Anda di halaman 1dari 10

JUDUL

Analisis Kadar Air Tanah Dengan Cara Pembuatan Peta Sebaran Air Tanah Daerah Telaga

1Moh. Noorhidayat Baruadi, 2Naserudin Babang, 3Veronica Salatun.

ABSTRAK
Analisis terhadap dampak lingkungan akibat pengembangan air tanah memerlukan
pemahaman terhadap kondisi cekungan air tanah dan sistem aliran tanah regional. Pemodelan air
tanah dapat digunakan untuk memberikan informasi seberapa besar aktivitas eksploitasi air tanah
yang telah terjadi saat ini, peta aliran muka air tanah aktual dan kesetimbangan air tanah (selisih air
yang masuk dan keluar dari daerah model). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
umum kondisi dan sistem aliran air tanah pada daerah Kec. Telaga, Kota Gorontalo. Pada penelitian
di 9 titik sumur yang ada Kec. Telaga, dapat diketahui bahwa beberapa warga di daerah Telaga
masih mengunakan sumber air tanah/sumur untuk kehidupan sehari-hari. Sumber air tanah di daerah
Telaga dapat di lihat pada peta yang telah di buat, dimana memperlihatkan tingkat cekungan muka
air tanah. Kualitas air di Daerah Telaga Kota Gorontalo, dari hasil analisis persyaratan kualitas air
minum berdasarakan Peraturan Menteri Kesehatan No 492/Menkes/Per/IV/2010, masilah
tergologong aman untuk di pakai dalam kehidupan sehari-hari.

PENDAHULUAN
Pemanfaatan air tanah di wilayah Provinsi Gorontalo untuk irigasi dari sumur bor dimulai
sejak tahun 1990 dan sampai saat ini makin terus berkembang seiring dengan meningkatnya
pertambahan penduduk, kegiatan pertanian dan kegiatan ekonomi lainnya. Pemanfaatan air tanah
meningkat pesat, terutama terjadi di wilayah cekungan air tanah (CAT) Telaga-Gorontalo, di mana
daerah ini merupakan wilayah pengembangan air tanah pertama di Provinsi Gorontalo yang dikelola
oleh Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT), Direktorat Irigasi, Departemen PU.

Interpretasi penentuan kerangka hidrogeologi (jenis batuan yang mengandung air) dan
geohidrologi untuk penentuan sistem cekungan air tanah dengan memanfaatkan data-data uji
pemompaan dan posisi permukaan air tanah bebas dan terkekang. Lokasi kegiatan penelitian
termasuk ke dalam wilayah pengembangan air tanah di Provinsi Gorontalo, yaitu pada Cekungan Air
Tanah Telaga-Gorontalo, terlihat pada peta lokasi penelitian Gambar 1.
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Secara geografis wilayah Provinsi Gorontalo berada di antara 0,19’ – 1,15‘ Lintang Utara dan
121,23’ – 123,43’ Bujur Timur. Posisi provinsi ini berada di bagian utara Pulau Sulawesi, yaitu
berbatasan langsung dengan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur dan Provinsi Sulawesi Tengah
di sebelah Barat, di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan
dengan Teluk Tomini.

Tujuan utama dalam melakukan evaluasi pada suatu wilayah cekungan air tanah adalah untuk
penentuan kerangka sistem air tanah yang merupakan batas dan tempat menyimpan air di bawah
permukaan tanah. Kerangka sistem air tanah ini selanjutnya diperlukan sebagai data dasar dalam
melakukan analisis dan evaluasi akhir pada tahap pengelolaan dan pengembangan pemanfaatan air
tanah dengan menggunakan pemodelan.

Untuk tercapainya tujuan dan sasaran akhir dari kegiatan penelitian ini, maka yang perlu
dilaksanakan adalah dengan inventarisasi sumber air tanahnya yang ada yakni sumur bor dalam
pompa dan artesis, dengan mengutamakan yang masih beroperasi. Semua data yang terkumpul dikaji
parameter yang berkaitan dengan air tanah seperti sebaran sumur bor, litologi bor dan karakteristik
hidraulik akuifernya berdasarkan hasil pemompaan uji. Setelah analisis, kemudian dilakukan
evaluasi sehingga gambaran sistim air tanah di CAT Telaga-Gorontalo dapat terbentuk dengan
parameter-parameternya.

METODE
Metode yang dapat digunakan pada penelitian tersebut adalah;

a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di daerah Telaga, Kota Gorontalo, dengan koordinat titik
koordinat
b. Pengambilan Data
Pengambilan data pada setiap sumur, dilakukan dengan mengunakan alat GPS untuk
menentukan titik koordinat Lokasi Penelitian, meteran untuk mengukur ketinggian muka air
tanah dengan satuan (m), thermometer infrared untuk mengukur suhu dengan satuan (oC), pH
meter untuk mengukur keasaman atau kebasaan air dengan satuan (pH),TDS meter untuk
mengukur padatan atau partikel terlarut didalam air dengan satuan (ppm), EC meter untuk
mengukur konduktivitasnya dengan satuan (mS/cm) dan Handphone untuk pengambilan foto
pengamatan.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan mengunakan software surfer.
d. Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN


Lokasi Penelitian
Pemetaan air tanah diadakan di daerah Telaga, Kabupaten Gorontalo dengan melakukan
pengukuran kedalaman sumur pada bulan Oktober dan pada musim panas yang melanda Kabupaten
Gorontalo termasuk wilayah Kecamatan Telaga selama beberapa bulan. Pengukuran kedalaman
sumur dilakukan agar dapat mengetahui seberapa besar ketinggian air tanah yang disesuaikan oleh
titik tinggi (elevasi) dari titik-titik permukiman di Daerah Telaga.

Pada penelitian di setiap titik sumur yang ada, dapat diketahui bahwa beberapa warga di
daerah Telaga masih mengunakan sumber air tanah/sumur untuk kehidupan sehari-hari. Sumber air
tanah di daerah Telaga dapat di lihat pada peta yang telah di buat, dimana memperlihatkan tingkat
cekungan muka air tanah. Pengamatan ini di lakukan pada 9 titik sumur yang ada di daerah Telaga.

Dari peta lokasi penelitian tersebut, pengambilan air sumur yang berada didaerah Telaga
terdapat 9 sumur yang menjadi bahan dalam penelitian. Dimana lokasi pengambilan air sumur yang
berbeda-beda. Untuk sumur 1-2-3 dan 4 berada di bagian barat-daya Telaga, untuk sumur 5 berada di
tengah daerah Telaga, untuk sumur 6-7 berada dibagian utara daerah Telaga sedangkan sumur 8-9
berada di bagian timur daerah Telaga.

Data-data yang diambil dalm praktikum tersebut berupa titik koordinat, elevasi, kedalaman
sumur, ketinggian permukaan air tanah, dan pH. Berikut merupakan tabel data pengamatan yang
terlampir pada tabel 1.
Tabel 1Data Pengamatan Sumur di Daesa Labanu

Berdasarkan data yang tersedia dari 9 sumur warga, didapatkan hasil analisis dari beberapa
peta seperti peta aliran air tanah, pH, TDS, EC, dan suhu sebagi berikut.

Analisis Aliran Air Tanah Daerah Telaga

Peta 2. Aliran Air Tanah daerah Telaga


Aliran permukaan akan berperan dalam mengisi cadangan air tanah yang nantinya digunakan
untuk keperluan sehari-hari. Aliran permukaan ini dihitung berdasarkan ketinggian/elevasi dari
tempat dimana sumur-sumur sampel diambil sehingga diketahui arah aliran permukaannya.
Berdasarkan hasil pengukuran air sumur di Daerah Telaga menunjukkan bahwa aliran air
permukaan mengalir dari sumur 6-7 dari arah Utara menuju dan mengisi cadangan air didaerah
tenggara daerah Telaga. Pada bagian selatan, pada sumur 8-9 air permukaan akan mengalir kearah
timur Daerah Telaga. Sedangkan di arah barat-daya pada sumur 1-2-3 dan 4 air permukaan akan
mengalir kearah timur-laut pada sumur 5 dan juga mengisi cadangan air tanah dibagian timur Telaga.
Cadangan air terbanyak tentunya didapatkan di sumur 5 karena muara dari aliran semua air akan
bertemu di tempat tersebut berdasarkan Peta Aliran Air Permukaan di Daerah Telaga.

Analisis Penyebaran pH Daerah Telaga

Peta 3. Analisis Penyebaran pH Daerah Telaga


Analisis pH mencerminkan keadaan larutan sehingga dapat diketahui kecenderungan reaksi
kimia yang terjadi serta pengendapan materi yang menyangkut reaksi asam basa. Nilai pH tertinggi
terletak pada daerah Utara Telaga dengan nilai pH adalah 7.7, anomali ini diduga berasal bahan-
bahan pencemar yang digunakan pada daerah perkebunan dan pemukiman.
Analisis Penyebaran TDS Daerah Telaga

Peta 4. Analisis Penyebaran TDS Daerah Telaga


Total padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut
dalam air, mineral dan garam-garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik
berupa ion-ion yang umum dijumpai di perairan, seperti air buangan sering mengandung molekul
sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, pada buangan rumah tangga dan industry pencucian.
Nilai TDS tertinggi terdapat pada bagian selatan Telaga yaitu 540 ppm. Daerah-daerah
bagian selatan Telaga tersebut merupakan daerah yang dekat dengan pemukiman, dan bagian utara
merupakan daerah perkebunan. Oleh karena itu, diduga bahwa nilai TDS yang tinggi dipengaruhi
oleh pengaruh limbah pemukiman karena membawa TDS dari bagian selatan Telaga.
Analisis Pengolahan data EC

Peta 5. Pengolahan data EC


EC (Electrical Conductivity) merupakan parameter yang menunjukan konsentrasi ion-ion
yang terlarut dalam nutrisi air, semakin banyak ion yang terlarut, maka semakin tinggi pula nilai EC
pada air tersebut. Dilihat pada peta EC diatas, dapat diketahui bahwa nilai EC daerah Telaga dengan
rentang antara 200-1200 us/cm dengan nilai tertinggi dari hasil analisis terdapat pada bagian selatan
Telaga.
Analisis Suhu

Peta 6. Suhu
Suhu air yang baik harus memiliki temperatur yang sama dengan temperatur udara (20°-
30°C). Air yang sudah tercemar mempunyai temperatur di atas atau dibawah temperatur udara. Dari
hasil analisis berdasarkan peta suhu daerah Telaga dapat dikatakan bahwa suhu tertinggi terdapat
pada bagian barat-daya Telaga yaitu 29° C. Suhu bagian timur-laut Telaga relatif hampir sama
dengan dibagian barat-daya yaitu 27° C.

Analisis Kualitas Air Daerah Telaga


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 492/Menkes/Per/IV/2010, persyaratan kualitas air
minum sebagai berikut :
Tabel 2 Parameter Kualitas Air Minum (Peraturan Menteri Kesehatan
No492/Menkes/Per/IV/2010)
Dengan melakukan perbandingan data Sumur dengan persyaratan kualitas air menurut
Peraturan Menteri Kesehatan No 492/Menkes/Per/IV/2010, didapatkan hasil berdasarkan
pengamatan dari setiap sampel sumur di Daerah Telaga. Dari 9 sumur tersebut, semua sumur di
lokasi penelitian tidak memiliki Bau dan Rasa, tetapi terdapat beberapa sumur yang memiliki Warna
agak sedikit kekuningan.
Untuk hasil pegamatan TDS pada setiap sampel sumur di Daerah Telaga, diketahui bahwa
nilai TDS yang berkisar anatara 160-540 mg/L dengan batas maksimum nilai TDS adalah 1000 mg/L
sehingga masih dapat dikatakan aman. Sedangkan untuk pH sumur tersebut memiliki nilai pH antara
7.1-7.7 yang menunjukkan Air sumur tersebut masih tergolong memiliki pH normal(netral).

KESIMPULAN
Pola aliran air tanah Daerah Telaga berdasarkan hasil analisis dengan cadangan air terbanyak
tentunya didapatkan di sumur 5 karena muara dari aliran semua air akan bertemu di tempat tersebut
berdasarkan Peta Aliran Air Permukaan di Daerah Telaga.
Analisis pH Daerah Telaga menunjukkan rentang 7.1 – 7.7 dengan nilai pH tertinggi terletak
pada daerah utara Telaga. TDS Daerah Telaga menunjukkan rentang 160-540 ppm, dengan TDS
tertinggi terdapat pada bagian selata Telaga, nilai TDS yang tinggi dipengaruhi oleh pengaruh limbah
pemukiman karena membawa TDS pada bagian selatan Telaga. Pengolahan data EC menunjukkan
rentang 200-1200 dengan nilai EC tertinggi terletak pada daerah selatan Telaga. Pengolahan data EC
menunjukkan rentang 27-29 dengan nilai EC tertinggi terletak pada daerah selatan Telaga.
Kualitas air di Daerah Telaga Kota Gorontalo, berdasarakan Peraturan Menteri Kesehatan
No 492/Menkes/Per/IV/2010, persyaratan kualitas air minum. Masilah tergologong aman untuk di
pakai dalam kehidupan sehari-hari.

UCAPAN TERIMAKSIH
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah swt, karena kehendak dan ridhaNya peneliti dapat
menyelesaikan jurnal ini. Peneliti sadari jurnal ini tidak akan selesai tanpa doa, dukungan dan
dorongan dari berbagai pihak. Adapun dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T Selaku Dosen Mata Kuliah
Pemodelan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman yang telah berpartisiasi
dalam penelitian dan pembuatan jurnal ini, serta kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penelitian
ini sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003. ”Penyelidikan/Survey Potensi Air Bawah Tanah Cekungan Air Tanah Gorontalo
di Wilayah Provinsi Gorontalo”. Dinas Pertambangan Dan Energi, Pemerintah
Provinsi Gorontalo.

Lilan S. Mantawali, UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI PADA TOPOGRAFI TANAH
MIRING dan TANAH DATAR di LIHAT dari BAKTERI COLIFORM dan
ESCHERICHIA coli di DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA
KABUPATEN GORONTALO. 2012.

Pulung A. Pranantya, Heni Rengganis, INTERPRETASI GEOHIDROLOGI UNTUK


PENENTUAN SISTEM CEKUNGAN AIR TANAH LIMBOTO-GORONTALO.
ttttttttJurnal Teknik Hidraulik, Vol. 6 No. 2, Desember 2010: 95 – 192.

Anda mungkin juga menyukai