Pada analisa dinamika rotor dan pada penentuan tindakan perbaikan (trouble
berdasarkan spesifikasi ataupun standar yang tersedia. Dalam kasus dimana hal ini
tidak tersedia maka pertimbangan pada Tabel 2.2. dapat digunakan [14], atau
Sumber: Harris’ Shock and Vibration Handbook. 5th ed New York: McGraw Hill.. 2002 p 15.5
lain:
1) Transducer dengan ikatan baut pada permukaan uji dengan menggunakan ulir
ferromagnetic
Suatu alternatif dengan biaya yang cukup murah dalam pemantauan secara
kontinu sinyal getaran adalah dengan mengambil data getaran dari mesin pada
interval waktu rutin melalui alat vibration analyzer genggam yang dapat
menampilkan output analisa getaran langsung ditempat seperti (nilai puncak, filter,
RMS dan lainnya) dan spektrum FFT. Alat genggam ini dilengkapi dengan sebuah
menyentuh bagian yang akan dipantau pada tiap mesin dalam pemeriksaan rutin
Pada mesin yang beroperasi dalam kondisi paling baik sekalipun, pemantauan
sinyal getaran akan memunculkan amplitudo, meskipun berada pada tingkat getaran
yang dapat diterima. Suatu perubahan adalah dampak yang wajar dari adanya
perubahan kondisi operasi, misalnya: perubahan suhu, perubahan beban, keausan, dan
fluktuasi dari lingkungan mesin. Dan pada saat amplitudo berada diatas baseline,
maka trend perlu dicermati oleh teknisi agar tetap secara kontinu menguji kebutuhan
potensial terhadap:
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.12, hal ini menandakan masalah pada mesin
mulai timbul, dan pertambahan pada tingkat getaran seringkali bukan merupakan
gejala dari masalah tersembunyi. Perhatian diberikan pada mesin yang mulai
Data baseline yang dimaksud adalah sekumpulan data yang diukur atau
diobservasi pada saat mesin beroperasi dan dapat diterima dan stabil. Hasil
perubahan. Data baseline hendaknya secara akurat mendefinisikan kondisi stabil dari
mesin, terutama kondisi operasi normalnya. Oleh karena itu pada mesin dengan
kondisi operasi berbeda, baseline untuk perbedaan kondisi ini juga berbeda.
Untuk mesin baru atau telah diperbaiki, maka akan ada periode keausan.
Sehingga, umumnya akan terlihat perubahan nilai yang diukur selama beberapa hari
atau minggu selama beroperasi. Maka, perlu diberikan waktu untuk terjadinya
Sedangkan untuk mesin yang telah beroperasi pada periode waktu yang cukup lama,
dan baru pertama kali dipantau, baseline dapat diambil sebagai titik referensi adanya
trend. Untuk mengevaluasi tingkat keparahan (severity) dari sinyal getaran pada
menerbitkan suatu standar untuk mengevaluasi berdasarkan kelas dan tipe dari mesin
Pada standar tersebut, parameter yang diukur adalah kecepatan getaran dan
c. Kelas III (Class III), untuk mesin rigid dengan daya diatas 75 kW
a. Zona A, yaitu getaran pada mesin yang baru dipasang dan akan diserah
terimakan
b. Zona B, yaitu getaran pada mesin yang dapat diterima dengan syarat mesin
c. Zona C, yaitu getaran pada mesin yang dianggap tidak memuaskan untuk
dioperasikan untuk waktu yang terbatas pada kondisi ini, sampai kesempatan
d. Zona D, yaitu nilai getaran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin.
maka diberikan secara praktis ISO 10816-3 yang memberikan batasan getaran
Alarms merupakan nilai batas dari getaran yang ditentukan untuk memberikan
peringatan dini bahwa getaran sudah mencapai ataupun ada perubahan yang
signifikan. Apabila batas alarms terjadi, pengoperasian mesin dapat dilanjutkan untuk
perubahan getaran dan menentukan tindakan perbaikannya. Nilai batas alarm pada
Trips merupakan batasan getaran mendekati tingkat getaran yang dapat menyebabkan
kerusakan pada mesin. Apabila batasan trip sudah dicapai, maka tindakan perbaikan
pengoperasiannya. Nilai batas trips pada standar adalah 1,25 kali di atas batas zona C.
Ide dasar dari transformasi Fourier adalah fungsi suatu sinyal domain waktu
dapat dibangun dari penjumlahan fungsi sinus dengan distibusi berkelanjutan dari
frekuensi, mulai dari nol sampai kepada frekuensi yang diinginkan. Pada sinyal
getaran periodik yang berulang atau pada periode tertentu, deret Fourier dapat
diaplikasikan dan jumlah komponen sinus hanya pada frekuensi diskrit yang
yang terbatas, frekuensi tersebut sering pula bukan merupakan perkalian integer dari
frekuensi dasar, dan oleh karena itu transformasi Fourier, dan bukan deret Fourier,
adalah alat yang memadai untuk melacak sinyal getaran mesin dari domain waktu
Spektrum dari sinyal getaran yang diukur dari sebuah mesin berputar dapat
dilihat pada Gambar 2.15. Frekuensi komponen 1N (satu per revolusi atau
synchronous) seringkali yang paling besar, karena adanya massa unbalance pada
bagian rotor. Komponen harmonik dengan perkalian integer dari frekuensi (2N, 3N,
....) dari kecepatan putaran juga muncul, namun amplitudonya relatif lebih kecil.
persentase kecil dari kecepatan putaran hingga hampir mendekati komponen 1N.
Secara khusus untuk kepentingan penelitian ini, maka frekuensi komponen untuk
Gambar 2.15. Suatu sinyal getaran dari mesin berputar dalam spektrum frekuensi
Rotor orbit trajectories secara khusus digunakan untuk analisa pada lateral
mesin yang bermanfaat untuk analisa trouble shooting. Hal ini terutama untuk
LRV, juga disebut transverse rotor vibration adalah gerak orbit pada bidang radial
Model sederhana dari LRV yaitu gerakan orbit rotor yang memiliki dua
derajat kebebasan (degree of freedom), seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.16.
Pada model ini, masa rotor m, dapat berubah posisi pada bidang radial x-y. Massa ini
terhubung dengan struktur melalui pegas dan peredam yang tereksitasi oleh gaya
radial yang berubah terhadap waktu, misalnya gaya akibat massa unbalance
Dua persamaan gerak dari model ini yang dipengaruhi oleh gaya eksitasi yang berasal
m 0 &x& c 0 x& k 0 x Fx (t )
0 m &y& + 0 c y& + 0 k y = F (t ) (2.30)
y
(2.30) yang bergetar pada sumbu x dan y dengan frekuensi yang sama ω , maka setiap
gerak harmonik dapat disajikan sebagai vektor dan berlaku penjumlahan vektor.
secara simultan dengan gerak harmonik sederhana yang memiliki frekuensi yang
sama menurut sumbu x dan y. Maka perpindahan dari partikel dapat dituliskan:
x = X sin(ωt + φ x ) (2.31)
y = Y sin(ωt + φ y ) (2.32)
Dengan menghilangkan waktu t pada persamaan (2.31) dan (2.32), maka variabel
x
= sin ωt cos φ x + cos ωt sin φ x
X
dan,
y
= sin ωt cos φ y + cos ωt sin φ y
Y
maka,
dan
x2 y 2 2 xy
sin (φ y − φ x ) = 2 + 2 −
2
cos(φ y − φ x ) (2.35)
X Y XY
Biasanya sumbu utama dari elipse akan menanjak terhadap sumbu x dan y,
tetapi hal ini akan menjadi sumbu utama ketika ada perbedaan fase φ y − φ x = π 2 ,
x2 y2
+ =1 (2.36)
X2 Y2
Y
y= x
X
Y
y=− x
X
yang merupakan suatu garis lurus namum dengan kemiringan yang berlawanan.
Lintasan jejak partikel ini dapat dilihat pada Gambar 2.17 dan secara mudah dapat
dasar pada persamaan (2.31 dan 2.32), maka kurva koordinat diketahui:
( x, y ) = sin(t ), sin(t + δ ) ,
π π 3π 5π 3π 7π
dimana: δ = 0, , , ,π , , , ,2π
4 2 4 4 2 4
Dengan memberikan perintah kedalam MatLab versi 6.1 untuk tiap φ , yaitu:
persamaan fungsi ditambahkan dalam arah sumbu z. sehingga ada persamaan gerak
z = Z sin(ωt + φ z ) (2.37)
akan menghasilkan lintasan orbit dalam dimensi ruang dengan pada frekuensi yang
Secara teknis, fan dan blower merupakan dua alat/mesin yang berbeda namun
memiliki fungsi yang sama yaitu memindahkan sejumlah udara atau gas pada tekanan
tertentu. Istilah fan untuk menyatakan mesin yang tekanannya tidak melebihi 2 psig,
psig. Untuk mesin dengan tekanan discharge di atas 10 psig disebut sebagai
Fan dapat diklasifikasikan dalam dua klasifikasi yaitu: axial fan dan
centrifugal fan. Axial fan beroperasi seperti propeler, yang menghasilkan aliran
secara radial dan mengubah energi kinetik menjadi tekanan. Centrifugal fan dapat
menghasilkan tekanan tinggi dengan efisiensi tinggi, dan dapat dibuat dalam berbagai
tingkat kondisi operasional. Berbagai jenis centrifugal fan dapat dilihat pada gambar
a) Forward curve fan, memiliki kecepatan putar yang sangat rendah untuk
b) Radial blade fan, secara umum yang paling efisien diantara centrifugal fan
yang memiliki bentuk blade mengarah titik poros. Fan jenis ini digunakan
untuk pemindahan bahan dan industri yang membutuhkan fan dengan tekanan
di atas menengah.
(a) (b)
c) Radial tip fan, lebih efisien dibandingkan fan tipe radial blade yang di desain
Fan ini diaplikasikan pada sistem pemanas, ventilasi, air conditioning dan
industri dimana blade akan mengalami lingkungan yang korosif dan erosif.
e) Air foil fan adalah tipe centrifugal fan yang dikembangkan untuk memperoleh
efisiensi tinggi. Fan ini diaplikasikan pada sistem pemanas, ventilasi, air
Persyaratan dari suatu model yang diskalakan yaitu memenuhi tiga tujuan
berikut ini:
sulit untuk ditangani sehingga dapat dikelola, seperti: ukuran yang sangat
besar, aliran yang sangat lambat, pelepasan energi yang sangat cepat, dan
variabel.
Berbagai jenis model telah banyak digunakan dengan tujuan berbeda, antara lain:
2) Model kualitatif, model ini merupakan model yang sesuai dengan spesifikasi,
contohnya:
membantu dalam memastikan suatu alat baru dapat berfungsi dengan baik.
b) Mock-up model, yang menampilkan bagian eksternal dari suatu konsep baru
c) Test bed, pilot plant, dan development model, yang merupakan perangkaian
awal elemen yang esensial dari mesin baru, dengan tujuan untuk mengetahui
dilakukan penyesuaian final dan mengawali suatu seri dari produksi awal.
antar parameter yang dapat diatur, contoh sederhananya: model boneka dari
4) Model Matematis, model ini berkembang dengan adanya komputer dan analisis
sistem yang diterapkan mulai ilmu pengetahuan hingga keilmuan yang tidak dapat
Model skala merupakan suatu pengganti yang valid dari suatu sistem yang
oleh karena (terlalu besar, terlalu kecil, terlalu pelan, terlalu cepat, terlalu mahal,
tidak dapat diakses, dan tidak dapat dikelola), tidak dapat di eksplorasi di tingkat
prototype. Apabila dapat diskalakan dengan benar, maka paramater fisik yang dapat
diukur dan relevan pada model skala dapat memberikan prediksi secara kuantitatif
Perilaku yang homologos dari elemen model dapat dijamin apabila setiap
parameter, variabel dalam skalar, vektor dan tensor dari tiap elemen prototype dapat
ditranformasikan melalui perkalian dari suatu konstanta atau faktor skala. Faktor
skala adalah suatu konstanta yang merupakan harga pembesaran atau pengecilan dari
ukuran sebenarnya.
Faktor model skala secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Tabel 2.4. Faktor skala primer yang disyaratkan pada ilmu fisika
Kinematika 9 9 - - -
Statika 9 - 9 - -
Dinamika 9 9 9 - -
Thermodinamika 9 9 9 -
Elektrodinamis
9 9 9 - 9
Elektromagnetis
Magnethidrodinamik 9 9 9 9 9
sumber: Scale Models in Engineering Fundamental and Application, Pergamon Press, Oxford,
1977,p.33.
Faktor skala primer dalam penerapannya dibidang ilmu fisika dapat dilihat
pada Tabel 2.4. yang memperlihatkan bahwa faktor skala primer yang perlu
diperhatikan tidak lebih dari lima. Apabila faktor skala primer ini dapat diterapkan,
maka seluruh faktor skala sekunder otomatis akan dipenuhi, dan hasilnya adalah
model skala.
Sistem yang homologos dalam penelitian ini, adalah sebuah prototype dan
sebuah model yang mengalami perubahan skala dimensi geometri poros dan
perubahan skala beban impeller yang ditampilkan, pada Gambar 2.21. dengan daftar
Kuantitas yang esensial dari poros diskalakan secara geometris, yaitu satuan
x L l1 l 2 l3 L
l* = '
= ' = ' = ' = ' (2.38)
x L l1 l 2 l3 L
t 1 t0
t *= = (2.39)
t1' t01
dan seluruh yang terkait dengan gaya, dikalikan dengan faktor skala:
FP
F* = (2.40)
FP'
sehingga bentuk, gaya dan waktu dari model dan prototype akan memiliki kemiripan.
Sedangkan kecepatan, momen, tarikan, dan energi kinetik merupakan produk dari
Hanya faktor skala primer yang perlu diperhitungkan oleh karena faktor skala
sekunder dapat dengan mudah diturunkan dari faktor skala primer, sebagai contoh
v1 v2 v3 v
v* = '
= ' = ' = ... = n'
v1 v2 v3 vn
Kecepatan juga dapat ditampilkan dalam turunan pertama jarak terhadap waktu,
l1 = l * .l1' , l2 = l * .l2' , dan seterusnya, dan t1 = t * .t1' , t2 = t * .t 2' , dan seterusnya, maka:
dl 1 dl 2
l* dt 1 l * dt 2 l*
v = * '
*
= * ' = ... = * (2.41)
t dl 1 t dl 2 t
dt 1' dt 2'
Dengan cara yang sama, maka skala faktor sekunder dapat diturunkan dari
*
b. Skala faktor percepatan : a* = l
t *2
*
d. Skala faktor daya : P * = F * .v* = F * . l
t*
centrifugal fan yang digunakan dalam penelitian adalah fan model skala dari
PKS, yaitu
Bagian yang berputar dari suatu mesin ditahan oleh suatu jenis bearing
(bantalan). Bantalan ini dapat diklasifikasikan atas dua group: journal atau sleeve
Journal atau sleeve bearing menawarkan paling sedikit dan paling ekonomis
peralatan penahan bagian bergerak, lihat Gambar 2.23. Tidak ada bagian yang
bergerak dan normalnya sepotong metal menutupi (enclosing) sebuah poros. Istilah
Bantalan jenis bola (ball) atau peluru, rol (roller) dan jarum (needle), pada
dimana gesekan telah berkurang pada nilai minimum. Bantalan jenis ini dapat dibagi
Kecuali untuk desain khusus, bantalan peluru/bola dan rol terdiri atas dua
buah cincin (ring), satu set elemen gelinding (rolling element) dan rumah bantalan
Beban pada bantalan berasal dari poros yang dipasang pada bantalan [19],
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.26. Beban ini dapat berasal dari, impeller,
beban sendiri poros dan lainnya. Secara umum poros diasumsikan kaku, dan
misalignment pada bantalan oleh karena poros bengkok diabaikan. Sehingga gaya
Sehingga berlaku:
ΣF = 0 , F1 + F2 − P = 0
ΣM = 0 , F1l − P (l − a ) = 0
Gambar 2.27. Sistem poros pada dua bantalan dengan beban overhung
Untuk beban overhanging seperti pada Gambar 2.27, maka persamaan 2.42
dan 2.43 dapat digunakan dengan asumsi bahwa jarak arah kiri dari tangan kiri
a
F1 = P1 ± (2.42)
l
a
F2 = ± P (2.43)
l
Apabila sejumlah beban P k terdapat pada poros seperti pada Gambar 2.28,
maka gaya reaksi pada bantalan dapat diperoleh dengan prinsip superposisi. Dalam
k =n
ak
F1 = ∑ P k 1 ± (2.44)
k =1 l
k =n
ak
F2 = ± ∑ P (2.45)
k =1 l
Gambar 2.28. Sistem poros pada dua bantalan dengan beban kombinasi
Persamaan 2.44 dan 2.45 adalah valid untuk beban yang berada pada satu
bidang. Apabila tiap beban berada pada bidang yang berbeda, maka pembebanan
diselesaikan pada tiap sumbu ortogonalnya, sebagai contoh, Pxk dan Pzk (dengan
asumsi sumbu poros pada arah y). Berdasarkan gaya reaksi bantalan arah radial F1x ,
1
F1 = ( F12x + F12z ) 2
(2.46)
1
F2 = ( F22x + F22z ) 2
(2.47)
Nomenklatur dari bantalan bola unit terpadu FYH mengikuti standar JIS
UK F 2 06 J
Fitting code
Tolerance class of spherical bore of
the housing is J7 (not shown on the
bearing that the spherical bore
diameter exceeds 120 mm)
dipasang dan terlindungi dari abu dan kotoran, serta dioperasikan pada suhu yang
a. Jumlah revolusi dari cincin bagian dalam sampai pada kemunculan bukti
b. Jumlah jam yang digunakan pada kecepatan sudut standar hingga muncul
Istilah umum yang digunakan adalah umur bantalan (bearing life), yang
digunakan pada kedua pengukuran yang disebutkan di atas, penting untuk diketahui,
sebagaimana halnya pada kasus fatik, umur didefinisikan sebagai jumlah revolusi
(atau jam pada kecepatan konstan) total dari pengoperasian bantalan sampai kriteria
kegagalan berkembang.
Umur efektif (rating life) dari sekumpulan bantalan bola didefinisikan sebagai
jumlah revolusi (atau jam pada kecepatan konstan) dimana 90 persen dari
berkembangnya kegagalan. Istilah umur minimum (minimum life), umur L10 , dan
sekumpulan bantalan. Istilah umur rata-rata (average life) digunakan sebagai sinonim
dari umur median. Pada sejumlah bantalan yang diuji, umur median diantara 4 – 5
3
10 6 C r
L10th = ⋅ (2.48)
60n Pr
Perhitungan umur bantalan yang digunakan pada penelitian ini dapat di lihat pada
Lampiran 8. Beban radial dinamik ekivalen yang merupakan kombinasi dari beban
Untuk menggunakan Tabel 2.5 maka diperlukan basic static radial loading, C0 r dan
f 0 Fa Fa / Fr ≤ e Fa / Fr ≤ e
E
C0 r X Y X Y
0.172 0.19 2.30
0.345 0.22 1.99
0.689 0.26 1.71
1.03 0.28 1.55
1.38 0.30 1 0 0.56 1.45
2.07 0.34 1.31
3.45 0.38 1.15
5.17 0.42 1.04
6.89 0.44 1.00
(sumber: Katalog bantalan FYH)
1. Sabuk rata (flat belt) dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen
2. Sabuk dengan penampang trapesium (v-belt) dipasang pada puli dengan alur
dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 5
3. Sabuk dengan gigi (timing belt) yang digerakkan dengan sproket pada jarak
direncanakan antara 10 – 20 m/s, serta dapat mentransmisikan daya hingga 500 kW.
Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Tenunan tetoron
atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang
Bagian penarik
Bantal karet
Terpal
Tiap dimensi sabuk-V telah distandarisasi oleh pabrikan dan pada umumnya
(Gambar 2.30) terdiri dari 2 tipe dasar, yaitu: penampang konvensional/klasik (A, B,
(a) (b)
Gambar 2.30. Penampang sabuk-V industri: (a) Penampang konvensional, dan
(b) Penampang sempit
Untuk menyatakan panjang dari sabuk-V ada tiga nomenklatur yang umum
digunakan sesuai cara pengukurannya, yaitu: panjang bagian luar (OC: outside
circumference), panjang efektif (Le: effective length), dan panjang pitch (Lp: pitch
length).
Panjang bagian luar (OC) biasanya diukur secara sederhana dengan pita ukur
yang diletakkan dibagian luar sabuk-V. Cara ini merupakan metode yang baik untuk
memperoleh panjang nominal, namun sulit untuk mendapatkan nilai yang akurat dan
konsisten oleh karena sabuk-V diukur pada saat tidak diberi tarikan (tension),
berdasarkan penjumlahan dari dua kali jarak poros ditambah dengan panjang keliling
bagian luar dari sebuah puli, ukuran ini yang biasa digunakan dilapangan.
Panjang pitch (Lp) merupakan panjang dari aksis netral dari sabuk, yaitu
panjang dari kabel (tension cord line). Oleh karena kabel berada di dalam sabuk,
sehingga sulit untuk diukur namun dapat dihitung dengan rumus [21],
Lp = 2C + π
( D + d ) (D − d )
+
2
(2.50)
2 4C
Pemilihan terhadap penampang dan panjang efektif sabuk-V dapat dilihat pada
Lampiran 9.
Sabuk-V dapat mentransmisikan daya dengan baik pada rentang tarikan yang
cukup lebar. Untuk mengoptimalkan umur dan performa sabuk serta menghindari
tarikan pada poros dan bantalan yang tidak diinginkan, perlu dihitung dan diukur
tarikan yang diberikan berdasarkan beban yang akan bekerja. Cara untuk menghitung
yaitu metode defleksi gaya (force deflection) sesuai rekomendasi Mechanical Power
Transmission Association (MPTA), hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.31.
diberikan pada sabuk dan menghasilkan defleksi dengan norma defleksi q, sebesar
1/64” tiap 1 inci panjang span (Ls) atau 1,6 mm tiap 100 mm span. Defleksi sabuk
diukur ditengah span dalam arah tegak lurus span (Ls). Jarak defleksi q, dalam satuan
Ls
q= (2.51)
64
2
D−d
Ls = C −
2
(2.51.a)
2
sabuk tidak akan slip pada kondisi beban tertinggi, lihat Gambar 2.32. Hal ini akan
menghasilkan umur sabuk yang paling baik dan beban pada poros yang rendah.
Metode praktis untuk menghitung dan mengukur tarikan statik (static tension)
Pd 103 V 1
2
2.5 − Kθ
Tst = 15 + 0.9W (2.52)
Kθ N bV 60 g c
3L 0.04 5
4L 0.06 6
5L 0.09 9
A 0.07 6
AX 0.06 7
B 0.13 9
BX 0.11 10
C 0.23 16
CX 0.21 18
D, DX 0.42 30
3V, 3VX 0.05 4
5V 0.14 12
5VX 0.12 13
8V, 8VX 0.37 22
(Sumber: Mechanical Power Transmission Ascociation)
R − 1
Kθ = 1.25 (2.52.a)
R
R = e (0.008941)(θ ) (2.52.b)
dan θ = sudut busur kontak dari diameter puli terkecil dalam satuan derajat:
D−d
θ = 2 cos −1 (2.52.c)
2C
Pd = 1.15 P (2.52.d)
yang mana P adalah daya motor terpasang (hp), sedangkan rumus kecepatan sabuk :
πDn
V = (2.52.e)
12
L
Tst + s K y
L
Pmin = y (2.53.a)
16
L
1.5Tst + s K y
L
Pmax = y (2.53.b)
16
berjumlah satu, akibat gaya defleksi Pa, dengan defleksi berjarak q, dapat dihitung
dengan rumus:
L
Tst = 16 Pa − s K y (2.54)
L
p
Beban statis pada poros Fs, didefinisikan sebagai resultan dari tarikan akibat
tarikan statis sabuk Ts disepanjang garis sumbu penggerak (drive center line) pada
Besar beban statis poros Fst, adalah sama untuk puli penggerak dan yang
θ
Fst = 2 N bTst sin (2.55)
2
Tarikan sabuk-V pada saat mesin beroperasi menimbulkan dua tarikan yaitu
tight –side tension TT, dan slack-side tension TS, yang dihasilkan oleh adanya torsi Q
dan tarikan statis Tst, hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.34.
Gambar 2.34. Vektor tarikan operasi dan beban dinamis poros sabuk-V
sehingga perhitungan lebih akurat, namun apabila tidak tersedia, dapat menggunakan
daya motor. Sehingga tarikan efektif Te (lb) untuk tiap sabuk dapat dihitung dengan
rumus:
2Q 33000(Pr )
Te = TT − TS = = (2.56)
d VN b
Tst V 1 Te
2
TT = − 0.9W + (2.57)
0.9 60 g c 2
TS = TT − Te (2.58)
Sama seperti beban statis poros, maka beban dinamis poros Fdy juga
merupakan resultan dari tarikan yang terdapat pada sabuk. Beban dinamis poros
akibat tarikan sabuk merupakan penjumlahan vektor dari TT dan TS. dengan rumus:
variabel penelitian itu sendiri. Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan
perubahan tarikan sabuk-V, yang menjadi variabel bebas dan input alat pengukur
getaran, sedangkan variabel terikat yaitu amplitudo getaran yang timbulkan. Hasil
yang diperoleh dari pengukuran meliputi respon getaran dari bantalan yaitu kecepatan
getaran (RMS) dalam mm/s, spektrum frekuensi beserta respon getarannya. Setelah
dilakukan analisa trend getaran, spektrum frekuensi dan rotor orbit trajectories, maka
akan diambil kesimpulan dari hasil penelitian sesuai tujuan khusus. Tahapan
pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada diagram alur proses penelitian Lampiran 10.
Kesimpulan