Anda di halaman 1dari 13

Percobaan B

Komposisi Komponen Zat Warna dalam Larutan Campuran Zat Warna


Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Teknologi Pengukuran Warna

Oleh :

Adz Dzakir Nurfajri (18020007)

Assyfa Kusumaningsih (18020018)

Awalia Br Sebayang (18020019)

Belinda oktaviyani (18020021)

Kelompok / Grup : 03 / 2k1

Dosen : Ika Natalia M., S.ST.,MT.

Asisten : Witri A. S., S.ST.,

David Christian, SST.

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL

2020
I. Maksud dan Tujuan
 Maksud
- Melakukan pengukuran larutan zat warna campuran (gabungan dua zat warna tunggal)

 Tujuan
- Menentukan grafik warna dari larutan campuran dua zat warna
- Menentukan komposisi zat warna di dalam larutan zat warna campuran

II. Dasar Teori


2.1 Konsep Warna
Warna, dalam terminolog sains berarti radiasi cahaya electromagnet. Warna
lebih merupakan fenomena psikologis akibat dari stimulasi visual cahaya pada panjang
gelombang tertentu terhadap retina mata yang kemudian diinterpretasi didalam otak
manusia. Suatu benda akan terlihat berwarna pada saat terjadi penyerapan sebagian
panjang gelombang cahaya tampak secara selektif, dan memantulkan atau meneruskan
sebagian lainnya. Warna-warna hasil penyerapan dan pemantulan spectra cahaya
tampak dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Warna Hasil Penyerapan dan Pemantulan Spektra Cahaya Tampak
Warna Cahaya yang
Panjang Gelombang Warna Cahaya yang
Dipantulkan oleh Mata
(nm) Diserap
(Warna Komplementer)
400-440 Violet Kuning kehijauan
440-480 Biru Kuning
480-510 Biru-hijau Oranye
510-540 Hijau Merah
540-570 Hijau kekuningan Magenta
570-580 Kunig Biru
580-610 Oranye Biru kehijauan (sian)
610-700 Merah Biru-hijau
2.2 Penyerapan Cahaya Berdasarkan Hukum Lambert-Beer
Secara umum, peristiwa modifikasi cahaya oleh objek terjadi dua peristiwa, yaitu
penyerapan/absorbansi serta pemantulan dan atau penghamburan. Sejumlah cahaya yang
dipantulkan akan menstimulasi mata dan diinterpretasi sebagai warna. Adanya peristiwa
dalam pengukuran warna dapat munurunkan akurasi data, terlebih untuk partikel
berukuran mikro atau lebih kecil lagi lebih efektif dilakukan dalam bentuk larutan,
sehingga objek berwarna akan memodifikasi cahaya hanya melalui absorpsi, tanpa
penghamburan karena sisa penyerapan cahaya ditransmisikan seluruhnya.
Transmisi cahaya monokromatik yang dilakukan pada suatu larutan atau disperse
partikel warna yang sangat kecil didasarkan pada dua teori/hokum, yaitu
1. Hukum Lambert atau Bougeur yang menyebutkan bahwa lapisan partikel sejenis yang
memiliki ketebalan sama akan mentransmisikan radiasi cahaya monokromatik dalam
jumlah yang sama berapapun intensitasnya.
2. Hukum Beer yang menyebutkan bahwa jumlah cahaya yang diserap setara jumlah
molekul yang diserap sepanjang lintasan cahaya. Bila panjang lintasan dapat
ditentukan, maka penurunan jumlah cahaya yang ditransmisikan setara dengan
penurunan konsentrasi zat warna yang terlarut.

Bila kedua hokum tersebut digabungkan, maka diketahui bahwa jika sinar
monokromatis melalui sel berisi larutan berwarna, maka intensitas cahaya yang
ditransmisikan akan berkurang (I>Io), sebagaimana ditunjukan oleh gambar berikut:

Gambar 2.2 Intensitas Cahaya yang Ditransmisikan

Perbandingan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan (I) dengan intensitas


awalnya (Io) dengan panjang lintasan tertentu dinyatakan dengan nilai T (transimitansi),
dimana T=I/ Io. Logaritma dari (1/T) diketahui sebagai nilai absorbansi. Hukum Lambert-
Beer dapat menjelaskan bahwa dengan bertambahnya panjang lintasan atau ketebalan sel,
maka nilai absorbansi meningkat secara linier, sementara intensitas cahaya akan menurun
secara eksponensial.
Hubungan antara transmitansi dan absorbansi dengan ketebalan sel menunjukan
bahwa dengan ketebalan sel tetap (I), maka terdapat hubungan linier antara absorbansi
(A) dengan konsentrasi (C) yang dinyatakan dalam gabungan hukum Lambert-Beer
sebagai A = log(1/T) = Ꜫ .C.I dimana Ꜫ adalah koefisien absorptifitas molar dengan C
dinyatakan dalam mol/liter, jika C dinyatakan dalam gram/liter maka A = a.C.I dimana a
= Ꜫ = absorptivitas. Bila M=berat molekul zat terlarut maka Ꜫ = a.M dimana Ꜫ
merupakan nilai spesifik untuk molekul atau ion yang terlarut dan menyerap cahaya pada
panjang gelombang tertentu dan tidak bergantung pada konsentrasi dan panjang lintasan.
Diantara keterbatasan hukum Lambert-Beer adalah aplikasinya yang hanya cocok
untuk larutan encer, agar diperoleh ketidaktergantungan antara koefisien absorptifitas
dengan konsentrasi larutan. Sebaliknya dalam larutan dengan konsentrasi tinggi, Ꜫ akan
berubah-ubah bergantung pada indeks refraksi larutan. Oleh karena itu, pengukuran
dengan menggunakan spektrofotometer dilakukan pada rentang nilai aman berdasarkan
hukum Lambert-Beer. Kesalahan relatif terkecil yaitu pada nilai T=36,8%, ketelitian
diperoleh pada rentang 15%<T <65%.

2.3 Spektrofotometri Larutan


Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk menerapkan metode
spektrofotometri. Pada prinsipnya ya jelas aja sama, yaitu pengukuran konsentrasi sampel
yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Spektrofotometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukurabsorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet.Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan
di dalam kuvet.
Gambar 2.3 Skema Kerja Spektrofotometer

2.4 Komponen Utama Spektrofotometer

1. Sumber cahaya polikromatis


Sumber cahaya polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis
dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk spektrofotometer:
- UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi hidrogen
- VIS menggunakan lampu halogen kuarsa / tungsten yang sering disebut lampu
wolfram. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding logam
lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu.
UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi monokromator. Infra
merah, lampu pada panjang gelombang IR.

2. Monokromator
Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah
cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis.
Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalah gratting atau lensa prisma
dan filter optik.

3. Sel (Kuvet)
Kuvet adalah tempat yang digunakan untuk meletakkan larutan yang hendak
diukur. Kuvet yang digunakan umumnya tidak menyerap sinar. Pada pengukuran daerah
sinar tampak (visible) kuvet kaca dapat digunakan, tapi untuk daerah UV kita harus
menggunakan kuvet kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Untuk
daerah IR dapat digunakan kuvet kristal garam.

4. Detektor
Detektor berfungsi untuk mengubah energi sinar yang diteruskan oleh sampel
menjadi besaran listrik yang terukur. Detektor yang ideal harus memiliki kepekaan yang
tinggi, perbandingan sinyal-noise yang tinggi dan sifat tanggap yang stabil pada daerah
panjang gelombang pengamatan.

5. Penguat/Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat
dibaca oleh indikator.

6. Read-Out (alat pembaca)


Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik
yang berasal dari detektor. Hasil yang dikeluarkan dapat melalui printer, digital recorder,
atau komputer yang dilengkapi layar monitor.

2.5 Prinsip Kerja Spektrofotometer


Cahaya polikromatis dari sumber cahaya masuk ke dalam monokromator dan
mengalami penguraian menjadi cahaya monokromatis. Cahaya tersebut kemudian
diteruskan memalui sel yang berisi sampel. Cahaya sebagian diserap oleh sel dan
sebagiannya lagi diteruskan ke fotosel yang berfungsi untuk mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh fotosel memberikan sinyal pada
detektor yang kemudian diubah menjadi nilai serapan atau transmitans dari zat yang
dianalisis.
III. Alat dan Bahan
Alat:
- Spektofotometer
- Kuvet
- Gelas kimia
- Gelas piala
- Pipet tetes
- Pipet ukur 1 mL
- Pipet ukur 10 mL
- Pengaduk
- Neraca analitik
- Botol semprot
Bahan:

- Zat warna Navacron Dark Blue S-GL


- Zat warna Novacron Red
- Arti Destilasi

IV. Prosedur Kerja


1) Penentuan Absorbansi Zat Warna Tunggal Kedua
- Buat satu buah larutan induk zat warna dengan warna yang berbeda dari jenis warna
yang sama dengan percobaan A. Buat dengan konsentrasi tertentu (contoh 1 g/L)
menggunakan sistem pengenceran
- Dari larutan induk, buat suatu larutan zat warna dengan konsentrasi tertentu untuk
ditentukan % transmitansinya pada panjang gelombang 400 – 700 nm dengan
selang nilai 10
- Buat grafik hubungan antara %T dengan panjang gelombang
- Konversikan nilai %T ke A (absorbansi dengan rumus : A = 2 – log %T
- Buat grafik hubungan antara Absorbansi dan panjang gelombang
- Tentukan panjang gelombang maksimumnya

2) Penentuan Komposisi Komponen Zat Warna dalam Larutan Campuran


- Siapkan larutan induk zat warna tunggal yang digunakan pada percobaan A dan
percobaan B bagian 1)
- Dari kedua larutan induk tersebut, masing-masing dibuat larutan yang terdiri dari
campuran kedua warna tersebut dengan komposisi tertentu. Buat 3 konsentrasi yang
berbeda komposisinya, misal :
a. ZW A : ZW B = 1 : 4
b. ZW A : ZW B = 2 : 3
c. ZW A : ZW B = 4 : 1
- Ukur %T larutan campuran pada semua panjang gelombang dari 400-700 nm
dengan interval 10 nm
- Buat grafik %T vs panjang gelombang kelima larutan tersebut
- Konversikan nilai %T lima larutan tersebut ke dalam nilai Absorbanasi
- Buat kurva absorbansi vs panjang gelombang kelima larutan tersebut
- Dari data hasil pengukuran diatas, tentukan nilai-nilai λ1, λ2, A1, A2, B1, B2, D1 dan
D2 untuk digunakan dalam perhitungan

Sistematika Perhitungan Komposisi Komponen Zat Warna dalam Campuran


λ1 = panjang gelombang maks. zat warna A
λ2 = panjang gelombang maks. zat warna B
A1 = nilai absorbansi zat warna tunggal A pada λ1
A2 = nilai absorbansi zat warna tunggal A pada λ2
B1 = nilai absorbansi zat warna tunggal B pada λ1
B2 = nilai absorbansi zat warna tunggal B pada λ2
D1 = nilai absorbansi campuran zat warna A dan B pada λ1
D2 = nilai absorbansi campuran zat warna A dan B pada λ2

Masukkan nilai-nilai tersebut pada persamaan :


Pada λ1 : D1 = (x/m)A1 + (y/n).B1 ......... (1)
Pada λ2 : D2 = (x/m)A2 + (y/n).B2 ......... (2)

Dari persamaan (1) dan (2) dapat ditentukan harga x dan y, dimana :
x = konsentrasi zat warna A
y = konsentrasi zat warna B
DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 1.1 Data Nilai Transmitasi dan Absorbansi campuran zat warna Navacron
Dark Blue S-GL dan Navacron Red S-2G pada Panjang Gelombang 400-700 nm

Konsentrasi zat warna (g/l) Perbandingan zat warna campuran


panjang
0,02 B 0,02 M 4B : 1M 2B : 3M 1B : 4M
gelombang
%T A %T A %T A %T A %T A
400 83.0960 0.0804 58.1160 0.2357 74.5550 0.1275 68.4190 0.1648 65.8550 0.1814
410 84.3410 0.0740 58.3310 0.2341 76.3550 0.1172 69.5320 0.1578 65.7900 0.1818
420 85.2190 0.0695 57.5440 0.2400 76.8870 0.1141 68.9330 0.1616 65.3790 0.1846
430 85.4490 0.0683 57.6920 0.2389 76.9700 0.1137 69.0850 0.1606 65.6240 0.1829
440 85.4490 0.0683 58.3460 0.2340 77.0120 0.1134 69.4980 0.1580 66.0680 0.1800
450 85.1840 0.0696 58.3990 0.2336 77.1540 0.1126 69.7140 0.1567 66.0700 0.1800
460 84.6430 0.0724 57.5040 0.2403 76.4500 0.1166 68.7060 0.1630 65.0040 0.1871
470 84.6220 0.0725 55.7650 0.2536 75.7700 0.1205 67.4870 0.1708 63.4760 0.1974
480 83.6480 0.0775 54.3040 0.2652 74.3760 0.1286 66.0450 0.1802 61.9340 0.2081
490 82.2830 0.0847 53.0070 0.2757 72.9500 0.1370 64.8020 0.1884 60.4840 0.2184
500 79.9400 0.0972 50.7410 0.2946 70.6100 0.1511 62.3720 0.2050 58.3190 0.2342
510 78.1200 0.1072 48.8390 0.3112 68.4620 0.1646 60.0774 0.2213 55.9650 0.2521
520 74.9770 0.1251 48.8900 0.3108 66.3320 0.1783 59.2460 0.2273 55.5430 0.2554
530 71.1510 0.1478 50.0530 0.3006 63.9590 0.1941 58.7900 0.2307 55.8640 0.2529
540 66.3960 0.1779 50.0500 0.3006 60.5770 0.2177 57.7760 0.2383 55.2920 0.2573
550 61.4060 0.2118 52.0480 0.2836 57.6490 0.2392 56.8390 0.2454 56.1030 0.2510
560 56.5790 0.2473 60.0270 0.2217 55.7100 0.2541 59.8750 0.2228 61.1730 0.2134
570 51.5110 0.2881 73.2210 0.1354 54.2290 0.2658 64.6440 0.1895 70.1510 0.1540
580 47.1300 0.3267 85.7300 0.0669 52.2970 0.2815 68.3530 0.1652 77.5100 0.1106
590 43.8530 0.3580 93.6380 0.0285 50.5720 0.2961 70.0590 0.1545 82.1720 0.0853
600 41.9930 0.3768 97.5070 0.0110 49.4260 0.3060 70.7080 0.1505 83.8650 0.0764
610 41.1940 0.3852 99.2660 0.0032 48.8830 0.3108 70.8080 0.1499 84.5800 0.0727
620 41.1530 0.3856 99.7520 0.0011 48.7480 0.3120 70.9040 0.1493 84.6070 0.0726
630 42.1890 0.3748 99.9990 0.0000 49.9420 0.3015 71.7430 0.1442 85.4210 0.0684
640 46.9930 0.3280 99.9990 0.0000 54.3250 0.2650 74.8580 0.1258 87.3360 0.0588
650 54.7950 0.2613 99.9990 0.0000 61.6830 0.2098 79.6070 0.0990 89.9880 0.0458
660 65.9650 0.1807 99.9990 0.0000 72.0960 0.1421 86.0570 0.0652 93.9380 0.0272
670 77.1240 0.1128 99.9990 0.0000 81.3630 0.0896 91.2430 0.0398 96.6980 0.0146
680 86.0340 0.0653 99.9990 0.0000 88.7700 0.0517 95.3010 0.0209 98.8780 0.0049
690 91.2280 0.0399 99.9990 0.0000 93.7830 0.0279 97.7640 0.0098 99.9990 0.0000
700 95.2160 0.0213 99.9990 0.0000 97.0810 0.0129 99.5350 0.0020 99.9990 0.0000
120.0000

100.0000
Transmitansi
80.0000
0,02 g/L B
60.0000 0,02 g/L M
4B : 1M
40.0000
2B : 3M
20.0000
1B : 4M
0.0000
480

560

640
400
420
440
460

500
520
540

580
600
620

660
680
700
Panjang gelombang (nm)

Gambar 1.1 Grafik Hubungan Panjang Gelombang dengan Transmitan

0.4500

0.4000

0.3500

0.3000
Absorbansi

0,02 g/L B
0.2500
0,02 g/L M
0.2000
4B : 1M
0.1500
2B : 3M
0.1000
1B : 4M
0.0500

0.0000
400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600 620 640 660 680 700
Panjang gelombang (nm)

Gambar 1.2 Grafik Hubungan Panjang Gelombang dengan Absorbansi


PERHITUNGAN

1. Membuat larutan campuran dengan campuran zat warna Navacron Dark Blue S-GL
dan Navacron Red S-2G
 Campuran satu perbandingan (1B : 4M)
1
Zat warna warna Navacron Dark Blue S-GL : 5 x 2 = 0,4 mL
4
Zat warna warna Navacron Red S-2G : 5 x 2 = 1,6 mL
 Campuran satu perbandingan (2B : 3M)
2
Zat warna warna Navacron Dark Blue S-GL : 5 x 2 = 0,8 mL
3
Zat warna warna Navacron Red S-2G : 5 x 2 = 1,2 mL
 Campuran satu perbandingan (4B : 1M)
4
Zat warna warna Navacron Dark Blue S-GL : 5 x 2 = 1,6 mL
1
Zat warna warna Navacron Red S-2G : 5 x 2 = 0,4 ml

2. Pembuktian Perbandingan Campuran dengan Hasil Praktikum

λmaks Navacron Dark Blue S-GL 0,02g/l = 620 nm


λmaks Navacron Red S-2G 0,02 g/l = 510 nm

 Campuran A
Blue : Red
1:4
x:y
0,3856x + 0,0011y
AcA = 𝟎,𝟎𝟐
(0,02)(0,3120) = 0,3856x + 0,0011y
0,00624 = 0,3856x + 0,0011y ................. (1)

0,1072x + 0,3112y
Cb = 𝟎,𝟎𝟐
(0,02)(0,1646) = 0,1072x + 0,3112y
0,003292 = 0,1072x + 0,3112y ....................(2)

Substitusi persamaan (1) dan (2)


0,006240 = 0,3856x + 0,0011y |x 0,003292 |
0,003292 = 0,1072x + 0,3112y |x 0,006240 |

0,00002054 = 0,0012694x + 0,00000362y


0,00002054 = 0,00066839x + 0,00194189y
0 = 0,00060101x – 0,00193829y
0,00060101x = 0,00193829y  1 : 3,225
 Campuran B
Blue : Red
2:3
x:y
0,3856x + 0,0011y
AcA = 𝟎,𝟎𝟐
(0,02)(0,1493) = 0,3856x + 0,0011y
0,002986 = 0,3856x + 0,0011y ................. (1)

0,1072x + 0,3112y
Cb = 𝟎,𝟎𝟐
(0,02)(0,2213) = 0,1072x + 0,3112y
0,004426 = 0,1072x + 0,3112y ....................(2)

Substitusi persamaan (1) dan (2)


0,002986 = 0,3856x + 0,0011y |x 0,004426|
0,004426 = 0,1072x + 0,3112y |x 0,002986|

0,00001322 = 0,00170667 x + 0,00000487 y


0,00001322 = 0,00032010 x + 0,00092924 y
0 = 0,00138657x – 0,00092437y
0,00138657 x = 0,00092437y  2 : 1,33

Anda mungkin juga menyukai